Alur dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu alur kronologis dan alur tidak kronologis Nurgiyantoro, 2007: 153-156. Alur kronologis disebut juga alur
lurus atau alur maju, yaitu struktur yang peristiwa-peristiwanya disusun secara kronologis; peristiwa-peristiwa yang pertama diikuti oleh peristiwa-peristiwa
yang kemudian atau secara runtut cerita dimulai dari tahap awal penyituasian, pengenalan, pemunculan, konflik, tahap tengah konflik meningkat, klimaks,
dan tahap akhir penyelesaian. Alur tidak kronologis disebut sebagai alur sorot balik flash back atau alur
mundur, yaitu urutan kejadian tidak tersusun atau dimulai dari tahap awal, melainkan disusun dari akhir atau tengah cerita, baru kemudian ke tahap awal
cerita. Dengan demikian, dapat disimpulkan alur adalah rangkaian peristiwa yang terdapat di dalam sebuah cerita. Dengan adanya alur ini, pembaca dapat lebih
mengerti jalannya cerita yang disampaikan oleh pengarang.
2.4 Psikologi Sastra
Psikologi berasal dari kata Yunani psyche, yang berarti jiwa , dan logos yang berarti ilmu. Jadi psikologi berarti ilmu jiwa atau ilmu yang menyelidiki dan
mempelajari tingkah laku manusia Atkinson dalam Albertine Minderop, 2011:3. Psikologi sastra adalah telaah karya sastra yang diyakini mencerminkan
proses dan aktivitas kejiwaan. Dalam menelaah suatu karya psikologis hal penting yang perlu dipahami adalah sejauh mana keterlibatan psikologi pengarang dan
kemampuan pengarang menampilkan para tokoh rekaan yang terlibat dengan masalah kejiwaan Albertine Minderop, 2011:55.
Psikologi sastra dipengaruhi oleh beberapa hal. Pertama, karya sastra merupakan kreasi dari suatu proses kejiwaan dan pemikiran pengarang yang
berada pada situasi setengah sadar subconscious yang selanjutnya dituangkan ke dalam bentuk conscious Endraswara, dalam Albertine Minderop. Kedua, telaah
psikologi sastra adalah kajian yang menelaah cerminan psikologis dalam diri para tokoh yang disajikan sedemikian rupa oleh pengarang sehingga pembaca merasa
terbuai oleh problema psikologis kisahan yang kadang kala merasakan dirinya terlibat dalam cerita Albertine Minderop, 2011:55.
Rene Wellek dan Austin Warren dalam Kutha Ratna, 2009:41 menunjukkan empat model pendekatan psiokologis yang dikaitkan dengan
pengarang, proses kreatif, karya sastra, dan pembaca. Meskipun demikian, pendekatan psikologis pada dasarnya berhubungan dengan pengarang dan karya
sastra, dan pembaca dengan pertimbangan bahwa pendekatan psikologis lebih banyak berhubungan dengan pengarang dan karya sastra.
Berdasarkan pendapat-pendapat para tokoh di atas, dapat disimpulkan bahwa psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang segala tingkah laku dan
kejiwaan yang terdapat pada manusia. Psikologi sastra sendiri dapat disimpulkan sebagai ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku dan kejiwaan yang terdapat
pada suatu karya sastra. Psikologi sastra ini dapat dilihat dari aspek pengarang, pembaca, dan tokoh dalam karya sastra.
2.5 Psikologi Abraham Maslow