51
BAB IV ANALISIS UNSUR TOKOH, PENOKOHAN, LATAR,  DAN ALUR
Dalam  bab  ini  akan  dianalisis  empat  unsur  intrinsik  yaitu  tokoh, penokohan,  latar, dan alur  dalam novel  Namaku  Mata  Hari  karya Remy  Sylado.
Peneliti  menganalisis  tokoh  utama  yang  mengalami  konflik  batin  dan  tokoh tambahan  yang  membentuk  konflik  batin  tokoh  Mata  Hari.  Setelah  itu  peneliti
menganalisis  penokohan  yang  terjadi  pada  tokoh  utama  dan  tokoh  tambahan. Selanjutnya,  peneliti  menganalisis  latar  yang  membentuk  konflik  batin  tokoh
Mata Hari. Latar yang dianalisis adalah latar tempat, latar waktu, dan latar sosial. Setelah  itu  peneliti  menganalisis  alur  yang  terjadi  di  dalam  novel  Namaku  Mata
Hari karya Remy Sylado.
4.1 Analisis  Tokoh dan Penokohan
Sayuti  dalam  Wiyatmi,  2006:30  menjelaskan  tokoh  adalah  para  pelaku yang  terdapat  dalam  sebuah  fiksi.  Tokoh  dalam  fiksi  merupakan  ciptaan
pengarang,  meskipun  dapat  juga  merupakan  gambaran  dari  orang-orang  yang hidup  di  alam  nyata.  Menurut  Nurgiyantoro  2007:176,
tokoh  yang  disebut pertama  adalah  tokoh  utama  cerita,  sedang  yang  kedua  adalah  tokoh  tambahan.
Tokoh  utama  adalah  tokoh  yang  diutamakan  penceritaannya  dalam  novel  yang bersangkutan.  Tokoh  tambahan  dalam  keseluruhan  cerita  lebih  sedikit,  tidak
dipentingkan, dan kehadirannya hanya jika ada keterkaitannya dengan tokoh
utama,  secara  langsung  ataupun  tak  langsung.  Menurut  Sudjiman  1988:23, penokohan adalah penyajian watak tokoh dan penciptaan citra tokoh.
4.1.1 Tokoh Utama
Tokoh utama yang terdapat dalam novel Namaku Mata Hari karya Remy Sylado  adalah  Mata  Hari.  Mata  Hari  merupakan  tokoh  yang  paling  diutamakan
dan yang mengalami banyak masalah dalam kehidupannya, sehingga tokoh Mata Hari selalu mengalami konflik batin yang terjadi di dalam dirinya.
Semula  nama  asli  dari  Mata  Hari  adalah  Margaretha  Geertruida,  itu merupakan  nama  pemberian  dari  ayahnya.  Mata  Hari  merupakan  wanita  Indo-
Belanda, karena ibunya berasal dari Indonesia dan ayahnya berasal dari Belanda. Mata  Hari  mengganti  namanya  setelah  berada  di  Indonesia,  tepatnya  di  daerah
Ambarawa. Nama ‘matahari‟ pertama kali dia dengar dari babunya yang bernama Nyai  Kidhal.  Mata  Hari  mendengar  nama  itu  ketika  Nyai  Kidhal  menyanyikan
lagu nina bobo untuk anaknya Norman John. Mata Hari digambarkan  tokoh  yang mengalami  konflik batin karena ulah
dari  suaminya  MacLeod  yang  sering  dipanggil  Ruud.  Selain  itu,  perbuatan  yang dibuat  oleh  suaminya  ini  membuat  Mata  Hari  frustasi  sehingga  dia  menjadi
seorang  vrijdenker.  Rasa  sakit  batin  yang  dialami  oleh  Mata  Hari,  membuat dirinya  nekat  membuka  celana  serta  mengangkang  untuk  senang-senang  dengan
sejumlah  lelaki  dari  kalangan  perwira  dan  pejabat  tinggi.  Sampai  akhirnya  Mata Hari menjadi seorang sundal kelas tinggi dan terus menari dengan telanjang. Mata
Hari  juga  digambarkan  sebagai  sosok  perempuan  yang  mempunyai  pengalaman yang luas, pemberontak, dan dia selalu percaya diri dengan keadaannya.
4.1.2 Tokoh Tambahan
Tokoh  tambahan  yang  terdapat  dalam  novel  Namaku  Mata  Hari  karya Remy  Sylado  adalah  John  Rudolph  MacLeod,  Heer  Wybrandus  Hanstra,  kakak
perempuan  Ruud,  Cremer,  Nyai  Kidhal,  Mamah,  Norman  John,  Clockener Brousson,  Jeane  Louisa,  adik  Nyai  Kidhal,  Luypen  SJ,  Suster  Kepala,  Meneer
Breda dan istrinya, Pangeran Haryo Sosroningrat, Mbah Kung, Didik dan istrinya, Astri, Wiggers, Van de Bers, Clunet, Von Kalle, Von Bayerling, Ladoux, Astruc,
Bouchardon, Maslow,  Lintjens, Pere, Soeur. Akan tetapi,  peneliti hanya meneliti tokoh  tambahan  John  Rudolph  MacLeod  dan  Heer  Wybrandus  Hanstra  yang
menyebabkan konflik batin pada tokoh Mata Hari.
4.1.2.1 John Rudolph MacLeod Ruud
John  Rudolph  MacLeod  atau  yang  sering  dipanggil  Ruud  merupakan tokoh  tambahan  yang  paling  menyebabkan  konflik  batin  pada  tokoh  Mata  Hari.
John Rudolph MacLeod adalah suami Mata Hari . John Rudolph MacLeod berasal dari  Skotland  dan  seorang  perwira  ketentaraan  Belanda  yang  bertugas  di
Indonesia. Kegemaran dari John Rudolph MacLeod ini adalah melacur, sehingga menyebabkan  kedua  anaknya  yang  bernama  Norman  John  dan  Jeanne  Louisa
mengalami  penyakit  sifilis  yang  berasal  dari  John  Rudolph  MacLeod.  John Rudolph MacLeod digambarkan sebagai orang yang suka bohong, menyakiti hati
istrinya  dengan  cara  main  perempuan,  mudah  marah,  dan  suka  ngotot  dengan pendapatnya.
4.1.2.2 Heer Wybrandus Hanstra
Heer Wybrandus
Hanstra merupakan
tokoh tambahan
yang kemunculannya  sangat  sedikit  dan  penceritaannya  sangat  pendek.  Heer
Wybrandus  Hanstra  adalah  guru  di  sekolahannya  Mata  Hari  yang  bertempat  di Bewaarschool. Gurunya ini digambarkan memiliki penampilan yang norak, tetapi
dia  cinta  kepada  Mata  Hari.  Heer  Wybrandus  Hanstra  inilah  yang  pertama  kali membuat  Mata  Hari  menjadi  tidak  perawan  lagi.  Setelah  membuat  Mata  Hari
tidak perawan, gurunya ini langsung menghilang tanpa diketahui keberadaannya. Hal  inilah  yang  membuat  Ruud  kecewa  kepada  Mata  Hari  yang  sudah  tidak
perawan lagi karena telah diperawani oleh gurunya sendiri.
4.1.3 Penokohan 4.1.3.1 Tokoh Utama
4.1.3.1.1 Mata Hari
Mata  Hari  merupakan  wanita  Indo-Belanda,  karena  ibunya  berasal  dari Indonesia  dan  ayahnya  berasal  dari  Belanda.  Mata  hari  bekerja  sebagai  seorang
penari dan pelacur, itu semua dilakukan oleh Mata Hari  karena bakat. Mata Hari pun  tidak  suka,  jika  ada  orang  yang  mencibiri  atau  mengejek  bakat  yang
dimilikinya itu. Mata Hari justru bangga menjadi wanita yang bekerja seperti itu. Mata Hari pun mengakui kejujurannya menjadi seorang pelacur karena bakat. Hal
ini  ditunjukkan  pengarang  dengan  metode  langsung  1,  3,  dan  metode  tidak langsung 2 melalui kutipan berikut:
1 Aku Mata Hari
Aku  minta  dengan  hormat  kepada  kalian,  Pere  dan  Soeur,  sebagai orang  yang  memilih  selibat  di  Prancis  sini,  janganlah
segampangnya mencibiri bakat jalang-sundal-lacur. Aku pelacur tulen.
Tapi aku penari sejati. Dan aku Belanda berdarah Indonesia hlm. 9.
2 Aku tidak boleh menyangkal pada suara hatiku, bahwa alasan yang
mendorong kemauanku untuk menjadi pelacur adalah bakat hlm. 9.
3 Lebih  dulu,  aku  harus  menandaskan,  bahwa  aku  bangga  menjadi
diriku seperti ini, adalah dasarnya karena keputusan hati itu hlm. 10.
Matahari  memang  sudah  mempunyai  suami  bernama  MacLeod  yang sering dipanggil Ruud. Mata Hari menikah dengan Ruud sejak berumur 18 tahun.
Dalam  pernikahannya  dengan  Ruud,  Mata  Hari  selalu  berfikir  cemar  atau  buruk kepada suaminya. Sebenarnya, pikiran cemar itu pertama kali berasal dari fikiran
orang  lain  saja.  Kejadian  ini  membuat  Mata  Hari  kecewa  akan  perbuatan suaminya itu dan dia tidak pernah munafik. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan
metode tidak langsung melalui kutipan berikut: 4
Aku  menjadi  begini  karena  suamiku  MacLeod  yang  aku  panggil Ruud. Dialah yang mendorong aku berpikir cemar. Dan, setelah itu,
aku  membuktikan,  bahwa  tidak  ada  lelaki  yang  begitu  tangguh untuk  sanggup  bertahan  terhadap  godaan  wanita,  ketika  mereka
harus  menerima  arti  kehidupan  nyata,  bahwa  tidak  akan  ada keindahan  paripurna  atas  naluri  lelaki  selain  di  dalam  vagina.  Di
situ  aku  mencatat  dalam  ingatan,  sejumlah  pejabat  tinggi  negara dan para perwira militer yang biasa berdiri di depan rakyat dengan
memasang  muka-muka  kudus  tapi  di  dalam  otaknya  tersembunyi pikiran-pikiran kudis atas semata-mata sensasi ranjang hlm. 11.
Hari  pertama  setelah  menikah  dengan  Ruud,  Matahari  mulai  merasa tersinggung  dengan  suaminya  itu.  Saat  pertama  kali  mereka  bercinta,  Mata  Hari
merasa  tersiksa  dan  merasa  jengkel.  Ruud  saat  bercinta  dengan  Mata  Hari melakukannya tidak dengan rasa cinta, tetapi  seperti singa lapar. Setelah  mereka
melakukan hubungan intim, Ruud pun merasa kecewa terhadap Mata Hari karena Mata  Hari  sudah  tidak  perawan  lagi.  Hal  ini  ditunjukkan  pengarang  dengan
metode langsung 5 dan tidak langsung 6, 7 melalui kutipan berikut: 5
Aku  mulai  tersinggung  pada  Ruud  sejak  hari  pertama perkawinanku. Selain cerewet pikirannya jadul.
Mula-mula  aku  tersiksa  pada  kali  pertama  kami  bercinta,  dan  itu akan menjadi gangguan konsentrasi setiap kami bersenggama. Aku
kewalahan, karena dia berlaku seperti singa lapar hlm. 29.
6 Kemudian  yang  paling  menjengkelkan,  dalam  relaksasi  sehabis
senggama untuk pertama kalinya, dia duduk merengut di atas sofa, tak mau bicara, wajahnya seperti tersiram cuka hlm. 29.
7 “Aku mau bertanya,” kata dia.
“Aku menunggu,” jawabku. Dia bukan bertanya, tapi menyelidik, dan aku benci caranya ini.
“Kamu tidak perawan,” katanya hlm. 31.
Mata Hari mengalami  tekanan batin selama pernikahannya dengan Ruud. Mata Hari tidak terima, karena dia disamakan dengan monyet oleh Ruud. Hal itu
dikatakan  oleh  Ruud,  karena  Mata  Hari  sudah  tidak  perawan  lagi.  Mata  Hari merasa  tidak  terima  disamakan  dengan  monyet.  Dia  marah,  kemudian  saudara
Ruud  muncul.  Hal  ini  ditunjukkan  pengarang  dengan  metode  tidak  langsung melalui kutipan berikut:
8 “Silahkan bilang, mumpung ada kakakmu di sini, bahwa kamu mau
menceraikan  perempuan  18  tahun  yang  sama  dengan  monyet karena  tidak  perawa,”  kataku,  rasanya  aku  benar-benar  terserang
bludrek. “Kalau ya, sekarang juga aku tinggalkan rumah kakakmu ini.
” hlm. 32.
Sebagai  seorang  wanita,  Mata  Hari  pun  mempunyai  sifat  iba  kepada ibunya.  Ibunya  sering  diperlakukan  kasar  oleh  ayahnya,  karena  perusahaan  topi
milik  ayahnya  bangkrut.  Ayahnya  yang  mudah  marah  dan  dia  selalu  menyakiti istrinya  atau  Antje  van  der  Meulen,  ibu  dari  Mata  Hari.  Mata  Hari  tidak  terima
dengan perlakuan ayahnya kepada ibunya dan Mata Hari ingin ibunya bisa tegas untuk melawan itu.  Perlakuan ayahnya terhadap ibunya itu, membuat Mata Hari
gregetan  dan  ingin  mengajak  ayahnya  berkelahi.  Hal  ini  ditunjukkan  pengarang dengan  metode  tidak  langsung  9  dan  metode  langsung  10  melalui  kutipan
berikut: 9
Ibuku  wafat  ketika  aku  berusia  14  tahun,  bersamaan  dengan  saat getaran badani mendambakan lelaki dalam imajinasi sekitar wortel
atau  kentang.  Ibu  tidak  tahan  didera  geram  oleh  tenahak  ayah. Ayah  merasa  sangat  terhina  karena  usahanya  membuat  topi  sudah
di  tepian  bangkrut,  terkalahkan  oleh  saingan  topi-topi  pabrikan yang  diimpor  dari  Jerman,  Prancis,  bahkan  Amerika  yang  lebih
bagus.  Dan  apabila  bangkit  rasa  marah  karena  getirnya,  Ayah memilih  mabuk,  lantas  ujungnya  gampang  main  tangan  terhadap
Ibu.  Ibu  sendiri  terlalu  nrimo-ini  sifat-sifat  Jawa  dalam kepribadiannya,  sehingga  dia  kurang  berani  untuk  menjadi  tegas
terhadap Ayah. Mauku, kalau Ibu bisa tegas, maka Ibu harus melawan Ayah, yang
selain karena seenak udel, juga lembek menghadapi nasibnya hlm. 19.
10 Aku sering gregetan melihat Ibu mengalah. Rasanya kalau aku jadi
Ibu, dan berhadapan dengan suami seperti Ayah, aku akan ajak dia berkelahi  di  atas  ring  tinju,  lantas  sebelum  aba-aba  aku  akan
langsung memukulnya
tanpa jeda,
lalu menendang
selangkangannya, kena wortelnya atau kentangnya, biar dia nyaho, biar dia kapok hlm. 19.
Mata Hari pun juga mendapatkan kekerasan fisik dari Ruud suaminya itu. Ruud  main  tangan  kepada  Mata  Hari  dengan  cara  menamparnya,  sehingga  Mata
Hari  terpelanting  dan  akhirnya  pingsan.  Hal  ini  ditunjukkan  pengarang  dengan metode tidak langsung melalui kutipan berikut:
11 Tiba-tiba  aku  terpelanting.  Mata  berkunang-kunang.  Ruud  telah
main  tangan.  Dia  tampar  aku.  Kuat  sekali.  Aku  terhuyung  ke dinding.  Jatuh.  Terjerembab  di  lantai.  Setelah  itu  aku  tidak  ingat
apa-apa. Aku pingsan hlm. 33.
Kemudian  Mata  Hari  balas  dendam  gara-gara  perbuatan  suaminya  itu.
Maka  dari  itu,  Mata  Hari  selalu  berhubungan  dengan  pejabat  tinggi  negara  dan perwira militer. Mata Hari Cuma ingin membuktikan, bahwa tidak ada lelaki yang
tahan dengan godaan wanita. Akhirnya Mata Hari benci dengan Ruud, karena dia lelaki  yang  tidak  pernah  jujur  dan  selalu  mempermainkan  perasaan  Mata  Hari.
Ketika  dia  mengandung  anak  yang  pertama,  Mata  Hari  mendengar  desas  desus berita  tentang  Ruud.  Sikap  suaminya  ini,  membuat  Mata  Hari  jengkel.  Hal  ini
ditunjukkan  pengarang  dengan  metode  tidak  langsung  12  dan  13  melalui kutipan berikut:
12 .....Dan, sumpah demi ibuku, aku benci MacLeod karena dia lelaki
yang paling  tidak jujur di dunia hlm. 9. 13
Apabila dia pulang pada larut malam, langkahnya terseret baunya alkohol,  dan  dalam  sadar  tak  sadar  dia  bukan  mengajak  tapi
memaksa aku bersetubuh dengan caranya yang macam singa lapar. Sampai  usia  kehamilanku  tiga  bulan,  dia  masih  melakukan  ini.
Setelah  kakaknya  mengatakan  itu  tidak  baik  bagi  kesehatan,  dia lebih  sering  ke  luar  rumah,  pergi  sepanjang  malam,  dan  pulang
pada pagi harinya. Desas desus yang sampai di telingaku itu, adalah dia  pergi  ke  suatu  tempat  di  mana  selama  ratusan  tahun  ini  orang
biasanya menjual dan membeli cinta hlm. 40.
Mata  Hari  mempunyai  bakat  menjadi  seorang  penari  sejak  kecil.  Dia bilang seperti itu kepada kakak iparnya, sewaktu berjalan-jalan di Alun-alun Dam.
Mata  Hari  dan  kakak  iparnya  melihat  tarian  itu.  Mata  Hari  senang  dan membayangkan  jika  menjadi  seorang  penari.  Hal  ini  ditunjukkan  pengarang
dengan metode langsung melalui kutipan berikut: 14
Aku jawab, “Sejak kecil aku suka menari.” Malahan aku membayangkan, jika aku menjadi penari dan aku kira
bisa  memperoleh  nafkah  darinya  kalau  itu  dilakukan  di  tempat- tempat  khusus,  maka  aku  ingin  tarianku  mampu  menyihir
penonton.  Dalam  anganku,  mungkin  tarian  yang  bisa  menyihir orang  itu  mesti  dilakukan  dengan  tubuh-roh-jiwa  yang  menyatu.
Kira-kira  idealnya,  menari  dengan  dua  tangan,  tapi  tampak  bagai empat  tangan,  seperti  empat  tangan  dalam  patung  Dewa  Siwa  di
Rijksmuseum itu yang selalu menggoda perhatianku hlm. 38.
Akhirnya, Mata Hari pun menjadi seorang ibu dan dia pun harus menyusui anaknya.  Dia  melahirkan  anaknya  yang  pertama  dan  diberi  nama  Norman  John.
Mata  Hari  sangat  terharu  dan  gembira  melahirkan  anaknya  yang  pertama  pada bulan  yang  kesembilan  tepat.  Mata  Hari  melahirkan  anaknya  dengan  selamat,
walaupun ada desas desus bahwa kelahiran anaknya yang pertama ini tidak sehat. Hal  ini  ditunjukkan  pengarang  dengan  metode  tidak  langsung  15  dan  metode
langsung 16 melalui kutipan berikut: 15
Sumpah  demi  ibuku,  aku  tidak  dapat  dengan  mudah mengungkapkan  perasaan  yang  sebenarnya  melihat  kenyataan  aku
telah menjadi ibu hlm. 45.
16 Mestinya sebagai perempuan, aku bangga bisa melahirkan dengan
selamat.  Dengan  bisa  melahirkan,  maka  aku  merasa  telah  sampai pada ancangan perdana dari naluri keinsanian wanita, yaitu menjadi
ibu dan meneteki anak. Namun,  di  saat  bangga,  tak  urung  aku  tawarhati  juga.  Ada  bisik-
bisik  orang  yang  sampai  pula  di  telingaku,  bahwa  anakku  lahir tidak  sehat,  dibayang-bayangi  jejak  kelakuan  ayah  anak  itu  yang
nakal hlm. 46.
Mata Hari merasa sangat senang, karena Ruud akan dipindah tugaskan di Indonesia. Ruud ditugaskan di Jawa Tengah, tepatnya di daerah Ambarawa. Mata
Hari  merasa  senang,  karena  Indonesia  merupakan  negara  asal  ibunya  dulu  yang kini  sudah  diambil  oleh  Tuhan.  Dia  berkeinginan  menggali  dan  menemukan
budaya-budaya  yang  ada  di  pulau  Jawa.  Hal  ini  ditunjukkan  pengarang  dengan metode langung melalui kutipan berikut:
17 Aku  senang  sekali  akan  segera  berangkat  ke  Indonesia.  Sudah
keluar besluit dari pemerintah untuk penugasan Ruud ke indonesia. Dia  ditugaskan  bukan  di  Jawa  Timur,  melainkan  Jawa  Tengah,
ditempatkan di Ambarawa. Aku  bilang  senang  bisa  ke  Indonesia,  ke  daerah  pusat  tamadun
Jawa,  karena  itulah  saatnya  aku  menggali  dan  menemukan  roh budaya moyang ibuku yang tulen, yang akan menjadi modal ilham
bagi  sebuah  cita-cita  yang  tak  pernah  aku  katakan  kepada  Ruud kecuali di depan patung Siwa di Rijksmuseum hlm. 46.
Mata Hari, setelah berada di Indonesia tepatnya di daerah Ambarawa juga mempelajari  bahasa  Jawa  dan  ilmu  tentang  pawestren  atau  kewanitaan.  Dia
mempelajari itu semua dari babunya yang bernama Nyai Kidhal. Salah satu ilmu tentang  pawestren  yang  diajari  oleh  Nyai  Kidhal  bahwa  sebagai  wanita  itu  tidak
boleh makan nanas. Itu semua harus dihindari agar tidak becek. Mata Hari sangat senang mendapat ilmu dari Nyai Kidhal, karena itu ilmunya raja-raja di Surakarta
dan  Yogyakarta  yang  menganggap  pawestren  becek  itu  musibah.  Hal  ini ditunjukkan pengarang dengan metode tidak langsung melalui kutipan berikut:
18 Di  tempat  mandi  terbuka  dan  bebas  ini,  tak  sengaja  aku
mendapatkan  ilmu  tentang  seks  Jawa  dari  Nyai  Kidhal.  Asalnya aku  tertarik  melihat  buah  nanas  yang  merah  merangsang,  tumbuh
liar  di  bawah  pohon  pisang.  Aku  menyuruh  Nyai  Kidhal mengambilnya untukku, dan Nyai Kidhal melarang hlm. 61.
Mata Hari merupakan sosok wanita yang jujur dan tidak suka bertele-tele. Dia tidak pernah munafik atau berpura-pura pada dirinya sendiri, apalagi masalah
seks. Dia memang membutuhkan lelaki untuk diajak bercinta dan dia tidak dapat menahan  nafsu  yang  terjadi  pada  dirinya.  Hal  ini  ditunjukkan  pengarang  dengan
metode tidak langsung melalui kutipan berikut: 19
Kenapa  harus  pura-pura  menahan  nafsu  kalau  nafsu  merupakan bagian dari keindahan kodrati manusia? hlm. 64.
Seiring berjalannya waktu, Mata Hari mengandung anak yang kedua buah cintanya  dengan  suaminya  Ruud.  Di  saat  kehamilan  anaknya  yang  kedua  Mata
Hari  bingung,  pikirannya  mulai  terganggu  gara-gara  sifat  suaminya  Ruud.  Ruud bukannya  bersuka  cita  atau  bangga  atas  kehamilan  anaknya  yang  kedua.  Ruud
justru  meminta  kepada  Mata  Hari,  agar  dapat  berhubungan  intim  dengan pembantunya  Nyai  Kidhal.  Hal  ini  sungguh  di  luar  dugaan  Mata  Hari,  mengapa
Ruud  bisa  berfikiran  seperti  itu.  Seharusnya  Ruud  sebagai  seorang  ayah  harus dapat bertanggung jawab dan selalu menjaga Mata Hari, karena Mata Hari sedang
mengandung anaknya yang kedua. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode langsung melalui kutipan berikut:
20 Di  luar  akal  sehat,  di  saat  harusnya  Ruud  sukacita  karena  akan
punya  anak  lagi  dari  istri  yang  mencintainya,  malah  tanpa  rasa kagok  atau  canggung,  bisa-bisanya  dia  mengajukan  kemauannya-
bukan usul, bukan juga minta izin, tapi maklumat-bahwa dia ingin memanfaatkan  Nyai  Kidhal  untuk  semata-mata  bisa  bersetubuh
dalam masa berpantang supaya tidak mengganggu kehamilanku. Bukan  alang  kepalang  marahku  sampai-sampai  cangkir  kopi  yang
baru  aku  aduk  gula  terpaksa  aku  taruh  di  atas  meja  dengan  cara melepasnya.
“Apa kamu sudah gila?” kataku. “Hei  Kamu  sendiri  yang  pernah  minta  supaya  aku  jujur.  Nah
sekarang aku jujur.”
“Tapi itu gila,” kataku berang. “Kenapa gila?” katanya naif. “Aku pikir ini realistis.”
Sesaat  mulutku  terkatup.  Aku  tidak  bisa  bicara.  Aku  tidak  bisa terima. Mana mungkin aku menerima ide anjing begini? Anjingnya
pun anjing gila hlm. 65
Mata  Hari  dulunya  berasal  dari  keluarga  Katolik,  karena  pengalaman hidupnya  yang  terjadi  saat  ini  ia  menjadi  seorang  vrijdenker.  Vrijdenker  ini
mempunyai arti pemikir bebas. Mata Hari percaya, bahwa orang-orang vrijdenker ini  sepertinya  lebih  disukai  Tuhan.  Untuk  itu,  Mata  Hari  tidak  pernah  ke  gereja
dan tidak lagi  mengingat  adanya Tuhan. Ketika ada masalah dalam keluarganya, Mata  Hari  mengingat  tradisi  Barat.  Mata  Hari  percaya  bahwa  pertolongan  yang
paling  ampuh  adalah  nasihat  dari  pihak  gereja,  yaitu  dari  gembalanya.  Tetapi Mata  Hari  ragu-ragu,  apakah  pastor  bisa  menolong  Mata  Hari  yang  kini  hanya
sebagai vrijdenker.  Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode tidak langsung melalui kutipan berikut:
21 Tapi,  pertanyaanku  berikut,  adakah  ‘pastoor‟  di  Semarang  yang
bisa menolongku sebagai orang yang berlatar Katolik dan sekarang ikut-ikutan jadi vrijdenker? hlm. 69.
Ketika Norman John meninggal dunia, Mata Hari bercakap-cakap kepada pastor  dengan  menggunakan  bahasa  Belanda  dialek  Limburg.  Pastor  itu  datang
saat anak Mata Hari ini meninggal. Pastor ingin mendoakan Norman John, tetapi pastor  bertanya  kepada  Mata  Hari,  apakah  Mata  Hari  Katolik?  Jika  Mata  Hari
katolik,  pastor  akan  mendoakan  jenazah  Norman  John.  Mata  Hari  terasa terpojokan  dengan  pertanyaan  dari  pastor  tersebut.  Padahal  kalau  ikhlas
mendoakan  arwah  yang  sudah  meninggal  tidak  perlu  bertanya  seperti  itu.  Mata
Hari  menganggap  bahwa  pastor  tersebut  melihat  sisi  kemanusiaan  dengan  cara sempit.  Hal  ini  ditunjukkan  pengarang  dengan  metode  tidak  langsung  melalui
kutipan berikut: 22
Sebelum  Nyo  dikuburkan,  datang  seorang  pastor,  barangkali diminta  oleh  seorang  tetangga  bercakap  dengan  bahasa  Belanda
dialek  Limburg  bertanya,  apakah  aku  katolik,  dan  kalau  aku Katolik dia bermaksud mendoakan jenazah anakku.
Maka aku bilang padanya, “Ya, dulu aku Katolik, tapi sekarang aku tidak peduli lagi pada gereja. Aku sekarang vrijdenker
” hlm. 229.
Saat  itu  Mata  Hari  sedang  ada  masalah  dengan  suaminya  yang  bernama Ruud. Masalah dalam rumah tangga itu terjadi, karena Mata Hari menyuruh Nyai
Kidhal pergi dari rumahnya agar jauh dari Ruud. Kemudian datanglah Didik yang mengurusi rumah-rumah opsir Belanda di Ambarawa. Ketika Didik datang, Mata
Hari  sedang  cemburu  melihat  burung  prenjak  yang  sedang  berkicau  di  tanaman kembang sepatu depan rumah. Lalu Didik dapat menyimpulkan bahwa Mata Hari
ingin  bernyanyi  dan  menari.  Hal  ini  ditunjukkan  pengarang  dengan  metode langsung melalui kutipan berikut:
23 “Saya cemburu melihat burung-burung prenjak berkicau di ranting-
ranting  kembang  sepatu,  seolah-olah  girang  menyanyi  dan  menari di situ”
Didik dapat menyimpulkan omonganku secara sederhana. Katanya lugu, “Apa Mevrouw ingin menyanyi dan menari?” hlm. 85.
Mata  Hari  kemudian  pergi  meninggalkan  rumahnya  dan  menuju  ke Magelang,  tempat  yang  ditunjukkan  oleh  Didik.  Didik  menunjukkan  tempat
Magelang  itu  kepada  Mata  Hari,  karena  istri  Didik  mempunyai  keluarga  yang sering menari Jawa di kraton Yogyakarta. Sebelum pergi meninggalkan rumahnya
itu,  Mata  Hari  mempunyai  pikiran  supaya  Ruud  kebingungan  mencari  dirinya.
Walaupun secara sadar diri Mata Hari pun mengakui bahwa meninggalkan rumah dengan  cara  begini  ini  bukanlah  ide  yang  baik.  Hal  ini  ditunjukkan  pengarang
dengan metode langsung melalui kutipan berikut: 24
Aku  rasa  meninggalkan  rumah  dengan  cara  begini  bukanlah  ide yang  baik.  Tapi  aku  rasa  juga  ini  bukan  waktu  yang  tepat  untuk
menimbang-nimbang  perkara  baik  dan  buruk  istri  meninggalkan rumah,  jika  istri  berada  dalam  keadaan  marah  karena  kesalahan
suami yang keterlaluan hlm. 87.
Setelah  tiba  di  sanggar  kesenian  di  pedalaman  pinggir  kali  Elo  yang dipimpin  oleh  Mbah  Kung,  Mata  Hari  kemudian  memakai  sarung  goyor  yang
biasa membalut tubuhnya. Di sana Mata Hari melihat orang-orang yang menabuh gamelan  dan  memainkan  beberapa  gending.  Dia  pun  melihat  empat  lelaki  yang
menggotong perempuan di atas tandu. Mata Hari saat tertarik dan terpikat melihat hal itu, lalu ia mencoba menari sampai putaran kedua dan sampai badannya terasa
letih.  Orang-orang  yang  menyaksikan  tarian  itu  terlihat  suka  cita  dan  Mata  Hari pun merasa senang. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode tidak langsung
melalui kutipan berikut: 25
Pada putaran kedua, aku mencoba menari lagi dengan lebih bebas. Orang-orang yang menyaksikan tarianku itu kelihatannya suka cita.
Mereka  pun  memuji,  mengatakan  bagus.  Untuk  itu  aku  belajar juga,  bahwa  jika  orang  Jawa  bilang  bagus,  haruslah  pula  aku
memiliki  reserve  untuk  kosok  balinya.  Sebab,  aku  tahu,  dari pengalaman, bahwa manusia Jawa adalah orang-orang yang pandai,
jika  bukan  arif,  untuk  menjaga  kerukunan  dan  keselarasan  alami dalam  bermasyarakat.  Bahwa,  supaya  orang  bisa  hidup  rukun  dan
laras,  seyogyanya  orang  menjaga  mulut  untuk  tidak  perlu mengucapkan secara verbal pendapatnya yang berbeda hlm. 89.
Mata  Hari  kesulitan  untuk  memahami  bahasa  Jawa  kromo  deso  saat dijelaskan  oleh  Astri  tentang  relief  di  candi  Borobudur.  Walaupun  Mata  Hari
merasa  kesulitan,  dia  tetap  menyukai  bahasa  itu.  Hal  ini  ditunjukkan  pengarang dengan metode langsung melalui kutipan berikut:
26 Agak  sulit  aku  memahaminya,  karena  dia  menerangkan  dengan
bahasa  Jawa  kromo-deso,  dan  meskipun  aku  sangat  suka  belajar bahasa,  memang  aku  mengakui  kali  ini  repot.  Masih  untung  dia
bicara  sambil  menunjuk-nunjuk  ciri  busana  yang  dikenakan  oleh sosok-sosok dalam relief itu. Ketika menunjuk-nunjuk sosok kedua
penari,  dia  menyebut-
nyebut  kata  ‘Buddha‟  dan  ketika  dia menunjuk-nunjuk  sosok  pemimpin  tari,  dia  menyebut-nyebut
‘Hindhu‟ hlm. 95.
Mata  Hari  dapat  dengan  kritisnya  menyimpulkan  pernyataan  yang diutarakan oleh mbah Kung, bahwa wanita gampang tergoda oleh harta. Jadi tidak
heran  bahwa  pejabat  tinggi  selalu  dua-  ta  yang  difikirkan.  Tetapi  Mata  Hari menyimpulkan, mudah-mudahan apa yang dikatakan Mbah Kung tidak keliru. Hal
ini ditunjukkan pengarang dengan metode tidak langsung melalui kutipan berikut: 27
Menarik nian Aku  menyimpulkan  mudah-mudahan  tidak  keliru  bahwa  harta
pejabat  tinggi  itu  diperoleh  dari  korupsi,  demikian  aku  baca runtuhnya  VOC  sebelum  menjadi  Nederlandsch  Indie  itu  karena
korupsi  dan  dengan  harta  hasil  korupsi  itu  mereka  berpesta  pora dengan wanita-wanita hlm. 96.
Setelah  menidurkan  Norman  John,  Mata  Hari  dan  Ruud  duduk  berdua. Ruud  merangkul  Mata  hari  sambil  memandang  ke  langit  yang  sebentar  akan
dikunjungi bulan purnama. Mata Hari merasa sangat senang kepada suaminya, dia merangkul  dan mencium Ruud. Mata Hari  suka dan  sangat  senang, karena Ruud
mengucapkan kata  sorry kepada Mata Hari. Ruud tidak pernah mengatakan kata sorry, padahal kata ini mempunyai makna sosial dan kata ini ada bahasa ibunya.
Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode langsung melalui kutipan berikut:
28 Saking suka, aku rangkul Ruud, menciumnya, sekilas lupa semua
kerikil  yang  pernah  menyandung  ketenangan  hatiku.  Sekilas  aku tidak  berpikir  bahwa  untuk  semua  kebenaran  yang  ada  di  kulit
bumi  ini  takarannya  sementara:  ada  saatnya  manusia  menilmati ketawa karena senang, ada pula saatnya manusia mesti membiarkan
airmatanya  tumpah  sampai  cadangannya  habis  karena  susah  hlm. 113.
Sebagai  seorang  ibu,  Mata  Hari  menjaga  anaknya  yang  kedua  di  dalam kandungannya.  Memasuki  bulan  keempat,  Mata  Hari  tidak  berani  coba-coba
untuk  merokok  dan  minum  bir.  Dia  tidak  mau  terjadi  apa-apa  dalam kandungannya, karena sebagai  seorang ibu  hamil  kegiatan   merokok dan minum
bir  itu  sangat  dilarang.  Untuk  itu,  Mata  Hari  sangat  melindungi  bayinya  dalam kandungan  agar  tidak  terjadi  apa-apa.  Hal  ini  ditunjukkan  pengarang  dengan
metode tidak langsung melalui kutipan berikut: 29
Demi  menjaga  bayi  kandunganku,  memasuki  bulan  keempat,  aku tidak  berani  coba-coba  merokok,  dan  tidak  mau  pula  coba-coba
minum  bir.  Apalagi  bir  yang  dibawa  oleh  Didik  pada  tiap  akhir bulan,  adalah  bir  yang  aneh.  Namanya  Beck‟s  Koentji  Bier.  Di
kertas etiket yang tertempel di botol tampak gambar kunci di dalam per
isai bertuliskan “Een Sleutel” hlm. 116.
Mata  Hari  memiliki  sifat  pemberontak,  apalagi  terhadap  suaminya  Ruud. Perselisihan dan perbedaan pendapat di dalam rumah tangganya selalu saja terjadi.
Sehingga  di  dalam  rumah  tangganya  seperti  kandang  tikus,  yang  selalu  ramai. Mata Hari dan Ruud selalu saling ngotot, saling berteriak, saling cerca, sehingga
menimbulkan kegaduhan. Di sisi lain, Mata Hari menyadari kekurangannya yang mengarah  kepala  batu.  Hal  ini  ditunjukkan  pengarang  dengan  metode  tidak
langsung melalui kutipan berikut:
30 Lebih  rinci  aku  hendak  berkata  dengan  gambaran  yang  dramatis,
bahwa  selama  waktu-waktu  yang  telah  berlalu  menurut  mestinya, memang  puguh  terjadi  beberapa  kali  perselisihan  pendapat  yang
menyebabkan  aku  bludrek,  harus  menghardik,  kemudian  dibalas hardik  pula  oleh  Ruud,  sehingga  rumah  sempat  menjadi  seperti
kandang tikus, rame tidak karuan, dilengkapi pula kegaduhan suara tangis  Norman  John  yang  terganggu  oleh  suara  tengkar
orangtuanya,  namun  sejauh  itu  aku  masih  harus  menganggapnya wajar, sebab setelah  reda, ketika  aku diam tercenung seorang diri,
aku  menyadari  sisi-sisi  kekuranganku,  yaitu  kadang-kadang sikapku  memang  mengarah  kepala  batu:  maklum  hari  lahirku  8
Agustus,  dan  kata  orang  yang  rajin  membaca  bualan-bualan astrologi,  konon  menyatakan  perempuan  yang  lahir  di  zodiak  ini
umumnya degil, atau b
ahasa antero Nederland: ‘kopig‟ hlm. 119. Sebagai seorang istri, Mata Hari tidak sepenuhnya bahagia. Perasaan Mata
Hari  selalu  curiga  karena  dia  selalu  dipermainkan  oleh  suaminya  yang  selalu bermain serong dengan wanita lain. Mata Hari merasa dibohongi dan ditipu oleh
Ruud,  karena  Ruud  kalau  ditanya  setiap  pergi  ke  Semarang  alasannya  tugas. Padahal Ruud bermain wanita lain, Ruud tidak pernah jujur kepada istrinya.
Mata  Hari  mengetahui  hal  itu  dari  si  Cina  yang  bekerja  sebagai resepsionis,  ketika  Mata  Hari  diajak  oleh  Ruud  ke  Semarang.  Mata  Hari  marah
akan kelakuan suaminya itu, dia bertanya hal ini kepada Ruud. Tetapi Ruud tidak mau  jujur  dan  masih  saja  mengelak  tentang  perbuatan  yang  dilakukannya  itu.
Akhirnya,  Mata  Hari  bersikap  tegas  untuk  minta  cerai  dari  Ruud.  Perceraian  itu akan  diminta  Mata  Hari  ketika  sudah  sampai  di  Batavia,  karena  Ruud  akan
dipindah tugaskan di Batavia. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode tidak langsung melalui kutipan berikut:
31 “Tunggu,  Ruud.  Bukan  itu  yang  aku  tanyakan.  Pertanyaanku  ada
dua.  Pertanyaan  yang  pertama,  belum  terjawab,  ke  mana sebenarnya kamu pada lima akhir pekan selama ini. Jawab dulu itu.
Nanti, kalau itu sudah terjawab, pertanyaanku yang kedua, dengan
siapa  kamu  pergi  selama  ini.  Nah,  jawablah  secara  jantan  kedua pertanyaanku itu.
” hlm. 143. 32
“Nah, dengar baik-baik Ruud. Sesampai di Batavia nanti, di depan Tuan Cremer aku minta cerai dengan kamu. Kamu hanya sampah.
Bukan manusia. ” hlm. 144.
Mata  Hari  juga  merupakan  sosok  wanita  yang  luas  pengetahuannya.  Dia merupakan  wanita  yang  cerdas.  Mata  Hari  tidak  ingin  menjadi  seorang  wanita
yang  mempunyai  pengalaman  sempit.  Mata  Hari  mempunyai  hobi  membaca buku.  Dia  selalu  membaca  buku  di  perpustakaan  untuk  menambah  wawasannya,
apalagi  sejak  kepergian  anaknya  Nyo.  Mata  Hari  pun  juga  mempelajari  filsafat Jawa  dalam  makna  aksara-aksaranya.  Mata  Hari  belajar  itu  semua  dari  Mbah
Kung.  Selain  itu,  Mata  Hari  hafal  nama-nama  pelukis  Belanda  terpandang  dan salah satu pelukis Indonesia. Ini semua membuktikan bahwa Mata Hari memiliki
pengetahuan  yang luas dan cerdas dalam berfikir. Hal ini ditunjukkan  pengarang dengan metode tidak langsung melalui kutipan berikut:
33 Dari pada melamun sedih karena kepergian Nyo, ditambah marah
yang  membara  di  dalam  hati,  dan  itu  bisa  membuat  mukaku kelihatan  tua,  lebih  baik  aku  melanjutkan  hobiku  sejak  kecil:
membaca diperpustakaan hlm. 231.
34 Dari  Mbah  Kung  aku  belajar  tentang  filsafat  Jawa  dalam  makna
aksara- aksaranya, yaitu istilah “huruf Jawa jangan dipangku, kalau
dipangku mati”. Maksudnya, manusia Jawa jangan dikasari, sebab kalau  dikasari  pasti  melawan,  sementara  kalau  dihalusi  pasti
mengalah hlm. 148.
35 Karya-karya  senirupa,  patung  dan  lukisan,  terlihat  di  beberapa
bagian.  Ada  empat  lukisan  yang  menarik  perhatianku,  karya pelukis-pelukis  Belanda  terpandang,  semuanya  pemandangan,
masing-masing karya Aelbert Cuyp, Meindert Hobbema, Jacob van Strij, Pieter Rudolph Kleyn. Satu-satunya lukisan yang tadinya aku
kira  karya  pelukis  Prancis  Delacroix,  setelah  aku  baca,  ternyata pelukis  Indonesia  Raden  Saleh.  Ini  semua  meyakinkan,  bahwa
gedung  ini  luar  biasa,  tempat  pertemuan  paling  eksklusif  di
Batavia.  Makanya,  sangatlah  bedebah  kalau  sampai  pada  masa datang,  karena  selera  penguasa  yang  bebal  dan  kelakuan  yang
vandal,  gedung  ini  dihancurkan  lantas  diganti  bangunan  lain, sebagaimana  kerap  terjadi  selama  dua  ratus  tahun  belakangan  di
Batavia hlm. 190.
Hobi  membaca  yang  dilakukan  Mata  Hari  ini  membuat  dirinya  menjadi kritis,  cerdas,  dan  luas  akan  wawasan  yang  diperolehnya  dari  membaca  buku.
Mata Hari pun memiliki pandangan dan pendapat, bahwa wanita itu otaknya harus bagus  bukan  hanya  karena  pakaian  yang  bagus.  Pikiran  itu  harus  diasah,  jangan
hanya  mementingkan  fisik  saja.  Orang  yang  hobi  membaca  buku,  otomatis  jalan pikiran  yang  didapatnya  pun  akan  lebih  maju.  Hal  ini  dibuktikan  melalui  tokoh
Mata Hari, karena dia yakin perempuan menjadi manusia berharkat, bukan hanya cerdik  saja  tapi  juga  cendekia.  Hal  ini  ditunjukkan  pengarang  dengan  metode
tidak langsung melalui kutipan berikut: 36
Dulu  aku  berpikir,  dan  sekarang  aku  harus  membenarkannya, bahwa  seorang  perempuan  modern  bukan  melulu  bisa  berpakaian
bagus  dan  karenanya  penampilannya  akan  selalu  dilirik  orang- seperti yang sudah sejak kecil aku dibiasakan oleh marhum ibuku-
tapi  yang  penting  sekali  adalah  otaknya  harus  bagus  juga,  yang diperolehya  dari  kemauannya  membaca  buku  di  perpustakaan.
Dengan  membaca,  aku  percaya  perempuan  menjadi  manusia berharkat, bukan hanya cerdik saja tapi juga cendekia hlm. 231.
Mata Hari senang sekali setelah dia melahirkan anaknya yang ke dua. Dia senang karena anaknya kedua lahir dengan selamat dan anaknya perempuan. Mata
Hari  terkejut  karena  Hoedt  memberi  ucapan  selamat  kepada  dirinya.  Hoedt merupakan  dokter  orang  Belgia  beristri  orang  Cina,  yang  membantu  persalinan
Mata  Hari.  Mata  Hari  penasaran  dengan  kata  ‘selamat‟  yang  diucapkan  oleh Hoedt  karena  pemberian  kata  selamat  itu  bukan  mengarah  kepada  Mata  Hari,
tetapi  lebih  ke  anaknya  yang  baru  lahir.  Ternyata,  anaknya  kedua  tidak  seperti kakaknya.  Mata  Hari  sebagai  seorang  ibu  merasa  tercengang  dan  sedih,  karena
Norman John cacat. Norman John cacat karena terjangkit kenakalan ayahnya yang terjangkit darah kotor. Dari keadaan ini, Mata Hari tidak terima akan nasib yang
menyerang  anaknya  yang  pertama  ini.  Hal  ini  ditunjukkan  pengarang  dengan metode tidak langsung melalui kutipan berikut:
37 “Apa maksud Anda mengatakan anak kedua saya ini selamat, tidak
sama seperti kakaknya?” Jawab Hoedth tanpa segan-segan, tanpa pura-pura, tanpa basa-basi,
“Harusnya Anda bisa melihat, bahwa anak Anda yang pertama itu cacat.”
Aku tercengang. Cacat apa? Tega-teganya Hoedth berkata begitu. “Apanya yang cacat?”
“Ya  Tuhan.  Apa  Anda  tidak  sadar,  bahwa  anak  Anda  ini  selain pengkor, juga rabun, tidak bisa melihat.
” hlm. 166. 38
“Maaf sekali lagi. Ayah anak Anda yang pertama ini tertular sifilis, penyakit yang dibawa dari pelacur-pelacur.
” hlm. 167.
Sebagai  seorang  penari,  Mata  Hari  harus  dapat  semaksimal  mungkin menghibur para penontonnya. Mata Hari sudah menari dengan jiwanya, walaupun
dia  tidak  tahu  apakah  para  penontonnya  menyukainya  atau  tidak.  Yang  penting, dia  tetap  percaya  diri  dengan  apa  yang  sudah  ditampilkannya.  Selain  itu,  Mata
Hari  harus  dapat  berpikir  profesional.  Karena  orang  yang  memiliki  jalan  pikiran yang  profesional  dalam  dunia  seni  pertunjukkan,  harus  mau  menerima  dan  siap
mendengarkan  kritik  para  penontonnya.  Hal  ini  ditunjukkan  pengarang  dengan metode tidak langsung melalui kutipan berikut:
39 Sehabis  itu, aku tidak tahu, apakah tuan-tuan dan nyonya-nyonya
itu suka atau tidak pada tarianku. Yang aku tahu, aku telah menari dengan  jiwa,  jiwa  meminjam  raga,  dan  raga  mewujudkannya
menjadi  seni.  Menurutku,  seorang  peraga  seni  pertunjukan  mesti
percaya,  bahwa  dirinya  dapat  berbuat  indah,  dan  selanjutnya terserah penonton, apakah mereka suka atau tidak hlm. 192.
Mata  Hari  ingin  membalas  perbuatan  yang  pernah  dilakukan  oleh suaminya  itu  yang  selalu  bermain  dengan  perempuan-perempuan  lain.  Dia
menjadi  seorang  pelacur  pertama  kali  dengan  Cremer.  Mata  Hari  melakukan  itu semua  bukan  berdasarkan  cinta,  tetapi  karena  bakatnya  menjadi  seorang  pelacur
demi  mendapatkan  kesenangan  dan  uang.  Hal  ini  ditunjukkan  pengarang  dengan metode tidak langsung melalui kutipan berikut:
40 Buktinya,  dengan  berani  datang  ke  sini  jauh-jauh  meninggalkan
rumah, cukup jelas untuk disimpulkan kesiapan diriku menghadapi semua kemungkinan secara betina.  Lebih  lugas  aku mesti berkata,
ya, aku sudah memindahkan perhatian dari Ruud yang pukimak itu, ke  sosok  lain,  yaitu  sekarang  Cremer,  dan  entah  siapa  lagi  besok-
besok,  yang  bisa  menjadi  jembatan  ke  arah  pembebasan  diri  dan keterjajahan  jiwa.  Melalui  pikiran  ini,  jika  kemungkinan  itu
memang  terjadi,  aku  tidak  perlu  mengatakannya  sebagai
‘selingkuh‟, ‘nyeleweng‟ atau ‘serong‟, sebab secara asasi dan ini berhubungan  dengan  kasad  roh  dan  jiwa  aku  sudah  cerai.  Melalui
pernyataan ini, karuan aku menyadari bakatku sebagai sundal. Aku sedang membenarkan pikiran lacur hlm. 212.
41 Aku  menjadi  peka  terhadap  berbagai  masalah  rumit-politik,
ekonomi, sosial, budaya-namun tetap peka juga pasal menjalankan kesenangan  akan  bakat  jalang-sundal-lacur  yang  memberi
penghasilan hlm. 392.
Mata  Hari  merasa  kecewa  ketika  sudah  cerai  dengan  suaminya  Ruud. Mata Hari kecewa karena hak asuh putrinya Non, jatuh pada Ruud suaminya itu.
Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode langsung melalui kutipan berikut: 42
Dengan  kata-kata  yang  membuat  aku  kecewa,  alasan  pengasuhan Non  tidak  diberikan  kepadaku,  sebab  konon  orang-orang  yang
hidup  dalam ambisi  untuk menjadi  populer di  dunia pertunjukkan,
tidak  sanggup  mengurus  orang  lain  selain  dirinya  sendiri    hlm. 343
Dengan  demikian  dapat  disimpulkan,  bahwa  tokoh  utama  dalam  novel Namaku Mata Hari karya Remy Sylado adalah Mata Hari. Mata Hari merupakan
wanita  Indo-Belanda.  Sebagai  seorang  wanita  Mata  Hari  juga  memiliki  peran menjadi seorang istri, menjadi seorang ibu, menjadi seorang penari, dan menjadi
seorang pelacur di kalangan para perwira maupun pejabat tinggi. Dalam novel ini pula  tokoh  Mata  Hari  digambarkan  sebagai  wanita  yang  cerdas,  mempunyai
pengetahuan  yang  luas,  percaya  diri,  pemberontak,  pemberani,  senang,  kecewa, penghibur, dan tidak percaya dengan adanya Tuhan.
Metode penokohan yang digunakan dalam novel Namaku Mata Hari karya Remy Sylado adalah metode langsung dan tidak langsung. Metode langsung dapat
dilihat  melalui  kutipan  1,  3,  5,  10,  14,  16,  17,  20,  23,  24,  26, 28,  dan  42.  Metode  tidak  langsung  dapat  dilihat  melalui  kutipan  2, 4,  6,
7, 8, 9, 11, 12, 13, 15, 18, 19, 21, 22, 25, 27, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, dan 41.
4.1.3.2 Tokoh Tambahan 4.1.3.2.1
John Rudolph MacLeod Ruud
John  Rudolph  MacLeod  atau  yang  sering  akrab  disapa  Ruud  oleh  Mata Hari adalah suami Mata Hari. Dia bekerja sebagai opsir berkebangsaan Skot yang
bekerja  untuk  ketentaraan  Kerajaan  Belanda.  Umurnya  dua  kali  lebih  tua  dari usianya  Mata  Hari.  Ruud  mempunyai  sifat  yang  mudah  marah,  apalagi  setelah
berhubungan  pertama  kali  dengan  Mata  Hari.  Dia  lalu  menyamakan  Mata  Hari dengan monyet. Hal ini ditunjukkan
pengarang dengan metode  langsung melalui
kutipan berikut: 1
Katanya ketus, muka merah padam, mata melotot, “Apa kamu kira itu lucu?” hlm. 30.
2 Dia geram. “Kamu tidak paham?”
Saking jengkel, aku menghardik, “Tidak”. “Nah biar aku terangkan,” katanya, berdiri dari sofa, lalu menuding
dengan  cara  yang  lazim  untuk  menekan.  “Sejak  40  tahun  lalu peradaban  manusia  sudah  membedakan  antara  monyet  dengan
manusia. manusia dibedakan dengan monyet karena hymen, selaput
daranya.  Monyet  yang  diantarai  ‘missing  link‟  dengan  manusia tidak  punya  hymen.  Hanya  manusialah  yang  punya  hymen.
Manusia  punya  sejarah,  monyet  tidak.  Maka,  atas  dasar  itu,  kalau ada  manusia  yang  tidak  punya  hymen,  pantaslah  manusia  itu
disamakan dengan monyet
” hlm. 31
Ruud  merasa  jengkel  karena  Mata  Hari  sudah  tidak  perawan  lagi.  Akan tetapi, sejak awal Ruud tidak pernah bertanya kepada Mata Hari apakah ia masih
perawan  atau  tidak.  Akhirnya,  Ruud  mengaku  kecewa  sudah  mengawini  Mata Hari.  Hal  ini  ditunjukkan  pengarang  dengan  metode  tidak  langsung  3  dan
metode langsung 4 melalui kutipan berikut: 3
“Kenapa kamu tidak bilang: kamu tidak perawan?” “Kenapa kamu tidak bertanya.” hlm. 31.
4 Jawabnya  keras,  “Aku  kecewa  sudah  mengawini  perempuan  18
tahun yang bukan perawan. ” hlm. 32.
Ruud  pun  bersikap  acuh  tak  acuh,  padahal  istrinya  hamil  berjalan  tujuh bulan.  Ruud  malah  mementingkan  kesenangan  pribadinya  daripada  memikirkan
istri  dan  anaknya  yang  masih  ada  di  dalam  kandungan.  Hal  ini  ditunjukkan pengarang dengan metode tidak langsung
melalui kutipan berikut:
5 Aneh  dan  selungkang,  dia  menjawab,  “Aku  ingin  bersenang  diri
dari rasa penat menunggu-nunggu keberangkatan kapal dari Genoa ke Indonesia.”
“Bersenang-senang?”  tanya  saudara  perempuannya,  tak  acuh sambil berjalan ke meja makan, menuang air di cangkir hlm. 40.
Ruud  menghina  dan  berlaku  kasar  terhadap  Mata  Hari,  saat  berada  di kapal  yang  memasuki  Terusan  Suez.  Padahal  saat  itu  Mata  Hari  sedang  menari
diiringi  oleh  ketiga  orang  gypsy.  Setelah  Mata  Hari  selesai  menari,  orang-orang yang berada di sekitarnya bertepuk tangan. Mata Hari sangat senang, akan tetapi
Ruud  tidak  memuji  Mata  Hari.  Hal  ini  ditunjukkan pengarang  dengan  metode
tidak langsung melalui kutipan berikut:
6 “Wat  ‘n  schandaal,  “  katanya  sembari  menyeret  aku  dari  arena
langsung ke bawah hlm. 50. Selain  itu,  Ruud  juga  memiliki  sikap  egois.  Sikap  egois  ini  ditunjukkan
ketika kakak perempuan Ruud berkata kepada Ruud, agar dia bersyukur memiliki istri  secantik  Mata  Hari.  Ruud  tidak  boleh  egois  karena  Ruud  lebih  banyak
berhubungan dengan wanita lain sebelum menikah dengan Mata Hari. Jadi, Ruud tidak  boleh  memikirkan  kepentingannya  sendiri  saja  dan  jangan  selalu
menyalahkan  Mata  Hari  yang  dikarenakan  sudah  tidak  perawan.  Hal  ini ditunjukkan
pengarang dengan metode tidak langsung melalui kutipan berikut:
7 “Aku Cuma tanya siapa lelaki yang sudah mendahului aku.”
“Itu egois.” “Kenapa?”
“Dia  kan  tidak  bertanya  padamu,  berapa  belas  perempuan  yang sudah  kamu  perkosa  sejak  kamu  jadi  tentara,  dan  berapa  puluh
pelacur  Zeedijk  yang  sudah  berzina  dengan  kamu  sela ma  ini.”
hlm. 37.
Secara  tidak  langsung,  Ruud  juga  memiliki  sikap  bohong.  Sikap  bohong yang  ada  dalam  diri  Ruud  ini,  tidak  membuat  percaya  kakak  perempuannya.
Kakak  perempuan  Ruud  ini  sudah  sejak  lama  mengenal  sikap  Ruud  yang  suka berbohong. Sehingga kakak perempuan Ruud ini memberitahu kepada Mata Hari,
agar tidak percaya kepada Ruud. Ruud pun juga mencoba mengelak, ketika Mata Hari  berkata  bohong  kepada  Ruud.  Keadaan  seperti  itu  semakin  membuat  diri
Mata  Hari  percaya  dengan  kebohongan  yang  disembunyikan  Ruud.  Hal  ini ditunjukkan
pengarang dengan metode tidak langsung melalui kutipan berikut:
8 “Ya,”  sahut  Ruud.  “Teman  lamaku,  kamu  ingat  Charles  Pears,
kapalnya sedang bersandar di kanal Noord Zee.” Saudaranya  mendehem  sebelum  meminum  air  di  cangkirnya  itu.
Dia tidak percaya pada omongan Ruud. Setelah Ruud pergi dengan meninggalkan sun basabasi di pipiku, iparku ini berkata serius:
“Aku  minta  kamu  jangan  percaya  omongan  John.  Dia  pasti bohong.” hlm. 41.
9 Kataku,  “Ruud,  dengan  bersikap  begitu,  semakin  kentara  kamu
sulit  menyembunyikan  sesuatu  dariku.  Aku  semakin  percaya  pada diriku, kamu berbohong.”
“Tidak” serunya membela diri dengan sia-sia. “Buat apa bohong?” “Ha-ha,  kamu  memang  benar,  tidak  ada  gunanya  berbohong.  Ya,
aku  hampir  lupa  itu.  Tapi,  orang  yang  mengerti  bahwa  tidak  ada gunanya berbohong, toh melakukannya. Kenapa?” hlm. 123.
Sebagai  seorang  ayah,  Ruud  pun  mempunyai  sikap  ngotot  untuk memberikan nama untuk anak pertamanya. Hal ini ditunjukkan
pengarang dengan metode tidak langsung
melalui kutipan berikut: 10
Anak ini diberi dua nama. Yang satu pilihan Ruud dengan sedikit ngotot:  Norman,  dan  yang  satunya  lagi  pilihanku  dengan
masabodoh  John.  Jadi,  nama  anak  ini  dicatat  dalam  daftar  lahir sebagai Norman John MacLeod hlm. 45.
Ruud  juga  memiliki  sikap  menyindir  dan  mengejek.  Ruud  melakukan sikap  seperti  itu  terhadap  Mata  Hari  karena  Ruud  tidak  percaya  tentang  alasan
kepergian  Nyai  Kidhal,  pembantunya  itu.  Hal  ini  ditunjukkan pengarang  dengan
metode tidak langsung melalui kutipan berikut:
11 “Wah,  kasihan,”  katanya.  “Kenapa  adiknya  tidak  bilang  sekalian
bahwa dukunnya bukan sakit, tapi dukunnya itu dipatuk ular lantas mati?” hlm. 77.
Ruud  juga  merasa  girang  dan  senang  ketika  Mata  Hari  kembali  ke rumahnya Ambarawa. Ruud langsung memeluk istrinya dan Norman John. Ruud
juga  mencium  Mata  Hari  dan  Norman  karena  Ruud  juga  menguatirkan  keadaan istri  dan  anaknya.  Hal  ini  ditunjukkan
pengarang  dengan  metode  tidak  langsung melalui kutipan berikut:
12 Sehabis membaca ini, aku mengambil lembar kertas  yang lainnya
untuk  membacanya,  dan  bersamaan  dengan  itu  Ruud  muncul, mengejutkan  aku,  lantaran  suara  girangnya  mirip  seperti  ringkik
kuda. “Margaretha  darling”  serunya,  dan  langsung  memeluk  aku  dan
Norman John. “Dari mana saja kamu?” Aku diam.
Aku belum bisa berkata apa-apa. Ceritanya terlalu panjang.
Dan, dalam keadaan tak disangka-sangka begini, aku malah seperti
orang linglung, bahkan satu huruf hidup pun, seperti taruhlah “O”, “A”, “U”, tak muncul di mulutku.
Malahan Ruud  yang sumoreh mencium-cium aku dari pipi sampai ujung jari tangan.
“Oh,  darling,  aku  begitu  menguatirkan  dirimu  dan  Norman,” katanya hlm. 107.
Ruud juga berwajah tegang saat ditanyai Mata Hari, di akhir pekan setiap
minggunya.  Setelah  itu  Ruud  juga  bersuara  keras  saat  sedang  marah.  Hal  ini ditunjukkan
pengarang dengan metode langsung melalui kutipan berikut:
13 Wajahnya tegang. Dia mengelak.
“Ah Dengan siapa?” “Ya, tidak tahu.”
“Ah Bicara onzin apa ini?” “Ya, ayo, kamu kasih tahu aku, biar aku mengerti onzin macam apa
yang kelihatan ini.” “Tidak,”  kata  Ruud,  keras  tampaknya  dia  mulai  tidak  bisa
mengendalikan diri, terpancing gusar. Aku cuek, pura-pura bloon.
“Benarkah?”kataku. Pertanyaan yang sederhana ini membuatnya berteriak, bukan gusar
lagi, melainkan berang.
“Ya” serunya keras, lantang, mukanya kaku, mata dilotot-lototkan hlm. 121.
Ruud  juga  memiliki  sifat  pemarah  dan  suka  memaki-maki  Mata  Hari. Ruud melakukan hal seperti itu kepada Mata Hari karena Norman John meninggal
memakan dodol dan menuduh Mata Hari sebagai ibu yang tidak becus mengurus anak.
Hal  ini  ditunjukkan  pengarang  dengan  metode  langsung  melalui  kutipan berikut:
14 Mengetahui bahwa Norman John mati karena memakan dodol, dia
pun marah, memaki-maki, mencela, menista, mengatakan aku tidak becus  mengurus  anak,  dan  seterusnya,  dan  seterusnya,  dengan
suara yang tinggi seperti bunyi gergaji mesin hlm. 239.
Ruud  merupakan  lelaki  yang  cerewet  dan  tiada  hentinya  menindas  Mata Hari.  Ruud  ingin  selalu  menyalahkan  Mata  Hari,  padahal  dia  sendiri  yang  salah
dalam  peristiwa  kematian  anaknya  yang  pertama  itu.  Hal  ini  ditunjukkan pengarang dengan metode tidak langsung melalui kutipan berikut:
15 Aku kira, dan dengannya aku berharap, bahwa setelah bangun pagi
pada  keesokan  harinya,  Ruud  akan  berhenti  cerewetnya.  Ternyata dia  makin  menjadi-jadi.  Tak  lain,  dengan  cerewetnya,  dia
mengalirkan  frustasinya  untuk  menekan  dan  menindas  aku  hlm. 240.
Ruud  pun  memilki  sifat  yang  suka  membentak.  Hal  ini  ditunjukkan pengarang dengan metode langsung melalui kutipan berikut:
16 Dalam keadaan bingung, Ruud membentak, menyuruhku diam.
“Diaaam” hlm. 242. Ruud  pun  memiliki  watak  yang  kasar,  dia  buktikan  saat  menarik  rambut
Mata Hari. Ruud tidak bisa menahan emosi pada dirinya, dia selalu menggunakan kekerasan  fisik.  Hal  ini  ditunjukkan  pengarang  dengan  metode  tidak  langsung
melalui kutipan berikut: 17
Ruud menarik rambutku dengan kasar. Saking kuatnya tangan itu menjambak rambutku, aku terjengkolet hlm. 246.
Ruud juga merupakan lelaki  yang mempunyai  watak  yang bersikeras dan memiliki sikap yang semena-mena. Ruud mempunyai watak bersikeras karena dia
tidak  mau  mengijinkan  Non  tinggal  bersama  Mata  Hari.  Hal  ini  ditunjukkan pengarang dengan metode tidak langsung melalui kutipan berikut:
18 Dalam  empat  bulan  terakhir  ini  aku  sudah  lima  kali  berusaha
mendekati Ruud, meminta Non tinggal bersamaku, dan Non sendiri pun  menangis,  karena  katanya,  itu  keputusan  pengadilan.  Padahal
dia tidak bersungguh-sungguh menjadi ayah yang pantas bagi Non. Dia  hanya  ingin  menjadi  Caligula  kampungan,  menunjukkan
betapa lelaki merupakan penguasa terhadap perempuan. Terusterang  aku  makin  benci  dan  makin  muak  pada  sikap
kelelakian Ruud yang semena-mena hlm. 345.
Dengan  demikian  dapat  disimpulkan,  bahwa  Ruud  memiliki  watak  yang keras  kepala,  mudah  marah,  egois,  berlaku  kasar  kepada  istrinya,  dan  suka
bermain  perempuan.  Metode  yang  digunakan  dalam  penokohan  Ruud  adalah metode  langsung  dan  metode  tidak  langsung.  Metode  langsung  dapat  dilihat
melalui  kutipan  1,  2,  4,  13,  14,  dan  16.  Metode  tidak  langsung  dapat dilihat  melalui  kutipan  3,  5,  6,  7,  8,  9,  10,  11,  12,  15,  17  dan
18.
4.1.3.2.2  Heer Wybrandus Hanstra
Heer Wybrandus Hanstra adalah seorang guru yang memiliki penampilan yang norak dalam menyatakan cinta di pandangan Mata Hari.
Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut:
1 Oleh  alasan  itu,  maka  katakan  saja  lelaki  yang  aku  bilang  norak
dalam  menyatakan  cintanya  padaku  tersebut,  tergolong  lelaki apkiran, tak berguna hlm. 21.
2 Di  samping  itu,  malangnya,  lelaki  yang  norak  ini  adalah  guruku.
Wagu rasanya aku membalas cinta seorang guru hlm. 22.
Heer Wybrandus  Hanstra  pun  memiliki  sikap  bangga  ketika  dipuji  oleh
Mata Hari. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut:
3 Katanya  bangga  menanggapi  pujianku,  “Beberapa  tahun  lalu  aku
sempat belajar musik dari Van‟t Kruys.” hlm. 24.
Guru  sekolah  Mata  Hari  ini  pun  yang  pertama  kali  membuat  Mata  Hari menjadi  tidak  perawan.  Hal  ini  terjadi  ketika  mereka  berada  di  pinggiran  pantai.
Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: 4
Sebelum aku sanggup berpikir apa-apa, ketika gugupku itu berubah menjadi gemetar, dia pun telah memeluk aku dengan gemetar yang
sama, lantas mencium bibirku. Ya  ampun,  tiba-tiba  aku  telah  masuk  dalam  suatu  keasyikan  yang
ajaib.
Dia  menjulurkan  lidahnya  ke  dalam  mulutku,  dan  aku  merespon dengan cara otomatis mengulum lidahnya itu hlm. 25.
Dengan  demikian  dapat  disimpulkan,  bahwa  Heer Wybrandus  Hanstra
adalah gurunya Mata Hari. Guru ini sangat norak sekali dalam menyatakan cinta. Guru  inilah  yang  membuat  Mata  Hari  tidak  perawan,  sehingga  menyebabkan
masalah  dengan  Ruud  saat  sedang  berhubungan  intim  di  malam  pertamanya. Metode  yang  digunakan  dalam  penokohan
Heer Wybrandus  Hanstra  adalah
metode  langsung  karena  pengarang  memaparkan  watak  tokoh  secara  langsung, sehingga  tidak  merangsang  imajinasi  pembaca  untuk  menggambarkan  tokoh
tersebut. Dari uraian di atas dapat dilihat watak dan keadaan tokoh Mata Hari. Mata
Hari seorang wanita yang memiliki rasa percaya diri yang tinggi, kritis, dan suka memberontak. Dia merupakan seorang wanita berdarah  Belanda  Indonesia. Mata
Hari bekerja sebagai seorang penari dan pelacur, setelah mengetahui bahwa Ruud suaminya  itu  sering  bermain  perempuan  di  belakangnya.  Kenyataan  inilah  yang
membuat  Mata  Hari  berpikir  bahwa  lelaki  bisa  bermain  serong  di  belakang istrinya, kenapa Mata Hari tidak bisa melakukan seperti yang dilakukan suaminya.
Akhirnya  Mata  Hari  pun  cerai  dengan  Ruud,  tetapi  hak  asuh  anaknya  Non diserahkan kepada suaminya. Ruud juga tidak memperkenankan Mata Hari untuk
bertemu  dengan  anaknya  Non.  Hal-hal  itulah  yang  nantinya  akan  menyebabkan konflik batin pada tokoh Mata Hari.
Penokohan juga dapat dilihat dari watak dan keadaan tokoh John Rudolph MacLeod Ruud dan Heer Wybrandus Hanstra. Ruud yang memiliki sifat egois,
keras  kepala,  mudah  marah,  suka  berbohong,  dan  bermain  perempuan  ini  yang membuat  Mata  Hari  berpikir  untuk  balas  dendam.  Heer  Wybrandus  Hanstra
merupakan seorang guru norak yang telah membuat tidak perawan Mata Hari dan kini dia hilang entah kemana. Kedua tokoh tambahan inilah  yang mendukung dan
menyebabkan  konflik  batin  pada  tokoh  Mata  Hari,  terutama  John  Rudolph MacLeod Ruud.
4.2 Analisis Unsur Latar