Menangani Limbah dan Linen
33
3. Susunan dan tata letak banguinan dan mesin. Susunan ruangan perusahaan dan susunan tata letak layout mesin dan peralatan
produksi harus berorientasi bukan saja pada efisiensi, tetapi juga harus menciptakan suasana aman dan nyaman untuk para
karyawan. Misalnya, tempat atau ruangan kerja harus cukup terang, bersih, serta ventilasi yang sangat baik. Tiap tempat yang
berbahaya harus ditempeli petunjuk atau informasi yang jelas untuk berhati-hati. Penempatan peralatan yang berbahaya harus
ditempatkan terpisah dari tempat kerja, misalnya gudang. 4. Program pelatihan dan demonstrasi keselamatan kerja. Pelatihan
tentang kesehatan dan keselamatan kerja harus dilakukan secara intensif, sehingga para karyawan menjadi terlatih atau profesional
dalam menanggulangi kesehatan dan keselamatan kerja. 5 Analisis kecelakaan kerja. Suatu unit kerja penanggulangan
bahaya dan keselamatan kerja sedapat mungkin sering melakukan rapat kerja intern untuk membahas berbagai analisis kecelakaan
kerja. Artinya setiap bentuk kecelakaan kerja yang pernah terjadi harus dicatat dan laporan tersebut disimp[an secara baik.
Selanjutnya catatan tersebut dianalisis secara mendalam misalnya: menganalisis bagaimana suatu kecelakaan terjadi, faktor-faktor
apa yang menimbulkan kecelakaan kerja tersebut terjadi, dan mencegahnya jangan sampai hal tersebut terulang. Secara umum
kecelakaan kerja dapat terjadi karena berbagai faktor:
Keadaan pekerja sendiri human factorhuman error
Mesin dan alat-alat kerja machine and tools condition
Keadaan lingkungan kerja work environment Keadaan pekerja sendiri human error
Keadaan karyawan meliputi: sikap, sifat dan tingkah laku karyawan dalam menghadapi pekerjaannya. Ada kalanya sikap, sifat
dan pendidikan mempengaruhi cara kerja seseorang. Namun yang dimaksudkan disini adalah sifat-sifat dan tingkah laku seseorang
karyawan dalam menghadapi pekerjaannya. Ada karyawan yang bersikap hati-hati dan teliti, namun ada pula yang bersifat ceroboh dan
tidak sabar. Sebenarnya sudah sejak awal penerimaan karyawan hal ini harus sudah diujikan, agar tiap orang memperoleh pekerjaan yang
sesuai dengan sifatnya. Misalnya: seorang yang cenderung senang kerja malam hari. Jadi pihak manajemen sejak awal sudah harus
menempatkan pegawai pada pekerjaan yang tepat sesuai dengan sifatnya.
34
Demikian pula keadaan seorang karyawan yang mempunyai suara halus, penampilan menarik dan murah senyum, sebaiknya
ditempatkan di bagian pemasaran, penerima tamu atau receptionis. Tentu saja penempatan kerja tetap harus disesuaikan dengan minat
dan bakat yang dimiliki seseorang. Hal ini akan mengurangi kecelakaan kerja yang dapat merugikan perusahaan.
Keadaan Mesin dan Alat-alat Kerja Machine Tools Condition Mesin dan peralatan produksi dapat merupakan sumber
kecelakaan kerja. Bukan saja sifat-sifat dari mesin dan peralatan produksi itu sendiri, tetapi tata letak layout juga dapat menunjang
keselamatan kerja. Misalnya: alat kontrol suhu yang tidak berfungsi. Oleh karena itu pihak manajemen harus memberikan perhatian
terhadap kondisi mesin dan peralatan serta layout yang baik agar tercapai lingkungan kerja yang aman.
Keadaan Lingkungan Kerja Work Environment Lingkungan kerja sangat mempengaruhi morale suasana kerja
para karyawan, baik lingkungan kerja fisik maupun lingkungan kerja yang bersifat rohani. Dalam hal ini lingkungan kerja fisik yang baik
akan mempertinggi produktivitas kerja, disamping mengurangi kelelahan , yang berarti dapat menaikkan produksi, sehingga biaya
persatuan menjadi efisien. Faktor-faktor lingkungan kerja fisik yang perlu mendapat perhatian antara lain adalah:
a. Penerangan cahaya b. Ventilasi untuk sirkulasi udara segar
b. Pemeliharaan rumah tangga house keeping misalnya: lantai
bersih, ruangan wangi, suasana menyenangkan dan taman yang indah.
Keadaan lingkungan fisik yang tidak baik akan menimbulkan hal yang sebaliknya. Misalnya: tata letak ruangan yang terlalu sempit
akibat plant layout yang salah, penempatan peralatan kerja yang tidak menyenangkan dan tidak menimbulkan gairah kerja yang baik. Pihak
manajemen harus selalu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja para karyawan.
Apabila kondisi kesehatan dan keselamatan kerja karyawan kurang memadai, perlu diperbaiki, caranya tergantung pada faktor yang
mempengaruhinya.