27
lainnya dimana hitungan tersebut dapat dipergunakan untuk bekerja, dengan kemungkinan karyawan dapat lewat
mengangkat barang disediakan lebar 135 cm, pada ruangan yang biasa dilewati dengan kereta dorong maka dibuat jarak 150
cm. Tata letak dan alur kerja perlu dipikirkan untuk menghindari pemborosan waktu, tenaga, dan bahan-bahan.
Penataan yang
tepat sangat
berguna untuk:
1 mengurangi terjadinya kecelakaan di tempat kerja. 2
mengurangi terjadinya
kesakitan dalam
bekerja, 3 meningkatkan kinerja dan produktifitas.
Alur kerja yang baik untuk bekerja di dapur harus seperi ban berjalan, menghemat waktu dan tenaga sehingga tercipta
suatu kerja yang efektif dan efisien.
Gambar 2.1 : Penyesuaian tempat kerja dengan ukuran tubuh pria dalam inchi2,54 cm per inchi
Gambar 2.2 : Penyesuaian tempat kerja dengan ukuran tubuh wanita dalam inchi2,54 cm per inchi
28
F. Menangani Limbah dan Linen
1. Menangani dan mengatur pembuangan limbah bahan kimia secara aman.
x Bacalah isi tata cara pelaksanaan x Pastikan wadahnya tidak bocor dan rusak
x Yakinkan wadahnya diberi label yang benar x Gunakan alat pelindung seperti masker, sarung tangan
bila diperlukan x Jangan mencampur bahan kimia
x Jangan mencampur limbah kimia. 2. Semua sampah harus dibuang tepat pada waktunya demi
kesehatan umum. 3. Semua tempat limbah harus anti bocor dan kokoh.
4. Tempat limbah harus dipelihara dan ditangani dalam kondisi yang aman.
5. Sebelum tempat sampah penuh, gantilah dengan yang baru. 6. Pembuangan limbah sampah padat.
7. Setiap pembuangan sampah yang bukan cair atau gas jangan dibuang begitu saja ke sistem pipa.
8. Sampah Suatu campuran kertas, karton, plastik, pembuangan kain
linen, kotak kayu, perabotan yang rusak, kaleng-kaleng, botol-botol, kaca-kaca dan sampah umum, tidak termasuk
limbah bekas makanan dan sampah lain yang telah ditetapkan.
9. Sampah makanan
Termasuk sampah dari dapur, café, toko dan termasuk potongan-potongan kertas, plastik, pelapis wadah makanan
padat dan cair. Tidak termasuk karton-karton dan kotak- kotak kayu, semuanya ini bagian dari sampah.
10. Membasuh Sampah cair yang meliputi sampah dari persiapan
pembuatan makanan, dapat juga termasuk yang mengandung lemak tetapi tidak dalam bentuk padat.
11. Kotoran di jalanan Menyapu kotoran yang melekat, daun, isi keranjang sampah
12. Sisa yang masih ada Residu Hasil pembakaran termasuk abu, kaleng-kaleng dan botol-
botol. 13. Abu yang beterbangan Fly Ash
Abu kertas padat, abu arang, debu, shoot atau partikel lain. Pembakaran benda padat yang menghasilkan produk bakar.
29
G. Latihan
1. Bagaimana cara membersihkan peralatan dengan bahan dasar besi?
2. Sebutkan macam-macam bahan pembersih Jelaskan 3. Uraikan dengan jelas cara membersihkan area kerja
30
BAB III PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
A. Pendahuluan
Karyawan atau tenaga kerja merupakan subyek faktor produksi yang sangat penting dalam menunjang keberhasilan bisnis dalam
berbagai kegiatan industri. Bahkan berhasil tidaknya suatu bisnis, efisien dan efektif tidaknya suatu bisnis ditentukan oleh sumber daya
manusia yang berperan serta dalam bisnis itu sendiri. Untuk itu sumber daya manusia harus mendapat perhatian dengan seksama,
agar mereka dapat memberikan kontribusi yang optimal dalam pekerjaan mereka. Bentuk perlakuan tersebut antara lain adalah
kesehatan dan keselamatan kerja para karyawan selama mereka melakukan tugas kekaryaannya. Secara langsung maupun tidak,
perlakuan keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh pada produktivitas karyawan yang bersangkutan.
Karyawan atau tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi yang mempunyai peranan penting dalam usaha mendukung
operasi suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya. Tanpa faktor manusia, suatu operasi perusahaan tidak mungkin dilakukan. Artinya
faktor manusia merupakan unsur penting. Tanpa tenaga manusia tidak mungkin berbagai kegiatan dalam suatu perusahaan dapat berjalan
dengan baikl. Interaksi antara tenaga manusia atas faktor produksi lainnya seperti: mesin, peralatan produksi lain, bahan baku, tenaga
listrik dan sebagainya yang memungkinkan berjalannya proses produksi. Oleh karena itu dalam suatu kegiatan produksi selalu terjadi
interaksi manusia dengan faktor produksi lainnya. Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang menimpa manusia
yang disebabkan oleh faktor produksi mesin, bahan baku, tenaga listrik, lingkungannya dan oleh faktor lainnya. Secara umum arti
kecelakaan kerja adalah suatu kejadian musibah yang menimpa dan mengakibatkan penderitaan bagi tenaga kerja, karena adanyainteraksi
yang tidak seimbang dengan faktor produksi lain dalam suatu operasi perusahaan. Pemerintah dalam hal ini departemen Tenaga kerja
Republik Indonesia mendefinisikan kecelakaan tenaga kerja sebagai suatu kejadian yang tiba-tiba atau yang tidak disangka sangka dan
tidak terjadi dengan sendirinya akan tetapi ada penyebabkan.
31
Keselamatan dan Kesehatan Tenaga Kerja K2TK harus direncanakan secara cermat sejak bangunan fisik plant layout
didirikan. Setelah direncanakan tentunya harus dilaksanakan sebagai bagian dari kebijakan perusahaan. Sebagai bagian dari kebijakan
perusahaan, berarti K2TK harus secara cermat dan terus menerus dilaksanakan dalam menunjang operasi perusahaan.
Keselamatan dan kesehatan kerja erat kaitannya dengan keamanan dan kenyamanan tenaga kerja, dengan demikian erat
hubungannya dengan kemanusiaan. Ditinjau dari segi tenaga kerjanya K2TK harus merupakan bagian dari manajemen sumber daya manusia
dalam perusahaan, namun dari aspek tempat dan jenis pekerjaan K2TK berkaitan erat pula dengan manajemen yang lain seperti:
manajemen produksi dan manajemen keuangan. Dengan demikian aspek K2TK merupakan bagian integral dari keselamatan operasi
perusahaan yang didukung oleh sebuah manajemen dan pemilik perusahaan.
B. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Keselamatan dan kesehatan kerja secara umum mencakup suasana dan lingkungan kerja yang menjamin kesehatan dan
keselamatan karyawan agar tugas pekerjaan perusahaan dapat berjalan lancar. Arti kesehatan dan keselamatan kerja adalah:
a. Menciptakan suasana dan lingkungan kerja:
Kondisi fisik gedung dan segala peralatan yang dimiliki sebagai
sarana untuk melaksanakan tugas karyawan.
Kondisi non fisik, seperti suasana hubungan kerja antar sesama karyawan baik secara horisontal maupun vertikal.
Hubungan horisontal menggambarkan hubungan kerja yang baik antar sesama karyawan yang menduduki posisi yang
sama. Hubungan vertikal berarti tercipta hubungan timbal balik yang baik antara bawahan dengan atasan.
b. Menjamin keselamatan dan kesehatan karyawan, sehingga menciptakan rasa aman dari ancaman bahaya yang ditimbulkan
oleh berbagai sumber bahaya, berupa mesin dan seluruh fasilitas produksi, bahan baku, konstruksi bangunan, instalasi listrik dan
peralatan lainnya.