4.1.6 SARANA KESEHATAN A. Sarana Pelayanan Kesehatan Dasar
Grafik 4.29 Puskesmas dan Jejaring Puskesmas tahun 2007-2011
,
Puskesmas dan jejaring puskesmas cenderung mengalami peningkatan. Mungkin hal ini karena pemerataan akses layanan kesehatan ke daerah-daerah terpencil. Menunjukan
program pemerataan ini berjalan namun kurang optimal. Rasio penduduk per puskesmas ideal nasional 1 : 25.000 penduduk. Terlihat pada tahun 2011 1 puskesmas melayani sekitar 42.000
penduduk. Pemerataan yang ada sudah berjalan namun belum optimal lantaran pertambahan penduduk yang masih sangat tinggi dan akses layanan kesehatan di daerah terpencil mungkin
diutamakan. Sehingga pemerintah harus melakukan :
1007 1017
1029 1039
1045 1475
1534 1572
1579 1579
612 713
768 781
789 500
1000 1500
2000
2007 2008
2009 2010
2011
Puskesmasdanjejaringpuskesmas
Puskesmas puskesmaspembantu
PuskesmaskelilingK4
45427 46231
47215 50046
50266
43000 44000
45000 46000
47000 48000
49000 50000
51000
1 2
3 4
5
Puskesmasdanjejaringpuskesmas
posyandu
• Perlu percepatan peningkatan sarana layanan kesehatan dasar secara merata dan menyeluruh yang bisa kita lihatpada grafik 4.30 dan 4.31 dibawah ini.
Grafik,4.30,Ratio,Puskesmas,Terhadap,Wilayah,Administrasi,
, ,
Grafik,4.31,Ratio,Penduduk,per,Puskesmas,
,
1.7 1.6
1.7 1.7
1.7
2007 2008
2009 2010
2011
Raopuskesmasterhadapwilayahadministrasi
puskesmaskecamatan
41195 41489
41491 41438
41978
2007 2008
2009 2010
2011
raopendudukpuskesmas
B. Sarana Pelayanan Kesehatan Rujukan 1. Rumah sakit umum
Grafik 4.32 Rumah Sakit Umum Tahun 2007 - 2011
Berdasarkan rekapitulasi laporan kabupaten kota oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat jumlah rumah sakit di Jawa Barat tahun 2011 berjumlah 260 buah, yang mencakup
rumah sakit umum dan khusus milik pusat, pemerintah daerah provinsi, kabupaten kota, TNIPolri, BUMN dan swasta. Dibanding tahun 2010, pada tahun 2011 terjadi peningkatan
jumlah rumah sakit sebesar 7 16 buah. Proporsi peningkatan rumah sakit terjadi pada rumah sakit swasta 87,5 dan rumah sakit Pemda sebesar 12,5. Oleh karenanya seharusnya
pemerintah melakukan hal berikut ini: • Peningkatan jumlah Rumah Sakit pemerintah agar terjangkau oleh masyarkat miskin
• Peningkatan layanan kesehatan rumah sakit pemerintah secara kualitas
89 96
149 179
193
7 7
7 5
5 16
16 16
17 17
28 28
32 38
40 5
5 5
5 5
2007 2008
2009 2010
2011 Swasta
BUMN TNIPOLRI
Pemda Depkes
JumlahRumahSakitUmum
2. Rumah Sakit Khusus Grafik 4.33 Rumah Sakit Khusus Tahun 2007-2011
Rumah sakit khusus di Provinsi Jawa Barat tahun 2011 tercatat sebanyak 60 buah. Berkurang bila dibanding kondisi 2010 yang berjumlah 63 buah karena peningkatan status
dari rumah sakit ibu bersalin menjadi rumah sakit umum. Jenis pelayanan rumah sakit khusus antara lain Pelayanan Kesehatan Jiwa, Paru, Mata, Bedah, Ginjal, Gigi serta Ibu dan
anak. Proporsi Rumah Sakit Khusus terbanyak adalah rumah sakit yang melayani kesehatan ibu dan anak 78.33. Sehingga diperlukan :
• Peningkatan jumlah rumah sakit khusus yang belum ada dari penyakit-penyakit tidak menular
3. Tempat Tidur Grafik 4.34 Rumah Sakit Umum dan Khusus Tahun 2007-2011
,
2 3
3 2
2 3
3 3
3 3
1 1
1 1
1 7
7 7
5 4
1 1
1 1
1 41
41 44
51 47
10 20
30 40
50 60
2007 2008
2009 2010
2011
JumlahRumahSakitKhusus
Jiwa Paru
Mata Bedah
Ginjal RSIARSB
20.107 20.861
23.382 28.116
26.431
2007 2008
2009 2010
2011
Rumahsakitumumdankhusus
jumlahtmpatAdur
Total tempat tidur di rumah sakit umum pusat, pemda, swasta, TNI Polri dan BUMN berjumlah 26.431 tempat tidur. Ketersediaan tempat tidur pasien pada rumah sakit di Provinsi
Jabar masih di bawah standar layanan yang ditetapkan World Health Organization WHO. Rasio ketersediaan tempat tidur pasien di Jabar masih pada rata-rata satu per 20 ribu warga.
Sementara standar WHO mengsyaratkan pada rasio satu per dua ribu penduduk. Terlihat penurunan di tahun 2011 jumlah tempat tidur yang seharusnya terus tetap meningkat tiap
tahunnya. Sehingga diperlukan: • Pengembangan tiap-tiap rumah sakit dalam rangka peningkatan tempat tidur
• Peningkatan dan pemerataan jumlah rumah sakit khususnya didaerah perdesaan dan terpencil
C. Sarana Pelayanan Kesehatan Lainnya 1. Jumlah Sarana Produksi Kefarmasian dan Alat Kesehatan
Grafik 4.35 Jumlah Sarana Produksi Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2007-2011
Dari data diatas terlihat perkembangan sarana distribusi dari tahun ke tahun menunjukan peningkatan. hal tersebut menunjukan pembinaan dan pengawasan harus
ditingkatkan. Tujuan pembinaan dan pengawasan yang dilakukan adalah untuk melindungi
masyarakat dari bahaya yang disebabkan oleh penggunaan sediaan farmasi dan alat kesehatan yang tidak memenuhi persyaratan mutu atau keamanan. Sehingga memerlukan:
• Peningkatan sarana produksi kefarmasian dan alat kesehatan sesuai dengan peningkatan sarana kesehatan
• Rutinitas pembaharuan alat agar keamanan proses penyembuhan lebih baik • Pengawasan terhadap obat-obat kadarluarsa atau illegal
• Pengembangan produksi kefarmasian dan alat kesehatan dalam mendukung kualitas
penyembuhan
D. Tenaga Kesehatan Grafik 4.36 Ratio Tenga Kesehatan per 100.000 Penduduk
Ratio tenaga medis terhadap penduduk ternyata 1 dokter umum melayani 17.082 orang yang seharusnya 1 dokter melayani hanya 2.500 orang. Rasio tenaga keperawatan
50.95
36.41
1.68 1.95
0.1 3.3
2.39 2.77
0.27 2.69
2.94 3.63
3.26 5.93
61 81.5
10.04 9.87
10 20
30 40
50 60
70 80
90
2010 2011
RasioTenagaKesehatan100.000Penduduk
NonKesehatan ketehnisianmedis
KeterapianFisik Gizi
Sanitasi KesehatanMasyarakat
Kefarmasian Keperawatan
Medis
dengan 1 orang tenaga keperawatan harus melayani 2.232 orang, yang seharusnya 158 per 100.000 penduduk. Rasio tenaga sanitarian 2.69 per 100.000 penduduk seharusnya rasio 15
per 100.000 penduduk. Rasio tenaga Gizi yaitu 2.77 per 100.000 penduduk yang seharusnya 24 per 100.000 penduduk. Rasio tenaga lainnya mengikuti peningkatan dari rasio tenaga
kesehatan tersebut.
4.1.7 Perumusan Strategy Maps dan Scorecards