dengan 1 orang tenaga keperawatan harus melayani 2.232 orang, yang seharusnya 158 per 100.000 penduduk. Rasio tenaga sanitarian 2.69 per 100.000 penduduk seharusnya rasio 15
per 100.000 penduduk. Rasio tenaga Gizi yaitu 2.77 per 100.000 penduduk yang seharusnya 24 per 100.000 penduduk. Rasio tenaga lainnya mengikuti peningkatan dari rasio tenaga
kesehatan tersebut.
4.1.7 Perumusan Strategy Maps dan Scorecards
Dengan memperhatikan Renstra Propinsi Jawa Barat 2008-2013, Program-program Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dan data-data lainnya maka penulis mencoba
merumuskan Strategy Maps Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. Dinas Kesehatan harus memiliki Sumberdaya kesehatan yang berkualitas dan IPTEK literate, selain itu harus
didukung oleh penataan sistem kesehatan dan Tenaga kesehatannya. Di lain hal, harus pula ditunjang oleh peningkatan sarana dan prasarana dasar dimana dengan bekal itu semua
diharapkan pemulihan krisis dan pembangunan kesehatan di propinsi Jawa Barat dapat dipercepat.
Gambar 4.1. Proses perumusan Perspective theme Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat SM
13 Prioritas
Program OBJECTIBE1
OBJECTIVE2 OBJECTIVE3
OBJECTIVE OBJECTIVE
MEASURE
MEASURE MEASURE
MEASURE
RENSTRA VISI
MISI
FINANSIAL
STAKEHOLDER
INTERNAL
LEARNINGAND GROWTH
Gambar 4.2 Kebijakan Kesehatan Di Jawa Barat Strategy Maps
Demi mempecepat pembangunan kesehatan, maka Dinas Kesehatan perlu menggalang persatuan, partisipasi dan kemitraan sinergis dengan para stakeholder-nya. Dengan dukungan
stakeholder diharapkan dapat memperkuat jaringan kerjasama dan promosi demi mendorong laju pertumbuhan kesehatan. Diperlukan upaya untuk memperkuat budaya perilaku hidup
bersih dan sehat pada masyarakat Jawa Barat dengan cara memelihara, mengembangkan dan terus mensosialisasikan budaya perilaku hidup bersih dan sehat kepada seluruh masyarakat
Jawa Bara. Disisi lain, kondisi linkungan pun harus ditunjang, dengan cara memelihara dan meningkatkan sarana dan prasarana, bantuan tidak langsung, system pelaporan capaian
kinerja, dan pemantapan sistem kesehatan, sehingga masyarkat dapat jaminan dan kepastian kesehatan tanpa terkecuali dan yang pada akhirnya, cita-cita Dinas Kesehatan dapat terwujud.
Skema Kebijakan Kesehatan Provinsi Jawa Barat Strategy Maps dapat dilihat pada gambar 5.2.
Apabila kita lihat Strategy Maps Dinkes Jabar Gambar 5.2 tampak pada perspektif Internal bahwa Kerjasama Sinergis tidak memiliki tema objective itu karena kerjasama
sinergis tidak berbunyi di Renstra Dinkes Jabar tepatnya pada 13 Prioritas Kesehatan, Sehingga dianggap bahwa Kerjasama Sinergis adalah sesuatu yang sangat penting dalam
mencapai Visi Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat. Financial Perspective adalah sesuatu yang harus tetap ada, karena bagaimanapun Dinas
Kesehatan Jawa Barat tetap harus disiplin dalam membelanjakan anggaran belanjanya, karena kesuksesan dari perspektif financial adalah apakah Dinas Kesehatan Propinsi Jawa
Barat mampu untuk disiplin membelanjakan setiap anggaran sesuai dengan rencana yang telah disusun sebelumnya.
Selanjutnya uraian detail dari masing-masing objective dalam perspektif dapat dilihat pada tabel 5.1, tabel 5.2 dan tabel 5.3. Didalam tabel tersebut termuat komponen-komponen
strategic objective, strategic measurement, target, strategic initiative, dimana masing-masing komponen tersebut terdapat data-data yang digali dari 13 prioritas dan data lainnya di dalam
Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, jadi sifatnya given.
Tabel 4.1. Learning and Growth Perspective Scorecard
Le ar
n in
g an d
Gr G
row th
P er
sp ec
ti ve
Strategic Objective
Strategic Measurement
Target
Realisasi Initiative
Peningkatan Sumber
Daya Kesehatan
Meningkatnya kuantitas SDM
Kesehatan 65
Melakukan proses penyaringan tenaga kerja
baru secara profesional Meningkatnya
Kualitas SDM Kesehatan
Meningkatkan lama pendidikan tingkat sekolah
Peningkatan kualitas kompetensi tenaga
kesehatan Meningkatkan Penguasaan
IPTEK Meningkatkan wawasan
melalui pelatihan-pelatihan Peningkatan
Kapasitas Sumber Daya Aparatur
Meningkatnya Kesejahteraan dan
Kemampuan Aparatur 96
Meningkatkan kualitas hidup aparatur
Meningkatkan tenaga kesehatan yang ditunjang
dengan kualitas dan kesejahteraan yang semakin
baik
Peningkatan Sarana Dan Prasarana
Aparatur Pemenuhan dan
peningkatan fasilitas sarana dan prasarana
Puskesmas dan rumah sakit
65
41 Membangun sarana
prasarana yang komplit dalam proses layanan
kesehatan
Bindal ketersediaan pemerataan, mutu,
keamanan obat, sediaan farmasi, alkes
dan mamin Meningkatkan product yang
berkualitas dan menjamin mutu nya
Pembahruan alat demi keamanan proses
penyembuhan Berkembangnya
layanan Laboratorium kesehatan
Pelayanan diagnose penyakit untuk mengetahui
kepastian penyakit masyarakat
Pengembangan DataInformasiStat
istik Daerah Pemutakhiran Data
dan Informasi Kesehatan dan SIK
Online 70
Menyediakan alat-alat SI dan dukungan lainnya yang
di jalankan oleh tenaga kesehatan yang
berkompeten serta mampu menyajikan data secara
cepat, tepat dan akurat.
Peningkatan penemuan data yang lgsg berlanjut
Tabel 4.2. Internal Perspective Scorecard
In te
rn al
P er
sp ec
ti ve
Strategic Objective
Strategic Measurement
Target
realisa si
Iniciative
Peningkatan Pencegahan Dan
Penanggulangan Penyakit Menular
Meningkatnya Pencegahan Dan
Pengendalian Penyakit Yang
Dapat Dicegah Dengan
Immunisasi PD3I 82
69.20 – 100
Memberikan imunisasi bagi ibu dan anak secara menyeluruh dan
lengkap
Memberikan vaksin bagi ibu dan anak yang belum mendapatkan
imunisasi dalam beberapa tahun terakhir
Terciptanya Sistem Surveilians
Penyakit yang Baik Perbaikan management surveilians
dan pendataan menyeluruh pada setiap lapisan masyarakat JABAR
Pemeliharaan Sarana Dan
Prasarana Aparatur
Kegiatan Pemeliharaan
Sarana Prasarana 65
Pemeliharaan mecakup seluruh sarana prasaran unit kerja
kesehatan provinsi jabar
Pencatatan property kesehatan secara menyeluruh
Peningkatan dan Pengembangan
Manajemen Pelayanan
Kesehatan Fasilitator dan
Penyusunan Perncanaan
Pembangunan Kesehatan Jawa
Barat Penyusunan rencana berdasarkan
data terkini serta menyertakan stakeholder
Pengembangan Jaminan Kesehatan
Masyarakat 70.3
66.75
Memastikan jamkesmas mengenai sasaran yaitu pada masyarakat
miskin dan sampai kedaerah terpencil
Penyusunan Sistem Kesehatan Provinsi
Membangun system yang terintegrasi dan mudah untuk
dikelola oleh aparatur kesehatan
Peningkatan Pengembangan
Sistem Pelaporan Capaian Kinerja
Dan Keuangan Adanya
perencanaan, evaluasi dan
pelaporan internal pada setiap unit
kesehatan JABAR Melakukan kegiatan sesuai rencana
dan dikuti evaluasi untuk pembelajaran kedepanya serta
pelaporan langsung harian perkembangan kegiatan kesehatan
JABAR
Peningkatan Pelayanan
Administrasi Perkantoran
Terselenggaranya Administrasi
Perkantoran 65
Menciptakan system birokrasi yang baik serta memiliki kearsipan
kesehatan dalam menunjang data kesehatan Provinsi JABAR
Bantuan Tidak Langsung
Bantuan Keuangan
Meningkatnya pelayanan yang
diberikan setiap unit kesehatan
kepada seluruh lapisan masyarakat
JABAR tanpa pandang bulu
Warga miskin harus mendapatkan layanan kesehatan yang lebih baik.
Perbaikan gizi balita terus ditingkatkan serta pelayanan dasar
ibu dan anak selalu menjadi yang diutamakan
Tabel 4.3. Stakeholder Perspective Scorecard
Pada dasarnya realisasi program-program kesehatan belum mencapai target nasional tahun 2011 yang bisa dilihat pada tabel 4.1, 4.2, dan 4,3. Namun hanya sebagian yang telah
mencapai target yaitu pada imunisasi tertentu pada ibu dan anak. Penulis jg belum mendapatkan sebagian data realisasi-realisasi program kesehatan dinas kesehatan Jawa Barat.
S tak
eh ol
d er
Strategic Objective
Strategic Measurement Target
realisasi Iniative
Intensitas dan penyebaran
penyakit multiple
burden of disease, gizi
buruk, dan krisis kesehatan
akibat bencana Diketahuinya akar permasalahan
penyebaran penyakit menular melalui penelitian-penelitian.
Meningkatnya Gizi baik balita 100
89.59 Terputusnya rantai penularan
Tersedianya akses kesehatan yang terjangkau masyarakat
81 Pemerataan akses diagnosis dini
Memadainya vaksin dan obat- obatan
85 Masyarkat merasa terjamin
kesehatannya 70.3
66.75
Pelayanan Kesehatan Ibu
dan Anak, masyarakat
miskin, di daerah
terpencil, Meratanya layanan kesehatan
81 73.32 -
90.04 Terjaminnya kesehatan seluruh
lapisan masyarakat 70.3
66.75 Meningkatnya dan meratanya
cakupan imunisasi pada ibu dan anak
86 69.20 –
100
Masyarkat sadar akan perilaku hidup bersih dan sehat
55 47.38
Tersedianya sarana prasarana yang berkualitas
80 Menurunya
tingkat mortalitas dan
morbiditas Menurunnya angka kematian bayi
Menurunnya angka kematian balita Menurunnya angka kematian ibu
Menurunya angka kematian penyakit menular
Menurunnya angka kematian penyakit tidak menular
Namun dilihat dari data-data sebelumnya pada perspective Learning and Growth yaitu mencakup pada sumber daya manusia dan sarana prasarana kesehatan itu masih kurang
menunjang untuk memberikan pelayanan kepada masyarkat Jawa Barat karena setidaknya perlu 5kali samapai 10kali lipat peningkatan dari sumber daya kesehatan yang ada. Masalah
indormasi data juga penulis banyak menemukan kesulitan penemuan data yang lengkap dan oleh karena itu sangat diperlukan perbaikan pengelolaan data yang lebih baik dan program
penemuan-penemuan kasus kesehatan juga perlu ditingkatkan. Budaya perilaku hidup bersih dan sehat terlihat masih belum mencapai target, perlu inovasi-inovasi promosi PHBS agar
masyarakat tertarik untuk mengikuti dan bisa dimulai dari seluruh aparatur provinsi Jawa Barat untuk berbudaya PHBS.
Pada perspective Internal, proses internal ini bisa dikatakan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat, baik itu secara langsung maupun tidak langsung. program imunisasi ibu
dan anak sudah sebagian mencapai target dan masih perlu ditingkatkan dan pemberiannya secara menyeluruh. Jaminan kesehatan masyarakat masih belum bisa dirasakan kepada
seluruh masyarkat Jawa Barat yang bisa kita lihat pada tabel 4.2 diatas. Penulis masih belum bisa menemukan capaian kinerja aparatur Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat di bidang
pemeliharaan sarana prasarana, manajemen, administrasi perkantoran, dan bantuan keuangan. Semua ini sangat penting untuk diketahui agar system kesehatan bisa diperbaiki untuk lebih
baik lagi kedepannya. Kerja sama sinergis yang tidak dimiliki atau tercantum oleh Dinas Kesehatan dengan instansi terkait yang mungkin melemahkan kinerja Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Barat. Seharusnya kerjasama sinergis ini menjadi hal yang sangat penting agar meringankan capaian setiap instansi terkait. Pada akhirnya masyarakatlah bisa merasakan
pelayanan prima yang diberikan oleh pemerintah Jawa Barat. Selanjutnya untuk Perspective Stakeholdercustomer ini adalah apa yang sudah
dirasakan oleh masyarkat Jawa Barat dalam pelayanan kesehatan. Bisa dilihat pada tabel 4.3
bahwa setiap realisasi masih belum bisa mencapai target dan hanya sebagian kecil yang sudah mencapai target. Dari sini bisa dikatakan bahwa kinerja Dinas Kesehatan untuk
melayani masyarakat Jawa Barat masih buruk. Rencana Strategi dan program prioritas yang ada belum mencapai sasaran yang tepat. Dari data-data yang ada sebelumnya bahwa
permasalahan kesehatan Jawa Barat sangatlah kompleks dimana segala bentuk layanan kesehatan harus dilakukan secara keseluruhan.
Ini semua tidak terlepas dari peran koordinasi internal, seperti melakukan pelaksanaan pembinaan, pengawasan terhadap unit-unit kerja di lingkungan kesehatan Jawa Barat, secara
kontinue melakukan pengembangan manajemen kesehatan dan pemberdayaan stakeholder. Kesadaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah hal yang paling penting untuk semua
stakeholder sebagai bentuk pencegahan. Diharapkan dengan perbaikan proses dan system kesehatan Jawa Barat mampu mendukung percepatan pembangunan kesehatan Provinsi Jawa
Barat dan pencapaian visinya.
Tabel 4.4 Rerata data status derajat kesehatan 5 tahun periode 2007-2011
berdasarkan Tabel 4.3 secara global, posisi derajat kesehatan berkurang rata-rata sebesar 4.8 .
SituasiDerajatKesehatan Rerata5tahun200752011
KemaanBalitaper1000KelahiranHidup 624.87
KemaanCaseFatalityRateCFRDBD 616.70
MALARIAAPIper1000Standar1:1000 616.06
IncidenceRateIRPer100.000 610.42
KemaanBayiper1000KelahiranHidup 61.06
KemaanIbuBersalin 60.26
UmurHarapanHidup 0.29
KemaanIbuNIFAS 2.70
KemaanIbuHamil 3.83
Filariasis 3.86
PenderitaGigitanRabies 5.85
Tabel 4.5 Rerata data kematian 5 tahun periode 2007-2011
berdasarkan tabel 4.4 tren posisi kematian rata-rata berkisar 464 . Ini angka yang cukup besar.
Tabel 4.6 Rerata data penduduk perempuan berusia 10 tahun ke atas yang pernah menikah menurut usia perkawinan pertama di Jabar 5 tahun periode 2007-2011
Posisi ini penduduk perempuan berusia 10 tahun ke atas yang pernah menikah menurut usia perkawinan pertama di Jabar masih mengalami pertambahan rata-rata berkisar 4 dan
posisi statusgizi,berkurangrataVrataberkisa-0.56 .
Kemaan Rerata5tahun200722011
KemaanCFR:Diabetes 2.27
KemaanCFR:Ca.SakuranPernafasan 32.77
KemaanCFR:Ca.SaluranPencernaan 37.14
KemaanCFR:Neoplasma 52.00
KemaanCFR:Ca.Kulit 207.35
KemaanCFR:Jiwa 367.33
KemaanCFR:Ca.ronggaMulut 499.27
KemaanCFR:Hipertensi 1203.66
KemaanCFR:Ca.Cerviks 1782.18
PendudukPerempuanberusia10tahun keatasygpernahmenikahmenurutusia
perkawinanpertamaJABAR
Rerata5tahun 20072011
15tahun 9.9
1618tahun 1.7
1924tahun 5.1
25tahun 22.5
StatusGizi Rerata5tahun
20072011
StatusGizi:kurang 10.37
StatusGizi:buruk 7.63
StatusGizi:baik 1.26
StatusGizi:lebih 6.86
ANEMIAGIZIPersentaseCakupanPemberian TabletBesiFe3IbuHamilJABAR
7.08
Tabel 4.7 Rerata data penyakit 5 tahun periode 2007-2011
Posisi penyakit pertahun masih mengalami pertambahan rata-rata berkisar 27
Tabel 4.8 Rerata data layanan keseahtan ibu hamil dan layanan ibu hamil dan KB 5 tahun periode 2007-2011
Posisi layanan kesehatan ibu hamil masih mengalami pertambahan rata-rata berkisar 1.56 dan
Posisiini,masihmengalamipertambahanrataVrataberkisar5.41 .
Penyakit Rerata5tahun
200732011
TetanusNeonatorum -7.73
KasusPneumonia -2.70
KasusDiare 1.06
ma:CFRPneumonia 2.42
KesembuhanCureRateTBC 2.64
KasusTBC 3.08
KasusKusta100.000 5.50
KasusHIV 10.00
kasusDiKeri 18.81
kema:anDaiareCFR 19.11
KasusAIDS 31.57
FrekwnsikasusCampak 244.00
LayananKesehatanIbuHamil Rerata5tahun200792011
LayananKesehatanIbuHamil:DO 54.27
LayananKesehatanIbuHamil:TT 0.13
LayananKesehatanIbuHamil:FE3 1.64
LayananKesehatanIbuHamil:TT1 2.92
LayananKesehatanIbuHamil:K1 2.92
LayananKesehatanIbuHamil:K4 3.75
LayananKesehatanIbuHamil:TT2 3.83
LayananIbuHamildanKB Rerata5tahun200792011
VitaminA 58.78
LayananNeonatalBayikurandari1bulan 2.39
LayananIbuHamilResikoTinggiyangDitangani 2.78
LayananIbuBersalin 5.23
Pelayanankesehatanbayi 6.14
KBAkRf 7.43
KBBaru 12.38
LayananIbuNifasKF 15.70
Tabel 4.9. Rerata data layanan penyakit dan proporsi tenaga kesehatan menurut jenis tenaga 5 tahun periode 2007-2011
Posisi layanan penyakit masih mengalami pertambahan rata-rata berkisar 58.6 dan posisi Posisi tenaga keseahtan menurut tenis tenaga mengalami pertambahan rataVrata
berkisar77.7 per-tahunnya.
Tabel 4.10 Rerata data Posisi ratio tenaga kesehatan menurut jenis tenaga per-100 ribu penduduk dan ratio puskesmas terhadap wilayah administrasi dan
penduduk 5 tahun periode 2007-2011
LayananPenyakit Rerata5tahun
200742011
CakupanLayanan:DO -10.63
CakupanLayanan:DPT3+HB3 2.35
CakupanLayanan:HB0 2.53
CakupanLayanan:BCG 2.59
CakupanLayanan:Polio4 2.87
CakupanLayanan:Campak 4.91
CakupanUniversalChildImmunizaMonUCIdesa 6.08
CakupanLayanan:ImunisasiTT2KabKota 458.06
ProporsiTenagaKesehatanmenurutJenisTenaga Rerata5tahun
200742011
Sanitasi -58.5
KeteknisaMedis -30.3
Medis -22.0
Kesmas -17.2
Gizi -9.1
tenagaNonKesehatan -4.6
Perawatbidan 0.7
Kefarmasian 60.0
KeteknisanFisik 780.0
RaoTenagaKesehatanMenurutJenis TenagaKesehatanper4100.000penduduk
Rerata5tahun 200742011
tenagaNonKesehatan ,28.5
KeteknisaMedis ,20.9
Medis ,9.2
Gizi 3.9
Kesmas 9.5
Perawat 14.3
Kefarmasian 33.6
Sanitasi 401.1
keterapianfisik 1564.3
PerilakuHidupbersihdanSehatPHBS 6.8
RasioPuskesmasterhadapwilayah administrasidanpenduduk
Rerata5tahun 200742011
puskesmaskecamatan 0.09
pendudukpuskesmas 0.47
Posisi ratio tenaga kesehatan menurut jenis tenaga per-100 ribu penduduk masih mengalami pertambahan rata-rata berkisar 218.7 dan posisi ratio puskesmas terhadap wilayah
administrasi dan penduduk masih mengalami pertambahan rata-rata berkisar 0.28 .
Tabel 4.11 Rerata data jumlah rumah sakit umum berdasarkan kepemilikian dan jumlah rumah sakit khusus 5 tahun periode 2007-2011
Posisi jumlah rumah sakit umum berdasarkan kepemilikian masih mengalami pertambahan rataVrata berkisar 5.4 dan posisi jumlah rumah sakit khusus masih
mengalami penurunan rata-rata berkisar -0.69 .
Tabel 4.12 Rerata data rasio tenaga kesehatan dalam 5 tahun periode 2007-2011
Jumlahrumahsakitumumberdasarkan kepemilikan
Rerata5tahun 200782011
BUMN 7.1
Depkes 0.0
TNIPolri 1.6
Pemda 9.6
Swasta 22.8
JumlahRumahSakitKhusus Rerata5tahun
200782011
Bedah 12.14
Paru 0.00
Mata 0.00
Ginjal 0.00
RSIARSB 3.85
Jiwa 4.17
Gigi
RasioTenagaKesehatan100.000 Penduduk
Rerata5tahun 2007;2011
NonKesehatan +28.54
ketehnisianmedis +20.91
Medis +8.77
Gizi 3.91
KesehatanMasyarakat 9.46
Keperawatan 14.27
Kefarmasian 33.62
Sanitasi 401.13
KeterapianFisik 1564.29
Posisi rasio tenaga kesehatan dalam 5 tahun periode 2007-2011 masih mengalami pertambahan rata-rata berkisar 218.72 .
Sehingga berdasarkan angka-angka diatas, maka strategy maps dibangun semakin memperlihatkan pola yang menarik yang menggambarkan hubungan masing –masing
perspektif dan keterkaitan angka dan nilai yang mendasari-nya. Dimana potensi peningkatan dan penurunan dapat dijadikan dasar untuk pengambilan keputusan pada tahun berikutnya.
keteragan : panah hijau = memperlihatkan kecenderungan peningkatan
panah merah = memperlihatkan kecenderungan penurunan bintang merah = memperlihatkan data yang dalam ‘grey area‘
Gambar 4.3. Strategy Maps Kebijakan Kesehatan Di Jawa Barat Strategy Maps
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan data diatas, program-program dinas kesehatan Jawa Barat menurut Peneliti masih jauh dari keberhasilan dalam mencapai target. Permasalahan yang terjadi pada
dinas kesehatan Provinsi Jabar ternyata menyeluruh seperti : • Sarana dan prasarana kesehatan kurang memadai sehingga kurang mampu melayani
seluruh masyarakat Jawa Barat Penulis banyak menemukan permasalahan keterjangkauan layanan kesahatan
khususnya daerah terpencil sangatlah sulit. 1 puskesmas yang seharusnya melayani 25.000 penduduk pada kenyataannya yaitu masih 1 : 42.000. Tempat
tidur masih belum sesuai dengan standard yang diharapkan. Rumah sakit umum bertambah namun pertambahan tersebut didominasi oleh rumah sakit
swasta dab serta rumah sakit khusus mengalami penurunan berkurang. • Tenaga kesehatan rata-rata masih harus ditambah 5 kali sampai 10 kali lipat untuk
mencapai standard yang ada. Ratio tenaga medis terhadap penduduk ternyata 1 dokter umum melayani
17.082 orang yang seharusnya 1 dokter melayani hanya 2.500 orang. Rasio tenaga keperawatan dengan 1 orang tenaga keperawatan harus melayani 2.232
orang, yang seharusnya 158 per 100.000 penduduk. Rasio tenaga sanitarian 2.69 per 100.000 penduduk seharusnya rasio 15 per 100.000 penduduk. Rasio
tenaga Gizi yaitu 2.77 per 100.000 penduduk yang seharusnya 24 per 100.000 penduduk. Rasio tenaga lainnya mengikuti peningkatan dari rasio tenaga
kesehatan tersebut. • Imunisasi yang belum sepenuhnya terpenuhi kepada ibu dan anak
Imunisasi sudah hampir mencapai 100 pelayanan yang diberikan kepada ibu dan anak, namun sebagian jenis imunisasi masih belum di dapat oleh ibu dan
anak. • Kurangnya penelitian tentang kesehatan dalam rangka penemuan akar-akar
permasalahan kesehatan Jawa Barat