Perumusan Strategy Maps dan Scorecards

dengan 1 orang tenaga keperawatan harus melayani 2.232 orang, yang seharusnya 158 per 100.000 penduduk. Rasio tenaga sanitarian 2.69 per 100.000 penduduk seharusnya rasio 15 per 100.000 penduduk. Rasio tenaga Gizi yaitu 2.77 per 100.000 penduduk yang seharusnya 24 per 100.000 penduduk. Rasio tenaga lainnya mengikuti peningkatan dari rasio tenaga kesehatan tersebut.

4.1.7 Perumusan Strategy Maps dan Scorecards

Dengan memperhatikan Renstra Propinsi Jawa Barat 2008-2013, Program-program Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dan data-data lainnya maka penulis mencoba merumuskan Strategy Maps Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. Dinas Kesehatan harus memiliki Sumberdaya kesehatan yang berkualitas dan IPTEK literate, selain itu harus didukung oleh penataan sistem kesehatan dan Tenaga kesehatannya. Di lain hal, harus pula ditunjang oleh peningkatan sarana dan prasarana dasar dimana dengan bekal itu semua diharapkan pemulihan krisis dan pembangunan kesehatan di propinsi Jawa Barat dapat dipercepat. Gambar 4.1. Proses perumusan Perspective theme Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat SM 13 Prioritas Program OBJECTIBE1 OBJECTIVE2 OBJECTIVE3 OBJECTIVE OBJECTIVE MEASURE MEASURE MEASURE MEASURE RENSTRA VISI MISI FINANSIAL STAKEHOLDER INTERNAL LEARNINGAND GROWTH Gambar 4.2 Kebijakan Kesehatan Di Jawa Barat Strategy Maps Demi mempecepat pembangunan kesehatan, maka Dinas Kesehatan perlu menggalang persatuan, partisipasi dan kemitraan sinergis dengan para stakeholder-nya. Dengan dukungan stakeholder diharapkan dapat memperkuat jaringan kerjasama dan promosi demi mendorong laju pertumbuhan kesehatan. Diperlukan upaya untuk memperkuat budaya perilaku hidup bersih dan sehat pada masyarakat Jawa Barat dengan cara memelihara, mengembangkan dan terus mensosialisasikan budaya perilaku hidup bersih dan sehat kepada seluruh masyarakat Jawa Bara. Disisi lain, kondisi linkungan pun harus ditunjang, dengan cara memelihara dan meningkatkan sarana dan prasarana, bantuan tidak langsung, system pelaporan capaian kinerja, dan pemantapan sistem kesehatan, sehingga masyarkat dapat jaminan dan kepastian kesehatan tanpa terkecuali dan yang pada akhirnya, cita-cita Dinas Kesehatan dapat terwujud. Skema Kebijakan Kesehatan Provinsi Jawa Barat Strategy Maps dapat dilihat pada gambar 5.2. Apabila kita lihat Strategy Maps Dinkes Jabar Gambar 5.2 tampak pada perspektif Internal bahwa Kerjasama Sinergis tidak memiliki tema objective itu karena kerjasama sinergis tidak berbunyi di Renstra Dinkes Jabar tepatnya pada 13 Prioritas Kesehatan, Sehingga dianggap bahwa Kerjasama Sinergis adalah sesuatu yang sangat penting dalam mencapai Visi Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat. Financial Perspective adalah sesuatu yang harus tetap ada, karena bagaimanapun Dinas Kesehatan Jawa Barat tetap harus disiplin dalam membelanjakan anggaran belanjanya, karena kesuksesan dari perspektif financial adalah apakah Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat mampu untuk disiplin membelanjakan setiap anggaran sesuai dengan rencana yang telah disusun sebelumnya. Selanjutnya uraian detail dari masing-masing objective dalam perspektif dapat dilihat pada tabel 5.1, tabel 5.2 dan tabel 5.3. Didalam tabel tersebut termuat komponen-komponen strategic objective, strategic measurement, target, strategic initiative, dimana masing-masing komponen tersebut terdapat data-data yang digali dari 13 prioritas dan data lainnya di dalam Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, jadi sifatnya given. Tabel 4.1. Learning and Growth Perspective Scorecard Le ar n in g an d Gr G row th P er sp ec ti ve Strategic Objective Strategic Measurement Target Realisasi Initiative Peningkatan Sumber Daya Kesehatan Meningkatnya kuantitas SDM Kesehatan 65 Melakukan proses penyaringan tenaga kerja baru secara profesional Meningkatnya Kualitas SDM Kesehatan Meningkatkan lama pendidikan tingkat sekolah Peningkatan kualitas kompetensi tenaga kesehatan Meningkatkan Penguasaan IPTEK Meningkatkan wawasan melalui pelatihan-pelatihan Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Meningkatnya Kesejahteraan dan Kemampuan Aparatur 96 Meningkatkan kualitas hidup aparatur Meningkatkan tenaga kesehatan yang ditunjang dengan kualitas dan kesejahteraan yang semakin baik Peningkatan Sarana Dan Prasarana Aparatur Pemenuhan dan peningkatan fasilitas sarana dan prasarana Puskesmas dan rumah sakit 65 41 Membangun sarana prasarana yang komplit dalam proses layanan kesehatan Bindal ketersediaan pemerataan, mutu, keamanan obat, sediaan farmasi, alkes dan mamin Meningkatkan product yang berkualitas dan menjamin mutu nya Pembahruan alat demi keamanan proses penyembuhan Berkembangnya layanan Laboratorium kesehatan Pelayanan diagnose penyakit untuk mengetahui kepastian penyakit masyarakat Pengembangan DataInformasiStat istik Daerah Pemutakhiran Data dan Informasi Kesehatan dan SIK Online 70 Menyediakan alat-alat SI dan dukungan lainnya yang di jalankan oleh tenaga kesehatan yang berkompeten serta mampu menyajikan data secara cepat, tepat dan akurat. Peningkatan penemuan data yang lgsg berlanjut Tabel 4.2. Internal Perspective Scorecard In te rn al P er sp ec ti ve Strategic Objective Strategic Measurement Target realisa si Iniciative Peningkatan Pencegahan Dan Penanggulangan Penyakit Menular Meningkatnya Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Immunisasi PD3I 82 69.20 – 100 Memberikan imunisasi bagi ibu dan anak secara menyeluruh dan lengkap Memberikan vaksin bagi ibu dan anak yang belum mendapatkan imunisasi dalam beberapa tahun terakhir Terciptanya Sistem Surveilians Penyakit yang Baik Perbaikan management surveilians dan pendataan menyeluruh pada setiap lapisan masyarakat JABAR Pemeliharaan Sarana Dan Prasarana Aparatur Kegiatan Pemeliharaan Sarana Prasarana 65 Pemeliharaan mecakup seluruh sarana prasaran unit kerja kesehatan provinsi jabar Pencatatan property kesehatan secara menyeluruh Peningkatan dan Pengembangan Manajemen Pelayanan Kesehatan Fasilitator dan Penyusunan Perncanaan Pembangunan Kesehatan Jawa Barat Penyusunan rencana berdasarkan data terkini serta menyertakan stakeholder Pengembangan Jaminan Kesehatan Masyarakat 70.3 66.75 Memastikan jamkesmas mengenai sasaran yaitu pada masyarakat miskin dan sampai kedaerah terpencil Penyusunan Sistem Kesehatan Provinsi Membangun system yang terintegrasi dan mudah untuk dikelola oleh aparatur kesehatan Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Dan Keuangan Adanya perencanaan, evaluasi dan pelaporan internal pada setiap unit kesehatan JABAR Melakukan kegiatan sesuai rencana dan dikuti evaluasi untuk pembelajaran kedepanya serta pelaporan langsung harian perkembangan kegiatan kesehatan JABAR Peningkatan Pelayanan Administrasi Perkantoran Terselenggaranya Administrasi Perkantoran 65 Menciptakan system birokrasi yang baik serta memiliki kearsipan kesehatan dalam menunjang data kesehatan Provinsi JABAR Bantuan Tidak Langsung Bantuan Keuangan Meningkatnya pelayanan yang diberikan setiap unit kesehatan kepada seluruh lapisan masyarakat JABAR tanpa pandang bulu Warga miskin harus mendapatkan layanan kesehatan yang lebih baik. Perbaikan gizi balita terus ditingkatkan serta pelayanan dasar ibu dan anak selalu menjadi yang diutamakan Tabel 4.3. Stakeholder Perspective Scorecard Pada dasarnya realisasi program-program kesehatan belum mencapai target nasional tahun 2011 yang bisa dilihat pada tabel 4.1, 4.2, dan 4,3. Namun hanya sebagian yang telah mencapai target yaitu pada imunisasi tertentu pada ibu dan anak. Penulis jg belum mendapatkan sebagian data realisasi-realisasi program kesehatan dinas kesehatan Jawa Barat. S tak eh ol d er Strategic Objective Strategic Measurement Target realisasi Iniative Intensitas dan penyebaran penyakit multiple burden of disease, gizi buruk, dan krisis kesehatan akibat bencana Diketahuinya akar permasalahan penyebaran penyakit menular melalui penelitian-penelitian. Meningkatnya Gizi baik balita 100 89.59 Terputusnya rantai penularan Tersedianya akses kesehatan yang terjangkau masyarakat 81 Pemerataan akses diagnosis dini Memadainya vaksin dan obat- obatan 85 Masyarkat merasa terjamin kesehatannya 70.3 66.75 Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak, masyarakat miskin, di daerah terpencil, Meratanya layanan kesehatan 81 73.32 - 90.04 Terjaminnya kesehatan seluruh lapisan masyarakat 70.3 66.75 Meningkatnya dan meratanya cakupan imunisasi pada ibu dan anak 86 69.20 – 100 Masyarkat sadar akan perilaku hidup bersih dan sehat 55 47.38 Tersedianya sarana prasarana yang berkualitas 80 Menurunya tingkat mortalitas dan morbiditas Menurunnya angka kematian bayi Menurunnya angka kematian balita Menurunnya angka kematian ibu Menurunya angka kematian penyakit menular Menurunnya angka kematian penyakit tidak menular Namun dilihat dari data-data sebelumnya pada perspective Learning and Growth yaitu mencakup pada sumber daya manusia dan sarana prasarana kesehatan itu masih kurang menunjang untuk memberikan pelayanan kepada masyarkat Jawa Barat karena setidaknya perlu 5kali samapai 10kali lipat peningkatan dari sumber daya kesehatan yang ada. Masalah indormasi data juga penulis banyak menemukan kesulitan penemuan data yang lengkap dan oleh karena itu sangat diperlukan perbaikan pengelolaan data yang lebih baik dan program penemuan-penemuan kasus kesehatan juga perlu ditingkatkan. Budaya perilaku hidup bersih dan sehat terlihat masih belum mencapai target, perlu inovasi-inovasi promosi PHBS agar masyarakat tertarik untuk mengikuti dan bisa dimulai dari seluruh aparatur provinsi Jawa Barat untuk berbudaya PHBS. Pada perspective Internal, proses internal ini bisa dikatakan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat, baik itu secara langsung maupun tidak langsung. program imunisasi ibu dan anak sudah sebagian mencapai target dan masih perlu ditingkatkan dan pemberiannya secara menyeluruh. Jaminan kesehatan masyarakat masih belum bisa dirasakan kepada seluruh masyarkat Jawa Barat yang bisa kita lihat pada tabel 4.2 diatas. Penulis masih belum bisa menemukan capaian kinerja aparatur Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat di bidang pemeliharaan sarana prasarana, manajemen, administrasi perkantoran, dan bantuan keuangan. Semua ini sangat penting untuk diketahui agar system kesehatan bisa diperbaiki untuk lebih baik lagi kedepannya. Kerja sama sinergis yang tidak dimiliki atau tercantum oleh Dinas Kesehatan dengan instansi terkait yang mungkin melemahkan kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. Seharusnya kerjasama sinergis ini menjadi hal yang sangat penting agar meringankan capaian setiap instansi terkait. Pada akhirnya masyarakatlah bisa merasakan pelayanan prima yang diberikan oleh pemerintah Jawa Barat. Selanjutnya untuk Perspective Stakeholdercustomer ini adalah apa yang sudah dirasakan oleh masyarkat Jawa Barat dalam pelayanan kesehatan. Bisa dilihat pada tabel 4.3 bahwa setiap realisasi masih belum bisa mencapai target dan hanya sebagian kecil yang sudah mencapai target. Dari sini bisa dikatakan bahwa kinerja Dinas Kesehatan untuk melayani masyarakat Jawa Barat masih buruk. Rencana Strategi dan program prioritas yang ada belum mencapai sasaran yang tepat. Dari data-data yang ada sebelumnya bahwa permasalahan kesehatan Jawa Barat sangatlah kompleks dimana segala bentuk layanan kesehatan harus dilakukan secara keseluruhan. Ini semua tidak terlepas dari peran koordinasi internal, seperti melakukan pelaksanaan pembinaan, pengawasan terhadap unit-unit kerja di lingkungan kesehatan Jawa Barat, secara kontinue melakukan pengembangan manajemen kesehatan dan pemberdayaan stakeholder. Kesadaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah hal yang paling penting untuk semua stakeholder sebagai bentuk pencegahan. Diharapkan dengan perbaikan proses dan system kesehatan Jawa Barat mampu mendukung percepatan pembangunan kesehatan Provinsi Jawa Barat dan pencapaian visinya. Tabel 4.4 Rerata data status derajat kesehatan 5 tahun periode 2007-2011 berdasarkan Tabel 4.3 secara global, posisi derajat kesehatan berkurang rata-rata sebesar 4.8 . SituasiDerajatKesehatan Rerata5tahun200752011 KemaanBalitaper1000KelahiranHidup 624.87 KemaanCaseFatalityRateCFRDBD 616.70 MALARIAAPIper1000Standar1:1000 616.06 IncidenceRateIRPer100.000 610.42 KemaanBayiper1000KelahiranHidup 61.06 KemaanIbuBersalin 60.26 UmurHarapanHidup 0.29 KemaanIbuNIFAS 2.70 KemaanIbuHamil 3.83 Filariasis 3.86 PenderitaGigitanRabies 5.85 Tabel 4.5 Rerata data kematian 5 tahun periode 2007-2011 berdasarkan tabel 4.4 tren posisi kematian rata-rata berkisar 464 . Ini angka yang cukup besar. Tabel 4.6 Rerata data penduduk perempuan berusia 10 tahun ke atas yang pernah menikah menurut usia perkawinan pertama di Jabar 5 tahun periode 2007-2011 Posisi ini penduduk perempuan berusia 10 tahun ke atas yang pernah menikah menurut usia perkawinan pertama di Jabar masih mengalami pertambahan rata-rata berkisar 4 dan posisi statusgizi,berkurangrataVrataberkisa-0.56 . Kemaan Rerata5tahun200722011 KemaanCFR:Diabetes 2.27 KemaanCFR:Ca.SakuranPernafasan 32.77 KemaanCFR:Ca.SaluranPencernaan 37.14 KemaanCFR:Neoplasma 52.00 KemaanCFR:Ca.Kulit 207.35 KemaanCFR:Jiwa 367.33 KemaanCFR:Ca.ronggaMulut 499.27 KemaanCFR:Hipertensi 1203.66 KemaanCFR:Ca.Cerviks 1782.18 PendudukPerempuanberusia10tahun keatasygpernahmenikahmenurutusia perkawinanpertamaJABAR Rerata5tahun 20072011 15tahun 9.9 1618tahun 1.7 1924tahun 5.1 25tahun 22.5 StatusGizi Rerata5tahun 20072011 StatusGizi:kurang 10.37 StatusGizi:buruk 7.63 StatusGizi:baik 1.26 StatusGizi:lebih 6.86 ANEMIAGIZIPersentaseCakupanPemberian TabletBesiFe3IbuHamilJABAR 7.08 Tabel 4.7 Rerata data penyakit 5 tahun periode 2007-2011 Posisi penyakit pertahun masih mengalami pertambahan rata-rata berkisar 27 Tabel 4.8 Rerata data layanan keseahtan ibu hamil dan layanan ibu hamil dan KB 5 tahun periode 2007-2011 Posisi layanan kesehatan ibu hamil masih mengalami pertambahan rata-rata berkisar 1.56 dan Posisiini,masihmengalamipertambahanrataVrataberkisar5.41 . Penyakit Rerata5tahun 200732011 TetanusNeonatorum -7.73 KasusPneumonia -2.70 KasusDiare 1.06 ma:CFRPneumonia 2.42 KesembuhanCureRateTBC 2.64 KasusTBC 3.08 KasusKusta100.000 5.50 KasusHIV 10.00 kasusDiKeri 18.81 kema:anDaiareCFR 19.11 KasusAIDS 31.57 FrekwnsikasusCampak 244.00 LayananKesehatanIbuHamil Rerata5tahun200792011 LayananKesehatanIbuHamil:DO 54.27 LayananKesehatanIbuHamil:TT 0.13 LayananKesehatanIbuHamil:FE3 1.64 LayananKesehatanIbuHamil:TT1 2.92 LayananKesehatanIbuHamil:K1 2.92 LayananKesehatanIbuHamil:K4 3.75 LayananKesehatanIbuHamil:TT2 3.83 LayananIbuHamildanKB Rerata5tahun200792011 VitaminA 58.78 LayananNeonatalBayikurandari1bulan 2.39 LayananIbuHamilResikoTinggiyangDitangani 2.78 LayananIbuBersalin 5.23 Pelayanankesehatanbayi 6.14 KBAkRf 7.43 KBBaru 12.38 LayananIbuNifasKF 15.70 Tabel 4.9. Rerata data layanan penyakit dan proporsi tenaga kesehatan menurut jenis tenaga 5 tahun periode 2007-2011 Posisi layanan penyakit masih mengalami pertambahan rata-rata berkisar 58.6 dan posisi Posisi tenaga keseahtan menurut tenis tenaga mengalami pertambahan rataVrata berkisar77.7 per-tahunnya. Tabel 4.10 Rerata data Posisi ratio tenaga kesehatan menurut jenis tenaga per-100 ribu penduduk dan ratio puskesmas terhadap wilayah administrasi dan penduduk 5 tahun periode 2007-2011 LayananPenyakit Rerata5tahun 200742011 CakupanLayanan:DO -10.63 CakupanLayanan:DPT3+HB3 2.35 CakupanLayanan:HB0 2.53 CakupanLayanan:BCG 2.59 CakupanLayanan:Polio4 2.87 CakupanLayanan:Campak 4.91 CakupanUniversalChildImmunizaMonUCIdesa 6.08 CakupanLayanan:ImunisasiTT2KabKota 458.06 ProporsiTenagaKesehatanmenurutJenisTenaga Rerata5tahun 200742011 Sanitasi -58.5 KeteknisaMedis -30.3 Medis -22.0 Kesmas -17.2 Gizi -9.1 tenagaNonKesehatan -4.6 Perawatbidan 0.7 Kefarmasian 60.0 KeteknisanFisik 780.0 RaoTenagaKesehatanMenurutJenis TenagaKesehatanper4100.000penduduk Rerata5tahun 200742011 tenagaNonKesehatan ,28.5 KeteknisaMedis ,20.9 Medis ,9.2 Gizi 3.9 Kesmas 9.5 Perawat 14.3 Kefarmasian 33.6 Sanitasi 401.1 keterapianfisik 1564.3 PerilakuHidupbersihdanSehatPHBS 6.8 RasioPuskesmasterhadapwilayah administrasidanpenduduk Rerata5tahun 200742011 puskesmaskecamatan 0.09 pendudukpuskesmas 0.47 Posisi ratio tenaga kesehatan menurut jenis tenaga per-100 ribu penduduk masih mengalami pertambahan rata-rata berkisar 218.7 dan posisi ratio puskesmas terhadap wilayah administrasi dan penduduk masih mengalami pertambahan rata-rata berkisar 0.28 . Tabel 4.11 Rerata data jumlah rumah sakit umum berdasarkan kepemilikian dan jumlah rumah sakit khusus 5 tahun periode 2007-2011 Posisi jumlah rumah sakit umum berdasarkan kepemilikian masih mengalami pertambahan rataVrata berkisar 5.4 dan posisi jumlah rumah sakit khusus masih mengalami penurunan rata-rata berkisar -0.69 . Tabel 4.12 Rerata data rasio tenaga kesehatan dalam 5 tahun periode 2007-2011 Jumlahrumahsakitumumberdasarkan kepemilikan Rerata5tahun 200782011 BUMN 7.1 Depkes 0.0 TNIPolri 1.6 Pemda 9.6 Swasta 22.8 JumlahRumahSakitKhusus Rerata5tahun 200782011 Bedah 12.14 Paru 0.00 Mata 0.00 Ginjal 0.00 RSIARSB 3.85 Jiwa 4.17 Gigi RasioTenagaKesehatan100.000 Penduduk Rerata5tahun 2007;2011 NonKesehatan +28.54 ketehnisianmedis +20.91 Medis +8.77 Gizi 3.91 KesehatanMasyarakat 9.46 Keperawatan 14.27 Kefarmasian 33.62 Sanitasi 401.13 KeterapianFisik 1564.29 Posisi rasio tenaga kesehatan dalam 5 tahun periode 2007-2011 masih mengalami pertambahan rata-rata berkisar 218.72 . Sehingga berdasarkan angka-angka diatas, maka strategy maps dibangun semakin memperlihatkan pola yang menarik yang menggambarkan hubungan masing –masing perspektif dan keterkaitan angka dan nilai yang mendasari-nya. Dimana potensi peningkatan dan penurunan dapat dijadikan dasar untuk pengambilan keputusan pada tahun berikutnya. keteragan : panah hijau = memperlihatkan kecenderungan peningkatan panah merah = memperlihatkan kecenderungan penurunan bintang merah = memperlihatkan data yang dalam ‘grey area‘ Gambar 4.3. Strategy Maps Kebijakan Kesehatan Di Jawa Barat Strategy Maps

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan data diatas, program-program dinas kesehatan Jawa Barat menurut Peneliti masih jauh dari keberhasilan dalam mencapai target. Permasalahan yang terjadi pada dinas kesehatan Provinsi Jabar ternyata menyeluruh seperti : • Sarana dan prasarana kesehatan kurang memadai sehingga kurang mampu melayani seluruh masyarakat Jawa Barat Penulis banyak menemukan permasalahan keterjangkauan layanan kesahatan khususnya daerah terpencil sangatlah sulit. 1 puskesmas yang seharusnya melayani 25.000 penduduk pada kenyataannya yaitu masih 1 : 42.000. Tempat tidur masih belum sesuai dengan standard yang diharapkan. Rumah sakit umum bertambah namun pertambahan tersebut didominasi oleh rumah sakit swasta dab serta rumah sakit khusus mengalami penurunan berkurang. • Tenaga kesehatan rata-rata masih harus ditambah 5 kali sampai 10 kali lipat untuk mencapai standard yang ada. Ratio tenaga medis terhadap penduduk ternyata 1 dokter umum melayani 17.082 orang yang seharusnya 1 dokter melayani hanya 2.500 orang. Rasio tenaga keperawatan dengan 1 orang tenaga keperawatan harus melayani 2.232 orang, yang seharusnya 158 per 100.000 penduduk. Rasio tenaga sanitarian 2.69 per 100.000 penduduk seharusnya rasio 15 per 100.000 penduduk. Rasio tenaga Gizi yaitu 2.77 per 100.000 penduduk yang seharusnya 24 per 100.000 penduduk. Rasio tenaga lainnya mengikuti peningkatan dari rasio tenaga kesehatan tersebut. • Imunisasi yang belum sepenuhnya terpenuhi kepada ibu dan anak Imunisasi sudah hampir mencapai 100 pelayanan yang diberikan kepada ibu dan anak, namun sebagian jenis imunisasi masih belum di dapat oleh ibu dan anak. • Kurangnya penelitian tentang kesehatan dalam rangka penemuan akar-akar permasalahan kesehatan Jawa Barat