Landasan Teori PENELAAHAN PUSTAKA

H. Landasan Teori

Minyak cengkeh dengan konsentrasi 15 dapat menghambat pertumbuhan Staphyloccus epidermidis Kusuma, 2010, yang merupakan flora normal kulit dan memainkan peran utama dalam menimbulkan bau kaki karena mengandung eugenol. Bau kaki diketahui berasal dari asam isovaleric yang merupakan hasil degradasi leusin oleh bakteri Staphylococcus epidermidis Ara, Hama, Akiba, et al, 2006. Berdasarkan kemampuannya dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphyloccus epidermidis maka minyak cengkeh dapat diformulasikan menjadi sediaan emulgel sebagai penghilang bau kaki. Untuk mengetahui efektivitas sediaan emulgel dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphyloccus epidermidis tersebut dilakukan uji potensi antibakteri menggunakan metode difusi sumuran. Emulgel merupakan suatu sediaan kombinasi emulsi dan gel yang memiliki kelebihan, yaitu kemampuan penetrasi yang tinggi serta memberikan sensasi dingin di kulit karena adanya sistem gel dalam sediaan. Komponen yang cukup penting dalam sediaan emulgel adalah gelling agent dan humectant. Untuk mendapatkan sediaan emulgel yang memiliki sifat fisik yang baik, pemilihan bahan tersebut perlu diperhatikan. Gelling agent yang digunakan dalam penelitian ini adalah Carbopol ® 940 karena aman serta tidak menyebabkan iritasi primer, reaksi sensitivitas, atau reaksi alergi. Carbopol ® 940 juga memiliki sifat stabil terhadap panas sehingga viskositas dan yield value tidak terpengaruh oleh temperatur. Carbopol ® 940 memiliki efisiensi membentuk gel dengan viskositas tinggi dan memiliki kejernihan sangat baik Allen, 2002. Carbopol ® 940 yang merupakan polimer sintesis dipilih karena merupakan gelling agent yang kuat, sehingga hanya diperlukan dalam konsentrasi kecil dibandingkan polimer alam yang juga memiliki kekurangan lain yakni rentan terhadap degradasi mikroba. Propilen glikol dipilih sebagai humectant karena merupakan bahan kosmetik yang tidak berbahaya, tidak menyebabkan iritasi lokal, dan aman digunakan hingga konsentrasi lebih dari 50. Dibandingkan gliserol, propilen glikol memiliki viskositas yang lebih rendah dengan bobot molekul lebih kecil, serta kemampuan menguap yang tinggi. Selain itu, telah dilaporkan tidak terjadi reaksi hipersensitivitas pada pemakaian 38 propilen glikol secara topikal Barel, Paye, dan Maibach, 2001. Sifatnya yang higroskopis membuat propilen glikol mampu mempertahankan kelembaban sediaan. Desain faktorial merupakan desain yang dapat dipilih untuk mendeterminasi efek-efek faktor secara simultan dan interaksi antar efek tersebut. Untuk mengetahui pengaruh Carbopol ® 940, propilen glikol, atau kemungkinan interaksi keduanya dalam menentukan respon sifat fisik yaitu viskositas dan daya sebar emulgel, dilakukan pendekatan dengan metode desain faktorial dua faktor dan dua level. Sediaan emulgel minyak cengkeh perlu dipastikan keamanannya, salah satunya dengan melakukan uji iritasi primer dengan subjek uji kelinci. Metode uji iritasi yang biasa digunakan adalah Draize yang mendefinisikan tingkat iritasi primer melalui eritema dan edema yang muncul selama pengujian.

I. Hipotesis

Carbopol ® 940 dan propilen glikol berpengaruh terhadap sifat fisik dan stabilitas emulgel dan diantara keduanya ada yang dominan memberikan pengaruh. Diperoleh persamaan desain faktorial yang valid sehingga dapat ditemukan area optimum komposisi Carbopol ® 940 dan propilen glikol dalam superimposed contour plot yang menghasilkan emulgel minyak daun cengkeh dengan kriteria yang dikehendaki.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Rancangan Penelitian

Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian eksperimental dengan desain faktorial menggunakan dua faktor dan dua level.

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel penelitian

a. Variabel bebas. Komposisi dan level level rendah dan level tinggi Carbopol ® 940 dan propilen glikol sebagai gelling agent dan humectant . b. Variabel tergantung. 1 Variabel tergantung uji sifat fisik adalah viskositas dan daya sebar. 2 Variabel tergantung uji stabilitas fisik adalah pergeseran viskositas 3 Variabel tergantung uji iritasi primer adalah eritema dan atau edema 4 Variabel tergantung uji aktivitas antimikroba adalah diameter zona hambat

Dokumen yang terkait

Optimasi carbopol 940 sebagai gelling agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sedian gel anti-aging ekstrak spirulina platensis dengan aplikasi desain faktorial.

4 19 111

Optimasi formula sediaan gel hand sanitizer minyak atsiri jeruk bergamot dengan gelling agent carbopol dan humektan propilen glikol.

3 18 106

Optimasi Carbopol® 940 sebagai gelling agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan emulgel sunscreen ekstrak Kencur (Kaempferia galanga L.) : aplikasi desain faktorial.

1 10 115

Formulasi sediaan emulgel ekstrak etanol rimpang kencur (Kaempferia galanga L.) dengan menggunakan Carbopol 940 sebagai gelling agent dan gliserin sebagai humectant.

4 24 101

Optimasi Carbopol 940 sebagai Gelling Agent dan Gliserin sebagai Humectant dalam emulgel minyak cengkeh sebagai penyembuh jerawat dengan aplikasi desain faktorial.

0 0 107

Optimasi formula emulgel minyak daun cengkeh sebagai penghilang bau kaki dengan carbopol 940 sebagai gelling agent dan propilen glikol sebagai humectant

0 0 112

Formulasi sediaan sunscreen ekstrak rimpang kunir putih [Curcuma mangga Val.] dengan carbopol 940 sebagai gelling agent dan propilen glikol sebagai humectant - USD Repository

0 0 107

Optimasi formula gel antiacne ekstrak daun belimbing wuluh (averrhoa bilimbi, l) dengan carbopol 940 sebagai gelling agent dan propilen glikol sebagai humectant - USD Repository

0 0 95

Optimasi formula emulgel sunscreen ekstrak etil asetat isoflavon tempe dengan carbopol 940 sebagai gelling agent dan VCO sebagai fase minyak : apikasi desain faktorial - USD Repository

0 0 116

Optimasi Carbopol 940 sebagai Gelling Agent dan Gliserin sebagai Humectant dalam emulgel minyak cengkeh sebagai penyembuh jerawat dengan aplikasi desain faktorial - USD Repository

0 0 105