Prinsip Pendidikan dengan Metode Montessori

60 pada sebuah penghargaan.Montessori juga menjadi seorang dokter muda yang mendapatkan Nobel Perdamaian sebanyak tiga kali. Montessori terus mengembangkan metode pendidikannya ini dengan mengadakan beberapa seminar di kota-kota daerah Italia. Montessori pun melakukan pelatihan dan kursus yang mendemonstrasikan penggunaan alat peraga sehingga anak mengalami perubahan dalam sikap terhadap lingkungan masyarakat sekitar melalui pendekatannya Magini,2013:63. Beberapa hal terus Montessori kembangkan hingga pada bulan Mei 1952, ia mengadakan Kongres kesembilan di London yang merupakan kongres terakhir Montessori laksanakan. Maria Montessori meninggal di usia ke-82 pada tanggal 6 Mei 1952 di Noordwjik, Belanda Magini,2013:97.

14. Prinsip Pendidikan dengan Metode Montessori

Metode Montessori menekankan bahwa proses belajar yang diselenggarakan kepada anak paling baik terjadi di lingkungan yang tertata dan terstruktur Gutek;2013:25. Selain itu, persiapan lingkungan menjadi hal yang penting karena dapat mendorong anak melakukan hal-hal spontan untuk belajar.Menurut Montessoridalam Magini, 2013:33 mengatakan,”Suatu kelas yang anak-anaknya bisa bergerak bebas secara cerdas dan sukarela tanpa adanya perilaku kasar dan tidak sopan, menurutku merupakan kelas yang sangat disiplin”. Senada dengan hal tersebut, Montesori dalam Gutek,2013:77 berpendapat bahwa mengkreasikan kembali lingkungan pembelajaran merupakan salah satu upaya agar siswa dapat mendapatkan lingkungan yang 61 tepat untuk belajar. Montessori juga memastikan bahwa lingkungan belajar yang dapat dipersiapkan dapat menuntut anak untuk belajar untuk mandiri.Oleh karena itu, persiapan lingkungan merupakan hal penting yang perlu dilakukan karena setiap anak diberikan kebebasan untuk mencapai kemandiriannya dalam belajar. Aktivitas anak dipandu oleh seorang direktris yang bertugas untuk memandu proses pembelajaran tanpa campur tangan lebih jauh tentang aktivitas yang dilakukan oleh anak. Peran direktris dalam kelas adalah menyiapkan lingkungan belajar untuk anak dengan beberapa alat peraga serta mengobservasi aktivitas dan perkembangan yang telah dicapai oleh masing-masing anak Liliard, 1997:18.Oleh karena itu, fokus dari metode Montessori adalah anak sebagai inividu yang melakukan setiap aktivitas belajarnya secara mandiri. Senada dengan pernyataan diatas, hal ini juga sesuai dengan penyataan yang diungkapkan oleh Paula Liliard dan Lynn Jessen. “ Kini, kami memberikan sebuah misi dalam kehidupan: yaitu untuk memahami masa kecil dan tujuannya, dan untuk berbagi pemahaman ini dengan orang tua sehinga mereka dapat membantu anak mereka melewati dengan baik masa kecilnya dan mencapai tujuan dari masa kanak- kanak...” Liliard dan Jessen,2003:23. Pernyataan diatas dapat menggambarkan bahwa tujuan dari metode Montessori adalah memahami anak sebagai individu dan membantunya dalam mencapai masa kanak-kanak dengan baik melalui lingkungan yang 62 telah dipersiapkan Menurut Liliard 2005:29-33, metode Montessori memiliki delapan prinsip dalam pendidikannya, yaitu 1 keleluasaan dalam bergerak, 2 kebebasan dalam memilih material apa yang digunakan, 3 adanya ketertarikan minat, 4pentingnya minat instrinsik dengan menghapuskan motivasi eksternal berupa hadiah reward dan hukuman punishment, 5 belajar bersama dengan teman sebaya, 6 belajar sesuai konteks, 7 pentingnya gaya interaksi guru terhadap anak, dan 8 pentingnya keteraturan lingkungan dan pikiran. Hal ini pun juga menegaskan bahwa aktivitas belajar anak merupakan aktivitas belajar sambil bermain yang dapat mengoptimalkan perkembangannya. Berdasarkan paparan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa metode Montessori adalah metode yang menekankan prinsip dasar pembelajaran pada kebebasan dan kemandirian dengan persiapan lingkungan sebagai faktor pendukungnya.

B. Penelitian Yang Relevan

Bagian ini memaparkan beberapa penelitian yang relevan, yaitu: Astutik,2009. “Penggunaan buku tulis halus sebagai suplemen untuk meningkatkan kemampuan menulis huruf tegak bersambung pada pembelajaran bahasa Indonesia kelas 1 SDN Gadingkulon 03 Dau Malang.” Subyek penelitian adalah siswa kelas 1 SDN Gadingkulon 03 Kabupaten Dau Malang yang berjumlah 8 siswa.analisis data dilakukan dengan menggunakan indikator keberhasilan kelas sebesar 85 dan indikator keberhasilan setiap siswa memiliki nilai diatas 70. Penelitian ini PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI