Menerangkan Sifat- Sifat Tokoh dari

A. Menerangkan Sifat- Sifat Tokoh dari

Kutipan Novel yang Dibacakan Kemampuan apa yang harus kamu kuasai? Setelah mempelajari materi dalam kompetensi dasar ini kamu diharapkan dapat: 1. menerangkan sifat-sifat tokoh dari kutipan novel yang dibacakan 2. menyimpulkan isi novel yang dibacakan Unit 9 Kegiatan Sekolah Di unduh dari : Bukupaket.com 184 Pelajaran Bahasa Indonesia SMPMTs IX Kamu masih ingat bukan bagaimana menjelaskan sifat-sifat tokoh dalam kutipan novel yang dibacakan? Ya, pada pembelajaran unit 8 yang lalu kamu telah mempelajari sifat-sifat tokoh dalam kutipan novel yang dibacakan. Kali ini kamu diajak kembali untuk mendalami kembali kompetensi dasar itu. Simak dan dengarkan baik-baik kutipan novel yang akan dibacakan oleh BapakIbu guru atau salah seorang temanmu yang ditunjuk. Kutipan novel berikut ini sebagai alternatif untuk dibacakan. Tututplah bukumu apabila kutipan novel di bawah ini dibacakan. ATHEIS …………………………….. Loket bagian jawatan air kotapraja tidak begitu ramai seperti biasa. Ruangan di muka loket-loket yang berderet itu sudah tipis orang-orangnya. Memang malam pun sudah jam satu lebih. Yang masih berderet di muka di loketku hanya hanya beberapa orang saja lagi. Aku asyik meladeni mereka. Seorang demi seorang meninggalkan loket setelah diladeni. Ekor yang terdiri dari orang-orang itu makin pendek hingga akhirnya hanya tinggal satu orang saja lagi. Pada saat itu masuklah seorang laki-laki muda dari pintu besar ke dalam ruangan. Ia diiringi oleh seorang perempuan. Setelah masuk, kedua orang itu berdiri beberapa jurus melihat ke kiri ke kanan, membaca merek-merek yang bertempel di atas loket-loket. “Itu” kata is laki-laki muda itu sambil menunjuk ke loketku. Sepasang selop merah berkeletak di belakangnya, diayunkan oleh kaki kuning langsep yang dilangkahkan oleh seorang wanita berbadan lampai. Laki-laki itu kira-kira berumur 28 tahun. Parasnya tampan, matanya menyinarkan intelek yang tajam. Kening di atas pangkal hidungnya berkerat, tanda banyak berpikir. Pakaiannya yang terdiri dari sebuah pantalon flanel kuning dan kemeja krem, serta pantas dan bersih. Ia tidak berbaju jas, tidak berdasi. Terkejut aku sejenak, ketika aku melihat perempuan yang melenggok-lenggok di belekangnya itu. Hamir-hampir aku hendak berseru. Kukira Rukmini. . . Wanita itu nampaknya tidak jauh usianya dari duapuluh tahun. Mungkin ia lebih tua, tapi pakaian dan lagak lagunya mengurangi umurnya. Parasnya cantik. Hidungnya bangir dan matanya berkilau seperti mata seorang wanita India. Tahi lalat di atas bibirnya dan rambutnya yang ikal berlomba-lombaan menyempurnakan kecantikannya itu. Badannya lampai tetapi penuh berisi. Ia memakai kebaya merah dari sutra yang tipis, ditaburi dengan buga melati kecil-kecil yang lebih putih nampaknya di atas latar yang merah. Kainnya batik Yogya yang juga berlatarkan putih. Orang penghabisan sudah kuladeni. “Sekarang Tuan,” kataku. Di unduh dari : Bukupaket.com 185 Kegiatan Sekolah “Saya baru pindah ke kebon Mangga 11,” sahut laki-laki itu sambil bertelekan dengan tangannya di atas landasan loket. “O, minta pasang?” “Betul, Tuan…?” sejurus ia menatap wajahku “ … tapi … tapi tiba- tiba astaga, ini kan Saudara Hasan, bukan?” “Betul,” sahutku agak tercengang, lantas menegas-negas wajah orang itu, “dan Saudara… siapa?” “Lupa lagi?” tersenyum “Masa lupa? Coba ingat-ingat” Kutegas-tegas lagi. “An Tentu saja kau tidak lupa? Masa lupa Ini kan Saudara Rusli?”Riang megeluarkan tangan ke luar loket untuk berjabatan. Saat itu pula dua badan yang terpisah oleh dinding, sudah bersambung oleh sepasang tangan kanan yang erta berjabatan. Mengalir seakan-akan persahabatan yang sudah lama itu membawa kenangan kembali dari hati ke hati melalui jabatan tangan yang bergoyang-goyang turun naik, seolah-olah menjadi goyah karena derasnya aliran rasa itu. Kepalaku seakan-akan turut tergoncangkan, menggeleng-geleng sambil berkata, “Astaga, tidak mengira kita akan berjumpa lagi. Di mana sekarang?” “Di sini. Baru sebulan pindah dari Jakarta.” “Di sini? Syukurlah . . . Astaga menggeleng lagi kepala Sudah lama kita tidak berjumpa, ya? Sejak kapan?” “Saya rasa sejak sekolah HIS di Tasikmalaya dulu. Sejak itu kita tidak pernah berjumpa lagi?” “Memang, memang mengangguk-angguk memang sudah lama sekali, ya? Sudah berapa tahun?” “Ya, ya, lima belas tahun berkecak-kecak dengan lidah bukan main lamanya, ya Tak terasa waktu beredar. Tahu-tahu kita sudah tua, bukan?” Kami tertawa. “Eh perkenalkan dulu, adikku, Kartini menoleh kepada perempuan itu Tin Tin Perkenalkan, ini Saudara Hasan, teman sekolahku dulu.” Denga tersenyum manis Kartini berkisar dari belakang ke samping Rusli, lantas dengan mengerling wajahku diulurkannya tangannya yang halus itu ke dalam loket. Sejenak aku agak ragu-ragu untuk menyambutnya dan sedetik dua detik hanya kutatap saja tangannya yang terulur itu, tetapi sekilat kemudian dengan tidak kuinsyafi lagi, tangan perempuan yang halus itu sudah bersilaturahmi dengan tanganku yang kasar. “Hasan,” bisikku dalam mulut. “Kartini,” sahut mulut dari balik loket itu dengan tegas. Sebentar kemudian urusan minta air sudah selesai. Aku sudah tabah mencatat seperti seorang juru tulis pegadaian yang sudah biasa meladeni beratus-ratus rakyat kecil yang butuh uang. “Sangat kangen saya dengan Saudara,” sambil melipatkan sehelai formulir yang harus dibawanya ke loket keuangan untuk mebayar uang jaminan di sana. Di unduh dari : Bukupaket.com 186 Pelajaran Bahasa Indonesia SMPMTs IX “Saya pun begitu,” memungut potlot yang jatuh “Datangnlah ke rumahku.” “Baik, di mana rumah Saudara? “Sasak Gantung 18.” Baik, tapi sebaiknya Saudara dulu datang ke rumahku.” “O, ya, ya insya Allah, memang tuan rumah dulu yang harus memberi selamat datang kepada orang baru.” “Datanglah nanti sore, kalau Saudara sempat. Nanti kita ngobrol. Datanglah kira-kira setengah lima begitu” “Insya Alah Di amana rumah Saudara itu? O,ya, ya ini kan ada daftar nama : Kebon Mangga 11.” Dengan gembira mereka berpisah dengan aku. Kartini mengangguk sambil tersenyum. Aku mengangguk kembali agak kemalu-maluan. Entahlah, terasa jantungku sedikit berdebur ketika mataku bertemu dengan matanya. Kubereskan buku-buku. Semua permohonanpasang air kumasukkan ke dalam buku yang spesial untuk itu. Begitu juga dengan permintaan penyetopan air yang kumasukkan ke dalam buku yang lain yang khusus itu saja. ... Atheis karya Achdiat K. Mihardja Setelah pembacaan kutipan novel selesai dilakukan, kerjakan tugas- tugas berikut ini 1. Sebutkan tokoh-tokoh yang terdapat dalam kutipan novel yang kamu dengar. 2. Jelaskan sifat-sifat tokoh dalam cerita itu 3. Jelaskan dengan singkat isi novel tersebut Nama Tokoh Sifat Tokoh Simpulkan isi cerita dalam novel yang dibacakan Bagaimana kemampuanmu menyimak novel yang dibacakan sekarang, makin bukan? Kamu sekarang makin terampil menganalisis tokoh dalam novel, bukan? Analisis tokoh dalam novel dapat dilakukan dengan membaca dan memahami isi novel kemudian menentukan sifat-sifat yang dimiliki para tokoh. Pesan-pesan moral biasanya ditampilkan pengarang melalui perilaku dan karakter tokoh. Setelah mampu menunjukkan sifat-sifat tokoh dalam novel, kamu selanjutnya harus dapat mengambil pesan atau amanat yag terkandung di dalamnya, selanjutnya menerapkan hikmah itu dalam kehidupan sehari-hari. Di unduh dari : Bukupaket.com 187 Kegiatan Sekolah

B. Membahas Pementasan Drama yang