Pembahasan KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN SEBELUMNYA

4.4.3.2. Uji t

Uji t dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh secara parsial variabel lingkungan pengendalian organisasi X 1 dan kepuasan kerja X 2 terhadap kinerja manajerial Y. Berikut ini hasil uji t : Tabel 4.14 : Uji t Variabel Bebas t hitung Sig Lingkungan pengendalian organisasi X 1 Kepuasan kerja X 2 2,863 1,911 0,011 0,073 Sumber : Lampiran 5 Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa lingkungan pengendalian organisasi secara parsial berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial, hal ini dapat dilihat dari tingkat signifikan yang dihasilkan sig = 0,011 lebih kecil dari 5. Sedangkan kepuasan kerja secara parsial berpengaruh positif secara tidak signifikan terhadap kinerja manajerial, hal ini dilihat dari tingkat signifikan yang dihasilkan sig = 0,073 lebih besar dari 5 .

4.5. Pembahasan

Model regresi yang dihasilkan menunjukkan bahwa koefisien regresi pada variabel lingkungan pengendalian organisasi dan kepuasan kerja adalah positif yang berarti lingkungan pengendalian organisasi dan kepuasan kerja mempunyai pola hubungan positif dengan kinerja manajerial, yang berarti semakin tinggi lingkungan pengendalian organisasi atau kepuasan kerja maka kinerja manajer semakin tinggi. Model regresi yang dihasilkan tersebut diuji dengan uji F yang menghasilkan model regresi yang dihasilkan adalah cocok atau sesuai untuk mengetahui pengaruh lingkungan pengendalian organisasi dan kepuasan kerja terhadap kinerja manajerial. Secara parsial menunjukkan bahwa lingkungan pengendalian organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial, hal ini dilihat dari tingkat signifikan yang dihasilkan sig = 0,011 lebih kecil dari 5. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan Teori X dan Y dari McGregor, dimana teori ini menyatakan bahwa tidak ada orang yang bersifat buruk mutlak ataupun bersifat baik mutlak. Setiap orang hampir dapat dipastikan mempunyai sifat baik dan sifat buruk sekaligus. Maka pengarahan yang dilakukan juga tidak dapat menggunakan salah satu cara mutlak. Sebaliknya harus memakai cara – cara pengarahan dengan mengambil segi baik kedua-duanya. Berdasarkan Teori X dan Y McGregor tersebut di atas bila dihubungkan dengan lingkungan pengendalian organisasi dapat ditarik kesimpulan bahwa pada suatu saat seorang atasan memang harus menggunakan cara yang halus, hanya sedikit mengontrol, memerintah dengan sikap permintaan, saran ataupun sukarela, lebih bersifat menanyakan daripada menegor, lebih bersifat mengingatkan daripada menyalakan. Tetapi pada saat tertentu seorang atasan perlu melakukan tindakan tegas, melakukan control secara ketat, memberikan perintah tegas, menyalahkan dan bahkan bila terpaksa harus berani menghukum sesuai dengan kesalahan yang mungkin dibuat oleh bawahannya. Baik secara halus maupun secara tegas kedua – duanya dilandasi suatu harapan bahwa tujuan organisasi dapat tercapai dengan baik Suntarto, 1987 : 287. Selain itu juga, secara otomatis seseorang akan berprilaku sebagaimana mestinya sesuai dengan kebijakan yang dibuat oleh manajemen puncak dimana mereka biasanya beraktivitas. Hal ini berdasarkan pemikiran bahwa ketika suatu tujuan telah disepakati, maka bawahan dengan kesadaran tinggi akan mengimplementasikannya sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh atasannya. Hasil uji secara parsial pada kepuasan kerja menunjukkan bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif secara tidak signifikan terhadap kinerja manajerial atau dengan kata lain bahwa kepuasan kerja tidak memberikan kontribusi nyata terhadap kinerja manajerial. Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian maryani dan supomo 2001 yang menyatakan bahwa kepuasan kerja mempunyai hubungan signifikansi dengan kinerja manajerial. Begitu juga dengan teori motivasi kerja The Motivation to Work Theory yang dikembangkan oleh Herzberg et al 1959 yang menyatakan bahwa Kepuasan kerja terhadap pekerjaan, atasan-bawahan, kompensasi dan kesempatan untuk berkembang menjadi motivasi yang bersangkutan untuk meningkatkan kinerjanya maryani dan supomo, 2001:369. Walaupun kepuasan kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial, namun kepuasan kerja mempunyai nilai yang penting bagi perusahaan karena kepuasan kerja yang tinggi akan memotivasi para manajer dalam meningkatkan kinerja manajerial yang telah ditetapkan perusahaan.

4.6. Perbedaan Penelitian Sekarang Dengan Penelitian Terdahulu