Puspa dan Riyanto 1999 Hasil penelitian terdahulu

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN SEBELUMNYA

2.1. Hasil penelitian terdahulu

Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang dapat dipakai sebagai bahan masukan serta bahan pengkajian yang berkaitan dengan penelitian ini adalah :

1. Puspa dan Riyanto 1999

Judul : “Tipe lingkungan pengendalian organisasi, orientasi professional, konflik peran, kepuasan kerja dan kinerja : suatu penelitian empiris”. Perumusan Masalah : 1 Apakah sikap keprofesionalan seseorang yang bekerja dalam lingkungan pengendalian organisasi yang birokratis menimbulkan konflik peran ? 2 Apakah tingkat konflik peran mempengaruhi kinerja dan tingkat kepuasan kerja? Hipotesis : a. Diduga tingkat konflik peran yang diakibatkan oleh orientasi professional individual yang tinggi akan lebih besar dalam tipe lingkungan pengendalian administratif dibandingkan dalam tipe lingkungan pengendalian professional. Semakin tinggi tingkat orientasi professional, akan semakin besar tingkat konflik peran yang terjadi. Dan sebaliknya, semakin rendah tingkat oientasi professional, akan semakin kecil tingkat konflik peran yang terjadi. b. Diduga ada hubungan yang signifikan antara konflik peran dan kepuasan kerja. Semakin besar konflik peran yang terjadi akan semakin menurunkan tingkat kepuasan kerja. Sebaliknya, tingkat kepuasan kerja akan tinggi apabila konflik peran yang terjadi kecil. c. Diduga ada hubungan yang signifikan antara konflik peran kinerja. Konflik peran yang besar akan mengakibatkan penurunan kinerja secara keseluruhan dan sebaliknya, kinerja perusahaan meningkat bila konflik peran yangteerjadi kecil. Teknik pengujian hipotesis : a. Regresi linier berganda akan digunakan untuk mennguji pengaruh interaksi lingkungan pengendalian dan orientasi professional terhadap konflik peran. Variable bebas yang digunakan adalah orientasi professional X 1 , tipe pengendalian output X 2 , dan tipe pengendalian perilaku X 22 sedang variable terikatnya adalah konflik peran. b. Untuk menguji hubungan antara tingkat konflik peran dan tingkat kepuasan kerja dan hubungan antara tingkat konflik peran dengan kinerja, akan digunakan analisis koefisien korelasi pearson. Kesimpulan : a. Hasil analisis regresi untuk kelompok dosen menunjukkan bahwa hanya satu koefisien yang signifikan p,0,028 yaitu koefisien interaksi antara orientasi professional dan pengendalian output sebesar 0,015. Untuk kelompok dokter, analisis regresi berganda menunjukkan hasil yang sebaliknya dengan hasil yang ditemukan dalam kelompok dosen, yaitu koefisien yang signifikan p,0,028 adalah koefisien interaksi antara orientasi professional dan konflik peran untuk kelompok dosen dan kelompok dokter berbeda. b. Hasil analisis korelasi untuk kelompok dosen menunjukkan bahwa tingkat konflik peran mempunyai hubungan yang negative dengan kepuasan kerja r = 0,298 ; p0,01, artinya semakin tinggi tingkat konflik peran, semakin tinggi tingkat kepuasan kerja dosen. Oleh karena itu, hipotesis alternative dua didukung. Hasil analisis tersebut yang menunjukkan bahwa tinggi rendahnya konflik peran yang dialami dosen tidak mempengaruhi kinerja mereka. Hubungan antara konflik peran dan kinerja tidak signifikan r = 0,042 ;p,0,01, karena itu hipotesis alternatife tiga tidak didukung. Jadi tingkat konflik peran yang dialami oleh seorang dosen lebih bias berpengaruh terhadap kepuasan kerja dari pada terhadap kinerja mereka. Hasil analisis korelasi untuk keluarga dokter menunjukkan bahwa konflik peran mempunyai pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap kinerjanya r = 0,26 ; p,0,05. Ini berarti semakin tinggi tingkat konflik peran, semakin rendah kinerja sub unit dokter. Temuan ini mendukung hipotesis alternative tiga. Akan tetapi, ternyata tingkat konflik peran tidak mempengaruhi kepuasan kerja dokter r = -0,093 ; p,0,05.

2. Maryani dan supomo 2001