Kerangka Pikir Hipotesis Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 1. Definisi Operasional

Timbulnya kepuasan kerja disebabkan persepsi seorang pekerja mengenai sejauh mana pekerjaannya dapat memberikan sesuatu yang penting bagi dirinya. Hal itu tentu saja berkaitan erat dengan peningkatan kenierja seorang pekerja dalam aktivitas manajerialnya. Maka kepuasan kerja dapat meningkatkan kinerja manajerial dan kinerja manajerial yang baik dapat pula meningkatkan kepuasan kerja. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja yang dikembangkan oleh Ostroff dalam Maryani 2001:364 mempunyai hubungan signifikan dengan peningkatan kinerja manajerial.

2.3. Kerangka Pikir

Kerangka pikir adalah untuk memformulasikan hubungan secara sistematis antar konsep variabel dalam upaya memecahkan masalah. Kerangka pikir telah dideskripsikan dalam bahasan landasan teori. Kerangka pikir merupakan upaya untuk menjawab secara ringkas permasalahan yang telah diidentifikasikan secara rasional. Kerangka pikir berfungsi untuk memudahkan koreksi kesesuaian antara konsep atau teori yang digunakan sebagai dasar penelitian dengan materi hasil analisis dan uji hipotesis.

2.3.1. Diagram Kerangka Pikir

Berdasarkan penjelasan dalam kerangka pikir dapat dibuat bagan kerangka pikir sebagai berikut : Gambar 2.1 Bagan kerangka pikir Kepuasan Kerja X 2 Lingkungan Pengendalian Organisasi X 1 Kinerja Manajerial Y Uji Regresi Linier Berganda

2.4. Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah dan landasan teori yang telah dikemukakan, maka dapat disusun suatu hipotesis yang merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan yang diteliti dan masih harus dibuktikan secara empiris : “ Bahwa lingkungan pengendalian organisasi dan kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial pada PT. GARAM Persero”. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.1.1. Definisi Operasional Definisi operasional menurut Nazir 1999 : 152 adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstrak atau variabel tersebut. Penelitian ini menggunakan 2 jenis variabel bebas yaitu lingkungan pengendalian organisasi X 1 , kepuasan kerja X 2 . Sedangkan variabel terikatnya yaitu kinerja manajerial Y. Agar tidak terjadi salah pengertian dari variabel-variabel yang akan diteliti, maka secara operasional variabel tersebut didefinisikan sebagai berikut : 1. Kinerja manajerial Y Variabel Terikat Adalah kinerja manajer dalam kegiatan-kegiatan manajerial meliputi perencanaan, investigasi, pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan, pengaturan staff. 2. Lingkungan pengendalian organisasi X 1 Variabel Bebas Adalah lingkungan manusia dimana para pegawai organisasi melakukan pekerjaan mereka yang mengarah pada system pengendalian perilaku atau pengendalian professional. 3. Kepuasan kerja X 2 Variabel Bebas Adalah suatu keadaan emosional karyawan, dimana terjadi ataupun tidak terjadi titik temu antara nilai balas jasa kerja karyawan dari perusahaan atau organisasi dengan tingkat nilai balas jasa yang memang diinginkan oleh karyawan yang bersangkutan.

3.1.2. Pengukuran Variabel

1. Kinerja Manajerial Y Variabel ini di ukur dengan menggunakan instrument dari Mahoney, 1963 dalam Maryani dan Supomo 2001. Pengukuran yang digunakan adalah semantic diffeerensial dengan skala interval. Instrument ini terdiri dari 7 item yang berupa 7 pertanyaan tentang kinerja manajerial. Menggunakan skala tujuh point dengan pola sebagai berikut: Sangat tidak sutuju 1 2 3 4 5 6 7 sangat setuju Jawaban dengan nilai 1 berarti tidak setuju dengan pernyataan yang diberikan. Nilai 4 merupakan nilai tengah antara sangat setuju dengan sangat tidak setuju, nilai 7 cenderung sangat setuju dengan pernyataan yang diberikan. Jawaban 1-3 cenderung sangat tidak setuju dengan pernyataan yang diberikan. Jawaban antara 5-7 berarti cenderung sangat setuju dengan pernyataan yang diberikan. 2. Lingkungan Pengendalian Organisasi X 1 Variabel ini diukur dengan menggunakan instrument dari ouchi, 1977 dalam Puspa dan Riyanto 1999. Pengukuran yang digunakan adalah semantic differensial dengan skala interval. Instrument ini terdiri dari 5 item yang berupa 5 pertanyaan tentang lingkungan pengendalian organisasi. Menggunakan skala tujuh point dengan pola sebagai berikut : Sangat tidak setuju 1 2 3 4 5 6 7 sangat setuju Jawaban dengan nilai 1 berarti tidak setuju dengan pernyataan yang diberikan. Nilai 4 merupakan nilai tengah antara sangat setuju dengan sangat tidak setuju, nilai 7 cenderung sangat setuju dengan pernyataan yang diberikan. Jawaban 1-3 cenderung sangat tidak setuju dengan pernyataan yang diberikan. Jawaban antara 5-7 berarti cenderung sangat setuju dengan pernyataan yang diberikan. 3. Kepuasan kerja X 2 Variabel ini diukur dengan menggunakan instrument dari Dewar dan Werbel, 1979 dalam Puspa dan Riyanto 1999. Pengukuran yang digunakan adalah semantic differential dengan skala interval. Instrument ini terdiri dari 9 item yang berupa 9 pertanyaan tentang kepuasan kerja menggunakan skala tujuh point dengan pola sebagai berikut : Sangat tidak setuju 1 2 3 4 5 6 7 sangat setuju Jawaban dengan nilai 1 berarti tidak setuju dengan pernyataan yang diberikan. Nilai 4 merupakan nilai tengah antara sangat setuju dengan sangat tidak setuju, nilai 7 cenderung sangat setuju dengan pernyataan yang diberikan. Jawaban 1-3 cenderung sangat tidak setuju dengan pernyataan yang diberikan. Jawaban antara 5-7 berarti cenderung sangat setuju dengan pernyataan yang diberikan.

3.2. Teknik Penentuan Sampel