korelasi untuk keluarga dokter menunjukkan bahwa konflik peran mempunyai pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap kinerjanya
r = 0,26 ; p,0,05. Ini berarti semakin tinggi tingkat konflik peran, semakin rendah kinerja sub unit dokter. Temuan ini mendukung
hipotesis alternative tiga. Akan tetapi, ternyata tingkat konflik peran tidak mempengaruhi kepuasan kerja dokter r = -0,093 ; p,0,05.
2. Maryani dan supomo 2001
Judul :
“ Studi empiris pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja individual”.
Perumusan Masalah :
“ Apakah ada pengaruh yang signifikan kepuasan kerja terhadap kinerja individual”.
Hipotesis :
“ Diduga ada hubungan yang signifikan antara kepuasan kerja dengan kinerja secara individual”.
Teknik pengujian hipotesis :
“ Untuk menguji pengaruh tingkat kepuasan kerja terhadap kinerja individual dilakukan uji regresi sederhana. Variable bebas yang digunakan
adalah kepuasan kerja X dan variable terikatnya adalah kinerja individual Y”.
Kesimpulan :
Dari hasil analisis regresi, R kuadrat sebesar 0,48 dengan tingkat signifikansi p kurang dari 0,005. Hal ini menunjukkan bahwa ada
hubungan yang signifiakn antara kepuasan kerja dengan kinerja manajerial. Variasi variable independennya kepuasan kerja sebesar 48.
Temuan penelitian ini memberikan dukungan kepada hipotesis yang menyatakan bahwa kepuasan kerja mempunyai hubungan signifikansi
dengan kinerja manajerial, meskipun kinerja yang diukur dalam penelitian ini kemungkinan mempunyai perbedaan dengan konstruk profitabilitas dan
subyek yang diteliti, namun temuan ini dapat di analogikan bahwa kepuasan kerja mempunyai pengaruh pada peningkatan kinerja manajerial
dosen dalam pekerjaan yang berkaitan dengan perencanaan, investigasi, kkoordinasi, evaluasi, supervise, pengaturan staaff, negoisasi,dan
representasi, meskipun penelitian ini tidak mengukur kinerja secara organisasional, berdasarkan reratas skor jawaban responden yang relative
tinggi, kepuasan kerja responden penelitian ini kemungkinan juga mempunyai pengaruh positif terhadap peningkatan kinerja secara
organisasional.
3. Slamet Riyadi 2000.
Judul :
“Motivasi dan pelimpahan wewenang sebagai variable moderating dalam hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial
di Jawa Timur”.
Perumusan masalah :
1 Apakah motivasi dan derajat pelimpahan wewenang dalam organisasi
yang berfungsi sebagai variable moderating mempengaruhi hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial ?
Hipotesis :
1. H
1
: Interaksi antara partisipasi penyusunan anggaran dengan motivasi akan mempengaruhi kinerja manajerial.
2. H
2
: Interaksi antara partisipasi penyusunan anggaran dan pelimpahan wewenang akan mempengaruhikinerja manajerial.
Kesimpulan :
1 Hasil pengujian terhadap hipotesis 1 satu menunjukkan bahwa
interaksi antara partisipasi penyusunan anggaran dengan motivasi tidak signifikan. Hal ini berarti bahwa motivasi manajer tidak
mempengaruhi hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial.
2 Pengujian terhadap hipotesis 2 dua menunjukkan bahwa interaksi
antara partisipasi penyusunan anggaran dengan pelimpahan wewenang yang terdesentralisasi secara signifikan pada p 0,05. Hasil ini
menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat penyusunan anggaran akan mengakibatkan kinerja manajerial akan semakin tinggi pula.
2.2. Kajian Teori 2.2.1. Pengendalian