Uji Kualitas Data .1 Uji Validitas

3.4 Uji Kualitas Data 3.4.1 Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Menurut Azwar 2007 :157 – 158 tidak ada batasan universal yang menunjukkan kepada angka minimal yang harus dipenuhi agar suatu tes dikatakan valid. Suatu hal yang harus disadari, bahwa dalam estimasi validitas pada umumnya tidak dapat dituntut suatu koefisien reliabilitas. Koefisien validitas yang tidak begitu tinggi katakanlah berada disekitar angka 0,30 akan lebih tepat dapat diterima dan dianggap memuaskan daripada koefisien reliabilitas dangan angka yang sama. Namun apabila dianggap koefisien validitas itu kurang daripada 0,30 biasanya dianggap sebagai tidak memuaskan. Angka ini ditetapkan sebagai konvensi yang didasarkan pada asumsi distribusi skor dari kelompok subjek yang berjumlah besar. Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa : o jika nilai r hitung 0,30 berarti pernyataan valid o jika nilai r hitung 0,30 berarti pernyataan tidak valid

3.4.2 Uji Reabilitas

Reabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuisioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuisioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu Ghozali, 2006: 41. Pengukuran reliabilitas penelitian ini dilakukan dengan cara One Shot atau pengukuran sekali. Uji reliabilitasnya dilakukan melalui pendekatan uji statisktik Cronbach Alpha dengan kriteria pengujian sebagai berikut: a. Jika nilai alpha 0,60 berarti pertanyaan reliabel b. Jika nilai alpha 0,60 berarti pertanyaan tidak reliabel

3.4.3 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data tersebut mengikuti sebaran normal dapat dilakukan dengan berbagai metode diantaranya adalah metode Kolmogorov Smirnov Sumarsono, 2004: 40. Pedoman dalam mengambil keputusan apakah sebuah distribusi data distribusi normal Sumarsono, 2004: 43 adalah 1. Jika signifikan atau nilai probabilitasnya lebih kecil dari 5 maka distribusi tidak normal. 2. Jika signifikan atau nilai probabilitasnya lebih besar dari 5 maka distribusi normal.

3.4.4 Uji Asumsi Klasik

Untuk mendukung keakuratan hasil model regresi, maka perlu dilakukan penelusuran terhadap asumsi klasik yang meliputi asumsi multikolinieritas, heteroskedastisitas dan autokorelasi. Uji asumsi kalsik menyatakan bahwa persamaan regresi tersebut harus bersifat BLUE Best Linier Unbiased Estimation, artinya pengambilan keputusan uji F dan uji t tidak boleh bias. Untuk menghasilkan pengambilan yang BLUE maka harus dipenuhi diantaranya tiga asumsi dasar yang tidak boleh dilanggar oleh regresi linier berganda, yaitu: 1. Tidak boleh Autokorelasi. 2. Tidak Boleh Multikolinieritas. 3. Tidak Boleh Heteroskedastisitas. Apabila salah satu dari ketiga asumsi dasar tersebut dilanggar, maka persamaan regresi yang diperoleh tidak lagi bersifat BLUE Best Linier Unbiased Estimation, sehingga pengambilan keputusan melalui uji F dan uji t menjadi bias Algifari, 2000: 83.

a. Uji Multikolinieritas

Dokumen yang terkait

PENGARUH GENDER, TEKANAN KETAATAN, DAN KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT PENGARUH GENDER, TEKANAN KETAATAN, DAN KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT (SurveipadaKAP Surakarta dan Yogyakarta).

0 0 15

PENGARUH GENDER, TEKANAN KETAATAN, DAN KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT Pengaruh Gender, Tekanan Ketaatan, dan Kompleksitas Tugas Terhadap Audit Judgment (Studi Pada Kantor Akuntan Publik di Jawa Tengah.

0 2 16

PENGARUH GENDER, TEKANAN KETAATAN, DAN KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT Pengaruh Gender, Tekanan Ketaatan, dan Kompleksitas Tugas Terhadap Audit Judgment (Studi Pada Kantor Akuntan Publik di Jawa Tengah.

0 1 17

Pengaruh Tekanan Ketaatan dan Kompleksitas Tugas Terhadap Audit Judgment (Studi Kssus pada Kantor Badan Pemeriksaan Keuangan Perwakilan Jawa Barat).

0 4 32

PENGARUH TEKANAN KERJA, KOMPLEKSITAS TUGAS, GENDER. PENGALAMAN AUDIT DAN PENGETAHUAN TERHADAP KINERJA AUDITOR DALAM PEMBUATAN AUDIT JUDGMENT (Studi Kasus pada BPKP Provinsi Jawa Timur).

0 1 104

PENGARUH TEKANAN KERJA, KOMPLEKSITAS TUGAS, DAN GENDER TERHADAP AUDIT JUDGMENT (Studi Kasus pada BPKP Provinsi Jawa Timur).

0 2 103

AUEP06. PENGARUH GENDER, TEKANAN KETAATAN, DAN KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT

0 0 30

PENGARUH GENDER, TEKANAN KERJA, KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT (Studi kasus pada Badan Pengawasan Keuangan Dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Jawa Timur)

0 0 28

PENGARUH TEKANAN KERJA, KOMPLEKSITAS TUGAS, DAN GENDER TERHADAP AUDIT JUDGMENT (Studi Kasus pada BPKP Provinsi Jawa Timur)

0 0 22

PENGARUH TEKANAN KERJA, KOMPLEKSITAS TUGAS, GENDER. PENGALAMAN AUDIT DAN PENGETAHUAN TERHADAP KINERJA AUDITOR DALAM PEMBUATAN AUDIT JUDGMENT (Studi Kasus pada BPKP Provinsi Jawa Timur)

0 0 21