Nilai t
hitung
pada variabel gender X
1
sebesar 1,433 dengan tingkat signifikan sebesar 0,159 diatas 5 sig 5 yang artinya bahwa tidak ada
perbedaan dalam memberikan judgment pada auditor laki- laki dan auditor perempuan.
pengaruhi auditor laki- laki dan auditor perempuan dalam m
judgment
mpengaruhi auditor laki- laki dan lam memberikan judgment.
4.5. Pembahasan
an bahwa uji f tidak signifikan disebabkan tidak satupun variabel yang signifikan.
Nilai t
hitung
pada variabel tekanan kerja X
2
sebesar -0,217 dengan tingkat signifikan sebesar 0,829 diatas 5 sig 5 yang artinya bahwa variabel tekanan
kerja X
2
secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap audit judgment Y atau tekanan kerja tidak mem
emberikan .
Nilai t
hitung
pada variabel kompleksitas tugas X
3
sebesar 0,153 dengan tingkat signifikan sebesar 0,879 diatas 5 sig 5 yang artinya bahwa variabel
kompleksitas tugas X
3
secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap audit judgment Y atau kompleksitas tugas tidak me
auditor perempuan da
Dari hasil penelitian tentang pengaruh gender, tekanan kerja, kompleksitas tugas terhadap audit judgment terdapat kesimpul
Dari hasil tersebut terdapat beberapa opini dari pakar statistik yaitu: 1.
Jika uji F tidak signifikan maka disarankan uji t tidak dilakukan dan hasilnya
ana dasar teorinya juga sangat lemah. J
audit judgment yang diambil oleh auditor laki-laki dan perempuan.
tidak signifikan untuk parsialnya t. Maka disarankan uji t tidak dilakukan tetapi menurut rumusan masalahnya
boleh dilakukan dengan mendukung hasil analisis pembahasan. Ibu Endah: dosen matakuliah statistik jurusan akuntansi UPN VETERAN JATIM.
2. Jika uji F tidak signifikan berarti tidak ada satupun variabel anda yang
signifikan. Coba anda cek data anda buang data yang outlier apakah data normal atau tidak jumlah sample diperbesar. Imam Ghozali 2010.
3. Jika uji F tidak signifikan, maka tidak disarankan untuk melakukan uji t atau
uji parsial. Jadi hipotesis simultan sebenarnya tidak selalu harus dirumuskan dalam suatu penelitian. Dim
onikriswanto 2010. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gender tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap audit judgment. Hal ini menunjukkan bahwa perbedaan jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan dengan perbedaan berbagai sifat dan karakter
individu masing-masing tidak berpengaruh terhadap
Hal ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Hartanto 1990 yang mengatakan bahwa gender tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
judgment auditor yang mendapatkan tekanan. Hal ini senada dengan hasil penelitian Thoma 1986 yang menemukan bahwa pengaruh gender sangat kecil.
Trisnaningsih dan Iswati 2003 mengatakan bahwa tidak ada perbedaan kinerja auditor dilihat dari perbedaan gender antara pria dan wanita jika dilihat dari
kesetaraan komitmen organisasional, komitmen profesional, motivasi dan kesempatan kerja, kecuali kepuasan kerja menujukkan adanya perbedaan antara
kinerja auditor pria dan wanita. Penelitian ini bertentangan dengan penelitian Chung dan Monroe 2001
mengatakan bahwa interaksi antara gender dengan kompleksitas tugas berpengaruh secara signifikan terhadap audit judgment. Hal ini juga senada dengan penelitian yang
dilakukan Abdolmohammadi dan Wright 1986 menunjukkan bahwa perbedaan judgment yang signifikan ditemukan antara kelompkok berpengalaman pada masing-
masing tugas. Ketika seluruh subyek dikumpulkan bersama-sama, maka hanya
menunjukkan perlunya mempertimbangkan secara eksplisit dan mengontrol kompleksitas tugas dan keahlian normatif yang tepat dalam meneliti sifat dari
keahlian.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tekanan kerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap audit judgment atau tekanan kerja tidak mempengaruhi
auditor laki-laki dan auditor perempuan dalam memberikan judgment. Hal ini menunjukkan bahwa para auditor melaksanakan tugas dengan senang hati, tidak ada
paksaan baik dari atasan maupun klien. Penelitian ini bertentangan dengan penelitian Astutik dan Hamzah 2007, menyimpulkan bahwa adalah terdapat perbedaan
perilaku etis dan tekanan kerja diantara auditor laki-laki dan perempuan dalam audit judgment laporan keuangan historis dan kompleksitas tugas.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kompleksitas tugas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap audit judgment atau kompleksitas tugas tidak
mempengaruhi auditor laki-laki dan auditor perempuan dalam memberikan judgment. Hal ini menunjukkan bahwa para auditor mengetahui dengan jelas atas tugas apa
yang akan dilakukannya, tidak mengalami kesulitan dalam melakukan tugas dan dapat melakukan tugasnya dengan baik.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Cheng, dkk, 2003 yang mengatakan bahwa kompleksitas tugas tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap kinerja keputusan. Penelitian yang bertentangan dengan hasil penelitian ini antara lain, penelitian Chung dan Monroe 2001 mengatakan bahwa interaksi antara
gender dengan kompleksitas tugas berpengaruh secara signifikan terhadap audit judgment.
Hal ini juga senada dengan penelitian yang dilakukan Abdolmohammadi dan Wright 1986 menunjukkan bahwa perbedaan judgment yang signifikan
ditemukan antara kelompkok berpengalaman pada masing-masing tugas. Ketika seluruh subyek dikumpulkan bersama-sama, maka hanya
menunjukkan perlunya mempertimbangkan secara eksplisit dan mengontrol kompleksitas tugas dan keahlian normatif yang tepat dalam meneliti sifat dari
keahlian. Stuart 2001 menunjukkan bahwa kinerja auditor tergantung pada interaksi antara kompleksitas tugas dan struktur audit yang digunakan dalam pelaksanaan
audit. Hal ini dibuktikan bahwa untuk tugas yang tidak terlalu kompleks, auditor
dari perusahaan audit terstruktur dan tidak terstruktur menunjukkan kinerja yang sepadan. Sebaliknya, pada tugas yang relatif kompleks, maka auditor dari perusahaan
yang tidak terstruktur jauh berada di bawah perusahaan audit terstruktur.
4.6. Perbedaan Penelitian Sekarang Dengan Penelitian Terdahulu