2.2.1.2. Pengertian Sex dengan Gender
GENDER, sifat yang melekat pada laki-laki dan perempuan yang dibentuk secara sosial dan kultural dengan akibat terjadinya perbedaan fungsi,
peran dan tanggung jawab pada kedua jenis kelamin. Perbedaan ini merupakan konstruksi masyarakat sehingga sifatnya bisa berubah dan tidak sama.
SEKS, perbedaan jenis kelamin yang ditentukan secara biologis melekat pada jenis kelamin tertentu. Perbedaan ini merupakan kodrat atau ketentuan
Tuhan sehingga sifatnya permanen dan universal.
2.2.1.3. Perbedaan Sex dengan Gender
Kalau gender secara umum digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan perempuan dari segi sosial budaya, maka sex secara umum
digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan perempuan dari segi
anatomi biologi.
Istilah sex dalam kamus bahasa Indonesia juga berarti jenis kelamin lebih banyak berkonsentrasi kepada aspek biologi seseorang, meliputi perbedaan
komposisi kimia dan hormon dalam tubuh, anatomi fisik, reproduksi, dan karakteristik biologis lainnya. Sedangkan gender lebih banyak berkonsentrasi
kepada aspek sosial, budaya, psikologis, dan aspek-aspek non biologis lainnya.
Studi gender lebih menekankan pada aspek maskulinitas masculinity atau feminitas femininity seseorang. Berbeda dengan studi sex yang lebih
menekankan kepada aspek anatomi biologi dan komposisi kimia dalam tubuh laki-laki maleness dan perempuan femaleness. Proses pertumbuhan anak
child menjadi seorang laki-laki being a man atau menjadi seorang perempuan being a woman, lebih banyak digunakan istilah gender dari pada istilah sex.
Istilah sex umumnya digunakan untuk merujuk kepada persoalan reproduksi dan aktivitas seksual love-making activities, selebihnya digunakan istilah gender.
Jadi kalau sex perbedaan yang kodrati dan tidak akan pernah berubah, kalau gender perbedaan karena konstruksi sosial dan budaya sehingga sangat mungkin
berubah.
2.2.2. Tekanan Kerja 2.2.2.1. Definisi Tekanan Kerja
Tekanan kerja disini sama halnya dengan stres kerja dimana kondisi seseorang mengalami tekanan yang tidak menyenangkan yang berasal luar diri
seseorang. Tekanan pekerjaan Job-Related Stress ini timbul karena meningkatnya stres sebagai akibat dari permintaan pekerjaan secara meningkat
melebihi kemampuan kinerja dari pekerja Kiryanto, 2006: 8.
2.2.2.2. PENGERTIAN STRES
Menurut Charles D, Spielberger dalam Ilandoyo, 2001:63 menyebutkan bahwa stres adalah tuntutan-tuntutan eksternal yang mengenai
seseorang, misalnya obyek-obyek dalam lingkungan atau suatu stimulus yang secara obyektif adalah berbahaya. Stres juga biasa diartikan sebagai tekanan,
ketegangan atau gangguan yang tidak menyenangkan yang berasal dari luar diri seseorang.
Cooper dan Straw 1995:8-15 mengemukakan gejala stress dapat berupa tanda-tanda berikut ini:
• Fisik, yaitu nafas memburu, mulut dan kerongkongan kering, tangan
lembab, rnerasa panas, otot-otot tegang, pencernaan terganggu, sembelit, letih yang tidak beralasan, sakit kepala, salah urat dan gelisah.
• Perilaku, yaitu perasaan bingung, cemas dan sedih, jengkel, salah paham,
tidak berdaya, tidak mampu berbuat apa-apa, gelisah, gagal, tidak menarik, kehilangan semangat, sulit konsentrasi, sulit berfikir jemih, sulit membuat
kcputusan, hilangnya kreatifitas, hilangnya gairah dalam penampilan dan hilangnya minat terhadap orang lain.
• Watak dan kepribadian, yaitu sikap hati-hati menjadi cermat yang
berlebihan, cemas menjadi lekas panik, kurang percaya diri menjadi rawan, penjengkel menjadi meledak-ledak.
Sedangkan gejala stres di tempat kerja, yaitu meliputi: Kepuasan kerja rendah, Kinerja yang menurun, Semangat dan energi menjadi hilang, Komunikasi
tidak lancar, Pengambilan keputusan jelek, Kreatifitas dan inovasi kurang, Bergulat pada tugas-tugas yang tidak produktif. Semua yang disebutkan di atas
perlu dilihat dalam hubungannya dengan kualitas kerja dan interaksi normal individu sebelumnya.
Menurut Braham dalam Handoyo; 2001:68, gejala stres dapat berupa tanda-tanda berikut ini: Fisik, yaitu sulit tidur atau tidur lidak teratur, sakit kepala,
sulit buang air besar, adanya gangguan pencemaan, radang usus, kulit gatal-gatal, punggung terasa sakit, urat-urat pada bahu dan eher terasa tegang, keringat
berlebihan, berubah selera makan, tekanan darah tinggi atau serangan jantung, kehilangan energi.
Emosional, yaitu marah-marah, mudah tersinggung dan terlalu sensitif, gelisah dan cemas, suasana hati mudah berubah-ubah, sedih, mudah menangis dan
depresi, gugup, agresif terhadap orang lain dan mudah bermusuhan serta mudah menyerang, dan kelesuan mental. Intelektual, yaitu mudah lupa, kacau pikirannya,
daya ingat menurun, sulit untuk berkonsentrasi, suka melamun berlebihan, pikiran hanya dipenuhi satu pikiran saja. Interpersonal, yaitu acuh dan mendiamkan orang
lain, kepercayaan pada orang lain menurun, mudah mengingkari janji pada orang lain, senang mencari kesalahan orang lain atau menyerang dengan kata-kata,
menutup diri secara berlebihan. Berdasarkan beberapa uraian diatas, penulis menyimpulkan bahwa stres
merupakan suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berfikir dan kondisi seseorang dimana ia terpaksa memberikan tanggapan melebihi
kemampuan penyesuaian dirinya terhadap suatu tuntutan eksternal lingkungan. Stres yang terlalu besar dapat mengancam kemampuan seseorang untuk
menghadapi lingkungannya. Sebagai hasilnya, pada diri para karyawan berkembang berbagai macam gejala stres yang dapat mengganggu pelaksanaan
kerja mereka.
2.2.2.3. PENGERTIAN STRES KERJA