38
3.4 Teknik Pengumpulan Data 3.4.1 Jenis
Data Data Primer
Data primer yaitu data yang diperoleh dari tangan pertama oleh peneliti yang berkaitan dengan variabel minat untuk tujuan spesifik studi.
Data primer dapat diperoleh dari responden individu, kelompok fokus dan panel yang secara khusus ditentukan peneliti.
3.4.2 Sumber Data
Sumber data diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner atau jawaban dari konsumen AW ALLENWRIGHT Kusuma Bangsa
Surabaya.
3.4.3 Teknik Pengumpulan
data
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa cara, yaitu sebagai berikut :
a. Wawancara Metode yang dilakukan dalam upaya mencari tanggapan responden
atas berbagai permasalahan yang diangkat. b. Kuesioner
Pengumpulan data dengan kuesioner membantu untuk membangun hubungan dengan responden ketika memperkenalkan survei,
memberikan klarifikasi yang diminta oleh responden langsung di
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
39
tempat dan mengumpulkan kuesioner segera setelah diisi. Adanya kontak langsung antara peneliti dan responden akan menciptakan suatu
kondisi yang cukup baik sehingga responden dengan sukarela akan memberikan data atau jawaban yang obyektif dan cepat.
3.5 Teknik Analisis
Teknik analisis data yang dipergunakan didalam penelitian ini adalah teknik Structural Equation Modeling SEM. SEM merupakan
sekumpulan teknik-teknik statistikal yang memungkinkan pengujian sebuah rangkaian hubungan yang relatif “rumit” secara simultan.
Ferdinand, 2002 : 6. Sebuah pemodelan SEM yang lengkap pada dasarnya terdiri dari Measurement Model dan Structural Model.
Measurement Model atau model pengukuran ditujukan untuk
mengkonfirmasi sebuah dimensi atau faktor berdasarkan indikator empirisnya. Structural model adalah model mengenai struktur hubungan
yang membentuk atau menjelaskan kausalitas antara faktor. Menurut Ferdinand 2002:24 untuk membuat permodelan yang lengkap terdapat
beberapa langkah yaitu : 1. Pengembangan Model Berbasis Teori
Dalam pengembangan model teoritis, seorang peneliti harus melakukan serangkaian eksplorasi ilmiah melalui telaah pustaka yang
intens guna mendapatkan justifikasi atas model teoritis yang dikembangkan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
40
2. Pengembangan diagram alur untuk menunjukkan hubungan kausalitas. Model teoritis yang telah dibangun pada langkah pertama akan
digambarkan dalam sebuah path diagram diagram alur. Path diagram diagram alur akan mempermudah peneliti melihat hubungan-
hubungan kausalitas yang ingin diuji. 3. Konversi diagram alur kedalam serangkaian persamaan struktural dan
spesifikasi model pengukuran. Peneliti dapat mulai mengkonversi spesifikasi model tersebut ke dalam rangkaian persamaan. Persamaan
yang akan dibangun terdiri dari : 4. Persamaan struktural structural equations. Persamaan ini dirumuskan
untuk menyatakan hubungan kausalitas antar berbagai konstruk. 5. Persamaan spesifikasi model pengukuran measurement model.
Peneliti menentukan variabel mana mengukur konstruk mana serta menentukan serangkaian matriks yang menunjukkan korelasi yang
dihipotesakan antar konstruk atau variabel. 6. Memilih matriks input dan estimasi model
SEM hanya menggunakan matrik varianskonvarians atau matrik korelasi sebagai data input untuk keseluruhan estimasi yang
digunakan.
7. Menilai problem identifikasi
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
41
Problem identifikasi pada prinsipnya adalah problem mengenai ketidakmampuan dari model yang dikembangkan untuk menghasilkan
yang unik. Problem identifikasi dapat muncul melalui gejala berikut : Standard error untuk satu atau beberapa koefisien adalah sangat
besar. Program tidak mampu menghasilkan matrik informasi yang
seharusnya disajikan. Muncul angka-angka yang aneh seperti adanya varians error yang
negatif. Munculnya korelasi yang sangat tinggi antar koefisien estimasi
yang didapat. 8. Evaluasi Model
Pada langkah ini kesuksesan model dievaluasi melalui telaah terhadap berbagai kriteria goodness of fit.
9. Interpretasi dan Modifikasi Model Menginterpretasikan model dan memodifikasikan model bagi model-
model yang tidak memenuhi syarat pengujian yang dilakukan.
3.5.1 Confimatory Factor Analysis
Model pengukuran variabel bebas dan terikat dalam penelitian ini menggunakan Confimatory Factor Analysis. Pada Confimatory Factor
Analysis atau CFA peneliti menggunakan variabel-variabel yang diteliti
untuk mendefinisikan sebuah faktor yang tidak dapat diukur secara
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
42
langsung. Analisis atas indikator-indikator yang digunakan itu memberi makna atas label yang diberikan pada variabel laten atau faktor laten yang
dikonfirmasi itu. Langkah-langkah dalam analisis SEM model dengan contoh faktor responsivness dilakukan sebagai berikut :
a. Spesifikasi model pengukuran konstruk Responsivness yaitu : Persamaan Dimensi Faktor Interaksi :
X11 = λ1 Responsivness + er_1
X12 = λ2 Responsivness + er_2
X13 = λ3 Responsivness + er_3
Bila persamaan diatas dinyatakan dalam pengukuran model untuk diuji unidimensionalitasnya melalui confimartory factor analysis, maka
model pengukuran dengan contoh Faktor Responsivness akan nampak sebagai berikut :
Keterangan : X11 = Kesigapan karyawan
X12 = Karyawan AW ALLENWRIGHT merespon kebutuhan konsumen
Responsivness X11
X12
X13 Er_1
Er_2
Er_3
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
43
X13 = Mengutamakan kepentingan konsumen.
Er_j = error term X1j Begitu juga variabel – variabel lain melalui proses sesuai dengan gambar.
3.6 Asumsi Model