Lead Time Biaya Pengiriman Biaya Penyimpanan

Setelah dilakukan pengumpulan data maka langkah selanjutnya dilakukan pengolahan data. Pengolahan data diawali dengan melakukan perbandingan perhitungan biaya distribusi dengan menggunakan metode perusahaan dengan metode DRP. Jika metode perusahaan lebih baik, maka dilakukan analisa dan pembahasan dari hasil tersebut. Tapi jika metode DRP lebih baik, maka dilakukan peramalan, menghitung persediaan, perencanaan dan pengendalian persediaan dengan DRP.

4.2.1 Perhitungan Biaya Distribusi Dengan Menggunakan Metode Perusahaan

Pada bagian ini dilakukan perbandingan biaya sistem distribusi yang dilakukan perusahaan. Untuk menghitung total biaya logistik digunakan data bulanan selama tahun 2009 sampai tahun 2010. Kemudian mencari total biaya pengiriman selama 2 tahun. Dari data biaya pengiriman dan data frekuensi pengiriman selama 2 tahun, didapatkan total biaya pengiriman seperti berikut: Biaya Pengiriman per tahun = Frekuensi kirim x Biaya kirim per bulan Kota Tujuan Frekuensi kirim Biaya kirim Total Biaya Probolinggo 24 kali Rp. 364.500 ,- Rp. 8.748.000,- Semarang 24 kali Rp. 772.500 ,- Rp. 15.540.000,- Bandung 24 kali Rp. 1.132.500,- Rp. 22.020.000,- Jakarta 24 kali Rp. 1.287.500,- Rp. 25.488.000,- Grand Total Rp. 71.796.000,- Dari perhitungan total biaya penyimpanan dan total biaya pengiriman, didapat hasil sebagai berikut : Biaya Distribusi = Biaya penyimpanan + Biaya pengiriman = Rp. 17.567.752,00,- + Rp.71.796.000,- = Rp. 89.363.752,- Dengan menggunakan metode yang digunakan perusahaan, didapatkan grand total cost distribusi sebesar Rp. 89.363.752,- selama 2 tahun.

4.2.2 Perhitungan Biaya Distribusi Dengan Menggunakan Metode DRP

Setelah diketahui total biaya distribusi dengan menggunakan metode perusahaan, maka dilakukan perhitungan biaya distribusi dengan menggunakan metode DRP. Perhitungan ini diawali dengan menentukan jumlah pemesanan ekonomis.

4.2.2.1 Menghitung Economic Order Quantity EOQ dan Safety Stock SS

Economic Order Quantity EOQ digunakan untuk menentukan jumlah pemesanan yang paling ekonomis. Dalam DRP EOQ disebut sebagai lot size. Sedangkan Safety Stock SS digunakan untuk menentukan tingkat stock pengaman.

4.2.2.2 Menghitung Economic Order Quantity EOQ

Penentuan ukuran lot pemesanan dalam suatu sistem distribusi dipengaruhi oleh frekuensi pengiriman. Frekuensi pengiriman oleh pemesanan perusahaan dilakukan setiap bulan, sehingga EOQ digunakan untuk menentukan ukuran lot. Formulasi EOQ yang digunakan adalah : H C Rm 2 EOQ    Rm : Rata-rata permintaan C : Biaya Kirim H : Biaya Simpan Perhitungan EOQ untuk masing-masing produk adalah sebagai berikut: unit 420 .752 775 . 37 13 , 218 2 H C Rm 2 EOQ n unitbula - 406 Rp. H ,-kirim 37.775.752 Rp. C 13 , 218 24 24 Rm 406 5235 240 .......... .......... 210 185 150                Perhitungan EOQ untuk selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran C. Sedangkan hasil perhitungan EOQ disajikan pada tabel 4.10. Tabel 4.10. Economic Order Quantity EOQ Unit ProdukKota Economic Order Quantity EOQ Probolinggo 420 Semarang 363 Bandung 425 Kursi Lipat Jakarta 403 Probolinggo 383 Semarang 367 Bandung 385 Meja Jakarta 434 Sumber : Pengolahan Data lampiran C