Gambar 2. 5. Bagan Peta Kendali
Kondisi Out Of Control, yaitu : 1.
Jika ada titik Y,-Yt yang berada diluar batas control BA atau BB 2.
Aturan tiga titik Dari tiga buah titik yang berurutan, apakah dua titik atau lebih terdapat dalam salah
satu daerah A. 3.
Aturan lima titik Dari lima buah titik yang berurutan, apakah empat titik atau lebih terdapat dalam satu
daerah B.
4. Aturan delapan titik
Dari delapan titik yang berurutan berada pada salah satu sisi dari garis tengah daerah C.
2.3.8 Reorder Point System ROP
Dalam sistem ROP setiap pusat distribusi pada tingkat lebih rendah meramalkan permintaan untuk produk guna melayani pelangganya, kemudian memesan dari pusat
distribusi pada tingkat lebih tinggi main warehouse apabila kuantitas dalam stock pada
pusat distribusi pada tingkat lebih rendah branch warehouse mencapai ROP. ROP dan stock pengaman ditentukan secara konvensional.
Sistem tarik dengan ROP menimbulkan Cascading effect, yaitu ; input ke setiap tingkat adalah output dari tingkat atau tahap sebelumnya, sehingga menyebabkan saling
ketergantungan di antara tingkat-tingkat dalam sistem distribusi. Pada dasarnya metode ROP merupakan suatu teknik pengisian kembali inventori
apabila total stock on-hand plus on-order jatuh atau berada dibawah titik pemesanan kembali reorder point = ROP. ROP merupakan metode inventori yang menempatkan
suatu pesanan untuk lot tertentu apabila kuantitas on-hand berkurang sampai tingkat yang ditentukan terlebih dahulu yang dikenal sebagai titik pemesanan kembali ROP. ROP
dihitung berdasarkan formula :
ROP = DLT + SS
ROP = Titik Pemesanan Kembali Reorder Point DLT = Permintaan Selama Waktu Tunggu Demand During Lead Time
SS = Stock Pengaman Safety Stock
Terdapat 4 empat factor yang menentukan ROP, yaitu : 1.
Tingkat permintaan. 2.
Waktu tunggu. 3.
Ketidakpastian dalam tingkat permintaan dan waktu tunggu pengisian kembali. 4.
Kebijaksanaan manajemen berkaitan dengan tingkat pelayanan pelanggan yang dapat diterima.
Sumber : Gasperz, Vincent, 2004, hal 291-292
2.4. Penelitian Terdahulu
Berikut ini merupakan penelitian-penelitian sebelumnya yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini.
1.
Donna Suci Istianingrum 2006. Perencanaan dan Penjadwalan Aktivitas
Distribusi dengan Menggunakan Distribustion Requirement Planning DRP dan Clarke Wright
di Perusahaan Genteng Super Jaya. a
Permasalahan : Bagaimana melakukan perencanaan dan penjadwalan
aktivitas distribusi sehingga dapat mengurangi total jarak perjalanan yang harus ditempuh.
b Variabel : Jumlah permintaan Demand, Persediaan produk jadi, Biaya
penyimpanan, Biaya pemesanan, Biaya Produksi, Biaya Set-up, Data jumlah dan kapasitas masing-masing kendaraan,jarak dan
waktu tempuh kendaraan. c
Metode pemecahan masalah yang digunakan adalah DRP.
d Hasil Penelitian : Didapatkan perencanaan dan penjadwalan aktivitas
distribusi metode perusahaan, Total Costnya sebesar Rp. 129.273.602,96. sedangkan metode DRP, Total Costnya sebesar Rp. 102.138.142,99. terjadi
penurunan sebesar 20,99. 2.
Achmad Agus 2007. Penjadwalan Distribusi Produk Wafer Stick dengan
Menggunakan Distribustion Requirement Planning DRP di PT. Kurnia Wijaya Aneka Industri.