5
1.4.2.2 Manfaat Praktis
1. Hasil penelitian ini dapat membantu pembaca menikmati dan
memahami novel Kakak Batik karya Kak Seto.
2. Hasil penelitian ini dapat menjadi rujukan bagi peneliti yang meneliti dari bidang-bidang lain.
Universitas Sumatera Utara
6
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep 2.1.1 Nilai Pendidikan
Salah satu karya sastra seperti novel terdapat di dalamnya nilai pendidikan yang dapat dipetik oleh pembaca melalui perbuatan-perbuatan tokoh yang dikisahkan
dalam novel. Wicaksono 2014:254 mengatakan bahwa nilai merupakan kadar relasi positif antara suatu hal terhadap seseorang. Nilai adalah sesuatu atau hal-hal yang
berguna bagi kemanusiaan. Nilai berkaitan erat dengan kebaikan yang ada pada sesuatu hal. Nilai dapat membantu kita menyadari, mengakui, mendalami dan
memahami hakikat kaitan antara nilai satu dengan yang lainnya serta peranan dan kegunaannya bagi kehidupan.
Lebih lanjut, Wicaksono 2015:255 menyebutkan bahwa nilai merupakan suatu yang abstrak, tetapi secara fungsional mempunyai ciri mampu membedakan
antara yang satu dengan yang lainnya. Suatu nilai jika dihayati seseorang, nilai tersebut akan sangat berpengaruh terhadap cara berpikir, cara bersikap, dan cara
bertindak dalam mencapai tujuan hidupnya. Pengertian pendidikan menurut pandangan Wicaksono 2014:259-260 adalah
usaha sadar, terencana, terus-menerus serta penuh tanggung jawab yang merupakan proses pengubahan sikap dan tingkah laku agar peserta didik secara aktif
Universitas Sumatera Utara
7 mengembangkan potensi dirinya dalam usaha pendewasaan melalui upaya pengajaran
dan latihan. Berdasarkan pengertian nilai dan pendidikan di atas, Wicaksono 2014:263
berpendapat bahwa nilai pendidikan adalah segala sesuatu yang berguna bagi kehidupan manusia yang diperoleh melalui proses pengubahan sikap dan tingkah laku
menjadi lebih baik dalam upaya mendewasakan diri, baik dari segi kognitif berdasar pada pengetahuan faktual empirisberdasarkan pengalaman, afektif berkenaan
dengan perasaan dan emosi, maupun psikomotorik berhubungan dengan aktivitas fisik yang berkaitan dengan proses mental dan psikologi.
Lebih lanjut, Suarman 2000 seperti dikutip Nofalinda 2014:5 menjelaskan nilai pendidikan berarti ukuran terhadap baik dan buruk yang dapat diterima oleh
umum atau orang banyak, mengenai perbuatan, sikap, tingkah laku, atau budi pekerti. Nilai pendidikan mencakup beberapa aspek di antaranya pendidikan agama, sosial,
budi pekerti, kecerdasan, dan kesejahteraan keluarga. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa nilai pendidikan adalah
segala hal yang mendidik dan dapat mengembangkan potensi orang lain dalam mendewasakan manusia baik dari segi kognitif, afektif, maupun psikomotorik.
Karya sastra merupakan salah satu hal penting sebagai sebuah sarana yang mendidik bagi masyarakat pembaca. Sebagaimana dikatakan Pradopo dalam
Nurdiana, 2010:2 menyebutkan karya sastra sebagai hasil olahan sastrawan yang mengambil bahan dari segala permasalahan dalam kehidupan dapat memberikan
pengetahuan yang tidak dimiliki oleh pengetahuan lain. Hal ini merupakan kelebihan
Universitas Sumatera Utara
8 karya sastra. Kelebihan lain dari karya sastra ialah bahwa karya sastra dapat
memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap cara berpikir mengenai hidupnya sendiri ataupun bangsanya. Sastra sebagai produk kehidupan mengandung nilai-nilai
sosial, filosofi, religi dan sebagainya. Adapun hal yang berhubungan dengan nilai pendidikan, yaitu dampak sastra pada pembaca. Nilai didik dalam karya sastra erat
kaitannya dengan fungsi karya sastra sebagai sesuatu yang patut mendapatkan perhatian .
Sejalan dengan pandangan di atas, Sumardjo dalam Parmini,dkk. 2014:2 menyebutkan bahwa nilai-nilai dalam karya sastra merupakan hasil ekspresi dan
kreasi estetik pengarang sastrawan yang ditimba dari kebudayaan masyarakatnya. Nilai ideal pengarang tersebut berupa das sollen tentang aspek nilai-nilai kehidupan,
khususnya nilai-nilai pendidikan. Suatu karya sastra bisa dikatan baik jika mengandung nilai-nilai yang mendidik.
Sumardjo dalam Parmini,dkk.2014:2 juga mengungkapkan bahwa nilai-nilai pendidikan dapat ditangkap manusia melalui berbagai hal di antaranya melalui
pemahaman dan penikmatan sebuah karya sastra. Ada empat macam nilai pendidikan dalam sastra, yaitu nilai pendidikan religius, moral, sosial, dan budaya. Nilai-nilai
tersebut tentunya tidak berbeda dengan nilai-nilai yang ada di kehidupan nyata sebuah masyarakat. Bahkan, nilai-nilai tersebut adalah nilai-nilai yang diidealkan
pengarang untuk mengupas suatu masalah yang terjadi di kehidupan nyata. Berdasarkan pandangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa nilai pendidikan
dalam karya sastra adalah hal-hal mendidik yang ada dalam karya sastra yang bermanfaat bagi pembaca dan dapat dicontoh untuk kebaikan pembaca.
Universitas Sumatera Utara
9
2.2 Landasan Teori
Landasan teori yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sosiologi sastra. Menurut Ratna 2003:1 sosiologi sastra berasal dari kata sosiologi dan sastra.
Sosiologi berasal dari kata sosio Yunani socius bersama-sama, bersatu, kawan, teman dan logi logos berarti sabda,perkataan, perumpaan. Perkembangan
berikutnya mengalami perubahan makna, soiosocius berarti masyarakat, logilogos berarti ilmu. Jadi, sosiologi berarti ilmu mengenai asal-usul dan pertumbuhan
evolusi masyarakat, ilmu pengetahuan yang mempelajari keseluruhan jaringan hubungan antarmanusia dalam masyarakat, sifatnya umum, rasional dan empiris.
Sastra dari akar kata sas Sansekerta berarti mengarahkan, mengajar, memberi petunjuk dan instruksi. Akhiran tha berarti alat, sarana. Jadi, sastra berarti kumpulan
alat untuk mengajar, buku petunjuk atau buku pengajaran yang baik. Sosiologi sastra merupakan salah satu pendekatan dalam kajian sastra yang
memahami dan menilai karya sastra dengan mempertimbangkan segi-segi kemasyarakatan. Sejalan dengan pandangan Jabrohim 2001:169, sosiologi sastra
adalah pendekatan
terhadap sastra
yang mempertimbangkan
segi-segi kemasyarakatan oleh beberapa penulis.
Endraswara 2008:77 Sosiologi sastra adalah cabang penelitian sastra yang bersifat reflektif. Penelitian ini banyak diminati oleh peneliti yang ingin melihat
sastra sebagai cermin kehidupan masyarakat. Lebih lanjut dikatakan sosiologi sastra merupakan penelitian yang terfokus pada masalah manusia. Sastra sering
mengungkapkan perjuangan umat manusia dalam menentukan masa depannya,
Universitas Sumatera Utara
10 berdasarkan imajinasi, perasaan dan intuisi. Hal tersebut menandakan bahwa
perjuangan panjang hidup manusia akan selalu mewarnai teks sastra. Hal penting dalam sosiologi sastra adalah konsep cermin mirror. Dalam kaitan ini, sastra
dianggap sebagai mimesis tiruan masyarakat. Walaupun demikian, sastra tetap diakui sebagai sebuah ilusi atau khayalan dari kenyataan.
Endraswara 2008:87 mengemukakan bahwa secara esensial sosiologi sastra adalah penelitian tentang: a studi ilmiah manusia dan masyarakat secara objektif,
b studi lembaga-lembaga sosial dan masyarakat dan sebaliknya, c studi proses sosial yaitu bagaimana masyarakat bekerja, bagaimana masyarakat mungkin dan
bagaimana mereka melangsungkan hidupnya. Dapat disimpulkan bahwa sosiologi sastra adalah penelitian suatu karya sastra
terhadap hubungannya dengan masyarakat, yakni masyarakat sebagai pembaca karya sastra, masyarakat sebagai pencipta karya sastra, dan penerimaan masyarakat
terhadap karya sastra. Penelitian sosiologi sastra lebih banyak memperbincangkan hubungan antara pengarang dengan kehidupan sosialnya. Baik aspek bentuk maupun
isi karya sastra akan terbentuk oleh suasana lingkungan dan kekuatan sosial suatu periode tertentu. Dalam hal ini, teks sastra dilihat sebagai sebuah pantulan zaman,
karena itu teks sastra menjadi saksi zaman sekaligus aspek imajinasi dan manipulasi tetap dalam sastra, aspek sosial pun juga tidak bisa diabaikan. Aspek -aspek
kehidupan sosial akan memantul penuh ke dalam karya sastra.
Universitas Sumatera Utara
11
2.3 Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka berfungsi untuk memaparkan penelitian yang sudah pernah dilakukan sebelumnya oleh peneliti lain. Novel Kakak Batik karya Kak Seto
merupakan novel yang sarat akan motivasi agar tetap berusaha dan bersyukur dalam menggapai cita-cita di tengah banyaknya kesulitan tinggal di ibukota. Kak Seto
merangkai kata demi kata dengan bahasa yang sederhana sehingga mudah dipahami pembaca. Sepanjang pengetahuan peneliti, novel Kakak Batik karya Kak Seto belum
pernah dikaji oleh peneliti lain mengingat novel tersebut baru beredar sekitar pertengahan tahun 2014.
Tinjauan penelitian ini hanya memaparkan beberapa penelitian sejenis yang telah meneliti tentang nilai pendidikan. Hasil penelitian sebelumnya yang dapat
dijadikan acuan serta masukan bagi peneliti di antaranya adalah skripsi Yosefinu s Yusanfri 2013 dengan judul ”Analisis Nilai-Nilai Pendidikan dalam Novel Sang
Pemimpi karya Andrea Hirata. ” Penelitian tersebut menggunakan metode kualitatif
deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa nilai-nilai pendidikan yang terdapat dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata yaitu: 1 nilai
pendidikan religius yaitu: keberanian hidup, kemandirian, tanggung jawab, kewaspadaan hidup, dan rendah hati, sopan santun; 2 nilai pendidikan moral yaitu:
rasa hormat kepada sesama, sikap saling memaafkan, adil terhadap sesama, sifat lemah lembut dan kasih sayang terhadap sesama, keberanian dalam hidup,
menghargai perbedaan antar sesama, toleransi antar sesama; 3 nilai pendidikan sosial yaitu : menghormati, tolong menolong, adil terhadap orang lain, kebersamaan dalam
Universitas Sumatera Utara
12 hidup, sopan santun, lemah lembut dan penuh kasih sayang, pemaaf; dan 4 nilai
pendidikan budaya yaitu: toleransi antarsesama, keberanian dalam hidup, sigap dan tanggap, memberikan kebebasan dalam berpikir, rasa hormat terhadap sesama,
menghargai perbedaan orang lain. Penelitian juga dilakukan oleh Diyah Hastuti 2011 juga meneliti tentang
nilai pendidikan yang berjudul ”Nilai Pendidikan dalam Kumpulan Cerpen Emak ingin Naik Haji karya Asma Nadia.
” Penelitian tersebut menggunakan analisis deskriptif dan disimpulkan bahwa pada kelima cerpen yang terdapat dalam kumpulan
cerpen Emak Ingin Naik Haji Karya Asma Nadia, mempunyai nilai-nilai pendidikan sebagai berikut:
1. Nilai pendidikan moral terlihat dari sikap dan tindakan, kepedulian dan empati
dalam cerpen ”Emak Ingin Naik Haji”, ”Jendela Rara”, ”Bulan Kertas”, ”Cinta Laki-Laki Biasa”, Humor dalam cerpen ”Emak Ingin Naik Haji”.
Keteguhan hati dan komitmen dalam cerpen ”Jendela Rara”, ”Sepuluh Juta
Rupiah”, rasa tanggung jawab dalam cerpen ”Bulan Kertas”, ”Sepuluh Juta Rupiah”.
2. Nilai pendidikan agama atau religiusitas terlihat dari sikap, perbuatan, dan
ucapan tokoh-tokohnya. Sikap atau perbuatan berupa tindakan tokoh-tokoh dalam menjalankan ibadah, dan tingkat keimanan masing-masing tokohnya.
Kata syukur dalam cerpen ”Emak Ingin Naik Haji”, ”Jendela Rara”, ”Bulan Kertas”, ”Sepuluh Juta Rupiah”, dan ”Cinta Laki-Laki Biasa”
Universitas Sumatera Utara
13 Berdasarkan acuan tersebut, diharapkan dapat membantu penulis dalam
melakukan penelitian dengan judul “Nilai Pendidikan dalam Novel Kakak Batik Karya Seto Mulyadi: Analisis Sosiologi Sas
tra”. Penelitian ini berusaha untuk mengungkap unsur yang mendukung novel dan
nilai-nilai pendidikan dalam novel Kakak Batik karya Kak Seto. Penelitian ini mengkaji nilai-nilai pendidikan yang mencakup 1 nilai pendidikan moral, 2 nilai
pendidikan sosial, 3 nilai pendidikan budaya, dan 4 nilai pendidikan religius dalam novel Kakak Batik melalui analisis sosiologi sastra.
Universitas Sumatera Utara
14
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yaitu sejumlah prosedur kegiatan ilmiah yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah sesuai dengan
sudut pandang dan pendekatan yang digunakan peneliti. Sebagaimana dikatakan Moleong dalam Jabrohim 2001:25, penelitian kualitatif menitikberatkan pada segi
alamiah dan mendasarkan pada karakter yang terdapat dalam data. Penelitian kualitat
if sering diartikan sebagai penelitian yang tidak mengadakan ”perhitungan” atau tidak dengan angka-angka. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Dwiloka dan
Riana 2005:107-108
bahwa penelitian
kualitatif dimaksudkan
untuk mengungkapkan gejala atau fenomena secara menyeluruh dan kontekstual, yaitu
harus mampu memberikan gambaran yang utuh dan kontekstual tentang topik yang diteliti.
3.2 Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan teknik pustaka, yaitu membaca, mencatat, dan memahami. Hal pertama yang dilakukan dalam
pengumpulan data dalam penelitian adalah mencari informasi dari kepustakaan mengenai hal-hal yang ada relevansinya dengan judul tulisan Dwiloka dan Riana,
2005:23. Teknik pustaka dilakukan dengan menggunakan sumber-sumber tertulis
Universitas Sumatera Utara
15 untuk memeroleh data. Membaca merupakan langkah awal yang dilakukan untuk
mengetahui isi karya sastra karena data-data yang akan dianalisis berupa teks. Pembacaan teks dilakukan secara berulang-ulang agar keseluruhan inti cerita dapat
dipahami. Teknik simak dan catat merupakan teknik yang dilakukan dengan cermat, terarah dan teliti terhadap sumber data primer sebagai bahan untuk melakukan
analisis. Sumber data primer merupakan hasil karya sastra berupa teks novel yang berjudul Kakak Batik karya Seto Mulyadi, yang dikenal dengan nama Kak Seto.
Hasil penyimakan terhadap sumber data tersebut, kemudian dirangkum, dicatat dan dipahami untuk digunakan dalam laporan penelitian sesuai dengan maksud dan tujuan
yang hendak dicapai. Cara memeroleh data dalam penelitian ini berdasarkan studi perpustakaan
yaitu penelitian menggunakan buku-buku sebagai objek penelitian. a.
Sumber Data: Judul novel
: Kakak Batik Pengarang
: Dr. Seto Mulyadi, Psi. Msi. Penerbit
: Bentang Pustaka Jumlah halaman
: vi+274 halaman Cetakan
: Pertama Tahun terbit
: 2014 Warna sampul
: hijau, putih, ungu, kuning, merah, dan coklat b.
Sinopsis Novel Lampiran 1 c.
Biografi pengarang Lampiran II
Universitas Sumatera Utara
16
3.3 Teknik Analisis Data
Data yang terkumpul akan dianalisis dengan metode deskriptif, yaitu melukiskan kembali data yang telah dikumpulkan. Menurut Nasir dalam Tantawi,
2014:66 metode deskriptif yaitu mendeskripsikan tentang situasi atau kejadian, gambaran, lukisan, secara sistematis, faktual, akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat
serta hubungan antara fenomena dengan fenomena pada objek yang diteliti. Metode analisis deskriptif dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
mendeskripsikan fakta-fakta yang sudah diidentifikasi lewat pembacaan berulang- ulang. Pendeskripsian dilakukan berdasarkan data yang ada pada novel. Data yang
telah diperoleh, dicatat dan dipilih berdasarkan masalah yang dibahas. Analisis tersebut didasari oleh teori pendukung yang berhubungan dengan topik penelitian
yaitu teori sosiologi sastra.
Universitas Sumatera Utara
17
BAB IV NILAI PENDIDIKAN PADA NOVEL KAKAK BATIK KARYA SETO
MULYADI 4.1
Unsur yang Mendukung Nilai Pendidikan pada Novel Kakak Batik Karya Kak Seto
4.1.1 Tema