17
BAB IV NILAI PENDIDIKAN PADA NOVEL KAKAK BATIK KARYA SETO
MULYADI 4.1
Unsur yang Mendukung Nilai Pendidikan pada Novel Kakak Batik Karya Kak Seto
4.1.1 Tema
Kata tema berasal dari bahasa Latin theme yang berarti pokok pikiran. Menurut Wicaksono 2014:102, tema merupakan dasar suatu cerita rekaan. Tema
tidak ditampilkan secara eksplisit, tetapi bersifat di dalam seluruh cerita; dalam suatu cerita atau novel terdapat tema dominan atau tema sentral tema utama dan tema-
tema kecil tema tambahan lainnya. Tema utama novel Kakak Batik
karya Kak Seto adalah ”perjuangan dalam pendidikan seorang tokoh mencapai kesuksesan.” Hal tersebut dibuktikan ketika Adi
dengan berani melamar pekerjaan sebelum ujian SIPENMARU tahun berikutnya dan tidak mau menyusahkan ibunya yang tinggal di Surabaya. Adi tidak memilih-milih
pekerjaan, yang penting halal dan cukup untuk menghidupinya di Jakarta. Di Jakarta ia mau menjadi tukang parkir, kuli panggul, kuli bangunan, pembantu rumah tangga
sekaligus pengasuh anak yang menderita penyakit polio, hingga menjadi asisten di taman kanak-kanak milik Pak Dibyo, dan mau mengabdikan dirinya sebagai penerus
Pak Dibyo yang sudah harus pensiun di taman kanak-kanak tersebut dengan mengajak teman-teman kampusnya. Hal tersebut tergambar dalam kutipan
percakapan Adi dan Mas Tirta berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
18 ”Di, hebat kamu Kamu sangat gigih berjuang untuk masa depanmu.
Sebagai sahabat, aku kagum. Aku dukung keputusan mu,” ucap Mas Tirta
sambil mengambil posisi duduk di samping Adi. ”Iya, Mas. Kalau tidak kerja keras, mau jadi apa aku di Jakarta.
Tekadku cuma satu, harus berhasil Aku tidak mau jadi orang gagal di perantauan.”Kak Seto:49
Tema tambahan dalam novel Kakak Batik tersebut adalah ”percintaan,
pengorbanan, kerja sama, dan kepedulian.” Percintaan dalam novel terjadi antara Dhika, Adi, dan Inna. Dhika sangat mencintai Inna, tetapi Inna tidak mencintai
Dhika. Kisah cinta di antara mereka terjadi karena perjodohan yang dilakukan orang tua mereka karena utang. Sementara itu, Adi dan Inna saling mencintai. Namun,
mereka tidak mau terburu-buru mengungkapkannya karena Inna masih dikekang oleh Dhika.
”Maafkan aku, Inna. Aku memang salah sudah mengusir kamu semalam. Aku emosi dan salah paham. Kita masih berteman, kan?
Terselip rasa pedih di hati ketika Adi mengatakan ”teman”. Adi berharap bisa lebih dari sekadar teman. Hanya saja, saat ini dia tidak
punya pilihan lain. Kak Seto:127 Bentuk pengorbanan tokoh dalam novel lebih dominan dilakukan oleh tokoh
Adi. Adi mengorbankan waktu, tenaga, bahkan uang demi memperjuangkan hidupnya dan orang-orang yang disayanginya. Salah satu pengorbanan Adi adalah membantu
Inna dan keluarganya agar terbebas dari kekangan Dhika terutama ketika Dhika memaksanya untuk segera menikah dengannya. Adi juga membantu Inna dan
keluarganya ketika ayah Dhika menjebloskan ayah Inna ke penjara, baik dari segi motivasi maupun materi.
Universitas Sumatera Utara
19 Istana anak-anak sudah dipenuhi wajah-wajah tanpa dosa dan
bersahaja. Tangan-tangan mungil mereka berebut memberikan salam menyambut gembira kedatangan Adi. Di tengah-tengah keadaan lelah
yang melanda hati dan pikiran Adi dalam menyelesaikan skripsinya, Adi tidak pernah ingin mengorbankan sedikitpun waktunya bersama anak-
anak. Dia lebih baik mengorbankan waktu istirahatnya. Semua waktunya di luar jadwal mengajar anak-anak, dia pertaruhkan untuk belajar dan
belajar. Kak Seto:158
”Aku akan bantu kamu.” Sorot mata Adi tajam menatap Inna. Mata Inna yang sudah mulai bengkak, memandang nanar wajah Adi.
”Bantu aku?” ”Aku akan bayar semua utang keluargamu dan kamu akan bebas dari
tanggung jawab menikah dengan Dhika.”Kak Seto:168 Kerja sama terjalin dengan baik antara tokoh Adi dengan keluarga Pak Dibyo
yang telah memercayakan Adi menjadi pengasuh di taman bermain kanak-kanak dan menjdi penerus Pak Dibyo dalam mengelola taman kanak-kanak, kerja sama antara
Adi dengan keluarga Bu Winata, dan kerja sama antara Adi dengan teman-teman kampusnya yang telah menjadi penerus taman bermain anak-anak. Adi tidak pernah
mengecewakan orang-orang yang memberi kepercayaan kepadanya. Adi termasuk orang yang perfeksionis. Dia mengurus perizinan.
Segala urusan teknis, dia serahkan kepada Raihan yang kini dia angkat menjadi asisten pribadinya. Urusan perlengkapan pergelaran, Adi
serahkan kepada Elsa dan Inna. Segala urusan tentang susunan acara menjadi tanggung jawab Inna sepenuhnya. Kak Seto:176.
”Dik Adi, ada yang ingin saya bicarakan,” ucap Pak Dibyo, saat menghampiri Adi ketika anak-anak dan para orang tua telah pulang.
”Baik, Pak,” Adi menganggukkan kepala. ”Saya bangga dengan ide kreatif Adik barusan dalam mengajar anak-
anak,” kata Pak Dibyo. Kemudian, Pak Dibyo terdiam sejenak. Seolah ada hal berat yang akan beliau sampaikan.
”Alhamdulillah, terima kasih, Pak,” ucap Adi.Kak Seto:78
Universitas Sumatera Utara
20 Adi merupakan tokoh yang peduli terutama terhadap anak-anak. Ketika Pak
Dibyo mengungkapkan akan menutup taman kanak-kanak, Adi sungguh terkejut dan tidak ingin wadah tempat bermain anak-anak ditutup. Sebagai bentuk kepedulian, Adi
meminta izin kepada Pak Dibyo agar dia dapat melanjutkan tugas mulia tersebut. ”Pak, mohon izin. Jika Bapak berkenan, bolehkah saya melanjutkan
usaha Bapak ini dengan membangun dam mengelola Istana Taman Kanak - Kanak di Taman Ria Senayan? Niat saya hanya ingin anak-anak tetap
memiliki wadah untuk menikmati dunia mereka, Pak.” Pak Dibyo tersenyum mendengar penuturan Adi.
”Adik memang anak muda yang penuh semangat. Jika adik memang mampu melakukannya, tidak ada alasan untuk tidak memberikan izin.
Saya rasa Adiklah yang akan melanjutkan perjuangan saya di dunia anak - anak.” Kak Seto:79.
4.1.2 Alur Plot