20 Adi merupakan tokoh yang peduli terutama terhadap anak-anak. Ketika Pak
Dibyo mengungkapkan akan menutup taman kanak-kanak, Adi sungguh terkejut dan tidak ingin wadah tempat bermain anak-anak ditutup. Sebagai bentuk kepedulian, Adi
meminta izin kepada Pak Dibyo agar dia dapat melanjutkan tugas mulia tersebut. ”Pak, mohon izin. Jika Bapak berkenan, bolehkah saya melanjutkan
usaha Bapak ini dengan membangun dam mengelola Istana Taman Kanak - Kanak di Taman Ria Senayan? Niat saya hanya ingin anak-anak tetap
memiliki wadah untuk menikmati dunia mereka, Pak.” Pak Dibyo tersenyum mendengar penuturan Adi.
”Adik memang anak muda yang penuh semangat. Jika adik memang mampu melakukannya, tidak ada alasan untuk tidak memberikan izin.
Saya rasa Adiklah yang akan melanjutkan perjuangan saya di dunia anak - anak.” Kak Seto:79.
4.1.2 Alur Plot
Menurut Wicaksono 2014:128 alur merupakan salah satu unsur fiksi yang penting, bahkan bisa jadi orang menganggapnya sebagai unsur fiksi yang paling
penting dibandingkan unsur fiksi yang lain. Alur yang mendasari kisah. Kehadiran alur dapat membuat cerita berkesinambungan. Oleh karena itu, antara peristiwa yang
satu dengan peristiwa yang lain dalam alur harus saling berhubungan. Dengan kata lain, alur harus memiliki keterpaduan sehingga apabila salah satu peristiwa
dihilangkan dengan sengaja maka keseluruhan cerita akan rusak. Alur yang digunakan dalam novel Kakak Batik adalah alur progresif atau alur
maju. Wicaksono 2014:162 mengatakan bahwa alur progresif mengungkapkan cerita lebih kepada sudut peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa kini atau masa lalu
Universitas Sumatera Utara
21 menuju ke masa yang akan datang. Plot progresif biasanya menunjukkan
kesederhanaan cara penceritaan, tidak berbelit-belit, dan mudah diikuti. Peristiwa- peristiwa disusun mulai dari melukiskan keadaan, peristiwa-peristiwa mulai bergerak,
keadaan mulai memuncak, mencapai titik puncak, dan pemecahan sosial atau penyelesaian. Urutan peristiwa tersebut ada pada novel Kakak Batik, yaitu
mengisahkan proses tokoh Adi dalam memperjuangkan hidupnya di Jakarta sampai mencapai kesuksesan.
Peristiwa dimulai ketika Adi tidak lulus SIPENMARU Fakultas Kedokteran Universitas Bima Sakti Surabaya, dan memutuskan untuk melanjutkan hidup ke
Jakarta. Ia berjuang dan berusaha untuk memenuhi kebutuhannya tanpa merepotkan orang lain. Ia rela mengerjakan pekerjaan apapun yang penting halal dan cukup untuk
memenuhi kebutuhannya di samping menulis di majalah Ceria. Saat hendak mengambil honor sebagai penulis merupakan awal pertemuannya dengan Inna,
seseorang yang mampu membuat Adi terpesona. Pertemuan mereka berlanjut sampai mereka menjadi teman baik dan membuat Dhika pacar Inna yang dijodohkan karena
utang orang tuanya dibakar rasa cemburu dan selalu berniat mencelakai Adi. Peristiwa memuncak ketika Adi mengetahui perjodohan Inna dengan Dhika
karena orang tua Inna memiliki utang kepada ayah Dhika. Adi selalu berusaha mencari jalan keluar agar Inna tidak menerima begitu saja perjodohan itu karena Inna
berhak hidup bahagia dengan orang yang dia cintai. Hal tersebut membuat Dhika semakin marah terhadap Adi dan ia berniat mencelakai Adi dengan membawa
beberapa preman. Namun, hal tersebut sudah terlebih dulu disampaikan Adi kepada
Universitas Sumatera Utara
22 polisi sehingga ketika Adi sudah hampir tak berdaya, polisi datang dan menangkap
Dhika. Kerja keras dan perjuangan Adi membuahkan hasil yang baik, ia menemukan
pekerjaan dan berhasil menyelesaikan kuliahnya, juga menjadi pemilik taman kanak- kanak serta menjadi keluarga bahagia bersama Inna, perempuan yang dikaguminya
selama ini.
4.1.3 Penokohan