konsistensi seperti krim, serta tidak menetes dari spatula apabila spatula diangkat dari rubber bowl. Waktu pencampuran untuk alginat tipe regular adalah 1 menit dan untuk
tipe fast 45 detik. Waktu pencampuran sangat penting karena pengadukan yang kurang dan berlebihan akan mempengaruhi kekuatan dari bahan cetak.
3,4
2.2.4 Sifat Imbibisi dan Sineresis
Hasil cetakan alginat mempunyai sifat imbibisi yaitu menyerap air bila dalam lingkungan yang basah sehingga lebih mudah mengembang dan mudah terjadi
pengerutan yaitu sineresis, saat dibiarkan terlalu lama pada udara terbuka. Hal ini menyebabkan terjadinya perubahan dimensi hasil cetakan. Seperti hidrokoloid lainnya,
alginat mengandungi sejumlah air yang besar dan rentan terhadap di distorsi yang disebabkan oleh pengembangan yang terkait dengan imbibisi atau sineresis.
20
Alginat adalah gel polimer dengan air sebagai media interstisial, oleh karena itu alginat diklasifikasikan sebagai hidrogel. Keberadaan fisik air pada polimer
hydrogel biasanya dalam bentuk padat, cair, dan uap. Air pada fase absorbsi dapat terikat contoh padat, dimana air terperangkap maupun tidak terikat atau bebas. Air
bebas terletak pada pori-pori dari partikel filler seperti diatomaceous earth. Air bebas yang terperangkap di antara partikel filler rentan terhadap kenaikan dan penurunan
volumetrik, hal ini diakibatkan oleh sineresis atau imbibisi.
16
2.2.4.1 Perubahan Dimensi Hasil Cetakan
Dimensi adalah pengukuran sesuatu bahan pada arah tertentu, seperti panjang, lebar, tinggi, atau diameter. Ketepatan cetakan oleh suatu bahan cetak merupakan hal
yang terpenting tak terkecuali pada bahan cetak alginat. Permasalahan pada cetakan alginat adalah kehilangan ketepatan cetakan seiring dengan meningkatnya waktu
penyimpanan. Alginat merupakan hidrokoloid gel yang mengandungi sejumlah air yang besar. Dalam lingkungan yang basah, alginat dapat menyerap air. Adanya
kandungan garam air laut dalam alginat dapat meningkatkan osmolaritas air yang berada disekitarnya, dan dengan adanya waktu, maka air tersebut dapat diserap oleh
alginat secara osmosis. Proses ini dikatakan proses imbibisi. Proses imbibisi pada hasil
Universitas Sumatera Utara
cetakan alginat akan menyebabkan terjadi perubahan dimensi. Oleh karena itu untuk mencapai keakuratan yang maksimal, cetakan alginat harus diisi secepat mungkin.
Bila hal ini tidak dapat dilakukan, maka cetakan harus disimpan pada kondisi dengan kelembaban relatif 100 agar tidak terjadi perubahan dimensi.
1,3,4,9
Salah satu cara untuk melihat perubahan dimensi cetakan alginat yaitu dengan membandingkan ukuran die stone cetakan dengan master die cetakan yang
dipergunakan. Panza, dkk 2006 dalam penelitiannya meneliti perubahan dimensi cetakan alginat yang direndam dalam sodium hipoklorit 0,5 dan glutaraldehid 2
dengan menggunakan master model yang terbuat dari besi yang dibandingkan dengan die stone dan didapatkan perubahan dimensi yang terjadi sebesar 0,122.
17
Vodjani, dkk 2006 telah mencobakan desinfeksi dengan penyemprotan dan perendaman
dalam sodium hipoklorit 5,25 pada cetakan alginat dengan stone model.
18
Cara lain untuk mengetahui perubahan dimensi cetakan alginat yaitu langsung mengukur
cetakan alginat sesudah perendaman dalam larutan desinfektan dan dibandingkan dengan cetakan yang tanpa perendaman. Rodrigues SB, dkk 2012 dalam
penelitiannya meneliti perubahan deformasi hasil cetakan alginat dengan menggunakan kaliper digital untuk mengukur perubahan deformasi.
19
2.2.5 Setting Time