terjadi karena jumlah kandungan air dalam larutan desinfektan, maka diasumsikan dalam larutan glutaraldehid mempunyai kandungan air yang lebih besar dibanding
dengan sodium hipoklorit.
2.3.1.5.2 Teknik Desinfeksi Hasil Cetakan
Pemakaian desinfektan pada hasil cetakan dapat dengan cara perendaman ataupun penyemprotan dengan menggunakan sprayer.
1
Lamanya perendaman atau penyemprotan tergantung dari jenis disinfektan yang digunakan. Berdasarkan aplikasi
praktisnya, desinfeksi dengan teknik perendaman dianggap sebagai metode yang paling sesuai dan aplikatif untuk dokter gigi. Selain itu, metode perendaman
merupakan metode desinfeksi yang paling dipilih oleh karena metode ini memungkinkan larutan desinfektan untuk mencapai seluruh permukaan terutama
dearah undercut pada hasil cetakan alginat.
5,17,20,27
Sementara itu, desinfeksi dengan teknik penyemprotan dengan menggunakan sprayer dianggap sebagai metode yang paling efektif dan praktis bila jarak tempat
pencetakan dengan laboratorium dental cukup jauh. Teknik penyemprotan ini juga mempunyai kekurangan seperti tidak semua permukaan hasil cetakan terdesinfeksi
dengan sempurna dan partikel- partikel larutan desinfektan yang ada di udara dapat terhirup oleh staf atau pasien.
1,11
Survei tentang teknik desinfeksi hasil cetak menunjukkan bahwa sebagian besar dokter gigi swasta di Hong Kong merendam hasil
cetakannya ke dalam larutan desinfektan dibanding dengan teknik penyemprotan.
8
Universitas Sumatera Utara
2.4 Landasan Teori
Perubahan dimensi alginat
Bahan cetak
Non Elastis
Elastis Hidrokoloid
Elastomer r
Reversibel Irreversibel
Komposisi
Sifat Kontrol infeksi
Proteksi diri
Imbibisi
Plaster of
Paris Kompon
ZOE
Proses gelasi Manipulasi
Setting time
Desinfeksi
Sterilisasi Pembuangan
sampah bekas
praktek
Klasifikasi Teknik
Pengertian
Cara kontrol infeksi
Low level disinfectant
Intermediate level
disinfectant High level
disinfectant perendama
n
penyemprotan
Quats alkohol
Fenol Sodium
hipoklorit
glutaraldehid
formaldehid
Alginat
Evaluasi pasien
Sineresis
Universitas Sumatera Utara
2.5 Kerangka Konsep Cetakan alginat
Dibilas dengan air mengalir
Larutan Sodium Hipoklorit 0,5 Larutan Glutaraldehid 2
Perendaman
Kandungan garam air laut dalam alginat dapat meningkatkan osmolaritas air yang berada
disekitarnya
Air yang ada dalam larutan desinfektan diserap oleh alginat
secara osmosis +
Proses imbibisi +
Perubahan dimensi
cetakan alginat ++
Kandungan air rendah Kandungan air tinggi
Kandungan garam air laut dalam alginat dapat meningkatkan osmolaritas air yang berada
disekitarnya
Air yang ada dalam larutan desinfektan diserap oleh alginat
secara osmosis ++
Proses imbibisi ++
Perubahan dimensi
cetakan alginat +
Waktu perendaman
Universitas Sumatera Utara
2.6 Hipotesis
1. Ada pengaruh perendaman cetakan alginat dalam sodium hipoklorit 0,5 selama 5 dan 10 menit terhadap perubahan dimensi.
2. Ada pengaruh perendaman cetakan alginat dalam glutaraldehid 2 selama 5 dan 10 menit terhadap perubahan dimensi.
3. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara perendaman cetakan alginat dalam sodium hipoklorit 0,5 dan glutaraldehid 2 selama 5 dan 10 menit
terhadap perubahan dimensi.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratoris.
3.2 Sampel dan Besar Sampel Penelitian 3.2.1 Sampel Penelitian
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah alginat. Ukuran model induk dari stainless steel yang akan digunakan untuk pembuatan sampel adalah
12,5 mm x 20 mm ANSIADA specification no. 18.
Gambar 1. Ukuran model induk
19
3.2.2 Besar Sampel
Besar sampel pada penelitian ini dihitung berdasarkan rumus Federer:
Keterangan: t = Jumlah perlakuan
r = Jumlah replikasi Dalam penelitian ini terdapat dua kelompok sampel dan satu kelompok
kontrol, maka t = 3 dan jumlah sampel r dapat ditentukan sebagai berikut: t-1 r-
1 ≥ 15 t-1 r-
1 ≥ 15 12,5 mm
20mm
Universitas Sumatera Utara
3-1 r- 1 ≥ 15
2 r- 1 ≥ 15
2r – 2 ≥ 15
2r ≥15 + 2 r ≥ 172
r ≥ 8,5 9 untuk memudahkan maka sampel setiap kelompok 10
3.3 Variabel Penelitian 3.3.1 Klasifikasi Variabel Penelitian
3.3.1.1 Variabel Bebas