ini dengan berbagai variasi cara perhitungan sesuai dengan jenis mikroba yang dianalisis Saraswati dan Sumarno, 2008.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ardi, 2009 jumlah total mikroorganisme tanah dipengaruhi oleh kelerengan dan kedalaman tanah.
Semakin tinggi kelerengan tanah jumlah total mikroorganisme akan semakin sedikit dan sebaliknya, serta semakin dalam kedalaman tanah maka jumlah total
mikroorganisme akan semakin sedikit begitu juga sebaliknya.
F. Keadaan Umum Lokasi Penelitian.
Penelitian ini dilaksanakan pada areal yang terkena debu vulkanik di Desa Sukanalu Kecamatan Barusjahe Kabupaten Karo. Desa Sukanalu berjarak 3 km
dari Puncak Gunung Sinabung. Erupsi pertama kali terjadi di Desa Sukanalu pada 23 November 2013 yang ditandai dengan jatuhan lapili batu kecil seukuran
0,5-1 cm Saputra, 2013. Untuk areal yang tidak terkena debu dilaksanakan di Desa Kutagugung Kecamatan Nemanteran Kebupaten Karo. Desa Kutagugung
berjarak 5 km dari puncak Gunung Sinabung. Tanah di daerah hutan di desa Kutagugung tidak terkena debu vulkanik. Daulay, 2014.
Menurut klasifiasi iklim Schmidt-Ferguson, bulan kering adalah bulan yang memiliki tebal curah hujan kurang dari 60mm, bulan lembab adalah bulan-
bulan yang memiliki tebal curah hujan antara 60mm – 100mm dan bulan basah
adalah bulan-bulan yang memiliki tebal curah hujan lebih dari 100 mm. Data curah hujan Kecamatan Barusjahe Kabupaten Karo Lampiran 1 dengan
perbandingan bulan kering dan bulan basahnya adalah 16,6 yang diklasifikasikan ke dalam iklim basah yang memiliki nilai antara 14,33-33,3
Utoyo, 2007.
Universitas Sumatera Utara
Curah hujan yang tinggi mengakibatkan banyak hara yang hilang terbawa aliran air ke lapisan bawah dan ke samping sehingga kemasaman tanah
meningkat, kemudian timbul masalah keracunan Al. Pada umumnya konsentrasi Al di lapisan bawah lebih tinggi dari pada di lapisan tanah atas, sehingga akar
tanaman cenderung menghindari Al yang beracun tersebut dengan membentuk perakaran yang hanya menyebar di lapisan atas. Akibat berikutnya, akar tanaman
semusim yang menderita keracunan Al tersebut tidak dapat menyerap unsur hara secara optimal, juga tidak dapat menyerap unsur hara yang berada di lapisan
bawah Hairiah et al, 2000.
Universitas Sumatera Utara
17
BAB III METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Mei 2015. Pengambilan sampel tanah dilakukan pada tanah bekas erupsi Gunung Sinabung
di Kabuaten Karo. Analisis tanah dilakukan di balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara. Pengukuran aktivitas mikroorganisme dilakukan di
Laboratorium Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.
B. Bahan dan Alat