daerah tersebut. Hal ini sesuai dengan pernyataa Hairiah, et al 2010 bahwa curah hujan yang tinggi mengakibatkan banyak hara yang hilang terbawa aliran air ke
lapisan bawah dan ke samping sehingga kemasaman tanah meningkat, kemudian timbul masalah keracunan Al. Pada umumnya konsentrasi Al di lapisan bawah
lebih tinggi dari pada di lapisan tanah atas.
B. Total Mikroorganisme Tanah
Parameter yang diamati dalam sifat biologi tanah adalah total mikroorganisme tanah. Hasil perhitungan jumlah total mikroorganisme dapat
dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Hasil perhitungan total mikroorganisme x10
8
SPKml
Pada Tabel 3 di atas dapat dilihat bahwa jumlah total mikroorganisme
pada sampel tanah yang terkena debu vulkanik dengan kedalaman 0-5 cm adalah 46,65 x10
8
SPKml . Jumlah total mikroorganisme pada tanah yang terkena debu
vulkanik dengan kedalaman 5-20 cm adalah 20,98 x10
8
SPKml . Jumlah total
mikroorganisme pada tanah yang tidak terkena debu vulkanik adalah 58,07 x10
8
SPKml .
Hasil perhitungan total mikroorganisme tanah pada tanah yang tidak terkena debu vulkanik lebih tinggi dibandingkan dengan tanah yang terkena debu
vulkanik, hal ini dikarenakan tanah yang tidak terkena debu vulkanik memiliki pH yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan tanah yang terkena debu vulkanik
karena mikroorganisme
umumnya hidup
pada pH
netral. Populasi
mikroorganisme akan bertambah seiring dengan semakin tinggimya pH, hal ini sesuai dengan pernyataan Simanungkalit, et al 2006, bahwa pertumbuhan
Sampel Tanah Kedalaman
Total Mikroorganisme Terkena Debu Vulkanik
0-5 cm 46,65
Terkena Debu Vulkanik 5-20 cm
20,98 Tidak Terkena Debu Vulkanik
0-20 cm 58,07
Universitas Sumatera Utara
kelompok bakteri optimum pada pH sekitar netral dan meningkat seiring dengan meningkatnya pH tanah.
Total mikroorganisme pada tanah yang terkena debu vulkanik pada kedalaman 5-20 cm lebih rendah dibandingkan dengan jumlah total
mikroorganisme tanah pada tanah yang terkena debu vulkanik dengan kedalaman 0-5cm, dikarenakan kedalaman tanah juga mempengaruhi jumlah total
mikroorganisme di dalam tanah, semakin dalam kedalaman tanah maka jumlah mikroorganisme akan semakin sedikit. Hal ini sesuai dengan penelitian
Ardi 2009 bahwa semakin dalam kedalaman tanah maka jumlah total mikroorganisme tanah akan semakin berkurang, dan begitu juga sebaliknya. Hal
itu juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Maira, et al 2014 bahwa pada lapisan abu saja tanpa adanya tanah, perkembangan mikrobia justru baik.
Hal ini dapat disebabkan karena mikrobia menggunakan mineral dari abu vulkanik sebagai sumber karbonnya.
Total mikroorganisme pada tanah yang terkena debu vulkanik lebih rendah jika dibandingkan dengan jumlah total mikroorganisme pada tanah yang tidak
terkena debu vulkanik. Hal itu dikarenakan kandungan bahan organik yang rendah pada debu vulkanik sehingga dapat meningkatkan Bulk Density dan menurunkan
jumlah mikroorganisme yang ada di dalam tanah. Hal ini sesuai dengan pernyataan Hardjowigeno 2007, bahwa Bahan organik dapat memperkecil
kerapatan dan berat isi tanah. Presentasi Bulk Density akan besar apabila bahan organik yang terdapat pada tanah tersebut sedikit, dan begitu juga sebaliknya.
Kandungan Sulfur dan Al-dd yang tinggi pada debu vulkanik mempengaruhi jumlah total mikroorganisme di dalam tanah. Semakin tinggi kadar
Universitas Sumatera Utara
Sulfur dan Al-dd di dalam tanah maka jumlah mikroorganisme akan semakin sedikit, itu karena kadar sulfur yang tinggi dapat menurunkan pH tanah dan
kemudian berpengaruh terhadap jumlah mikroorganisme di dalam tanah. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Andreita 2011, bahwa debu
vulkanik berpengaruh nyata meningkatkan kemasaman tanah, meningkatkan Al- dd dan H-dd, meningkatkan kejenuhan H, meningkatkan basabasa tukar,
meningkatkan kejenuhan basa dan meningkatkan S-tersedia tanah.
C. Aktivitas Mikrooganisme Tanah