sangat rendah. Masamnya tanah akibat debu vulkanik juga mempengaruhi sifat biologi tanah yaitu kandungan dan aktivitas mikroorganisme di dalam tanah.
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Suriadikarta, et al 2011, debu vulkanik yang dikeluarkan saat terjadinya erupsi Gunung Merapi
mengakibatkan terjadinya penurunan keragaman dan populasi mikroba tanah terutama pada tanah yang berada pada lapisan atas, sedangkan keragaman dan
populasi mikroba pada tanah yang berada pada lapisan bawah tidak terpengaruh. Dengan melihat jumlah dan aktivitas mikroorganisme pada tanah yang
terkena debu vulkanik dan yang tidak terkena debu vulkanik dapat dilihat pengaruh debu vulkanik terhadap kesuburan tanah, hal itu karena menurut
Juanda dan Bambang 2005 kandungan dan aktivitas organisme tanah merupakan sifat biologis tanah yang berkaitan dengan tingkat kesuburan tanah. Menurut
Purwaningsih 2005 kesuburan tanah juga dapat diprediksi dari jumlah populasi mikroba yang hidup di dalamnya. Tingginya jumlah mikroba merupakan pertanda
tingginya tingkat kesuburan tanah, karena mikroba berfungsi sebagai perombak senyawa organik menjadi nutrien yang tersedia bagi tanaman. Berdasarkan uraian
di atas maka dilakukan penelitian yang berjudul “Aktivitas Mikroorganisme pada
Tanah Bekas Erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo”.
B. Tujuan Penelitian
Untuk mempelajari sifat kimia tanah dan aktivitas mikroorganisme tanah pada tanah bekas letusan Gunung Sinabung.
C. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya sumber informasi tentang aktivitas mikroorganisme pada tanah bekas letusan Gunung Sinabung.
Universitas Sumatera Utara
3
TINJAUAN PUSTAKA
A. Karakteristik Tanah Gunung Sinabung
Tanah Gunung Sinabung yang berada di dataran tinggi karo Provinsi Sumatera Utara merupakan tanah andisol yang berasal dari volkano sibayak dan
sinabung. Volkano sinabung sebelah utara mengahasilkan tanah Typic Fulfudand dan Melaudand di Desa Kuta Rakyat Kecamatan Neman Teran. Andisol
merupakan tanah yang secara keseluruhan atau sebagian berasal dari ejekta volkanik. Bahan induk beragam mulai dari debu volkan, sinder, pumice batu
apung, dan aliran lava, sebagian mengandung batu besar dan bahan letusan volkanik lainnya, yang terdiri atas bahan-bahan piroklastis yang terbentuk di
daerah volkan. Iklim ditemukannya andisol beragam, mulai dari iklim humid dingin hingga humid panas dan humid tropis. Andisol juga ditemukan didaerah
dengan resim kelembaban xeric dari iklim mediteran dan resim kelembaban ustik iklim sub humid dan semi arid. Andisol ditemukan pada semua topografi pada
kisaran elevasi 0 hingga lebih dari 3000 m di atas permukaan laut, namun cenderung terdapat pada pegunungan dan berbukit pada lereng volkanik. Kadar C
organik andisol berkisar antara 0 hingga 200 gkg dan memiliki pH 5,2 Mukhlis, 2011.
Tanah Andosol di Indonesia memiliki kisaran pH yang cukup lebar yaitu antara 3,4 sampai 6,7 dengan rata-rata 5,4. Namun kisaran pH antara 4,5 sampai
5,5 merupakan kisaran pH yang paling banyak sedangkan yang kedua terbanyak adalah pada kisaran pH antara 5,5 sampai 6,5. Tanah Andosol ini berasal dari
daerah yang mempunyai curah hujan tinggi dengan bahan induk yang bersifat andesitik, atau andesitik- basaltik. Sedangkan tanah yang sangat masam
Universitas Sumatera Utara
pH 4,5 menandakan bahwa terdapat tanah Andosol di Indonesia yang didominasi oleh kompleks logam-humus dengan kejenuhan basa rendah dan
kandungan aluminium yang tinggi. Tanah Andosol yang bersifat masam berasal dari daerah bercurah hujan tinggi dan mempunyai bahan induk bersifat liparitik,
yaitu dari dataran tinggi Toba di Sumatera Utara.. Kapasitas tukar kation KTK dari tanah Andosol di Indonesia bervariasi dari 6,5-52,0 cmol+ kg
-1
atau bervariasi dari sangat rendah sampai sangat tinggi dengan nilai rata-rata 23,8
cmol+ kg
-1
. Kandungan C-organik tanah Andosol yang dijumpai di Indonesia bervariasi dari 1,24 sampai 22,46 Sukarman dan Dariah, 2014.
Nilai KTK pada Andosol termasuk rendah dengan nilai kejenuhan basanya sangat rendah. Hal ini diduga karena tanah Andosol telah mengalami
pelapukan lanjut serta berada pada daerah curah hujan yang tinggi sehingga lapisan yang kaya bahan organik cepat tererosi Sanchez, 1992.
B. Karakteristik dan Dampak Debu Vulkanik Gunung Sinabung