itu, Rice 1987 mendefinisikan stres kerja sebagai tuntutan pekerjaan yang melampaui kemampuan coping pekerja.
Caplan dkk dalam Wijono, 2010 mengatakan bahwa stres kerja mengacu kepada karakteristik pekerjaan yang berkemungkinan mendatangkan
ancaman bagi individu baik itu tuntutan yang mana individu tidak bisa mencapai kebutuhannya atau individu tersebut tidak memiliki sumber daya yang mencukupi
untuk mencapai tuntutan tersebut. Mangkunegara 2005 menyatakan bahwa stres kerja adalah perasaan yang menekan atau merasa tertekan yang dialami pekerja
dalam menghadapi pekerjaan. Stres kerja ini tampak dari simptom antara lain emosi tidak stabil, perasaan tidak senang, suka menyendiri, sulit tidur, merokok
yang berlebihan, tidak bisa rileks, cemas, tegang, gugup, tekanan darah meningkat, dan mengalami gangguan pencernaan.
Dalam penelitian ini akan difokuskan pada distress sehingga dapat disimpulkan bahwa stres kerja adalah suatu keadaan yang dihasilkan akibat
adanya ketidaksesuaian antara karakteristik individu dengan hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan yang mempengaruh fisiologis, psikologis, dan
perilaku individu.
2. Simptom-Simptom Stres Kerja
Menurut Beehr dan Newman dalam Rice, 1987 terdapat tiga simptom stres kerja, yaitu simptom psikologis, simptom fisik, dan symptom perilaku.
a. Simptom Psikologis Adapun simptom-simptom psikologis berupa:
1 Kecemasan, ketegangan, kebingungan, dan sifat mudah marah.
Universitas Sumatera Utara
2 Perasaan frustasi, kemarahan, dan kebencian. 3 Emosi yang sangat perasa dan sangat reaktif
4 Mengurangi kefektifan dalam komunikasi 5 Withdrawal dan depresi.
6 Kebosanan dan ketidakpuasan kerja 7 Kehilangan konsentrasi
b. Simptom Fisik Adapun simptom-simptom fisik berupa:
1 Meningkatnya denyut jantung dan tekanan darah 2 Masalah pernafasan
3 Sakit kepala 4 Kelelahan fisik
5 Gangguan tidur
c. Simptom Perilaku Adapun simptom-simptom perilaku berupa:
1 Procrastination dan menghindari datang bekerja 2 Kinerja dan produktivitas secara umum rendah
3 Meningkatnya penggunaan alkohol dan obat-obatan 4 Makan berlebihan sebagai pelarian yang mengarahkan kepada obesitas
5 Meningkatnya perilaku yang berbahaya, termasuk berkendara dan berjudi 6 Agresi, perusakan, dan mencuri
7 Hubungan yang memburuk dengan keluarga dan teman-teman
Universitas Sumatera Utara
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Stres Kerja
Faktor-faktor yang mempengaruhi stres atau sumber stres disebut sebagai stressor. Beberapa faktor penyebab stres kerja diantaranya Rice, 1987:
a. Kondisi kerja, terdiri dari kerumitan pekerjaan, beban kerja yang terlalu berat atau terlalu ringan, kondisi kerja yang tidak aman, dan kerja shift.
1 Kerumitan pekerjaan, yaitu kesulitan dari pekerjaan untuk diselesaikan. 2 Kelebihan beban kerja, terdiri dari kelebihan kuantitatif dan kelebihan
kualitatif. Kelebihan kuantitatif terjadi ketika tuntutan fisik dari pekerjaan
melebihi kapasitas pekerja. Kelebihan kualitatif adalah pekerjaan yang terlalu rumit atau sulit
untuk dikerjakan. 3 Beban kerja yang terlalu ringan yaitu pekerjaannya tidak terlalu
menantang atau gagal untuk mempertahankan ketertarikan dan perhatian pekerja.
4 Pembuatan keputusan, tanggung jawab, dan stres. Pembuatan keputusan oleh manajer akan mempengaruhi produksi perusahaan dan juga masa
depan pekerja. Stres berkemungkinan terjadi apabila pembuatan keputusan oleh manajer melibatkan tanggung jawab bagi orang lain.
5 Bahaya fisik, stres muncul ketika pekerja harus menghadapi ancaman akan terluka ketika melakukan tugasnya.
Universitas Sumatera Utara
6 Kerja shift, yang mengharuskan pekerja untuk mengganti jadwal mereka dengan dasar rotasi. Hal ini akan menghasilkan gangguan pola tidur yang
normal. Terkait dengan kondisi kerja, Mangkunegara 2005 menyebutkan bahwa
kondisi kerja terdiri dari, kondisi fisik kerja, kondisi psikologis kerja, dan kondisi temporer kerja.
1 Kondisi fisik kerja, yaitu semua keadaan yang berbentuk fisik yang terdapat di sekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi pekerja baik
secara langsung maupun tidak langsung. 2 Kondisi psikologis kerja, yaitu perasaan bosan dan keletihan.
3 Kondisi temporer kerja, yaitu peraturan lama jam kerja dan waktu istirahat kerja.
b. Ambiguitas peran, terjadi ketika individu tidak mengetahui apa yang diharapkan dari dirinya dan hal apa yang harus dicapai dari pekerjaan.
c. Stres interpersonal, melibatkan hubungan dengan orang lain. Semakin luas hubungan dengan dukungan sosial maka akan semakin baik.
d. Pengembangan karir, stres dipengaruhi oleh bagaimana pekerjaan itu berkembang.
e. Stuktur organisasi, yaitu bagaimana cara perusahaan teroganisir dapat mempengaruhi stres pada pekerja.
f. Hubungan antara rumah –kerja, hubungan ini antara menguntungkan atau
merusak. Ketika hal baik terjadi di tempat kerja, makan tekanan di rumah cenderung hilang dan begitu sebaliknya.
Universitas Sumatera Utara
B. KONDISI KERJA