B. KONDISI KERJA
1. Definisi Kondisi Kerja
ILO International Labour Organization menjelaskan bahwa kondisi kerja mencangkup waktu kerja jumlah jam kerja, masa istirahat, dan penjadwalan
kerja hingga pemberian upah, begitu juga dengan kondisi fisik dan tuntutan mental mental demands yang ada di tempat kerja. Nitisemito 2000 menyatakan
bahwa kondisi kerja adalah segala sesuatu yang ada di lingkungan para pekerja yang mempengaruhi individu tersebut dalam menjalankan tugas, seperti
temperatur, kelembaban, polusi, udara, ventilasi, penerangan, kegaduhan, kebisingan, kebersihan tempat kerja, dan memadai tidaknya alat dan perlengkapan
kerja. Menurut Newstrom dan Davis 1996 kondisi kerja berhubungan dengan
penjadwalan pekerjaan yaitu lamanya hari kerja dan waktu bekerja dalam sehari. Sementara itu, menurut Munandar 2001 menyatakan bahwa kondisi kerja
berkaitan dengan kondisi fisik kerja dan kondisi lama waktu kerja. Wursanto 2003, kondisi kerja adalah segala sesuatu yang menyangkut
segi fisik dan segi psikis yang secara langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh terhadap pekerja. Kondisi kerja adalah semua aspek fisik kerja,
psikologis kerja, dan temporer kerja yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja dan pencapaian produktivitas kerja Mangkunegara, 2005.
Robbins 1998 menyatakan bahwa kepedulian terhadap kondisi kerja yang nyaman akan memudahkan untuk mengerjakan tugas-tugas, serta keadaan
Universitas Sumatera Utara
yang tidak berbahaya atau merepotkan. Selain itu, pekerja juga lebih senang dengan kondisi kerja yang tidak berbahaya dan menyenangkan
Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa kondisi kerja adalah hal-hal dalam situasi kerja yang dihadapi yang mempengaruhi
pekerja dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Hal ini bisa dilihat dari aspek fisik kerja, psikologis kerja, dan temporer kerja.
2. Aspek-Aspek Kondisi Kerja
Menurut Mangkunegara 2005 kondisi kerja dapat dilihat dari kondisi fisik kerja, kondisi psikologis kerja, dan kondisi temporer kerja:
a. Kondisi Fisik Kerja Kondisi fisik kerja adalah semua keadaan yang berbentuk fisik yang terdapat
di sekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi pekerja baik secara langsung maupun tidak langsung. Kondisi fisik kerja diantaranya:
1 Penerangan Untuk pekerjaan tertentu diperlukan kadar cahaya tertentu sebagai
penerangan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penerangan adalah kadar cahaya, distribusi cahaya, dan sinar yang menyilaukan.
2 Kebisingan Bunyi atau suara yang tidak diinginkan dan yang dianggap gaduh oleh
pekerja.
Universitas Sumatera Utara
3 Temperatur dan Kelembaban Temperatur dan kelembaban dapat mempengaruhi semangat kerja, kondisi
fisik, dan emosi. Temperatur yang terlalu panas atau terlalu dingin dapat mempengaruhi kondisi fisik dan emosi pekerja.
4 Peralatan Kerja Peralatan-peralatan yang digunakan untuk menunjang pekerjaan.
b. Kondisi Psikologis Kerja Kondisi psikologis kerja yang dimaksud adalah perasaan bosan dan keletihan.
Hal ini dapat disebabkan pekerjaan yang monoton atau aktivitas yang tidak disukai.
1 Bosan Kerja Kebosanan kerja dapat disebabkan perasaan rasa tidak enak, kurang
bahagia, kurang istirahat, dan perasaan lelah. 2 Keletihan Kerja
Keletihan kerja terdiri dari dua macam, yaitu keletihan psikis dan keletihan fisiologis. Penyebab keletihan psikis adalah kebosanan kerja,
sedangkan keletihan fisiologis dapat menyebabkan meningkatnya kesalahan dalam bekerja, meningkatkan absensi, turn over, dan kecelakaan
kerja. c. Kondisi Temporer Kerja
Kondisi temporer kerja yang dimaksud adalah peraturan lama jam kerja dan waktu istirahat kerja.
Universitas Sumatera Utara
1 Waktu Jumlah Jam Kerja Berkaitan dengan berapa lama waktu kerja yang digunakan untuk bekerja
dalam sehari atau seminggu. Meliputi jam kerja normal menurut UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yaitu dalam seminggu adalah 40
jam yang mana 8 jam per hari untuk 5 hari kerja dalam seminggu dan 7 jam per hari untuk 6 hari kerja. Namun pada beberapa perusahaan, jam
kerja dicantumkan dalam Perjanjian Kerja Bersama PKB. 2 Waktu Istirahat Kerja
Waktu istirahat kerja perlu diberikan kepada pekerja agar mereka dapat memulihkan kembali rasa lelahnya. Di Indonesia, sebagian besar
perusahaan menentukan waktu istirahat kerja selama 1 jam 12.00 –
13.00. C. SUPIR MOBIL TANGKI BBM
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia supir adalah pengemudi mobil. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2012 tentang Kendaraan, mobil
tangki adalah mobil yang dirancang untuk mengangkat cairan atau gas dan pada pasal 3 ayat 1 disebutkan bahwa mobil tangki merupakan salah satu kendaraan
bermotor jenis mobil barang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa supir mobil tangki BBM adalah individu yang mengemudikan mobil yang dirancang untuk
mengangkut cairan berupa BBM Bahan Bakar Minyak yang bekerja di PT Elnusa Petrofin Dumai.
Universitas Sumatera Utara
D. PENGARUH KONDISI KERJA TERHADAP STRES KERJA