D. PENGARUH KONDISI KERJA TERHADAP STRES KERJA
Stres kerja adalah perasaan yang menekan yang dialami oleh pekerja dalam menghadapi pekerjaannya Mangkunegara, 2005. Beehr dan Newman
dalam Rice, 1987 menyatakan bahwa stres kerja adalah kondisi yang muncul akibat interaksi antara pekerjaan dengan karakteristik pekerja yang mengubah
fungsi normal psikologi danatau fisiologis. Rice 1987 mendefinisikan stres kerja sebagai tuntutan pekerjaan yang
melampaui kemampuan coping pekerja. Caplan dkk dalam Wijono, 2010 mengatakan bahwa stres kerja mengacu kepada karakteristik pekerjaan yang
berkemungkinan mendatangkan ancaman bagi individu baik itu tuntutan yang mana individu tidak bisa mencapai kebutuhannya atau individu tersebut tidak
memiliki sumber daya yang mencukupi untuk mencapai tuntutan tersebut. Perlu untuk memperhatikan stres kerja karena stres kerja dapat
mempengaruhi kinerja pekerja. Sebuah penelitian oleh Ahmed dan Ramzen 2013 mengatakan bahwa terdapat korelasi negatif yang signifikan antara stres
kerja dan kinerja pekerja, yang mana menunjukkan bahwa stres kerja secara signifikan mengurangi kinerja individu. Selain itu, stres juga berhubungan dengan
produktivitas. Penelitian oleh Halkos dan Bousinakis 2008 menyatakan bahwa meningkatnya stres kerja mengarahkan kepada produktivitas yang menurun.
Stres kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kondisi pekerjaan, ambiguitas peran, stres interpersonal, pengembangan karir, struktur organisasi,
dan hubungan pekerjaan-rumah Rice, 1987. NIOSH National Institute for Occupational Safety and Health juga menyebutkan penyebab utama stres kerja
Universitas Sumatera Utara
adalah karakteristik individu dan kondisi kerja. Kondisi-kondisi khusus berkontribusi terhadap stres. Sebagai salah satu faktor penyebab stres kerja,
kondisi kerja merupakan hal yang perlu diperhatikan. Mangkunegara 2005 menyebutkan bahwa kondisi kerja dapat dilihat
dalam tiga aspek, yaitu kondisi fisik kerja, kondisi psikologis kerja, dan kondisi temporer kerja. Seperti yang dijelaskan ILO International Labour Organization,
kondisi kerja meliputi waktu kerja jumlah jam kerja, masa istirahat, dan penjadwalan kerja hingga pemberian upah, begitu juga dengan kondisi fisik dan
tuntutan mental mental demands yang ada di tempat kerja. Nitisemito 2000 menyatakan bahwa kondisi kerja adalah sesuatu yang
ada di lingkungan para pekerja yang mempengaruhi individu tersebut dalam menjalankan tugas, seperti temperatur, kelembapan, polusi, udara, ventilasi,
penerangan, kegaduhan, kebisingan, kebersihan tempat kerja, dan memadai tidaknya alat dan perlengkapan kerja. Sementara itu, Newstrom dan Davis 1996
menyatakan bahwa kondisi kerja berhubungan dengan penjadwalan pekerjaan yaitu lamanya hari kerja dan waktu bekerja dalam sehari.
Oleh karena itu, kepedulian terhadap kondisi kerja yang nyaman akan memudahkan untuk mengerjakan tugas-tugas, serta keadaan yang tidak berbahaya
atau merepotkan Robbins, 1998. Selain itu, pekerja juga lebih senang dengan kondisi kerja yang tidak berbahaya dan menyenangkan. Pada beberapa penelitian
juga dapat dilihat bahwa ada hubungan antara kondisi kerja dengan stres kerja seperti penelitian oleh Supardi 2008 dan Siboro 2009. Berbeda dengan dua
penelitian di atas, penelitian ini ingin melihat kondisi kerja yang berbeda dari
Universitas Sumatera Utara
penelitian-penelitian sebelumnya yang berdasarkan pada tiga aspek kondisi kerja oleh Mangkunegara 2005 terhadap stres kerja.
E. HIPOTESIS