3.10. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini adalah:
3.10.1. Metode Analisis Deskriptif
Metode analisis deskriptif merupakan cara menguraikan dan menafsirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas mengenai
permasalahan. Analisis deskriptif dilakukan peneliti yaitu dengan mendistribusikan jawaban responden dalam bentuk tabel sehingga memperoleh
gambaran yang jelas tentang distribusi jawaban responden.
3. 10.2. Analisis Regresi Berganda
Peneliti menggunakan analisis regresi linier berganda untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Peneliti menggunakan bantuan
SPSS versi 17.00 agar hasil yang diperoleh lebih terarah. Persamaan regresi berganda yang digunakan adalah:
Y = a + b1X1 + b2X2 + e Dimana :
Y = Produktifitas karyawan.
a = Konstanta.
b1, b2 = Koefisien Regresi Berganda. X1
= Motivasi kerja X2
= Produktivitas Karyawan. e
= Variabel Penganggu standard error
Universitas Sumatera Utara
3.10.3.Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan untuk melihat atau menguji apakah suatu model layak atau tidak layak digunakan dalam penelitian. Uji asumsi klasik yang
digunakan dalam penelitian ini adalah :
3 .10.3.1. Uji Normalitas
Digunakan bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal, yakni
distribusi data dengan bentuk lonceng dan distribusi tidak menceng ke kiri atau ke kanan. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan
grafik, pendekatan histogram dan uji statistik dengan pendekatan Kolmogrov-Smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikansi 5
0,05 maka jika Asymp.Sig 2-tailed diatas nilai signifikansi 5 0,05 artinya variabel residual berdistribusi normal.
3.10.3.2 Uji Heteroskedastisitas
Metode ini digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi kesamaan varians dari residual pada satu pengamatan ke
pengamatan lainnya. Jika varians dari satu residual suatu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka terjadi homoskedastisitas namun jika
varians berbeda, maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedstisitas. “Untuk mengetahui ada
tidaknya gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik Scatterplot, jika ada pola tertentu maka telah
Universitas Sumatera Utara
terjadi heteroskedastisitas pada model regresi” Situmorang et al. 2010 : 100.
Kelemahan model ini adalah jumlah pengamatan, jika pengamatan sedikit maka akan sulit untuk menginterpretasikan hasil grafik plot. Untuk
mengatasinya dapat menggunakan pendekatan grafik dengan uji Glejser, heteroskedastisitas tidak akan terjadi apabila tidak satupun variabel
independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen nilai absolut Ut absUt. Jika probabilitas signifikannya diatas tingkat
kepercayaan 5 dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas.
3.10.3.3 Uji Multikolinieritas
Multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya.dalam hal ini kita sebut
variabel-variabel bebas ini tidak ortogonal. Variabel-variabel bebas yang bersifat ortogonal adalah variabel bebas yang memiliki nilai korelasi di
antara sesamanya sama dengan nol.Multikolinieritas dapat di lihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF Variance Inflaction Facto , ”Tolerance
mengukur variabilitas variabel terpilih yang tidak di jelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai umum yang bisa di pakai untuk menunjukkan
adanya multikolinieritas adalah nilai Tolerance 1 sedangkan nilai VIF 5”Situmorang et al.2010: 136
Universitas Sumatera Utara
3.10.4 Pengujian Hipotesis
Untuk mengetahui pengaruh motivasi dan pengalaman kerja terhadap produktivitas karyawan maka di lakukan pengujian dengan menggunakan :
3.10.4.1 Uji secara Simultan Serempak Uji F
Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh
secara simultan serempak terhadap variabel terikat. Bentuk pengujiannya adalah:
H0 : b1 = b2 = 0 Artinya secara serempak tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari
motivasi kerja dan pengalaman kerja terhadap produktifitas karyawan. Ha : b1 = b2
≠ 0 Artinya secara serempak terdapat pengaruh yang signifikan dari
motivasi kerja dan pengalaman kerja terhadap produktivitas karyawan. Kriteria pengambilan keputusan adalah:
H0 diterima jika Fhitung Ftabel pada α = 5 Ha diterima jika Fhitung Ftabel pada α = 5
3.10
.4.2 Uji secara Parsial Individual Uji t.
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara parsial individual
menerangkan variasi variabel dependen. Bentuk pengujiannya adalah: H0 : bi = 0
Universitas Sumatera Utara
Artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari motivasi kerja dan pengalaman kerja terhadap produktifitas karyawan.
Ha : bi ≠ 0
Artinya secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan dari motivasi kerja dan pengalaman kerja terhadap produktifitas karyawan. Kriteria
pengambilan keputusan adalah: H0 diterima jika – thitung ttabel pada
α = 5 Ha diterima jika –
thitung ttabel pada α = 5
3.10.4.3. Koefisien Determinasi R²
Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan motivasi kerja dan pengalaman kerja dalam
menerangkan variasi produktifitas karyawan. Koefisien determinasi R2 ini berkisar antara nol sampai dengan satu 0
≤ R2 ≤ 1, dimana semakin tinggi R2 mendekati 1 berarti motivasi kerja dan
pengalaman kerja memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi produktifitas karyawan dan
apabila R2 = 0 menunjukkan motivasi kerja dan pengalaman kerja secara keseluruhan tidak dapat menjelaskan produktifitas karyawan.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN