Fungsi Pendidikan Khusus Ciri-ciri Budaya Organisasi pengembangan pendidikan khusus Pengertian Independensi

dianalisis yang kemudian dikaitkan juga dengan pengembangan sistem pengukuran kinerja masing-masing pegawai. Sebagai catatan, pembuatan dan dokumentasi SOP untuk seluruh proses pekerjaan dapat dimanfaatkan juga sebagai standar penilaian kinerja. Secara bersamaan dilakukan penilaian terhadap seluruh pegawai secara lebih objektif dan konsisten sekaligus standar kompetensi jabatannya melalui proyek assessment center. Selisih gap antara hasil penilaian pegawai dengan standar kompetensi jabatan yang didudukinya dijadikan dasar perancangan program capacity building termasuk pendidikan dan pelatihan yang lebih fokus dan terarah. Saat ini, DJP sedang mengembangkan berbagai program pelatihan melalui metode Adult Learning Principles.

2. Fungsi Pendidikan Khusus

Fungsi dari pendidikan khusus dalam pelasanaannya adalah: 1. Sebagai salah satu cara penambahan informasi yang terjadi di setiap Kantor Pelayanan Pajak khususnya bagi setiap pegawai. 2. Sebagai salah satu penunjang pelayanan kepada masyarakat, khusunya bagi AR yang berperan untuk konsultasi perpajakan. 3. Sebagai salah satu pemenuhan sistem jenjang karir, khususnya sistem mutasi dan promosi, serta sistem remunerasi yang lebih jelas, adil, dan akuntabel

3. Ciri-ciri Budaya Organisasi pengembangan pendidikan khusus

Menurut Robbins 1996:289, ada 7 ciri-ciri budaya organisasi dalam pengembangan pendidikan khusus adalah: Universitas Sumatera Utara a. Inovasi dan pengambilan resiko, sejauh mana karyawan didukung untuk menjadi inovatif dan mengambil resiko, b. Perhatian terhadap detail, sejauh mana karyawan diharapkan menunjukkan kecermatan, analisis dan perhatian terhadap detail, c. Orientasi hasil, sejauh mana manajemen memfokus pada hasil bukannya pada teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai hasil tersebut, d. Orientasi orang, sejauh mana keputusan manajemen memperhitungkan efek pada orang-orang di dalam organisasi itu, e. Orientasi tim, sejauh mana kegiatan kerja diorganisasikan sekitar tim-tim, ukannya individu, f. Keagresifan, berkaitan dengan agresivitas karyawan, g. Kemantapan, organisasi menekankan dipertahankannya budaya organisasi yang sudah baik,

2.1.5. Independensi Pegawai

1. Pengertian Independensi

Independen adalah suatu keadaan atau posisi dimana kita tidak terikat dengan pihak manapun. Artinya keberadaan kita adalah mandiri. tidak mengusung kepentingan pihak tertentu atau organisasi tertentu. Teori sikap dan perilaku Theory of Attitude and Behaviour yang dikembangkan oleh Triandis 1971, dipandang sebagai teori yang dapat mendasari untuk menjelaskan independensi. Teori tersebut menyatakan, bahwa perilaku ditentukan untuk apa orang-orang ingin lakukan sikap, apa yang mereka pikirkan akan mereka lakukan aturan-aturan sosial, apa yang mereka bisa Universitas Sumatera Utara lakukan kebiasaan dan dengan konsekuensi perilaku yang mereka pikirkan. Sikap menyangkut komponen kognitif berkaitan dengan keyakinan, sedangkan komponen sikap afektif memiliki konotasi suka atau tidak suka. Sikap adalah pernyataan evaluatif mengenai seluruh tendensi tindakan, baik yang menguntungkan atau tidak menguntungkan mengenai obyek, orang atau peristiwa. Sikap merupakan kecenderungan dalam merespon sesuatu. Sikap bukanlah perilaku, namun sikap menghadirkan suatu kesiapsiagaan untuk tindakan yang mengarah pada perilaku, sehingga sikap merupakan wahana dalam membimbing perilaku. Fenomena sikap timbulnya tidak saja ditentukan oleh keadaan obyek yang sedang dihadapi, tetapi juga oleh kaitanya dengan pengalaman-pengalaman, oleh situasi pada saat ini, dan oleh harapan untuk masa yang akan datang.

2.1.6. Fasilitas

Menurut Keputusan Direktur jendral Pajak Nomor KEP-27PJ2003 tentang Tempat pelayanan terpadu pada kantor pelayanan pajak. Tempat pelayanan terpadu adalah suatu tempat pelayanan perpajakan yang terintregrasi dengan sistem yang melekat pada kantor pelayanan pajak KPP dalam memberikan pelayanan pajak kepada Wajib Pajak, fasilitas pelayanan dalam Direktorat Jenderal Pajak di tujukan untuk mempelancar arus informas berua kewajiban serta hak dari Wajib Pajak. Umumnya bentuk-bentuk fasilitas pelayanan telah diintregistas dalam sistem tata laksana perpajakan, dalam hal ini disebutkan fasiltas yang harus tersedia untuk melayani Wajib Pajak adalah: Universitas Sumatera Utara a. Mesin nomor urut atau nomor antrian dimana di letakan didekat pintu masuk, apabila nomor antrian masih menggunakan manual akan di berikan oleh satpam tidak boleh diskriminasi. Dimana penggunaan nomor antrian untuk mencegah saat penyampaian SPT masa atau SPT tahunan tidak terjadi keributan akibat ketidak teraturan. b. Tempat duduk untuk menunggu antrian, serta layar informasi yang berisikan informasi dari Kantor Pusat DJP atau Kantor Pelayanan Pajak bersangkutan c. Papan-papan informasi yang berisikan informasi jenis pelayanan dan prosedur pelayanan, serta petunjuk-petunjuk lain yang memberikan informasi agar dapat dilaksanakan seperti jadwal pelayanan, visi dan misi dari Kantor Pelayanan Pajak bersangkutan, dilarang merokok, serta informasi jenis pelayanan dan prosedur layanan. d. Brosur pajak yang memberikan informasi tentang Kewajiban dari Wajib Pajak serta sanksi yang ada akubat kerlambatan menyampaikan kewajiba e. Alat-alat pendukung seperti Tempat Koranmajalah, tempat sampah, dispenser, permen di meja counter, papan nama petugas, telivisi yang berisikan iklan layanan masyarakat serta profil dari Kantor Pelayanan Pajak, dan lain-lain. f. Dokumen-dokumen yang disediakan oleh Kantor Pelayanan Pajak berupa laporan sesuai kewajiban yang di miliki Wajib Pajak, serta alat tulis pendukung. g. Tempat khusus untuk melakukan konsultasi apabila Wajib Pajak mengalami kesulitan tentang perpajakan Universitas Sumatera Utara Selain itu terdapat hal penting yang harus di lakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak yaitu menyediakan sumber daya manusia. Dimana dalam pelayanan terbagi atas dua yaitu pertama petugas inti yang bertugas dalam melakukan pengawasan, petugas di counter pelayanan, serta petugas konsultasi, yang kedua yaitu petugas pendukung disini berupa petugas satpam dan petugas kebersihan.

2.1.7. Unit Khusus Pelayanan

1. Deskripsi Kerja

Dokumen yang terkait

Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Melalui E-Filing di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

2 104 66

Pelaksanaan Penyuluhan Dalam Upaya Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam

1 36 55

PERSEPSI MODERNISASI ADMINISTRASI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KPP PRATAMA SINGOSARI

3 23 106

PENGARUH REFORMASI ADMINISTRASI PERPAJAKAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN PERPAJAKAN DAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KPP PRATAMA YOGYAKARTA.

0 3 14

PENGARUH REFORMASI ADMINISTRASI PERPAJAKANTERHADAP KINERJA PELAYANAN PERPAJAKAN PENGARUH REFORMASI ADMINISTRASI PERPAJAKAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN PERPAJAKAN DAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KPP PRATAMA YOGYAKARTA.

0 2 18

PENDAHULUAN PENGARUH REFORMASI ADMINISTRASI PERPAJAKAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN PERPAJAKAN DAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KPP PRATAMA YOGYAKARTA.

0 2 10

KESIMPULAN DAN SARAN PENGARUH REFORMASI ADMINISTRASI PERPAJAKAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN PERPAJAKAN DAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KPP PRATAMA YOGYAKARTA.

0 3 42

PENGARUH PENGETAHUAN PAJAK DAN REFORMASI ADMINISTRASI PERPAJAKAN TERHADAP Pengaruh Pengetahuan Pajak Dan Reformasi Administrasi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Pada Wajib Pajak Yang Terdaftar di KPP Pratama Pati).

0 2 17

PENDAHULUAN Pengaruh Pengetahuan Pajak Dan Reformasi Administrasi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Pada Wajib Pajak Yang Terdaftar di KPP Pratama Pati).

0 2 9

PENGAA Pengaruh Pengetahuan Pajak Dan Reformasi Administrasi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Pada Wajib Pajak Yang Terdaftar di KPP Pratama Pati).

0 3 15