TINJAUAN PUSTAKA Drs. Rasdianto, MA, Ak 4. Drs. Arifin Akhmad, M.Si, Ak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Landasan Teoritis Dari permasalahan yang diangkat dari penelitian, maka dapat dijelaskan beberapa hal yang berkaitan penulisan ini

2.1.1. Sistem Perpajakan

Sistem perpajakan suatu negara terdiri atas tiga unsur, yakni Tax Policy, Tax Law dan Tax administration. Sedangkan menurut Undang-undang No 16 tahun 2009 menjelaskan sistem perpajakan dapat disebut sebagai metode atau cara bagaimana mengelola utang pajak yang terutang oleh wajib pajak dapat mengalir ke kas Negara, untuk itu dalam sistem pajak penghasilan yang dikenal dengan nama Official Assesment System, Withholding Tax System, Self Assement system. 1. Official Assesment System yakni sistem pemungutan pajak yang memberikan wewenang kepada pemungut pajak fiskus untuk menentukan besarnya pajak yang harus dibayar pajak yang terutang oleh seseorang. 2. Withholding Tax System yakni suatu sistem perpajakan dimana pihak ketiga diberi kepercayaan atau diberdayakan empowerment oleh undang-undang perpajakan untuk memotong pajak penghasilan sekian persen dari penghasilan yang dibayarkan kepada wajib pajak. 3. Self Assement system yakni suatu sistem pemungutan pajak yang memberikan wewenang penuh kepada wajib pajak untuk menghitung, memperhitungkan, menyetorkan dan melaporkan sendiri besarnya utang pajak. 9 Universitas Sumatera Utara Tugas utama administrasi perpajakan adalah pertama, penyediaan informasi dan mengarahkan wajib pajak; kedua, melaksanakan pendaftaran, penatalaksanaan dan memproses pelaporan wajib pajak; ketiga, monitoring pembayaran pajak; keempat, pengawasan atau pemeriksaan terhadap pelaporan wajib pajak; kelima, memberikan pelayanan hukum perpajakan. Sistem perpajakan yang baik terutama harus memperhatikan aspek kebijakan ekonomi yang dianut oleh negara yang bersangkutan dalam rangka mensejahterakan masyarakat dan kemampuan administrasi perpajakan itu sendiri. Sistem perpajakan yang baik juga harus menggali potensi perpajakan sesuai dengan ketentuan perpajakan yang ada. Meminimalkan distorsi terhadap kegiatan ekonomi, memenuhi keadilan dibidang perpajakan serta kemampuan administrasi perpajakan meliputi kelembagaan, sistem dan prosedur perpajakan, dukungan infrasturktur di dalam melaksanakan administrasi perpajakan dan sumber daya manusia yang kompeten dalam melaksanakan kebijakan perpajakan.

2.1.2. Kepatuhan Wajib Pajak

Pelayanan yang diberikan oleh instansi pemerintah pelayanan umum pada perkembangannya dikenal dengan istilah pelayanan publik, berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 63KEPM.PAN72003 Tahun 2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Umum, disebutkan bahwa “Pelayanan publik adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan perundangundangan, kemudian hakekat pelayanan publik adalah pemberian Universitas Sumatera Utara pelayanan prima kepada masyarakat yang merupakan perwujudan kewajiban aparatur pemerintah sebagai abdi masyarakat. Lebih lanjut dijelaskan mengenai 10 prinsip pelayanan publik, yakni : 1. Kesederhanaan, yakni prosedur pelayanan publik tidak berbelit-belit, mudah dipahami, dan mudah dilaksanakan, 2. Kejelasan, yakni persyaratan teknis dan administratif pelayanan publik; Unit kerjapejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan dan penyelesaian; Rincian biaya pelayanan publik dan tata cara pembayaran. 3. Kepastian waktu, yakni pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan; 4. Akurasi, yakni produk pelayanan publik diterima dengan benar, tepat, dan sah; 5. Keamanan, yakni proses dan produk pelayanan publik memberikan rasa aman dan kepastian hukum; 6. Tanggung jawab, yakni pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat yang ditunjuk bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelayanan dan penyelesaian keluhanpersoalan dalam pelaksanaan pelayanan publik; 7. Kelengkapan sarana dan prasarana, yakni tersedianya sarana dan prasarana kerja, peralatan kerja, dan pendukung lainnya yang memadai termasuk penyediaan sarana teknologi telekomunikasi, dan informatika telematika; 8. Kemudahan akses, yakni tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai, mudah dijangkau oleh masyarakat, dan dapat memanfaatkan teknologi telekomunikasi dan informatika; Universitas Sumatera Utara 9. Kedisiplinan, kesopanan, dan keramahan, yakni pemberi pelayanan harus bersikap disiplin, sopan dan santun, ramah, serta memberikan pelayanan dengan ikhlas; 10. Kenyamanan, yakni lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, disediakan ruang tunggu yang nyaman, bersih, rapi, lingkungan yang indah dan sehat serta dilengkapi dengan fasilitas pendukung pelayanan, seperti parkir, toilet, tempat ibadah, dan lain-lain. Adapun yang digunakan sebagai dasar pengukuran indeks kepuasan masyarakat mengacu pada prinsip pelayanan sebagaimana telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 63KEPM.PAN72003 yang kemudian dikembangkan menjadi 14 unsur yang relevan, valid dan reliabel yaitu : a. Prosedur pelayanan, yakni kemudahan tahapan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur pelayanan; b. Persyaratan pelayanan, yaitu persyaratan teknis dan administratif yang diperlukan untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis pelayanannya; c. Kejelasan petugas pelayanan, yaitu keberadaan dan kepastian petugas yang memberikan pelayanan nama, jabatan serta kewenangan dan tanggung jawabnya; d. Kedisiplinan petugas pelayanan, yaitu kesungguhan petugas dalam memberikan pelayanan terutama terhadap konsistensi waktu kerja sesuai ketentuan yang berlaku; Universitas Sumatera Utara e. Tanggung jawab petugas pelayanan, yaitu kejelasan wewenang dan tanggung jawab petugas dalam penyelenggaraan dan penyelesaian pelayanan; f. Kemampuan petugas pelayanan, yaitu tingkat keahlian dan keterampilan yang dimiliki petugas dalam memberikan menyelesaikan pelayanan kepada masyarakat; g. Kecepatan pelayanan, yaitu target waktu pelayanan dapat diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan oleh unit penyelenggara pelayanan; h. Keadilan mendapatkan pelayanan, yaitu pelaksanaan pelayanan dengan tidak membedakan golonganstatus masyarakat yang dilayani; i. Kesopanan dan keramahan petugas, yaitu sikap dan perilaku petugas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat secara sopan dan ramah serta saling menghargai dan menghormati; j. Kewajaran biaya pelayanan, yaitu keterjangkauan masyarakat terhadap besarnya biaya yang ditetapkan oleh unit pelayanan; k. Kepastian biaya pelayanan, yaitu kesesuaian antara biaya yang dibayarkan dengan biaya yang telah ditetapkan; l. Kepastian jadwal pelayanan, yaitu pelaksanaan waktu pelayanan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan; m. Kenyamanan lingkungan, yaitu kondisi sarana dan prasarana pelayanan yang bersih, rapi, dan teratur sehingga dapat memberikan rasa nyaman kepada penerima pelayanan; n. Keamanan pelayanan, yaitu terjaminnya tingkat keamanan lingkungan unit penyelenggara pelayanan ataupun sarana yang digunakan, sehingga Universitas Sumatera Utara masyarakat merasa tenang untuk mendapatkan pelayanan terhadap resiko- resiko yang diakibatkan dari pelaksanaan pelayanan. Sejak tahun 2000 Direktorat Jenderal Pajak DJP telah memulai langkah reformasi administrasi perpajakan tax administration reform yang menjadi landasan terciptanya administrasi perpajakan yang modern, efisien dan dipercaya oleh masyarakat. Reformasi perpajakan adalah perubahan yang mendasar di segala aspek perpajakan. Reformasi perpajakan yang sekarang menjadi prioritas, menyangkut modernisasi administrasi perpajakan jangka menengah tiga hingga enam tahun dengan tujuan tercapainya : pertama, tingkat kepatuhan sukarela yang tinggi. Kedua, kepercayaan terhadap administrasi perpajakan yang tinggi. Dan ketiga, produktivitas aparat perpajakan tinggi. Dalam jangka pendek, upaya- upaya yang dilakukan adalah dimungkinkan WP untuk menyampaikan SPT secara elektronik e-Filing. Dalam rangka peningkatan pelayanan permohonan restitusi kepada WP, sedang dikaji agar permohonannya dapat diberikan cukup dengan penelitian saja. Disamping itu, peningkatan pelayanan terhadap wajib pajak dilakukan dengan membangun on-line sistem yang menyangkut pembayaran pajak e- payment, pendaftaran NPWP e-Registration serta pelaporan SPT e-Filing, sehingga WP tidak perlu lagi datang ke kantor pajak, namun cukup melakukan kegiatan tersebut secara on-line dari rumahkantor mereka. Dengan demikian persinggungan antara wajib pajak dengan petugas dapat diminimalisir dan bermanfaat bagi semua pihak. Selain itu, reformasi pengawasan terhadap pemenuhan kewajiban perpajakan dilakukan meliputi: pertama pembentukan bank Universitas Sumatera Utara data alat pengawasan. Kedua, mengembangkan E-mapping dan smart-mapping dan ketiga melakukan law enforcement antara lain penyanderaan dan penyidikan. Sejak tahun 2001 Dirjen pajak telah melakukan kampanye sadar dan peduli pajak. Kampanye juga dilakukan kepada seluruh lapisan masyarakat seperti kalangan akademis, politisi, pengusaha, selebritis tokoh agama, tokoh masyarakat dan LSM-LSM. Upaya membangun kesadaran dan kepedulian masyarakat untuk membayar pajak, DJP telah melaksanakan intensifikasi pajak. Intensifikasi adalah kegiatan optimalisasi penggalian penerimaan pajak melalui wajib pajak yang sudah terdaftar, untuk melaksanakan kewajiban perpajakannya. Kegiatan intensifikasi ini berupa penyuluhan berbagai ketentuan yang berlaku, memberikan pelayanan prima kepada wajib pajak, pemeriksaan dan penagihan pajak. Menurut Hadi 2011 menyebutkan Direktorat Jenderal Pajak DJP sendiri telah menempuh berbagai cara untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak, mulai dari i sosialisasi; ii pendekatan persuasif; iii jemput bola; iv pelayanan yang lebih baik; v penegakan hukum; hingga vi mengajak tokoh- tokoh bangsa dan masyarakat untuk menjadi panutan dalam segara melaporan SPT Tahunan PPh-nya. Namun hasilnya masih jauh dari yang diharapkan.

2.1.3. Tindakan yang Sopan

1. Definisi Tindakan yang Sopan

Seperti kita ketahui bersama, semakin besar suatu organisasi, semakin banyak pula jumlah personil atau tenaga kerja manusia yang dibutuhkan, serta semakin banyak pula jenis pekerjaan yang harus dilaksanakan. Demikian pula sebaliknya, semakin kecil organisasi, semakin kecil tenaga manusia yang Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Melalui E-Filing di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

2 104 66

Pelaksanaan Penyuluhan Dalam Upaya Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam

1 36 55

PERSEPSI MODERNISASI ADMINISTRASI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KPP PRATAMA SINGOSARI

3 23 106

PENGARUH REFORMASI ADMINISTRASI PERPAJAKAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN PERPAJAKAN DAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KPP PRATAMA YOGYAKARTA.

0 3 14

PENGARUH REFORMASI ADMINISTRASI PERPAJAKANTERHADAP KINERJA PELAYANAN PERPAJAKAN PENGARUH REFORMASI ADMINISTRASI PERPAJAKAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN PERPAJAKAN DAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KPP PRATAMA YOGYAKARTA.

0 2 18

PENDAHULUAN PENGARUH REFORMASI ADMINISTRASI PERPAJAKAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN PERPAJAKAN DAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KPP PRATAMA YOGYAKARTA.

0 2 10

KESIMPULAN DAN SARAN PENGARUH REFORMASI ADMINISTRASI PERPAJAKAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN PERPAJAKAN DAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KPP PRATAMA YOGYAKARTA.

0 3 42

PENGARUH PENGETAHUAN PAJAK DAN REFORMASI ADMINISTRASI PERPAJAKAN TERHADAP Pengaruh Pengetahuan Pajak Dan Reformasi Administrasi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Pada Wajib Pajak Yang Terdaftar di KPP Pratama Pati).

0 2 17

PENDAHULUAN Pengaruh Pengetahuan Pajak Dan Reformasi Administrasi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Pada Wajib Pajak Yang Terdaftar di KPP Pratama Pati).

0 2 9

PENGAA Pengaruh Pengetahuan Pajak Dan Reformasi Administrasi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Pada Wajib Pajak Yang Terdaftar di KPP Pratama Pati).

0 3 15