BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Landasan Teoritis
Dari permasalahan yang diangkat dari penelitian, maka dapat dijelaskan beberapa hal yang berkaitan penulisan ini
2.1.1. Sistem Perpajakan
Sistem perpajakan suatu negara terdiri atas tiga unsur, yakni Tax Policy, Tax Law dan Tax administration. Sedangkan menurut Undang-undang No 16
tahun 2009 menjelaskan sistem perpajakan dapat disebut sebagai metode atau cara bagaimana mengelola utang pajak yang terutang oleh wajib pajak dapat mengalir
ke kas Negara, untuk itu dalam sistem pajak penghasilan yang dikenal dengan nama Official Assesment System, Withholding Tax System, Self Assement system.
1. Official Assesment System yakni sistem pemungutan pajak yang memberikan wewenang kepada pemungut pajak fiskus untuk menentukan besarnya pajak
yang harus dibayar pajak yang terutang oleh seseorang. 2. Withholding Tax System yakni suatu sistem perpajakan dimana pihak ketiga
diberi kepercayaan atau diberdayakan empowerment oleh undang-undang perpajakan untuk memotong pajak penghasilan sekian persen dari
penghasilan yang dibayarkan kepada wajib pajak. 3. Self Assement system yakni suatu sistem pemungutan pajak yang memberikan
wewenang penuh kepada wajib pajak untuk menghitung, memperhitungkan, menyetorkan dan melaporkan sendiri besarnya utang pajak.
9
Universitas Sumatera Utara
Tugas utama administrasi perpajakan adalah pertama, penyediaan informasi dan mengarahkan wajib pajak; kedua, melaksanakan pendaftaran,
penatalaksanaan dan memproses pelaporan wajib pajak; ketiga, monitoring pembayaran pajak; keempat, pengawasan atau pemeriksaan terhadap pelaporan
wajib pajak; kelima, memberikan pelayanan hukum perpajakan. Sistem perpajakan yang baik terutama harus memperhatikan aspek
kebijakan ekonomi yang dianut oleh negara yang bersangkutan dalam rangka mensejahterakan masyarakat dan kemampuan administrasi perpajakan itu sendiri.
Sistem perpajakan yang baik juga harus menggali potensi perpajakan sesuai dengan ketentuan perpajakan yang ada. Meminimalkan distorsi terhadap kegiatan
ekonomi, memenuhi keadilan dibidang perpajakan serta kemampuan administrasi perpajakan meliputi kelembagaan, sistem dan prosedur perpajakan, dukungan
infrasturktur di dalam melaksanakan administrasi perpajakan dan sumber daya manusia yang kompeten dalam melaksanakan kebijakan perpajakan.
2.1.2. Kepatuhan Wajib Pajak
Pelayanan yang diberikan oleh instansi pemerintah pelayanan umum pada perkembangannya dikenal dengan istilah pelayanan publik, berdasarkan
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 63KEPM.PAN72003 Tahun 2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Umum,
disebutkan bahwa “Pelayanan publik adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan
kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan perundangundangan, kemudian hakekat pelayanan publik adalah pemberian
Universitas Sumatera Utara
pelayanan prima kepada masyarakat yang merupakan perwujudan kewajiban aparatur pemerintah sebagai abdi masyarakat. Lebih lanjut dijelaskan mengenai
10 prinsip pelayanan publik, yakni : 1. Kesederhanaan, yakni prosedur pelayanan publik tidak berbelit-belit, mudah
dipahami, dan mudah dilaksanakan, 2. Kejelasan, yakni persyaratan teknis dan administratif pelayanan publik; Unit
kerjapejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan dan penyelesaian; Rincian biaya pelayanan publik dan tata cara
pembayaran. 3. Kepastian waktu, yakni pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan
dalam kurun waktu yang telah ditentukan; 4. Akurasi, yakni produk pelayanan publik diterima dengan benar, tepat, dan sah;
5. Keamanan, yakni proses dan produk pelayanan publik memberikan rasa aman dan kepastian hukum;
6. Tanggung jawab, yakni pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat yang ditunjuk bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelayanan dan
penyelesaian keluhanpersoalan dalam pelaksanaan pelayanan publik; 7. Kelengkapan sarana dan prasarana, yakni tersedianya sarana dan prasarana
kerja, peralatan kerja, dan pendukung lainnya yang memadai termasuk penyediaan sarana teknologi telekomunikasi, dan informatika telematika;
8. Kemudahan akses, yakni tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai, mudah dijangkau oleh masyarakat, dan dapat memanfaatkan
teknologi telekomunikasi dan informatika;
Universitas Sumatera Utara
9. Kedisiplinan, kesopanan, dan keramahan, yakni pemberi pelayanan harus bersikap disiplin, sopan dan santun, ramah, serta memberikan pelayanan
dengan ikhlas; 10. Kenyamanan, yakni lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, disediakan
ruang tunggu yang nyaman, bersih, rapi, lingkungan yang indah dan sehat serta dilengkapi dengan fasilitas pendukung pelayanan, seperti parkir, toilet,
tempat ibadah, dan lain-lain.
Adapun yang digunakan sebagai dasar pengukuran indeks kepuasan masyarakat mengacu pada prinsip pelayanan sebagaimana telah ditetapkan dalam
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 63KEPM.PAN72003 yang kemudian dikembangkan menjadi 14 unsur yang relevan, valid dan reliabel
yaitu : a.
Prosedur pelayanan, yakni kemudahan tahapan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur pelayanan;
b. Persyaratan pelayanan, yaitu persyaratan teknis dan administratif yang
diperlukan untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis pelayanannya; c.
Kejelasan petugas pelayanan, yaitu keberadaan dan kepastian petugas yang memberikan pelayanan nama, jabatan serta kewenangan dan tanggung
jawabnya; d.
Kedisiplinan petugas pelayanan, yaitu kesungguhan petugas dalam memberikan pelayanan terutama terhadap konsistensi waktu kerja sesuai
ketentuan yang berlaku;
Universitas Sumatera Utara
e. Tanggung jawab petugas pelayanan, yaitu kejelasan wewenang dan
tanggung jawab petugas dalam penyelenggaraan dan penyelesaian pelayanan;
f. Kemampuan petugas pelayanan, yaitu tingkat keahlian dan keterampilan
yang dimiliki petugas dalam memberikan menyelesaikan pelayanan kepada masyarakat;
g. Kecepatan pelayanan, yaitu target waktu pelayanan dapat diselesaikan dalam
waktu yang telah ditentukan oleh unit penyelenggara pelayanan; h.
Keadilan mendapatkan pelayanan, yaitu pelaksanaan pelayanan dengan tidak membedakan golonganstatus masyarakat yang dilayani;
i. Kesopanan dan keramahan petugas, yaitu sikap dan perilaku petugas dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat secara sopan dan ramah serta saling menghargai dan menghormati;
j. Kewajaran biaya pelayanan, yaitu keterjangkauan masyarakat terhadap
besarnya biaya yang ditetapkan oleh unit pelayanan; k.
Kepastian biaya pelayanan, yaitu kesesuaian antara biaya yang dibayarkan dengan biaya yang telah ditetapkan;
l. Kepastian jadwal pelayanan, yaitu pelaksanaan waktu pelayanan sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan; m.
Kenyamanan lingkungan, yaitu kondisi sarana dan prasarana pelayanan yang bersih, rapi, dan teratur sehingga dapat memberikan rasa nyaman kepada
penerima pelayanan; n.
Keamanan pelayanan, yaitu terjaminnya tingkat keamanan lingkungan unit penyelenggara pelayanan ataupun sarana yang digunakan, sehingga
Universitas Sumatera Utara
masyarakat merasa tenang untuk mendapatkan pelayanan terhadap resiko- resiko yang diakibatkan dari pelaksanaan pelayanan.
Sejak tahun 2000 Direktorat Jenderal Pajak DJP telah memulai langkah reformasi administrasi perpajakan tax administration reform yang menjadi
landasan terciptanya administrasi perpajakan yang modern, efisien dan dipercaya oleh masyarakat. Reformasi perpajakan adalah perubahan yang mendasar di
segala aspek perpajakan. Reformasi perpajakan yang sekarang menjadi prioritas, menyangkut modernisasi administrasi perpajakan jangka menengah tiga hingga
enam tahun dengan tujuan tercapainya : pertama, tingkat kepatuhan sukarela yang tinggi. Kedua, kepercayaan terhadap administrasi perpajakan yang tinggi.
Dan ketiga, produktivitas aparat perpajakan tinggi. Dalam jangka pendek, upaya- upaya yang dilakukan adalah dimungkinkan WP untuk menyampaikan SPT secara
elektronik e-Filing. Dalam rangka peningkatan pelayanan permohonan restitusi kepada WP, sedang dikaji agar permohonannya dapat diberikan cukup dengan
penelitian saja. Disamping itu, peningkatan pelayanan terhadap wajib pajak dilakukan
dengan membangun on-line sistem yang menyangkut pembayaran pajak e- payment, pendaftaran NPWP e-Registration serta pelaporan SPT e-Filing,
sehingga WP tidak perlu lagi datang ke kantor pajak, namun cukup melakukan kegiatan tersebut secara on-line dari rumahkantor mereka. Dengan demikian
persinggungan antara wajib pajak dengan petugas dapat diminimalisir dan bermanfaat bagi semua pihak. Selain itu, reformasi pengawasan terhadap
pemenuhan kewajiban perpajakan dilakukan meliputi: pertama pembentukan bank
Universitas Sumatera Utara
data alat pengawasan. Kedua, mengembangkan E-mapping dan smart-mapping dan ketiga melakukan law enforcement antara lain penyanderaan dan penyidikan.
Sejak tahun 2001 Dirjen pajak telah melakukan kampanye sadar dan peduli pajak. Kampanye juga dilakukan kepada seluruh lapisan masyarakat seperti kalangan
akademis, politisi, pengusaha, selebritis tokoh agama, tokoh masyarakat dan LSM-LSM. Upaya membangun kesadaran dan kepedulian masyarakat untuk
membayar pajak, DJP telah melaksanakan intensifikasi pajak. Intensifikasi adalah kegiatan optimalisasi penggalian penerimaan pajak melalui wajib pajak yang
sudah terdaftar, untuk melaksanakan kewajiban perpajakannya. Kegiatan intensifikasi ini berupa penyuluhan berbagai ketentuan yang berlaku, memberikan
pelayanan prima kepada wajib pajak, pemeriksaan dan penagihan pajak. Menurut Hadi 2011 menyebutkan Direktorat Jenderal Pajak DJP
sendiri telah menempuh berbagai cara untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak, mulai dari i sosialisasi; ii pendekatan persuasif; iii jemput bola; iv
pelayanan yang lebih baik; v penegakan hukum; hingga vi mengajak tokoh- tokoh bangsa dan masyarakat untuk menjadi panutan dalam segara melaporan
SPT Tahunan PPh-nya. Namun hasilnya masih jauh dari yang diharapkan.
2.1.3. Tindakan yang Sopan
1. Definisi Tindakan yang Sopan
Seperti kita ketahui bersama, semakin besar suatu organisasi, semakin banyak pula jumlah personil atau tenaga kerja manusia yang dibutuhkan, serta
semakin banyak pula jenis pekerjaan yang harus dilaksanakan. Demikian pula sebaliknya, semakin kecil organisasi, semakin kecil tenaga manusia yang
Universitas Sumatera Utara