24
dikenal dengan istilah baitul mal atau baitul tamwil. Istilah lain yang digunakan untuk sebutan Bank Islam adalah Bank Syariah.
10. Dana talangan haji adalah dana pinjaman al-qardh kepada nasabah untuk menutupi kekurangan dana guna memperoleh porsi haji pada saat pelunasan
BPIH, kemudian nasabah berkewajiban mengembalikan dana pinjaman itu dalam jangka waktu tertentu. Sebagai jasanya, Bank Syariah memperoleh imbalan
ujrah yang besarnya tidak didasarkan pada jumlah dana yang dipinjamkan dan tidak boleh dipersyaratkan dalam pemberian dana talangan.
G. Metode Penelitian 1.
Sifat Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode yuridis empiris, terutama untuk mengkaji tentang pelaksanaan talangan haji pada Bank Sumut Syariah. Metode penelitian
hukum empiris adalah metode penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan data primer dan menemukan kebenaran dengan menggunakan metode berpikir induktif
dan kriterium kebenaran koresponden serta fakta yang digunakan untuk melakukan proses induksi dan pengujian kebenaran secara koresponden adalah fakta yang
mutakhir.
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini berlokasi pada Bank Sumut Syariah Cabang Medan, karena dana talangan haji pada Bank Sumut Syariah tersebut banyak dimintai oleh para
nasabah atau jemaah haji, hal itu disebabkan adanya discount fee ujrah yang
Universitas Sumatera Utara
25
diberikan oleh Bank Sumut Syariah bagi nasabah yang bisa membayar cicilan lebih awal dari waktu yang ditentukan. Lokasi berikutnya di Departemen Agama Tingkat II
yang mengurusi keberangkatan haji, serta pada Kantor Majelis Ulama Indonesia tingkat II di kota Medan, tujuannya untuk mengetahui pendapat para ulama di kota
Medan mengenai dana talangan haji
3. Metode Pengumpulan Data dan Sumber Data
Metode yang digunakan untuk memperoleh data dalam penulisan ini, adalah dengan metode penelitian kepustakaan yaitu pengumpulan data dan informasi yang
dilakukan penulis dengan membaca buku, majalah, peraturan perundang-undangan dan
sumber-sumber bacaan lain yang berkaitan dengan
materi penelitian.
Pengumpulan data sekunder dengan menelaah bahan kepustakaan tersebut menjadi : a.
Bahan hukum primer, berupa Al-Qur’an dan As-Sunnah, Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008, tentang Perbankan Syariah, Undang-Undang Nomor 10
Tahun 1998, tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992, tentang Perbankan, Undang-undang Nomor 3 Tahun 2004, tentang Bank
Indonesia, Peraturan Bank Indonesia Nomor : 919PBI2007, Tentang Bank Umum Yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah, Fatwa
Dewan Syariah Nasional. b.
Bahan hukum sekunder, yaitu bahan-bahan yang erat hubungannya dengan bahan hukum primer dan dapat membantu menganalisis dan memahami bahan hukum
primer, seperti: Tafsir Al-qur’an, buku-buku, hasil penelitian, jurnal ilmiah, artikel ilmiah, dan makalah hasil seminar.
Universitas Sumatera Utara
26
c. Bahan hukum tertier, yaitu bahan-bahan yang memberikan informasi tentang
bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, berupa kamus-kamus seperti kamus bahasa Indonesia, Inggris, dan Arab, serta kamus-kamus keilmuan seperti
kamus istilah hukum, ekonomi, dan perbankan. Di samping melakukan pengumpulan mengenai bahan hukum, juga
dikumpulkan data primer yang dilakukan penulis dengan melakukan wawancara interview dengan narasumber. Wawancara dilakukan terhadap para pihak yang
terkait dalam dana talangan haji, seperti Bank Sumut Syariah, Depertemen Agama Tingkat II dan juga pada Kantor Majelis Ulama Indonesia Tingkat II.
4. Teknik Pengumpulan Data