Kriteria dan sifat asas secara khusus

99 pengertian bahwa para pihak dalam suatu perjanjian harus melaksanakan substansi kontrak atau prestasi berdasarkan kepercayaan atau keyakinan yang teguh serta kemauan baik dari para pihak agar tercapai tujuan perjanjian. h. Asas Kemanfaatan dan Kemaslahatan Asas ini mengandung pengertian bahwa semua bentuk perjanjian yang dilakukan harus mendatangkan kemanfaatan dan kemaslahatan baik bagi para pihak yang mengikatkan diri dalam perjanjian maupun bagi masyarakat sekitar meskipun tidak terdapat ketentuannya dalam Al Qur’an dan Al Hadis. 109 Asas kemanfaatan dan kemaslahatan ini sangat relevan dengan tujuan hukum Islam secara universal. Selain asas-asas yang disebut diatas, ada lagi asas-asas perjanjian yang berakibat hukum dan bersifat khusus. Asas-asas yang bersifat khusus tersebut adalah:

2. Kriteria dan sifat asas secara khusus

a. Asas Konsensualisme atau Asas Kerelaan mabda’ ar-rada’iyyah Dalam surat Al-qur’an yang artinya: ”Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu” 110 Dari ayat di atas dapat dipahami bahwa segala transaksi yang dilakukan harus atas dasar suka sama suka atau kerelaan antara masing-masing pihak tidak diperbolehkan ada tekanan, paksaan, penipuan. Jika hal ini tidak dipenuhi maka 109 M.Tamyiz Muharrom, “Kontrak Kerja: Antara Kesepakatan dan Tuntutan Pengembangan SDM”, Yogyakarta, 2003, hal.14 110 Al-qur’an, Surat An-Nisa 4: 29 Universitas Sumatera Utara 100 transaksi tersebut dilakukan dengan cara yang batil. 111 Asas ini terdapat juga dalam hadis riwayat Ibnu Hibban dan al-Baihaqi yang artinya: ”Sesungguhnya jual beli berdasarkan perizinan rida”. 112 Selain itu asas ini dapat pula di lihat dalam pasal 1320 ayat 1 KUH Perdata. Dalam pasal tersebut ditentukan bahwa salah satu syarat sahnya perjanjian yaitu adanya kesepakatan kedua belah pihak. Asas konsensualisme merupakan asas yang menyatakan bahwa perjanjian pada umumnya tidak diadakan secara formal, tetapi cukup dengan adanya kesepakatan kedua belah pihak, yang merupakan persesuaian antara kehendak dan pernyataan yang dibuat oleh kedua belah pihak. b. Asas Kebebasan Berkontrak mabda’ hurriyah at-ta’aqud Islam memberikan kebebasan kepada para pihak untuk melakukan suatu perikatan. Bentuk dan isi perikatan tersebut ditentukan oleh para pihak. Apabila telah disepakati bentuk dan isinya, maka perikatan tersebut mengikat para pihak yang menyepakatinya dan harus dilaksanakan segala hak dan kewajibannya. Namun kebebasan ini tidak absolute. Sepanjang tidak bertentangan dengan syari’ah Islam, maka perikatan tersebut boleh dilaksanakan. Menurut Faturrahman Djamil bahwa, ”Syari’ah Islam memberikan kebebasan kepada setiap orang yang melakukan akad sesuai dengan yang diinginkan, tetapi yang menentukan syarat sahnya adalah ajaran agama.” 113 111 Mariam Darus Badzrulzaman, Kompilasi Hukum Perikatan, cet. 1. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2001, hal. 250. 112 Ibid, hal. 251. 113 Gemala Dewi , Op.Cit, hal.31. Universitas Sumatera Utara 101 Dalam Al-qur’an disebutkan, yang artinya ”Hai orang-orang yang beriman, penuhilah perjanjian-perjanjian” 114 . c. Asas Perjanjian Itu Mengikat Asas ini berasal dari hadis Nabi Muhammad saw yang artinya: “Orang-orang muslim itu terikat kepada perjanjian-perjanjian Klausul-klausul mereka, kecuali perjanjian klausul yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram”. Dari hadis di atas dapat dipahami bahwa setiap orang yang melakukan perjanjian terikat kepada isi perjanjian yang telah disepakati bersama pihak lain dalam perjanjian. Sehingga seluruh isi perjanjian adalah sebagai peraturan yang wajib dilakukan oleh para pihak yang mengikatkan diri dalam perjanjian. d. Asas Keseimbangan Prestasi Yang dimaksudkan dengan asas ini adalah asas yang menghendaki kedua belah pihak memenuhi dan melaksanakan perjanjian. Dalam hal ini dapat diberikan ilustrasi, kreditur mempunyai kekuatan untuk menuntut prestasi dan jika diperlukan dapat menuntut pelunasan prestasi melalui harta debitur, namun debitur memikul pula kewajiban untuk melaksanakan perjanjian itu dengan iktikad baik. e. Asas Kepastian Hukum Asas Pacta Sunt Servanda Asas kepastian hukum ini disebut secara umum dalam kalimat terakhir QS. Bani Israil 17: 15 yang artinya, ”….dan tidaklah Kami menjatuhkan hukuman kecuali setelah Kami mengutus seorang Rasul untuk menjelaskan aturan dan ancaman hukuman itu….”. Selanjutnya di dalam QS.al-Maidah 5: 95 dapat dipahami Allah mengampuni apa yang terjadi di masa lalu. Dari kedua ayat 114 Al-qur’an, Surat Al-Maidah 5 : 1 Universitas Sumatera Utara 102 tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa asas kepastian hukum adalah tidak ada suatu perbuatanpun dapat dihukum kecuali atas kekuatan ketentuan peraturan perundang-undangan yang ada dan berlaku untuk perbuatan tersebut. 115 Asas kepastian hukum ini terkait dengan akibat perjanjian. Dalam hal ini hakim atau pihak ketiga harus menghormati substansi kontrak yang dibuat oleh para pihak, sebagaimana layaknya sebuah undang-undang, mereka tidak boleh melakukan intervensi terhadap substansi kontrak yang dibuat oleh para pihak. Asas Pacta Sunt Servanda dapat disimpulkan dalam pasal 1338 ayat 1 KUH Perdata, yang berbunyi, ”Perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi yang membuatnya”. 116 f. Asas Kepribadian Personalitas Asas kepribadian merupakan asas yang menentukan bahwa seseorang yang akan melakukan dan atau membuat kontrak hanya untuk kepentingan perseorangan. Hal ini dapat dipahami dari bunyi pasal 1315 dan pasal 1340 KUH Perdata. Pasal 1315 KUH Perdata berbunyi: ”Pada umumnya seseorang tidak dapat mengadakan perikatan atau perjanjian selain untuk dirinya sendiri”. Sedangkan pasal 1340 KUH Perdata berbunyi ”Perjanjian hanya berlaku antara para pihak yang membuatnya”. Namun ketentuan ini terdapat pengecualian sebagaimana yang diintrodusir dalam pasal 1317 KUH Perdata yang berbunyi: ”Dapat pula perjanjian diadakan untuk kepentingan pihak ketiga, bila suatu perjanjian yang dibuat untuk diri sendiri atau suatu pemberian kepada orang lain mengandung suatu syarat semacam itu”. 115 Muhammad Daud Ali, Op.Cit, hal.115. 116 Salim HS, Op.Cit, hal.10. Universitas Sumatera Utara 103 Pasal ini mengkonstruksikan bahwa seseorang dapat mengadakan perjanjian untuk kepentingan pihak ketiga dengan suatu syarat yang ditentukan. Sedangkan di dalam pasal 1318 KUH Perdata tidak hanya mengatur perjanjian untuk diri sendiri tetapi juga untuk kepentingan ahli warisnya dan untuk orang-orang yang memperoleh hak daripadanya. Dengan demikian asas kepribadian dalam perjanjian dikecualikan apabila perjanjian tersebut dilakukan seseorang untuk orang lain yang memberikan kuasa bertindak hukum untuk dirinya atau orang tersebut berwenang atasnya. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dana talangan haji ini masuk kedalam asas konsensualisme atau asas kerelaan karena pihak bank yang memberikan dana talangan haji kepada nasabah ataupun calon jemaah haji, itu berdasarkan adanya kerelaan diantara kedua belah pihak tanpa adanya unsur pemaksaan. Dan juga masuk kepada asas kebebasan berkontrak yang sesuai dengan bunyi pasal 1338 ayat 1, yaitu: kesepakatan yang dibuat oleh para pihak berlaku sebagai undang-undang bagi yang membuatnya. Pada Bank Sumut Syariah dikatakan bahwa dana talangan haji adalah pinjaman tanpa imbalan yang diberikan oleh Bank kepada nasabah sebagai dana talangan untuk dapat memperoleh nomor porsi haji melalui Sistem Komputerisasi Haji Terpadu SISKOHAT, yang mana nasabah dapat mengembalikan pinjaman tersebut secara angsuran maksimum 36 bulan. Universitas Sumatera Utara 104

D. Isu Moratorium Haji

Hangatnya berita di media seputar moratorium haji, karena antrian haji reguler sudah memasuki tahun 2021. Tidak tanggung-tanggung, ada sekitar 1,6 juta calon jamaah haji menunggu antrian. Sudah saatnya dilakukan morotarium haji, seiring dengan suksesnya morotarium Pegawai Negeri Sipil PNS. Partai Keadilan Sejahtera mendukung langkah ini. Apalagi, yang mengusulkan KPK, sebuah lembaga kuat di negeri ini yang tugasnya memberatas dan membasmi korupsi. Jika dicermati, keinginan KPK sangat mulia yang secara khusus terkait dengan pengelolaan keuangan haji. Dikhawatirkan besaran uang jamaah haji yang semakin gendut pada rekening menteri agama membahayakan. Kekhawatiran itulah yang membuat KPK mengusulkan agar supaya dilakukan morotarium. Tetapi, usulan itu sangat wajar, karena memang besarnya uang jamaah haji itu akan semakin bertambah besar, karena uang itu juga diputar oleh bank-bank yang bekerja sama dengan Kementerian Agama Kemenag. Wajar saja, jika kemudian banyak bank-bank yang mengajukan diri ke Kemenag agar diperkenankan memberikan dana talangan haji. Salah satu penyebab utama, membengkaknya jumlah calon jamaah haji, adanya dana talangan haji oleh bank-bank yang begitu murah. Hanya dengan 5 juta, sudah bisa mendapatkan kuota haji. Bank mana yang tidak silau dengan program dana talangan haji ini. Menghentikan pendaftaran haji sesuatu yang sangat sulit dilakukan, bahkan mustahil terjadi, karena terkait dengan umat Islam yang niatnya makin kencang untuk Universitas Sumatera Utara 105 menunaikan ibadah haji. Mengentikan pendaftaran haji boleh, tetapi sudah ada solusinya. Agar tidak merugikan banyak pihak, seperti umat Islam Sebenarnya moratorium haji bisa saja tidak perlu untuk dilakukan, dengan catatan sebagai berikut : 1. Setiap tahun, jumlah kuota haji baik reguler maupun khusus harus ditambah. Jika pada tahun sebelumnya kira-kira 211.000 calon jemaah haji. Maka tahun-tahun berikutnya, sekitar 270.000 sampai dengan 300.000 jamaah. Dengan demikian, maka jumlah antrean 1,6 juta akan segera tersedot. 2. Memprioritaskan jamaah yang berusia 50 tahun ke-atas, dan memperketat KBIH- KBIH, agar tidak membuat data-data yang memungkinkan calon jamaah haji bisa berangkat setiap tahun. 3. Menghapus dana talangan haji sementara waktu, atau memperketanya. Jika Bank-Bank memberikan dana talangan haji, hanya dengan 5 juta memperoleh kuota, maka hendaknya sistem ini perlu dirubah. Atau sementara ditiadakan dulu dana talangan haji, agar jumlah antrian tidak semakin panjang. 4. Pengelolaan uang calon jamaah haji, hendaknya dilakukan secara transparan terbuka, sehingga setiap calon jamaah haji mengetahuinya dengan baik. Surya Dharma Ali dengan politis menolak morotarium ini dengan mengatakan: barangkali ada usul yang lebih baik dan harus diterima untuk dijalankan, setiap usul harus dipertimbangkan baik buruk dan dilihat kekuatan dan kelemahannya. Tetapi, bukan tidak mungkin jika persolan morotarium ini menjadi isu politik. Solusi terbaiknya ialah, tidak perlu moratorium, tetapi menambah jumlah Universitas Sumatera Utara 106 kuota setiap tahun, meniadakan talangan haji sementara waktu, dan memprioritaskan para pendaftar yang berusia senja. Dengan demikian, sedikit demi sedikit akan antrean haji tidak terlalu panjang. 117 Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi KPK Busyro Mukoddas mengusulkan kepada Kementerian Agama Kemenag untuk melakukan moratorium penghentian sementara pendaftaran calon jamaah haji calhaj. Alasannya, uang pendaftaran yang sudah disetor oleh calon jamaah masih dalam daftar tunggu waiting list, saat ini cukup besar. Nilainya sudah mencapai Rp38 triliun. Dengan manajemen haji seperti sekarang, Busyro khawatir akan terjadi korupsi. KPK tampaknya sudah mengetahui indikasi ketidak beresan dalam penyelenggaraan haji. Misalnya, daftar antrian yang panjang rawan manipulasi jatah antrian. Begitu juga untuk kuota tambahan bisa dipesan oleh anggota DPR, pejabat, dan relasi Kemenag. Selain itu masyarakat nekat meminta dana talangan bank yang berbunga tinggi, sementara jumlah setoran awal calon haji tidak berubah meskipun diendapkan bertahun-tahun. Bahkan calon haji juga tak pernah tahu penggunaan bunga setoran awal. Pihak Kemenag menyambut baik usulan moratorium itu. Menteri Agama Surya Dharma Ali dalam berbagai kesempatan menjelaskan, hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan BPK atas penyelenggaraan haji tahun 2010 adalah disclaimer, artinya tidak ada persoalan. 117 Moratorium Haji Tidak Perlu, http:haji.kemenag.go.id, diakses pada 25 Februari 2012. Universitas Sumatera Utara 107 Setoran awal, di Bank Syariah mendapatkan manfaat, bukan bunga. Dan manfaat itu telah dikompensasikan dalam berbagai bentuk peningkatan pelayanan kepada jamaah haji kita. Pengembalian itu antara lain berupa pengurangan biaya ke Pemerintah Arab Saudi hingga 100 riyal. Selain itu, untuk menutup kekurangan biaya pondokan dan penggantian biaya pembuatan paspor. Jika tidak ditutup oleh manfaat dari setoran awal, kata Suryadharma, biaya pondokan jamaah Indonesia tergolong mahal. Dibandingkan dengan Malaysia yang hanya punya kuota 20.000 jamaah, Indonesia dengan kuota 221.000 jamaah membutuhkan lebih banyak pemondokan. Dilihat esensi untuk menekan indikasi penyelewengan dana, sebenarnya moratorium bukanlah cara yang paling tepat. Moratorium bisa menimbulkan dampak negatif, yaitu jumlah antrian calon haji yang makin panjang. Situasi ini bukan disebabkan oleh manajemen haji, melainkan akibat pembatasan kuota oleh Pemerintah Arab Saudi. Negara lain juga mengalami hal yang sama. Misalnya, daftar tunggu calon haji di Turki sekarang 10 tahun, dan Iran sudah 16 tahun. Namun demikian, semangat moratorium harus ditangkap sebagai peringatan kepada Kemenag untuk lebih transparan dalam mengelola dana setoran calon haji yang besar. Manfaat bank dari setoran awal yang bertahun-tahun dibuka saja kepada publik, khususnya kepada calon haji. Ini sangat penting sekali agar masyarakat tahu berapa jumlahnya, dan untuk apa saja penggunaannya. Selain itu juga sisa kuota Universitas Sumatera Utara 108 setiap tahun yang menjadi kewenangan Menteri agama harus dilaporkan secara rinci agar tidak ada lagi kecurigaan. 118 Usulan moratorium pendaftaran haji oleh KPK disambut baik oleh kalangan DPRD Jawa Tengah. pasalnya, langkah moratorium dianggap paling ideal untuk memperbaiki pelayanan haji yang dinilai tidak transparan mengenai dana talangan haji. Anggota Komisi E DPRD Jawa Tengah, Syamsul Maarif mengatakan usulan moratorium pendaftaran haji yang dicetuskan oleh KPK perlu dilakukan oleh pemerintah. hal ini tidak untuk mengurangi jumlah pendaftar calon haji yang saat ini daftar tunggunya hingga tahun dua ribu dua puluh satu, melainkan bentuk nyata perbaikan pelayanan haji. Moratorium ini cukup dilakukan dalam jangka waktu satu tahun, agar Badan Pengawas Keuangan BPK dapat melakukan pemeriksaan ulang terhadap manajemen pengelolaan keuangan haji didalam tubuh Kementerian Agama. hal ini dikarenakan biaya pendaftaran awal sebesar dua puluh lima juta rupiah tiap calon haji belum ada transparansi pengelolaan beserta bunga yang ada di bank, sehingga sangat rawan terjadinya penyelewengan, dan tindak korupsi, padahal bunga dari pendaftaran awal tersebut seharusnya dikembalikan untuk kepentingan, dan kemanfaatan calon haji. Selain itu, dengan adanya moratorium, komisi delapan DPR RI dapat melakukan perbaikan program pelayanan haji, sehingga pelayanan haji ditahun depan 118 Moratorium Haji Tidak Perlu http:politik.kompasiana.com, diakses pada 20 Maret 2012. Universitas Sumatera Utara 109 dapat berjalan baik. Syamsul juga menegaskan perlu adanya regulasi pembatasan talangan haji kepada calon haji oleh bank-bank syariah, hal ini untuk meminimalisasi jumlah calon haji yang tidak mampu membayar pinjaman talangan haji. Tahun lalu, dijawa tengah, dari dua puluh sembilan ribu lima ratus calon haji empat ribu diantaranya gagal berangkat. banyak calon haji tersebut menjadi korban talangan haji oleh bank yang begitu murah. 119 119 Dewan Setujui Moratorium haji, http:tvku.tvv2010bindex.php?page=streamid=4864, diakses pada 11 Maret 2012. Universitas Sumatera Utara 110

BAB IV PENDAPAT PARA ULAMA TENTANG DANA TALANGAN HAJI PADA

BANK SYARIAH DI KOTA MEDAN

A. Kontroversi Para Ulama Tentang Dana Talangan Haji

Pembiayaan talangan haji adalah pinjaman qardh dari Bank Syariah kepada nasabah untuk menutupi kekurangan dana guna memperoleh kursi seat haji pada saat pelunasan BPIH Biaya Perjalanan Ibadah Haji. Nasabah kemudian wajib mengembalikan sejumlah uang yang dipinjam itu dalam jangka waktu tertentu. Dasar hukum talangan haji adalah Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor: 29DSN- MUIVI2002 TENTANG Pembiayaan Pengurusan Haji Lembaga Keuangan Syariah. Ketentuan Umum : a. Dalam pengurusan haji bagi nasabah, LKS dapat memperoleh imbalan jasa ujrah dengan menggunakan prinsip al-Ijarah sesuai Fatwa DSN-MUI nomor 9DSN- MUIIV2000. b. Apabila diperlukan, LKS dapat membantu menalangi pembayaran BPIH nasabah dengan menggunakan prinsip al-qardh sesuai Fatwa DSN-MUI nomor 19DSN-MUIIV2001. c. Jasa pengurusan haji yang dilakukan LKS tidak boleh dipersyaratkan dengan pemberian talangan haji. d. Besar imbalan jasa al-Ijarah tidak boleh didasarkan pada jumlah talangan al- qardh yang diberikan LKS kepada nasabah. Ada beberapa pendapat menganai pembiayaan talangan haji ini, yakni : 110 Universitas Sumatera Utara 111

1. Tidak membolehkan mengharamkan oleh Muhammad Shiddiq al-Jawi.