Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Profitabilitas atau kemampuan memperoleh laba adalah suatu ukuran dalam persentase yang digunakan untuk menilai sejauh mana perusahaan mampu menghasilkan laba pada tingkat yang diinginkannya. Angka profitabilitas dinyatakan antara lain dalam angka laba sebelum atau sesudah pajak, laba investasi, pendapatan per saham, dan penjualan. Nilai profitabilitas menjadi norma ukuran bagi kesehatan perusahaan. Profitabilitas mempunyai arti penting dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka panjang, karena profitabilitas menunjukkan apakah badan usaha tersebut mempunyai prospek yang baik dimasa yang akan datang. Profitabilitas suatu perusahaan akan mempengaruhi kebijakan para investor atas investasi yang dilakukan. Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba akan dapat menarik para investor untuk menanamkan dananya guna memperluas usahanya, sebaliknya tingkat profitabilitas yang rendah akan menyebabkan para investor menarik dananya. Sedangkan bagi perusahaan itu sendiri profitabilitas dapat digunakan sebagai evaluasi atas efektivitas pengelolaan badan usaha tersebut. Dengan demikian setiap badan usaha akan selalu berusaha meningkatkan profitabilitasnya, karena semakin tinggi tingkat profitabilitas suatu badan usaha maka kelangsungan hidup badan usaha tersebut akan lebih terjamin. Hambatan-hambatan yang dihadapi perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan tersebut pada umumnya berkisar pada hal-hal yang sifatnya 2 fundamental seperti tidak diterapkannya sistem tata kelola perusahaan yang baik atau good corporate governance. Good Corporate Governance merupakan suatu tata kelola perusahaan yang menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan, akuntabilitas, pertanggungjawaban, independensi, dan kewajaran. Krisis di Indonesia yang dimulai pada akhir tahun 1997 yang efeknya masih terasa hingga saat ini bukan semata-mata diakibatkan oleh krisis ekonomi, tetapi juga di akibatkan oleh belum di implementasikannya good corporate governance. Banyak perusahaan yang terpuruk karena tata pemerintahan sebuah perusahaan tersebut tidak baik sehingga banyak fraud yang terjadi atau tidak ada investor yang mau membeli saham perusahaan tersebut. Dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut ini, di Indonesia kesadaran perusahaan menerapakan good corporate governance masih sangat rendah. Tabel 1.1 Skor Peringkat Good Corporate Governance di Asia NEGARA SKOR Tahun 2000 Tahun 2012 Singapura 2,00 0,67 Hongkong 3,59 2,64 Jepang 4,00 1,90 Philipina 5,00 6,10 Taiwan 6,10 5,46 Malaysia 6,20 5,59 Thailand 6,67 6,57 China 8,22 7,00 Indonesia 8,29 8,50 Korea Selatan 8,83 6,90 Vietnam 8,89 7,75 Keterangan : Makin tinggi skor, makin buruk Good Corporate Governance Sumber: PERC, 2000, 2012 3 Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa Indonesia termasuk negara dengan Good Corporate Governance yang buruk di Asia. Padahal dengan menerapkan good corporate governance, perusahaan akan mampu menambah dan memaksimalkan nilai perusahaan guna memenangkan kompetisi global. Menyadari situasi dan kondisi demikian, pemerintah melalui Kementrian Negara BUMN mulai memperkenalkan konsep good corporate governance di lingkungan BUMN melalui Keputusan Menteri BUMN Nomor: Kep-117M-MBU2002 tentang penerapan praktik GCG pada BUMN, BUMN didorong untuk wajib menerapkan good corporate governance secara konsisten atau menjadikan good corporate governance sebagai landasan operasionalnya yang pada dasarnya memiliki tujuan untuk memberikan kemajuan terhadap kinerja suatu perusahaan, salah satu diantaranya adalah profitabilitas perusahaan. Di Indonesia, isu terkait good corporate governance sudah mulai banyak dibahas dalam dunia bisnis, sehingga banyak sumber-sumber good corporate governance yang mulai diteliti di dalam perusahaan kemudian dikembangkan oleh lembaga peneliti good corporate governance, salah satu informasi yang terkait dengan good corporate governance saat ini yang dapat digunakan adalah Corporate Governance Perception Index CGPI. CGPI adalah program riset dan pemeringkatan penerapan good corporate governance pada perusahaan- perusahaan di Indonesia melalui perancangan riset yang mendorong perusahaan meningkatkan kualitas penerapan konsep GCG melalui perbaikan yang berkesinambungan dan melaksanakan evaluasi. Salah satu perusahaan yang menerapkan good corporate governance dalam meningkatkan profitabilitas adalah PT. Bank Mandiri Persero Tbk. Pada 4 tahun 2005 Bank Mandiri mengalami permasalahan yang mengakibatkan menurunnya kinerja bank. Salah satunya adalah dengan meningkatnya kredit bermasalah. Hal ini secara langsung berdampak pada penurunan laba Bank Mandiri secara signifikan dari sebelumnya sebesar Rp 5,3 triliun di tahun 2004, menjadi Rp 603 miliar di tahun 2005 atau mengalami penurunan sebesar sekitar 80. Dari sisi kepercayaan investor di bursa, harga saham Bank Mandiri juga mengalami penurunan dari Rp2.050 pada Januari 2005 hingga ke level Rp1.110 pada November 2005. Tahun 2006 PT. Bank Mandiri Tbk mengambil langkah transformasi dalam strategi utama untuk mengulang kembali kejayaannya. Salah satu langkah transformasi tersebut adalah menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance . Peningkatan profitabilitas yang diperoleh Bank Mandiri setelah menerapkan good corporate governance dapat dilihat dalam tabel 1.2 berikut ini: Tabel 1.2 Rata-Rata Rasio Profitabilitas Bank Mandiri 2002-2011 Periode Rata-Rata Nilai Rasio ROA ROE NPM Sebelum GCG 2002-2006 1.94 13.80 12.58 Setelah GCG 2007-2011 2.26 21.61 19.53 Sumber: Olah data www.idx.co.id Tabel diatas menunjukkan peningkatan rasio profitabilitas yang dicapai Bank Mandiri setelah menerapkan good corporate governance sejak tahun 2007. Rasio Return on Assets mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba secara keseluruhan dalam pengunaan aset. Rasio Return on Equity mengukur kinerja manajemen dalam mengelola modal yang tersedia untuk menghasilkan 5 laba bersih setelah pajak. Dan rasio Net Profit Margin mengukur laba bersih setelah pajak terhadap tingkat penjualan. Hingga saat ini, bank terbesar di Indonesia dari sisi aset ini secara konsisten menerapkan prinsip-prinsip GCG dengan baik, dan terpercaya hingga memperoleh berbagai penghargaan. Salah satu penghargaan yang diperoleh yaitu pada tahun 2012, hasil riset dan pemeringkatan implementasi GCG yang dilakukan The Indonesian Institute for Corporate Governance IICG bekerja sama dengan majalah SWA menyelenggarakan Corporate Governance Perception Index CGPI dan memberikan predikat kepada PT. Bank Mandiri, Tbk. sebagai Bank “Sangat Terpercaya” dan predikat ini diperoleh 6 enam tahun berturut- turut dengan nilai tertinggi. Bank Mandiri menyatakan penerapan prinsip GCG secara komprehensif menjadi faktor penting dalam menentukan tingkat profitabilitas dan reputasi sebuah perusahaan serta keberhasilan dalam memberikan nilai tambah kepada stakeholders Donald:2013. Penelitian terdahulu yang ditulis oleh Azhar, Ibnu Austrindanney Sina tahun 2010 dengan judul “Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Go Public di Indonesia periode 2007- 2009” yang menggunakan variabel skor CGPI sebagai indikator GCG dan menggunakan Return On Assets ROA sebagai indikator profitabilitas, menunjukkan hasil bahwa GCG berpengaruh terhadap profitabilitas secara parsial namun ROA disini tidak dapat dijelaskan oleh penerapan GCG. R. Ait Novetiani dan Jeanny Fatimah tahun 2010 dengan judul “Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance terhadap Keandalan Laporan Keuangan Survei pada 3 Perusahaan BUMN di Bidang Jasa di Bandung” menunjukkan 6 Penerapan GCG berpengaruh terhadap keandalan laporan keuangan yang dilihat dari nilai t hitung sebesar 2.247 lebih besar dari t tabel sebesar 1.701, yang berarti H ditolak dan H a diterima. Devien Aprianto C tahun 2013 dengan judul “Analisis Pengaruh Corporate Governance terhadap Kinerja Perusahaan dan Risiko Perusahaan Studi Pada Perusahaan Non-Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan Mengikuti Pemeringkatan Corporate Governance Perception Index CGPI Periode 2007- 2011” menunjukkan variabel CGPI yang digunakan sebagai ukuran corporate governance mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap ROI sebagai ukuran kinerja perusahaan. Devid Tjondro dan R. Wilopo tahun 2011 dengan judul “Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Profitabilitas dan Kinerja Saham Perusahaan Perbankan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia” menunjukkan GCG berpengaruh secara positif signifikan terhadap ROA, ROE, NIM dan PER. Dani Riandi dan Hasan Sakti Siregar tahun 2011 dengan judul “Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance terhadap Return on Asset, Net Profit Margin , dan Earning per Share pada Perusahaan yang terdaftar di Corporate Governance Perception Index. ” menunjukkan Penerapan GCG tidak berpengaruh secara parsial terhadap ROA, tetapi berpengaruh terhadap NPM dan EPS secara parsial. Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian pada Bank Mandiri selama 7 tahun terakhir menerapkan good corporate governance, mengenai kontribusi penerapan Good Corporate Governance dan mengikuti pemeringkatan Corporate Governance 7 Perception Index CGPI dalam usaha perusahaan untuk meningkatkan rasio profitabilitasnya dengan judul “Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Profitabilitas Perusahaan pada PT. Bank Mandiri Persero Tbk periode 2007- 2013.”

1.2 Rumusan Masalah