Buku ESQ Karya-karya Ary Ginanjar Agustian

seluruh pemahaman dan fenomena secara komprehensif. Bermula dari titik fitrah, berlanjut kepada pembangunan prinsip hidup yang membangun mental, hingga ketangguhan sosial yang dirangkumkan secara berintegrasi. Sungguh sebuah fenomena mengharukan, bahwa selama ini kurang lebih 1400 tahun lamanya harta karun yang tak ternilai harganya itu, terpendam begitu saja tanpa pernah dimaknai keberadaannya. Ia hanya terdapat di baris-baris paragraf dalam buku-buku agama penghias rak pepustakaan. Sebuah harta karun yang nilai intrinsiknya tak terukur tingginya, dialah Rukun Iman, Rukun Islam, dan Ihsan. Peletakan nilai-nilai akidah yang telah dilakukan Rasulullah SAW berabad-abad lampau yang mengantarkan Islam pada keagungan dan kejayaan, serta telah banyak melahirkan generaswi-generasi peretas dunia, dari gelap gulita ke alam pencerahan pikiran. Bahwasanya Ihsan, Rukun Iman, dan Rukun Islam bukan hanya sebuah ajaran ritual semata, tetapi memiliki makna maha penting dalam pembangunan kecerdasan emosi dan spiritual ESQ sebuah bangsa. 9 Adapun Ihsan, Rukun Iman dan Rukun Islam, di samping sebagai petunjuk bagi umat Islam; sejatinya pokok pikiran dalam Ihsan, Rukun Iman, dan Rukun Islam tersebut juga merupakan pembimbing dalam mengenali ataupun memahami perasaan kita sendiri; perasaan orang lain; memotivasi diri; serta mengelola emosi dalam berhubungan dengan orang lain. Hal inilah yang mendasari pemikiran buku ini, bahwa Rukun Iman dan Rukun Islam adalah sebuah metode pembangunan emotional intelligence EQ yang didasari oleh hubungan antara manusia dengan Tuhannya SQ, sehingga dinamakan dengan Emotional and Spiritual Quotient ESQ. Selama ini, terjadi semacam stereotip bahwa Ihsan, Rukun Iman, dan Rukun Islam adalah untuk keperluan akhirat, dan ajaran Barat untuk keberhasilan dunia. 9 Ary Ginanjar Agustian, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Spiritual ESQ, Jakarta: Arga Publishing, 2010, Cet. Ke-51, h. 379 Akibatnya, bagi orang yang cenderung pada kepentingan akhirat, mereka akan bergeser ke arah kanan, tetapi terkadang terlalu ke kanan, yang kemudian men gakibatkan lahirnya “kaum sekular kanan”. Mereka-merekalah yang kemudian mengabaikan tugasnya semasa di dunia. Sebaliknya, kelompok yang terlalu berorientasi pada dunia, berdeser ke arah kiri dan rentan untuk terlalu ke kiri. Akibatnya terbentuklah “kelompok sekular kiri” yang mengesampingkan kepentingan akhirat atau spiritual. 10 Pemikiran dalam buku ini bertuajuan untuk menggeser mereka ke tengah. Kelompok sekular kiri diharapkan bergerak ke kanan, dan kaum sekular kanan dapat bergerak ke kiri, sehingga berada pada titik temu seimbang. Keberhasilan sejati baik di dunia maupun akhirat serta kebahagiaan hakiki, baik lahiriah dan batiniah melalui mekanisme Ihsan yang satu, Rukun Iman yang enam, dan Rukun Islam yang lima, akan tercipta manusia unggul hasil celupan Allah. Inilah sejatinya The ESQ Way 165. Buku ini terdiri dari empat bagian yang masing-masing memaparkan mengenai unsur-unsur yang terdapat pada ESQ Model. Pada bagian satu Zero Mind Process – Penjernihan Emosi, penulis mengharapkan pembaca dapat berpikir secara jernih terlepas dari belenggu pemikiran yang selama ini menghalangi kecerdasan emosi manusia. Hasil dari penjernihan emosi ini dinamakan God-Spot atau fitrah. Pada bagian dua Mental Building, Ary Ginanjar menjelaskan tentang arti pentingnya alam pikiran. Di tahap ini, penulis menjabarkan mengenai cara membangun alam berpikir dan emosi secara sistematis berdasarkan Rukun Iman yang diperkenalkan dengan istilah Enam Prinsip, yaitu: 11 1. Star Principle – Prinsip Bintang Iman kepada Allah 10 Ary Ginanjar Agustian, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Spiritual ESQ, Jakarta: Arga Publishing, 2010, Cet. Ke-51, h. 382 11 Artikel ini diakses pada Senin, 06 April 2015 di http:www.bukuesq.wordpress.comtagresensi- buku-esq