Kognisi Sosial Pengetian Analisis Wacana

menyaksikan-Nya dengan keyakinan, bukan dengan pandangan lahiriah. Karena itu Nabi Muhammad SAW bersabda, “seolah-olah kau melihatnya,” karena seseorang menyaksikan-Nya dari balik hijab sifat-sifat-Nya. ” 14 Dalam Kitab Al-Wafi yang diambil dari hadits Shahih Muslim, Kitabul Iman. Hadits nomor 8: “Ia bertanya lagi, „Beritahu aku tentang Ihsan. „Nabi Menjawab, „Hendaklah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihat- Nya, kalaupun engkau tidak melihat-N ya, sesungguhnya dia melihatmu.” Ihsan yang merupakan aspek ketiga dari agama dikenal sebagai aspek rohani. Aspek ini dimaksudkan untuk menyadarkan manusia taktala ia hendak mempertautkan aspek pertama dan kedua yaitu Iman dan Islam, serta memperingatkan bahwa Allah selalu hadir dan mengawasi-nya. Ia harus mempertimbangkan hal ini ketika berpikir dan bertindak. Apabila ia tidak dapat melihat Allah karena tak seorang pun dapat melihat-Nya di kehidupan ini, maka ia harus terus menjaga kesadaran dalam hatinya bahwa Allah ada dan mengawasinya. Ia harus sadar bahwa Allah mengetahui setiap saat dan hingga hal terkecil dari ibadah dan keyakinannya. Dengan begitu ia akan mencapai keadaan sempurna, suatu keadaan ketika ia merasakan kebahagian rohani dan cahaya pengetahuan yang langsung diberikan Allah ke dalam hatinya. 15 14 Syekh Muhammad Hisyam Kabbani, Tasawuf dan Ihsan: Antivirus Kebatilan dan Kezaliman, Jakarta: Serambi Ilmu, 2007, h.38 15 Syekh Muhammad Hisyam Kabbani, Tasawuf dan Ihsan, Jakarta: Serambi Ilmu, h. 42 Islam menggambarkan perilaku seorang muslim, iman berkaitan dengan kepercayaan dan akidahnya, dan Ihsan mengacu pada keadaaan hati yang menentukan apakah keislaman dan keimanan seseorang itu akan membuahkan hasil di kehidupan ini dan kehidupan akhirat atau tidak. Inilah yang dimaksudkan dalam hadits riwayat Bukhari: “Sesungguhnya di dalam tubuh terdapat segumpal daging; apabila ia baik, baiklah seluruh tubuh dan apabila ia rusak, rusaklah seluruh tubuh. Itulah hati.” “Ihsan adalah ikhlas dan penuh perhatian. Artinya, sepenuhnya ikhlas untuk beribadah hanya kepada Allah dengan penuh perhatian sehingga seolah-olah engkau melihat-Nya. Jika tidak melihatnya, maka ingatlah bahwa Allah senantiasa melihatmu dan mengetahui apapun yang ada pada dirimu. ” 16 Ihsan merupakan rukun agama yang ketiga, yakni melaksanakan ibadah dalam bentuknya yang diperintahkan Allah, antara lain khusyuk, runduk, ikhlas, dan menghadirkan kalbu. Yang juga tercakup di dalam Ihsan adalah menghadirkan keagungan dan kebesaran Allah, merasa dilihat oleh Allah, baik ketika diam maupun bergerak. Seorang hamba harus selalu merasa diawasi oleh Tuhannya dalam semua perbuatannya dan mengetahui bahwa Dia memperhatikan dan melihat semua perbuatannya. Dalam hal ini Ihsan juga dikatakan sebagai pengetahuan tentang hal-hal yang diwajibkan kepada hamba dari sudut batinnya, dalam bentuk akhlak dan kalbu, yang kemudian disebut tasawuf. Ia mencakup tiga bidang masalah, yaitu menghindar dari dunia kebendaan, kembali ke 16 Dr. Musthafa Dieb Al-Bugha, Al-Wafi Menyelami Makna 40 Hadits Rasulullah, Jakarta: Al-Itisom, 2013, h.11