Pengaruh Karakteristik Individu Dan Psikologis Terhadap Kinerja Perawat Dalam Kelengkapan Rekam Medis Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan

(1)

PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN PSIKOLOGIS

TERHADAP KINERJA PERAWAT DALAM KELENGKAPAN

REKAM MEDIS DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT

UMUM DR. PIRNGADI MEDAN

T E S I S

Oleh

ADE IRA ZAHRIANY NASUTION

067013001/AKK

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2009

S

E K

O L A

H

P A

S C

A S A R JA N


(2)

PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN PSIKOLOGIS

TERHADAP KINERJA PERAWAT DALAM KELENGKAPAN

REKAM MEDIS DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT

UMUM DR. PIRNGADI MEDAN

T E S I S

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Administrasi Rumah Sakit (MARS) dalam Program Studi Administrasi

dan Kebijakan Kesehatan Konsentrasi Administrasi Rumah Sakit pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

ADE IRA ZAHRIANY NASUTION

067013001/AKK

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2009


(3)

Judul Tesis : PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN PSIKOLOGIS TERHADAP KINERJA PERAWAT

DALAM KELENGKAPAN REKAM MEDIS

DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DR. PIRNGADI MEDAN

Nama Mahasiswa : Ade Ira Zahriany Nasution

Nomor Pokok : 067013001

Program Studi : Administrasi dan Kebijakan Kesehatan

Konsentrasi : Administrasi Rumah Sakit

Menyetujui Komisi Pembimbing:

(Prof. dr. Sutomo Kasiman, Sp.PD, Sp.JP) (dr. Fauzi, SKM) Ketua Anggota

Ketua Program Studi Direktur

(Dr. Drs. Surya Utama, MS) (Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, MSc)


(4)

Telah diuji pada Tanggal : 1 Juli 2009

=============================================================

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. dr. Sutomo Kasiman, Sp.PD, Sp.JP Anggota : 1. dr. Fauzi, SKM

2. Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si 3. Dr. Ir. Sri Fajar Ayu, MM


(5)

PERNYATAAN

PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN PSIKOLOGIS

TERHADAP KINERJA PERAWAT DALAM KELENGKAPAN

REKAM MEDIS DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT

UMUM DR. PIRNGADI MEDAN

T E S I S

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, Juni 2009


(6)

ABSTRAK

Salah satu tugas perawat adalah mendokumentasikan rekam medis. Data yang diperoleh dari Bidang Perencanaan dan Rekam Medis RSU Dr. Pirngadi Medan pada tahun 2007, jumlah berkas rekam medis yang sudah kembali menurut waktu pengembaliannya, yaitu: 1-2 hari sebesar 11,81%, sedangkan tingkat persentase untuk kelengkapan isi berkas rekam medis sebesar 40,6% (dari 12392 berkas rekam medis, hanya sebesar 5035 yang terisi dengan lengkap).

Jenis penelitian adalah survei dengan tipe Explanatory bertujuan untuk menganalisis pengaruh karakteristik individu (umur, jenis kelamin, lama kerja) dan psikologis (pengetahuan, sikap, motivasi) terhadap kinerja perawat dalam kelengkapan rekam medis di ruang rawat inap RSU Dr. Pirngadi Medan. Populasi adalah semua perawat pelaksana yang tercatat sebagai Pegawai Negeri Sipil dan bertugas di ruang rawat inap RSU Dr. Pirngadi. Sampel berjumlah 75 orang diambil secara Simple Random Sampling. Data dianalisis dengan uji regresi Linier berganda pada tingkat kepercayaan 95%.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel pengetahuan (p=0,042) dan motivasi (p=0,049) berpengaruh signifikan terhadap kinerja perawat dalam kelengkapan rekam medis, sedangkan variabel umur (p=0,794), jenis kelamin (p=0,298), lama kerja (p=0,588) dan sikap (p=0,389) tidak berpengaruh.

Disarankan kepada pihak manajemen RS dan bidang rekam medis untuk rutin melakukan sosialisasi dan pelatihan pengisian rekam medis, dan kepada perawat pengelola agar rutin melakukan pemeriksaan dan pengawasan dalam hal pengisian dan pengembalian rekam medis.


(7)

ABSTRACT

One of the nurse’s duty is to documente the medical record. The data obtained from the planning and medical record unit, Dr. Pirngadi Hospital Medan in 2007 showed that the number of medical records which had been return according to their due date (1 to 2 days) was 11.81% and the level of percentage of completeness of the contents of the medical record file was 40.6% (from 12392 file of medical records, the level of completeness of the contents of the medical record file was 5035).

The purpose of this explanatory research is to analyze the influence of the individual (age, sex, length of service) and psychological (knowledge, attittude, motivation) characteristics of the nurses on their work performance in completing the medical record in the in-patient wards of Dr. Pirngadi Hospital Medan. The population of this study was all the nurses registered as civil servants who serve in the in-patient wards of Dr. Pirngadi Hospital Medan. 75 of them were selected through the simple random sampling technique to be the samples. The data obtained were analyzed through multiple linier regression test with the confidence level of 95%.

The result of this study shows that, knowledge (p=0,042) and motivation (p=0,049) have a significant influence to the performance of the nurses in completing medical record, while the other variables such as: age (p=0,794), sex (p=0,298), length of service (p=0,588) and attitude (p=0,389) do not.

It is suggested that the hospital’s management and medical record unit to socialize and provide a training on completing medical record routinely, and also for the nurse’s management to monitor and control on completing and returning the medical record routinely.

Keywords: Individual Characteristics; Psychological, Performance.


(8)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas segala rahmat dan karunia-Nya penulis memiliki kesempatan dan dimampukan untuk menyelesaikan tesis dengan judul Pengaruh Karakteristik Individu dan Psikologis

Terhadap Kinerja Perawat dalam Kelengkapan Rekam Medis di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan dengan baik, tak lupa shalawat dan

salam kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW yang telah menuntun kita ke jalan yang di-ridhoi Allah SWT.

Dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:

1. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, MSc, selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, MS selaku Ketua Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Prof. dr. Sutomo Kasiman, Sp PD, Sp JP, selaku Ketua Komisi Pembimbing atas waktu, segala bantuan, bimbingan dan pengarahan terhadap kesempurnaan tesis ini.

5. Bapak dr. Fauzi, SKM, selaku Anggota Komisi Pembimbing atas waktu, segala bantuan, bimbingan dan pengarahan terhadap kesempurnaan tesis ini.

6. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, MSi dan Ibu Dr. Ir. Sri Fajar Ayu, MM selaku Dosen Penguji Tesis atas segala waktu, saran dan bimbingan untuk kesempurnaan tesis ini.

7. Para Dosen dan Staf di Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.


(9)

8. Bapak dr. Sjahrial. R. Anas, MHA, yang ketika dalam penyusunan tesis ini masih menjabat sebagai Direktur Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan.

9. Ibu Suarni Asmuni, SST, M.Kes selaku Kepala Bidang Pengolahan Data dan Rekam Medis dan Bapak Djalaluddin selaku Kepala Urusan Verifikasi Rawat Inap RSU Dr. Pirngadi, atas segala pengertian serta izin yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini, serta teman-teman tersayang di Verifikasi Rawat Inap atas segala dukungan dan bantuan selama ini.

10. Teman-teman seperjuangan di PS-AKK konsentrasi ARS 2006 (specially Elvi, Kak Ika, Kak Ipit, Kak Erika, Kak Kiki (almh), Kak Tati (almh), Om Sambas, dan Ida atas bantuan dan semangatnya.

11. Penyemangat dalam hidupku, suami tercinta Muhadsyah, SE atas segala kesetiaan, kesabaran, kasih sayang dan perhatian yang tak terhingga serta tak henti-hentinya memberikan dukungan, nasehat dan bantuan.

12. Mertua tersayang, Bapak AKBP (Purn) H. M. Yunan dan Ibu Hj. Zuraida, kakak, abang dan adik-adik ipar serta keponakan-keponakan yang telah memberikan makna terindah untuk sebuah keluarga baru.

13. Kakak (Hafni Cholida NST, SH) dan abang ipar, Adik (Iskandar Mulia NST, Amd) serta sepupu-sepupuku tersayang atas segala bantuan, dukungan, perhatian dan kasih sayang.

14. Teristimewa untuk kedua orang tua tercinta yang sangat berjasa dalam hidupku, Mama (Hj. Hafifah Lubis) dan Papa (Drs. A. Cholid NST) atas kasih sayangnya yang tak terhingga, nasehat, perhatian, kesabaran, dukungan dan bantuan yang tak akan dapat dibalas sampai kapanpun. Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan Mama dan Papa. Amin

Akhirnya semoga tesis ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang memerlukannya dan bagi yang membacanya.

Medan, Juni 2009


(10)

RIWAYAT HIDUP

Nama : Ade Ira Zahriany Nasution Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta/07 Oktober 1982

Agama : Islam

Status Perkawinan : Menikah

Jumlah Saudara : 2 (anak ke 2 dari 3 bersaudara) Alamat Rumah : Jl. Karsa No. 32 Medan

Riwayat Pendidikan :

 Tahun 1995 Lulus dari SD Yayasan Pendidikan Harapan Medan

 Tahun 1998 Lulus dari SLTP Negeri 1 Medan  Tahun 2001 Lulus dari SMU Negeri 1 Medan  Tahun 2005 Lulus dari FKM USU


(11)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ...……….. i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

RIWAYAT HIDUP ... v

DAFTAR ISI ...………. vi

DAFTAR TABEL ...………. ix

DAFTAR GAMBAR ..………. xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB 1. PENDAHULUAN .………. 1

1.1. Latar Belakang ...………... 1

1.2. Perumusan Masalah ………. 6

1.3. Tujuan Penelitian ….………... 7

1.4. Hipotesis ………….……… 7

1.5. Manfaat Penelitian ……….. 7

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ……….……… 9

2.1. Rumah Sakit …..……….………. 9

2.2. Rekam Medis ……….………. 11

2.2.1. Pengertian .……….……… 11

2.2.2. Tujuan dan Kegunaan Rekam Medis ……… 11

2.2.3. Penanggung Jawab Pengisian Rekam Medis ……… 13

2.2.4. Isi Rekam Medis Rumah Sakit ...……….. 14

2.2.5. Catatan Perawat/Bidan ……….. 15

2.3. Kinerja ….……… 16

2.3.1. Pengertian Kinerja ………. 16

2.3.2. Kinerja Perawat ………. 17

2.3.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja ….…………... 20

2.3.4. Strategi untuk Meningkatkan Kinerja ..………. 21

2.4. Karakteristik Individu dan Psikologis ..………... 23

2.4.1. Karakteristik Individu ...……….. 23

2.4.2. Karakteristik Psikologis ... 25

2.5. Landasan Teori ...……….. 28


(12)

BAB 3. METODE PENELITIAN ..………. 31

3.1. Jenis Penelitian ……….. 31

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ...….………... 31

3.2.1. Lokasi Penelitian …….……… 31

3.2.2. Waktu Penelitian …….……… 31

3.3. Populasi dan Sampel .……… 32

3.3.1. Populasi .………. 32

3.3.2. Sampel ...………. 32

3.4. Metode Pengumpulan Data ...……… 32

3.4.1. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 33

3.5. Variabel dan Definisi Operasional ………... 34

3.6. Metode Pengukuran …….….……… 35

3.7. Metode Analisis Data .……….. 36

BAB 4. HASIL PENELITIAN ... 38

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 38

4.2. Deskripsi Variabel Penelitian ... 40

4.2.1. Karakteristik Individu ... 40

4.2.2. Karakteristik Psikologis ... 41

4.3. Kinerja Perawat dalam Kelengkapan Rekam Medis ... 49

4.4. Tabulasi Silang antara Variabel Independen dengan Variabel Dependen... 51

4.4.1.Tabulasi Silang antara Karakteristik Individu dengan Kinerja Perawat dalam Kelengkapan Rekam Medis... 51

4.4.2.Tabulasi Silang antara Karakteristik Psikologis dengan Kinerja Perawat dalam Kelengkapan Rekam Medis... 52

4.5. Analisa Regresi Linier Berganda... 53

BAB 5. PEMBAHASAN ... 55

5.1. Kinerja Perawat dalam Kelengkapan Rekam Medis ... 55

5.2. Pengaruh Karakteristik Individu terhadap Kinerja Perawat dalam Kelengkapan Rekam Medis ... 58

5.3. Pengaruh Karakteristik Psikologis terhadap Kinerja Perawat dalam Kelengkapan Rekam Medis ... 60

5.3.1. Pengaruh Pengetahuan terhadap Kinerja Perawat dalam Kelengkapan Rekam Medis ... 60

5.3.2. Pengaruh Sikap terhadap Kinerja Perawat dalam Kelengkapan Rekam Medis... 61

5.3.3. Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Perawat dalam Kelengkapan Rekam Medis... 64


(13)

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN ... 67

6.1. Kesimpulan ... 67

6.2. Saran ... 68


(14)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

3.1 Aspek Pengukuran Variabel Independen dan Variabel Dependen... 35 4.1 Performance Rumah Sakit Tahun 2007 ..………... 38 4.2 Distribusi Pegawai Berdasarkan Fungsional di Badan Pelayanan

Kesehatan RSU Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2007 ………... 39 4.3 Distribusi Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Badan

Pelayanan Kesehatan RSU Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2007.. 39 4.4. Distribusi Pegawai Berdasarkan Golongan di Badan Pelayanan

Kesehatan RSU Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2007 ... 40 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Individu (Umur,

Jenis Kelamin, Lama Kerja) di Badan Pelayanan Kesehatan

RSU Dr. Pirngadi Kota Medan... 41 4.6 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden tentang Kinerja

Perawat dalam Kelengkapan Rekam Medis di RSU Dr. Pirngadi

Kota Medan... 43 4.7 Distribusi Frekuensi Sikap Responden tentang Kinerja Perawat

dalam Kelengkapan Rekam Medis di RSU Dr. Pirngadi

Kota Medan... 46 4.8 Distribusi Frekuensi Motivasi Responden tentang Kinerja Perawat dalam Kelengkapan Rekam Medis di RSU Dr. Pirngadi

Kota Medan... 48

4.9 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Psikologis (Pengetahuan, Sikap, Motivasi) di Badan Pelayanan Kesehatan

RSU Dr. Pirngadi Kota Medan... 49 4.10 Distribusi Frekuensi Responden tentang Kinerja Perawat dalam


(15)

4.11 Distribusi Responden Berdasarkan Kinerja Perawat dalam Kelengkapan Rekam Medis di Badan Pelayanan Kesehatan RSU

Dr. Pirngadi Kota Medan... 51 4.12 Tabulasi Silang antara Karakteristik Individu Responden dengan

Kinerja Perawat dalam Kelengkapan Rekam Medis di RSU

Dr. Pirngadi Kota Medan... 52 4.13 Hubungan Karakteristik Psikologis Responden dengan Kinerja

Perawat dalam Kelengkapan Rekam Medis di RSU Dr. Pirngadi

Kota Medan... 53 4.14 Hasil Uji Regresi Linier Berganda ... 54


(16)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1. Variabel yang Mempengaruhi Perilaku dan Kinerja... 30 2.2. Kerangka Konsep Penelitian ...………... 30


(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1. Kuesioner Penelitian Pengaruh Karakteristik Individu

dan Psikologis Terhadap Kinerja Perawat dalam Kelengkapan Rekam Medis di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum

Dr. Pirngadi Medan ... 73 2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 77 3. Hasil Output Analisis Uji Validitas dan Reliabilitas ... 83 4. Master Data Penelitian Pengaruh Karakteristik Individu

dan Psikologis terhadap Kinerja Perawat dalam Kelengkapan Rekam Medis di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum

Dr. Pirngadi Medan ... 84 5. Hasil Pengolahan Data Penelitian Pengaruh Karakteristik

Individu dan Psikologis Terhadap Kinerja Perawat dalam Kelengkapan Rekam Medis di Ruang Rawat Inap

Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan ... 88 6. Surat Permohonan Izin Penelitian ... 108 7. Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian ... 109


(18)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Rumah sakit adalah bagian penting dari suatu sistem kesehatan, karena rumah sakit menyediakan pelayanan kuratif kompleks, pelayanan gawat darurat, berfungsi sebagai pusat rujukan dan merupakan pusat alih pengetahuan dan keahlian (teknologi). Untuk meningkatkan kepuasan pemakai jasa, rumah sakit harus senantiasa meningkatkan mutu pelayanan sesuai dengan harapan pelanggan yang dapat dilakukan melalui peningkatan kualitas kerja. Salah satu indikator kinerja rumah sakit dapat diketahui melalui kelengkapan pengisian rekam medis.

Rekam medis pasien merupakan himpunan data dan informasi tentang pasien yang terkait dengan administrasi, proses-proses klinis medis dan penunjang medis, manajemen mutu serta out come dari proses-proses itu, yang didokumentasikan dan disimpan secara sistematis dan aman untuk dapat digunakan oleh pihak-pihak yang berhak dan berkepentingan (Wijono, 2000).

Rekam medis disebut lengkap apabila rekam medis tersebut telah berisi seluruh informasi tentang pasien termasuk resume medis, keperawatan dan seluruh hasil pemeriksaan penunjang serta telah diparaf oleh dokter yang bertanggung jawab. Waktu maksimal masuk ke bagian rekam medis untuk pasien rawat inap adalah 2x24 jam, dengan standar kelengkapan pengisian rekam medis 95% (Depkes RI, 2005).


(19)

Upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan sangat tergantung dari tersedianya data dan informasi yang akurat, terpercaya dan penyajian yang tepat waktu. Upaya tersebut hanya dapat dilaksanakan apabila faktor manusia sebagai pemeran kunci dalam pengelolaan rekam medis dan informasi disiapkan secara seksama dan lebih profesional (Gafur, 2003).

Adapun tenaga yang berhak mengisi rekam medis antara lain dokter umum, dokter spesialis, dokter gigi dan dokter gigi spesialis, dokter tamu yang merawat pasien di rumah sakit, residens yang sedang melaksanakan praktek, tenaga paramedis perawatan dan paramedis non perawatan (Depkes RI, 1997).

Menurut Ilyas (2001), kinerja adalah penampilan hasil karya personel dalam suatu organisasi. Soeprihanto dalam Muhammad (2003), memberi pengertian kinerja sebagai prestasi kerja atau suatu sistem yang digunakan untuk menilai dan megetahui sejauhmana seorang perawat telah melaksanakan pekerjaannya secara keseluruhan.

Tenaga perawat, khususnya perawat pelaksana di rumah sakit adalah tenaga kesehatan yang selama 24 jam harus berada disisi pasien, dengan salah satu uraian tugasnya adalah melaksanakan sistem pencatatan dan pelaporan asuhan keperawatan yang tepat dan benar, sehingga tercipta sistem informasi rumah sakit yang dapat dipercaya atau akurat (Depkes RI, 1994).

Dalam menilai kualitas pelayanan keperawatan kepada klien, digunakan standar praktik keperawatan yang merupakan pedoman bagi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Standar praktik keperawatan telah dijabarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) yang mengacu dalam tahapan


(20)

proses keperawatan, meliputi: pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi (Nursalam, 2007). Tenaga perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien, didokumentasikan dan disimpan pada rekam medis asuhan keperawatan (Depkes RI, 1997).

Menurut Gibson, dkk (1997), terdapat 3 (tiga) kelompok variabel yang mempengaruhi kinerja dan perilaku seseorang, yaitu variabel individu (meliputi: kemampuan dan keterampilan, latar belakang individu: tingkat sosial, pengalaman, umur, etnis, jenis kelamin), variabel organisasi (meliputi: sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur, desain pekerjaan) dan variabel psikologis (meliputi: persepsi, sikap, belajar, kepribadian, motivasi).

Darma (2005) menambahkan, bahwa terdapat beberapa karakteristik individu yang mempengaruhi kinerja, meliputi: umur, jenis kelamin, pendidikan, lama kerja, penempatan kerja dan lingkungan kerja (rekan kerja, atasan, organisasi, penghargaan dan imbalan).

Rumah Sakit Umum (RSU) Dr. Pirngadi Medan adalah rumah sakit tipe B pendidikan yang merupakan pusat pelayanan tingkat lanjutan (pusat rujukan) untuk pelayanan di Kota Medan khususnya, dan bahkan dari kabupaten kota dan propinsi dekat lainnya. Untuk meningkatkan kepuasan pelanggan atau pemakai jasanya, salah satu misi RSU Dr. Pirngadi adalah meningkatkan upaya pelayanan medik, non medik dan perawatan secara profesional. Oleh karena itu perlu untuk meningkatkan kualitas pelayanan melalui peningkatan dan pemanfaatan sumber daya yang sesuai seoptimal


(21)

mungkin, terutama sumber daya manusia yang profesional (Pemerintah Kota Medan, 2002).

Data yang diperoleh dari Bidang Perencanaan dan Rekam Medis RSU Dr. Pirngadi Medan pada tahun 2007, jumlah berkas rekam medis yang sudah kembali menurut waktu pengembaliannya, yaitu: 1-2 hari sebesar 11,81%, sedangkan tingkat persentase untuk kelengkapan isi berkas rekam medis sebesar 40,6% (dari 12392 berkas rekam medis, hanya sebesar 5035 yang terisi dengan lengkap).

Sistem pengisian rekam medis di RSU Dr. Pirngadi harus sesuai dengan pedoman ataupun prosedur tetap (protap), yang diantaranya berisi tentang kebijakan-kebijakan yang berlaku (baik untuk pasien maupun tenaga kesehatan), petunjuk atau prosedur pengisian rekam medis serta unit-unit terkait yang berhubungan dengan kelengkapan rekam medis tersebut. Adapun isi atau lembaran berkas rekam medis yang disediakan RSU Dr. Pirngadi terdiri dari 20 lembaran, dengan perincian sebagai berikut: (1) RM 1a: Lembar masuk dan keluar RS; (2) RM 1b: Diagnosa akhir dan tanda tangan dokter; (3) RM 2: Lembar untuk penempelan surat; (4)RM 3: Status spesifikasi; (5) RM 4: Lembar catatan harian dokter; (6) RM 5: Daftar masalah; (7) RM 6: Lembat Instruksi Dokter dan Laporan Perawat/Bidan; (8) RM 7: Lembar Daftar Kontrol Instimewa; (9) RM 8: Grafik Pengawasan Tanda Vital; (10)RM 9: Lembar Penempelan Hasil Pemeriksaan Lab; (11) RM 9a: Lembar Penempelan Hasil Pemeriksaan PK. PA; (12) RM 9b: Lembar Penempelan Laporan EKG; (13) RM 9c: Lembar Penempelan Hasil Pemeriksaan Radiologis/USG; (14) RM 10: Lembar Konsultasi; (15) RM 11: Lembar Discharge Summary; (16) RM 12: Surat Persetujuan


(22)

dan Penolakan Tindakan Medis; (17) RM 13: Pengkajian Awal Keperawatan; (18) RM 14: Asuhan Keperawatan; (19) RM 15: Catatan Keperawatan; (20) RM 16: Resume Perawatan (RSU Dr. Pirngadi Kota Medan, 2004).

Khusus untuk perawat, lembaran rekam medis yang harus diisi diantaranya adalah: (1) RM 13: Pengkajian Awal Keperawatan; (2) RM 14: Asuhan Keperawatan; (3) RM 15: Catatan Keperawatan; (4) RM 16: Resume Perawatan (RSU Dr. Pirngadi Kota Medan, 2004).

Sesuai dalam protap, seluruh item yang tercantum dalam lembaran rekam medis harus diisi dengan lengkap dan pengembalian berkas rekam medis harus tepat waktu. Prosedur pengembalian rekam medis pasien rawat inap pada bidang rekam medis RSU Dr. Pirngadi dilakukan dengan cara petugas rekam medislah yang mengambil berkas rekam medis setiap harinya ke seluruh ruang rawat inap. Untuk itu dalam penelitian ini diasumsikan bahwa penyebab rendahnya kelengkapan pengisian rekam medis disebabkan oleh kinerja tenaga kesehatan di RS, khususnya perawat.

Dari survey awal yang dilakukan, salah satu penyebab ketidaklengkapan pengisian rekam medis dikarenakan para perawat lebih mengutamakan melakukan perawatan terhadap pasien kemudian mendokumentasikan hasil kerjanya setelah beberapa saat, bahkan tak jarang dijumpai ketika petugas rekam medis akan mengambil status rekam medis dari ruang rawat inap, para perawat langsung mengisi dan melengkapi kekurangan berkas tersebut, hal inilah yang membuat para perawat menjadi lupa tindakan apa yang telah dilakukan, sehingga berkas rekam medis


(23)

dikembalikan pada bidang rekam medis dalam keadaan tidak sempurna, tidak lengkap atau diisi hanya seadanya.

Dari hasil penelitian Lumbantobing (2004), diketahui bahwa keseluruhan karakteristik (individu, organisasi dan psikologis) secara bersama-sama mempengaruhi kinerja bidan di desa dalam pencatatan pelaporan program KIA di Kabupaten Aceh Timur tahun 2004. Megawati (2005) menambahkan, bahwa terdapat pengaruh yang bermakna antara jenis kelamin dan pendidikan terhadap kinerja perawat di RSU Dr. Pirngadi Medan.

Menurut Nugroho (1994), pengetahuan dan sikap tenaga kesehatan tentang rekam medis akan mempengaruhi pendayagunaan dan informasi yang terhimpun dalam rekam medis untuk pengembangan dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan. Pernyataan tersebut didukung dengan hasil penelitian Hutagalung (2005), yang menyatakan bahwa pengetahuan dan sikap berpengaruh terhadap pemanfaatan rekam medis di RS Santa Elisabeth tahun 2005.

Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk meneliti pengaruh karakteristik individu (umur, jenis kelamin, lama kerja) dan psikologis (pengetahuan, sikap, motivasi) terhadap kinerja perawat dalam kelengkapan rekam medis di Ruang Rawat Inap RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permusan masalah dalam penelitian ini adalah “apakah ada pengaruh karakteristik individu (umur, jenis kelamin, lama


(24)

kerja) dan psikologis (pengetahuan, sikap, motivasi) terhadap kinerja perawat dalam kelengkapan rekam medis di ruang rawat inap RSU Dr. Pirngadi Medan tahun 2008”.

1.3. Tujuan Penelitian

Untuk menganalisis pengaruh karakteristik individu (umur, jenis kelamin, lama kerja) dan psikologis (pengetahuan, sikap, motivasi) terhadap kinerja perawat dalam kelengkapan rekam medis di ruang rawat inap RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008.

1.4. Hipotesis

Ada pengaruh karakteristik individu (meliputi: umur, jenis kelamin, lama kerja) dan psikologis (meliputi: pengetahuan, sikap, motivasi) terhadap kinerja perawat dalam kelengkapan rekam medis di ruang rawat inap RSU Dr. Pirngadi Medan tahun 2008.

1.5. Manfaat Penelitian

1. Untuk kepentingan pengembangan ilmu Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, khususnya Administrasi Rumah Sakit.

2. Sebagai bahan evaluasi dan masukan bagi pihak RSU Dr. Pirngadi Medan untuk meningkatkan kinerja perawat, khususnya dalam pengisian rekam medis.


(25)

3. Sebagai bahan perbandingan bagi peneliti lain yang ingin meneliti kinerja perawat rumah sakit di masa mendatang.


(26)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Rumah Sakit

Rumah sakit adalah organisasi unik karena merupakan paduan antara organisasi padat teknologi, padat karya dan padat modal sehingga pengelolaan rumah sakit menjadi disiplin ilmu tersendiri yang mengedepankan dua hal sekaligus, yaitu teknologi dan perilaku manusia di dalam organisasi (Subanegara, 2005).

American Hospital Association di tahun 1987 menyatakan bahwa rumah sakit

adalah suatu institusi yang fungsi utamanya adalah memberikan pelayanan kepada pasien (diagnostik dan terapeutik) untuk berbagai penyakit dan masalah kesehatan, baik yang bersifat bedah maupun non bedah. Rumah sakit harus dibangun, dilengkapi dan dipelihara dengan baik untuk menjamin kesehatan dan keselamatan pasiennya dan harus menyediakan fasilitas yang lapang, tidak berdesak-desakan dan terjamin sanitasinya bagi kesembuhan pasien (Aditama, 2003).

Massie dalam Aditama (2003) mengemukakan tiga ciri khas rumah sakit yang membedakannya dengan industri lainnya, yaitu:

1. Kenyataan bahwa bahan baku dari industri jasa kesehatan adalah manusia. Dalam industri rumah sakit, seyogyanya tujuan utamanya adalah melayani kebutuhan manusia, bukan semata-mata menghasilkan produk degan proses dan biaya yang seefisien mungkin. Unsur manusia perlu mendapat perhatian dan tanggung jawab utama pengelola rumah sakit. Perbedaan ini mempunyai dampak penting dalam


(27)

manajemen, khususnya menyangkut pertimbangan etika dan nilai kehidupan manusia.

2. Kenyataan bahwa dalam industri rumah sakit yang disebut sebagai pelanggan (customer) tidak selalu mereka yang menerima pelayanan. Pasien adalah mereka yang diobati di rumah sakit. Akan tetapi, kadang-kadang bukan mereka sendiri yang menentukan di rumah sakit mana mereka harus dirawat. Bagi karyawan ditentukan oleh kebijaksanaan kantornya. Jadi jelaslah mereka yang diobati di suatu rumah sakit belum tentu kemauan pasien. Selain itu, jenis tindakan medis yang akan dilakukan dan pengobatan yang diberikan juga tidak tergantung pada pasiennya, tetapi tergantung dari dokter yang merawatnya. Ini tentu amat berbeda dengan bisnis restoran di mana si pelangganlah yang menentukan menunya yang akan dibeli.

3. Kenyataan menunjukkan bahwa pentingnya profesional tenaga kesehatan termasuk dokter, perawat, ahli farmasi, fisioterapi, radiographer, ahli gizi dan lain-lain. Para profesional ini sangat banyak sekali jumlahnya di rumah sakit. Hal yang perlu mendapat perhatian adalah kenyataan bahwa para profesional cenderung sangat otonom dan berdiri sendiri. Tidak jarang misi kerjanya tidak sejalan dengan misi kerja manajemen organisasi secara keseluruhan tetapi bekerja dengan standar profesi yang dianutnya. Akibatnya ada kesan bahwa fungsi manajemen dianggap kurang penting.


(28)

2.2. Rekam Medis 2.2.1. Pengertian

Menurut Permenkes No. 749a Tahun 1989, rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain (yang diberikan) kepada pasien (yang dipergunakan serta tersedia) pada suatu sarana pelayanan kesehatan (Azwar, 2003). Brotowasisto (2003) menambahkan, rekam medis adalah catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan serta tindakan dan pelayanan lain kepada pasien selama mendapatkan perawatan di rumah sakit, baik rawat jalan maupun rawat nginap.

Suatu rekam medis yang baik memungkinkan rumah sakit untuk mengadakan rekonstruksi yang baik mengenai pemberian pelayanan kepada pasien serta memberi gambaran untuk dinilai apakah perawatan dan pengobatan yang diberikan dapat diterima atau tidak dalam situasi dan keadaan demikian. Rekam medis harus diisi segera dan secara langsung pada saat dilakukan tindakan dan pada pemberian instruksi oleh dokter, atau oleh perawat pada saat dilakukan observasi telah timbul suatu gejala atau suatu perubahan, dan sewaktu melakukan tindakan (Guwandi, 2005).

2.2.2. Tujuan dan Kegunaan Rekam Medis

Tujuan rekam medis adalah menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan (Brotowasisto, 2003), sedangkan kegunaan rekam medis dapat dilihat dari beberapa aspek, yaitu:


(29)

1. Aspek Administrasi

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai administrasi, karena isinya menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung jawab sebagai tenaga medis dan paramedis dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan.

2. Aspek Medis

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai medik, karena catatan tersebut dipergunakan sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan/perawatan yang harus diberikan kepada seorang pasien.

3. Aspek Hukum

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai hukum, karena isinya menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan, dalam rangka usaha menegakkan hukum serta penyediaan bahan bukti untuk menegakkan keadilan.

4. Aspek Keuangan

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai uang, karena isinya mengandung data/informasi yang dipergunakan sebagai aspek keuangan.

5. Aspek Penelitian

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai penelitian, karena isinya menyangkut data/informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan.


(30)

6. Aspek Pendidikan

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai pendidikan, karena isinya menyangkut data/informasi tentang perkembangan kronologis dan kegiatan pelayanan medis yang diberikan kepada pasien. Informasi tersebut dapat dipergunakan sebahai bahan/referensi pengajaran di bidang profesi si pemakai. 7. Aspek Dokumentasi

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai dokumentasi, karena isinya menyangkut sumber ingatan yang harus didokumentasikan dan dipakai sebagai bahan pertanggungjawaban dan laporan rumah sakit (Depkes RI, 1997).

2.2.3. Penanggung Jawab Pengisian Rekam Medis

Adapun tenaga yang berhak membuat rekam medis adalah:

1. Dokter umum, dokter spesialis, dokter gigi dan dokter gigi spesialis yang melayani pasien di rumah sakit.

2. Dokter tamu yang merawat pasien di rumah sakit.

3. Residens yang sedang melaksanakan kepaniteraan klinik.

4. Tenaga paramedis perawatan dan paramedis non perawatan yang langsung terlibat di dalam, antara lain: perawat, perawat gigi, bidan, tenaga laboratorium klinik, gizi, anestesi, penata roentgen, rehabilitasi medis dan lain sebagainya.

5. Dalam hal dokter luar negeri melakukan alih teknologi kedokteran yang berupa tindakan/konsultasi kepada pasien, yang membuat rekam medis adalah dokter yang ditunjuk oleh direktur rumah sakit (Depkes RI, 1997).


(31)

2.2.4. Isi Rekam Medis Rumah Sakit

Rekam medis rumah sakit dipergunakan untuk mencatat data-data dari pasien rawat jalan dan rawat inap. Untuk pasien rawat jalan termasuk pasien gawat darurat, rekam medis memuat informasi pasien, antara lain:

a. Identitas pasien.

b. Anamnesis yang memuat keluhan utama pasien, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit yang pernah diderita, riwayat keluarga tentang penyakit yang mungkin diturunkan/kontak.

c. Pemeriksaan fisik, laboratorium dan pemeriksaan khusus lainnya. d. Diagnosis kerja/diferensial diagnosis.

e. Pengobatan/tindakan; sedang untuk pasien rawat inap, rekam medis memuat informasi pasien, antara lain:

1) Identitas pasien.

2) Anamnesis yang memuat keluhan utama pasien, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit yang pernah diderita, riwayat keluarga tentang penyakit yang mungkin diturunkan/kontak.

3) Pemeriksaan fisik, laboratorium dan pemeriksaan khusus lainnya. 4) Diagnosis awal/diferensial diagnosis/diagnosis akhir.

5) Persetujuan pengobatan/tindakan. 6) Catatan konsultasi.

7) Catatan perawat dan tenaga kesehatan lain. 8) Catatan observasi klinik dan hasil pengobatan.


(32)

9) Resume akhir dan evaluasi pengobatan (Depkes RI, 1997).

2.2.5. Catatan Perawat/Bidan

Catatan perawat/bidan digunakan oleh petugas perawatan untuk mencatat pengamatan mereka terhadap pasien dan pertolongan perawatan yang telah mereka berikan kepada pasien. Catatan ini memberikan gambaran kronologis pertolongan, perawatan, pengobatan yang diberikan dan reaksi pasien terhadap tindakan tersebut. Catatan ini berfungsi sebagai alat komunikasi antara sesama perawat, antara perawat dengan dokter.

Ada empat kegunaan catatan perawat/bidan:

1. Mencatat keadaan pasien selama tidak dilihat oleh dokter. Ini adalah catatan hal-hal yang penting oleh perawat, yang memberikan gambaran perspektif yang jelas tentang perkembangan seorang pasien selama tidak dilihat oleh dokter. Rencana pengobatan seorang pasien ditentukan oleh informasi yang dicatat pada lembaran ini dengan bantuan catatan perawat yang ditulis secara seksama. Seorang dokter dapat mengikuti perkembangan pasiennya meskipun ia mengunjungi pasien hanya sekali dalam satu hari.

2. Menghemat waktu bagi dokter dan mencegah timbulnya kekeliruan. Tanpa adanya catatan tersebut, gambaran pasien dari waktu ke waktu kepada petugas yang harus merawat pasien tersebut harus dijelaskan sendiri-sendiri. Hal ini tidak saja makan waktu, tetapi juga memungkinkan banyak kesalahan dalam pemberian medikasi dan pengobatan.


(33)

3. Sebagai bukti pelaksanaan pekerja. Sangat perlu sekali setiap perawat mencatat apa-apa tindakan yang telah dilakukan sesuai dengan perintah dokter, sehingga dokter dapat melihat hasilnya dan menentukan tindakan pengobatan selanjutnya. Untuk pembuktian secara hukum, catatan perawat/bidan berguna sekali sebagai bukti pertolongan yang diberikan maupun bukti reaksi pasien terhadap pertolongan tersebut.

4. Sebagai salah satu kelengkapan berkas rekam medis.

Catatan perawat/bidan dimulai pada saat pasien masuk ruang perawatan dan meliputi:

a. Tanggal dan jam.

b. Catatan-catatan tentang keadaan pasien, gejala-gejala yang tampak. c. Pengobatan yang dilakukan.

Selama seorang pasien dirawat di rumah sakit, catatan perawat harus memuat observasi harian seorang pasien (Depkes RI, 1997).

2.3. Kinerja

2.3.1. Pengertian Kinerja

Menurut Ilyas (2001), kinerja adalah penampilan hasil karya personel dalam suatu organisasi. Sedangkan, menurut Prawirosentono (1999), kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam


(34)

rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika.

2.3.2. Kinerja Perawat

Perawat adalah profesi yang terbanyak jumlahnya di rumah sakit. Dengan jumlah besar inilah kekuatan kelompok dibentuk. Banyak bermunculan pendapat kelompok perawat adalah profesi tersendiri dan bukan bawahan dokter, perawat adalah profesi yang setara dengan dokter, dibutuhkan pengakuan yang tepat bahwa memang demikian adanya, namun tidak sedikit bahwa profesi ini secara tidak disadari seperti tunduk terhadap apapun yang diperintahkan dokter. Ada beberapa teori yang mengatakan bahwa pasien datang ke rumah sakit sebenarnya mencari perawat bukan mencari yang lain. Namun secara tidak sadar kita lihat sehari-hari bahwa pasien datang ke rumah sakit untuk mencari dokter, keduanya benar namun keduanya kurang lengkap, secara tepat bahwa sebenarnya pasien datang ke rumah sakit ingin mendapatkan pelayanan dokter, perawat dan pelayanan lainnya termasuk pelayanan administrasi (Subanegara, 2005).

Menurut Nursalam (2007), dalam menilai kualitas pelayanan keperawatan kepada klien, digunakan standar praktik keperawatan yang telah dijabarkan oleh PPNI yang mengacu dalam tahapan proses keperawatan, yaitu:

1. Pengkajian Keperawatan

Perawat mengumpulkan data tentang status kesehatan klien secara sistematis, menyeluruh, akurat, singkat dan berkesinambungan, dengan kriteria meliputi:


(35)

a. Pengumpulan data dilakukan dengan cara anamnesis, observasi, pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang.

b. Sumber data adalah klien, keluarga atau orang yang terkait, tim kesehatan, rekam medis, dan catatan lain.

c. Data yang dikumpulkan, difokuskan untuk mengidentifikasi: status kesehatan klien masa lalu, status kesehatan klien saat ini, status biologis-psikologis-sosial-spiritual, respons terhadap terapi, harapan terhadap tingkat kesehatan yang optimal dan risiko-risiko tinggi masalah.

d. Kelengkapan data dasar mengandung unsur lengkap, akurat, relevan dan baru. 2. Diagnosa Keperawatan

Perawat menganalisis data pengkajian untuk merumuskan diagnosis keperawatan, kriteria proses:

a. Proses diagnosis terdiri atas analisis, interpretasi data, identifikasi masalah klien dan perumusan diagnosis keperawatan.

b. Diagnosis keperawatan terdiri atas: masalah, penyebab, dan tanda atau gejala, atau terdiri atas masalah dan penyebab.

c. Bekerjasama dengan klien dan petugas kesehatan lain untuk memvalidasi diagnosis keperawatan.

d. Melakukan pengkajian ulang dan merevisi diagnosis berdasarkan data terbaru. 3. Perencanaan Keperawatan

Perawat membuat rencana tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah dan meningkatkan kesehatan klien, kriteria proses:


(36)

a. Perencanaan terdiri atas penetapan prioritas masalah, tujuan dan rencana tindakan keperawatan.

b. Bekerjasama dengan klien dalam menyusun rencana tindakan keperawatan. c. Perencanaan bersifat individual sesuai dengan kondisi atau kebutuhan klien. d. Mendokumentasi rencana keperawatan.

4. Implementasi

Perawat mengimplementasikan tindakan yang telah diidentifikasi dalam rencana asuhan keperawatan, kriteria proses:

a. Bekerjasama dengan klien dalam pelaksanaan tindakan keperawatan. b. Kolaborasi dengan tim kesehatan.

c. Melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah kesehatan klien. d. Memberikan pendidikan pada klien dan keluarga mengenai konsep,

keterampilan asuhan diri serta membantu klien memodifikasi lingkungan yang digunakan.

e. Mengkaji ulang dan merevisi pelaksanaan tindakan keperawatan berdasarkan respons klien.

5. Evaluasi Keperawatan

Perawat mengevaluasi kemajuan klien terhadap tindakan keperawatan dalam pencapaian tujuan, dan merevisi data dasar dan perencanaan, kriteria proses: a. Menyusun perencanaan evaluasi hasil dari intervensi secara komprehensif,


(37)

b. Menggunakan data dasar dan respons klien dalam mengukur perkembangan ke arah pencapaian tujuan.

c. Memvalidasi dan menganalisis data baru dengan teman sejawat.

d. Bekerjasama dengan klien dan keluarga untuk memodifikasi rencana asuhan keperawatan.

e. Mendokumentasikan hasil evaluasi dan modifikasi perencanaan.

2.3.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Menurut Bernardin dkk (1998), terdapat enam aspek yang dapat dinilai sebagai kriteria kinerja, yaitu: mutu pekerjaan, kualitas pekerjaan, batas waktu, efektivitas biaya, inisiatif dan dampak sosial. Sedangkan, menurut As’ad (1995), Faktor yang berhubungan dengan kinerja adalah:

1. Faktor psikologis, merupakan faktor yang berhubungan dengan kejiwaan pegawai seperti minat, inteligensi, pendidikan, sikap terhadap kerja, bakat dan keterampilan.

2. Faktor sosial, merupakan faktor yang berhubungan dengan interaksi sosial antara tenaga kerja dengan atasan maupun sesama pegawai.

Gibson (1997), menyatakan bahwa terdapat tiga kelompok variabel yang mempengaruhi kinerja dan perilaku, yaitu:

a. Variabel individu, yang terdiri dari sub variabel kemampuan dan keterampilan, fisik maupun mental, latar belakang keluarga, pengalaman, tingkat sosial dan faktor demografis.


(38)

b. Variabel organisasi, terdiri sub variabel sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur dan disain pekerjaan.

c. Variabel psikologis, yang terdiri dari persepsi, sikap, kepribadian, belajar dan motivasi.

2.3.4. Strategi untuk Meningkatkan Kinerja

Menurut Schuller, dkk (1999), ada beberapa strategi untuk meningkatkan kinerja karyawan di Mrs. Fields Incorporated, sebuah perusahaan penjualan kue, yaitu:

1. Dorongan Positif (Positive Reinforcement)

Dorongan positif melibatkan penggunaan penghargaan positif untuk meningkatkan terjadinya kinerja yang diinginkan. Dorongan ini didasarkan pada dua prinsip fundamental: (1) orang berkinerja sesuai dengan cara yang mereka pandang paling menguntungkan bagi mereka, dan (2) dengan memberikan penghargaan yang semestinya, orang dimungkinkan memperbaiki kinerjanya. Sistem dorongan positif dapat dirancang berdasarkan prinsip-prinsip teori dorongan:

a. Lakukan audit kinerja

Audit kinerja mengkaji seberapa baik pekerjaan dilaksanakan. b. Tetapkan standar dan tujuan kinerja

Standar adalah tingkat minimum kinerja yang diterima, tujuan adalah tingkat kinerja yang ditargetkan. Keduanya harus ditetapkan setelah audit kinerja dan


(39)

harus dikaitkan langsung dengan pekerjaan. Tujuan dan standar harus dapat diukur dan dapat dicapai.

c. Berikan umpan balik kepada karyawan mengenai kinerjanya

Standar kinerja tidak efektif tanpa ukuran dan umpan balik terus menerus. Umpan balik harus netral dan bahan evaluatif bersifat menilai dan bila mungkin harus disampaikan secara langsung kepada karyawan, bukan kepada penyelia. Umpan balik langsung yang tepat memberi pengetahuan yang dibutuhkan pekerja untuk dipelajari. Umpan balik memungkinkan pekerja mengetahui apakah kinerja mereka meningkat, tetap sama atau bertambah buruk.

d. Beri karyawan pujian atau imbalan lain yang berkaitan langsung dengan kinerja

Jika penghargaan berupa pujian, maka harus dinyatakan dalam bentuk kuantitatif dan spesifik. Salah satu penghargaan yang umum adalah uang. Meskipun uang sangat efektif sebagai motivator, banyak organisasi sering tidak mampu menggunakannya. Walaupun begitu, penghargaan lainnya sama efektifnya. Mereka memasukkan pujian dan pengakuan berkaitan dengan perilaku pekerjaan spesifik, peluang untuk memilih kegiatan, peluang untuk mengukur perbaikan kerja secara pribadi dan peluang untuk mempengaruhi mitra kerja dan manajemen. Penghargaan untuk kinerja tertentu harus diberikan sesegera mungkin setelah perilaku itu berlangsung.


(40)

2. Program Disiplin Positif

Program ini memberi tanggung jawab perilaku karyawan di tangan karyawan sendiri. Bagaimanapun, program ini memberitahu karyawan bahwa perusahaan peduli dan akan tetap mempekerjakan karyawan selama ia berkomitmen untuk bekerja dengan baik. Jika karyawan membuat komitmen tersebut, perusahaan mempunyai karyawan yang baik. Jika karyawan memutuskan untuk keluar, ia tidak punya alasan riil untuk menyalahkan perusahaan.

3. Program Bantuan Karyawan

Program bantuan karyawan menolong karyawan mengatasi masalah-masalah kronis pribadi yang menghambat kinerja dan kehadiran mereka di tempat kerja. 4. Manajemen Pribadi

Manajemen pribadi (self management) adalah suatu pendekatan yang relatif baru untuk mengatasi ketidaksesuaian kinerja. Manajemen pribadi mengajari orang mengamati perilaku sendiri, membandingkan outputnya dengan tujuannya, dan memberikan dorongan untuk menopang komitmen pada tujuan dan kinerja.

2.4. Karakteristik Individu dan Psikologis 2.4.1. Karakteristik Individu

1. Umur

Tingkat perkembangan manusia ditentukan berdasarkan umur. Pengkategorian umur tersebut adalah sebagai berikut (Suryabrata, 1998):


(41)

2 s/d 5 tahun : balita

6 s/d 12 tahun : kanak-kanak akhir 13 s/d 17 tahun : remaja awal 17 s/d 18 tahun : remaja akhir 18 s/d 40 tahun : dewasa awal 40 s/d 60 thun : dewasa madya > 60 tahun : usia lanjut

Menurut Gibson, dkk (1997), karyawan yang lebih tua mungkin dianggap lebih cakap dan diberi status atau posisi oleh suatu kelompok kerja.

2. Jenis Kelamin

Sejak awal 1970-an, semakin banyak kaum wanita yang bergerak memasuki karier organisasi. Sebagai hasil dari perkembangan ini, timbul pertanyaan berikut: adakah perbedaan agresivitas, kecenderungan menempuh resiko, keikatan, dan etika kerja antara pria dan wanita. Yang diperlukan adalah pengkajian ilmiah tentang pria, wanita dan lain-lain yang melakukan pekerjaan manajerial dan bukan manajerial dalam organisasi, untuk itu dibutuhkan data untuk mengkaji dan mengetahui perbedaan gaya dan karakteristik apabila perbedaan itu memang ada (Gibson, dkk, 1997).

3. Lama Kerja

Menurut Gibson, dkk (1997), masa kerja seseorang akan menentukan prestasi individu yang merupakan dasar prestasi dan kinerja organisasi. Semakin lama seseorang bekerja di suatu organisasi, maka tingkat prestasi individu akan semakin


(42)

meningkat yang dibuktikan dengan tingginya tingkat penjualan dan akan berdampak kepada kinerja dan keuntungan organisasi yang menjadi lebih baik, sehingga memungkinkan untuk mendapatkan promosi atau kenaikan jabatan.

2.4.2. Karakteristik Psikologis

1. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2003).

Menurut Winkel (1996), pengetahuan mencakup akan hal-hal yang pernah dipelajari dan disimpan dalam ingatan. Hal-hal itu dapat meliputi fakta, kaidah dan prinsip, serta metode yang diketahui. Pengetahuan yang disimpan dalam ingatan, digali pada saat dibutuhkan melalui bentuk ingatan mengingat (recall) atau mengenal kembali (recognition).

Pengetahuan mempunyai enam tingkatan, yakni:

1. Tahu (know), diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya (recall) dan merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. 2. Memahami (comprehension), diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secata benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.


(43)

3. Aplikasi (aplication), diartikan sebagai kemampuan unutk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).

4. Analisis (analysis), adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5. Sintesis (synthesis), menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

6. Evaluasi (evaluation), berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek atau materi (Notoadmodjo, 2003).

2. Sikap

Secara umum, sikap dapat dirumuskan sebagai kecenderungan untuk berespons (secara positif atau negatif) terhadap orang, objek atau situasi tertentu. Sikap mengandung penilaian emosional atau afektif (senang, benci, sedih dan sebagainya), di samping komponen kognitif (pengetahuan tentang objek tersebut) serta aspek konotif (kecenderungan bertindak) (Notoadmodjo, 2003). Sikap seseorang dapat berubah dengan diperolehnya tambahan informasi tentang objek tersebut, melalui persuasi serta tekanan dari kelompok sosialnya (Sarwono, 1997).


(44)

Berbagai tingkatan dalam sikap menurut Notoadmodjo (2003): 1. Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan objek.

2. Merespons (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.

3. Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi dari sikap tingkat tiga.

4. Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.

3. Motivasi

Menurut kamus Bahasa Indonesia Modern, karangan Muhammad Ali, motif diartikan sebagai sebab-sebab yang menjadi dorongan tindakan seseorang; dasar pikiran dan pendapat; sesuatu yang menjadi pokok. Dari pengertian motif tersebut dapat diturunkan pengertian motivasi sebagai sesuatu yang pokok, yang menjadi dorongan bagi seseorang untuk bekerja (Arep dkk, 2003).

Secara singkat, manfaat motivasi yang utama adalah menciptakan gairah kerja, sehingga produktivitas kerja meningkat. Sementara itu, manfaat yang diperoleh karena bekerja dengan orang-orang yang termotivasi adalah pekerjaan dapat


(45)

diselesaikan dengan tepat. Artinya, pekerjaan diselesaikan sesuai standar yang benar dan dalam skala waktu yang sudah ditentukan, serta orang akan senang melakukan pekerjaannya (Arep dkk, 2003).

Sesuatu yang dikerjakan karena ada motivasi yang mendorongnya akan membuat orang senang melakukannya. Orangpun akan merasa dihargai/diakui. Hal ini terjadi karena pekerjaannya itu betul-betul berharga bagi orang yang termotivasi, orang akan bekerja keras. Hal ini dimaklumi karena dorongan yang begitu tinggi untuk menghasilkan sesuai target yang mereka tetapkan. Kinerjanya akan dipantau oleh individu yang bersangkutan dan tidak akan membutuhkan terlalu banyak pengawasan, semangat juangnya akan tinggi. Hal ini akan memberikan suasana bekerja yang bagus di semua bagian (Arep dkk, 2003).

2.5. Landasan Teori

Rekam medis adalah rekaman catatan yang dibuat untuk setiap pasien pada saat kunjungan pengobatan di suatu pelayanan kesehatan yang berisikan riwayat penyakit, tindakan dan pengobatannya. Rekam medis harus diisi segera dan secara langsung pada saat dilakukan tindakan dan pada pemberian instruksi oleh dokter, atau oleh perawat pada saat dilakukan observasi telah timbul suatu gejala atau suatu perubahan, dan sewaktu melakukan tindakan (Guwandi, 2005).

Kelengkapan dari rekam medis sangat tergantung kepada kinerja orang-orang yang bertanggung jawab dalam pengisian rekam medis, salah satu diantaranya adalah perawat. Kinerja adalah suatu hasil yang dicapai dari proses bekerja seseorang yang


(46)

dapat dinilai atau diukur sesuai dengan standar atau tata cara penilaian kinerja. Praktik keperawatan pada dasarnya adalah memberikan asuhan keperawatan yang dimulai dari pengkajian keperawatan, merumuskan diagnosis keperawatan, menyusun perencanaan tindakan keperawatan, melaksanakan tindakan keperawatan sampai evaluasi terhadap tindakan dan akhirnya mendokumentasikan hasil keperawatan pada lembaran rekam medis pasien. Ketidaklengkapan pengisian berkas rekam medis dapat diakibatkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah karakteristik perawat (meliputi: umur, jenis kelamin, lama kerja) dan karakteristik psikologis (meliputi: pengetahuan, sikap dan motivasi).

Menurut Gibson, dkk (1997), terdapat 3 (tiga) kelompok variabel yang mempengaruhi kinerja dan perilaku seseorang, yaitu variabel individu (meliputi: kemampuan dan keterampilan, latar belakang individu: tingkat sosial, pengalaman, umur, etnis, jenis kelamin), variabel organisasi (meliputi: sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur, desain pekerjaan) dan variabel psikologis (meliputi: persepsi, sikap, belajar, kepribadian, motivasi), seperti terlihat pada Gambar 2.1.


(47)

Sumber: Gibson, dkk, 1997

Gambar 2.1. Variabel yang Mempengaruhi Perilaku dan Kinerja

2.6. Kerangka Konsep Penelitian

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 2.2. Kerangka Konsep Penelitian

Karakteristik Individu: - Umur

- Jenis kelamin - Lama kerja

Kinerja Perawat dalam kelengkapan

rekam medis Karakteristik Psikologis:

- Pengetahuan - Sikap - Motivasi Variabel Individu: - Kemampuan dan

keterampilan - Latar belakang

Individu: ▪ Tingkat sosial ▪ Pengalaman - Demografi:

▪ Umur ▪ Etnis

▪ Jenis Kelamin

Perilaku Individu (Apa yang dikerjakan)

Kinerja (Hasil yang dicapai)

Variabel Psikologis: - Persepsi - Sikap

- Keperibadian - Belajar

Variabel Organisasi: - Sumber daya - Kepemimpinan - Imbalan

- Struktur


(48)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian adalah survei dengan tipe Explanatory Research, yaitu penelitian yang bertujuan menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis (Singarimbun, dkk, 1995).

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di RSU Dr. Pirngadi Medan, yang merupakan Rumah Sakit Umum milik Pemerintah Kota Medan, dengan alasan RSU Dr. Pirngadi merupakan pusat pelayanan tingkat lanjutan (pusat rujukan) di Kota Medan khususnya, dan bahkan dari kabupaten kota dan provinsi dekat lainnya serta berupaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan, salah satunya melalui peningkatan mutu rekam medis.

3.2.2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dimulai dari bulan April 2008 sampai Januari 2009, dengan perincian survei pendahuluan dilakukan pada bulan April 2008 dan pengumpulan data dilakukan pada bulan Desember 2008 s/d Januari 2009.


(49)

3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi

Populasi adalah semua perawat pelaksana yang tercatat sebagai Pegawai Negeri Sipil dan bertugas di ruang rawat inap RSU Dr. Pirngadi yang berjumlah 500 orang per Desember 2007.

3.3.2. Sampel

Menurut Arikunto (2002), apabila jumlah populasi kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya, jika jumlah populasi besar (lebih dari 100), dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih, tergantung setidak-tidaknya kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu, tenaga dan dana, sempit luasnya wilayah pengamatan serta besar kecilnya resiko yang ditanggung peneliti. Berdasarkan pendapat Arikunto tersebut, penulis mengambil sampel penelitian sebesar 15% dari jumlah populasi, yaitu 15% x 500= 75 orang.

Pengambilan sampel dilakukan secara acak dengan metode Simple Random

Sampling, yaitu mengambil sampel menggunakan metode acak dengan cara undian

sampai memenuhi jumlah sampel yang diinginkan.

3.4. Metode Pengumpulan Data

a. Data Primer

Untuk variabel independen, data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan responden menggunakan kuesioner yang telah dipersiapkan,


(50)

sedangkan untuk variabel dependen diperoleh melalui observasi dengan menggunakan daftar isian (check list).

b. Data Sekunder

Data sekunder diambil dari bidang atau unit yang ada hubungannya dengan objek penelitian di RSU Dr. Pirngadi Medan, yaitu Bidang Rekam Medis berupa data persentase kelengkapan isi rekam medis dan Bidang Keperawatan berupa data jumlah perawat.

3.4.1. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar (konstruk) pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel. Validitas suatu pertanyaan dapat dilihat pada hasil output SPSS pada tabel dengan judul Item-Total Statistik. Menilai dari nilai Corrected Item-Total Correlation masing-masing butir pertanyaan. Suatu butir pertanyaan dinyatakan valid jika nilai r hitung > r tabel. Nilai r tabel = 0,423.

Reliabilitas (keandalan) merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk-konstruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan dibentuk kuesioner. Reliabilitas suatu konstruk variabel dikatakan baik jika memiliki nilai Alpha > dari 0,60.

Uji validitas dan reliabilitas pada kuesioner menggunakan responden sebanyak 30 orang perawat yang bekerja di ruang rawat inap RSU Dr. Pirngadi. Hasil analisis menunjukkan semua butir pertanyaan dapat digunakan karena r-hitung lebih besar dari r-tabel sehingga dapat dikatakan memenuhi syarat validitas dan nilai Alpha


(51)

lebih besar dari 0,60 memenuhi syarat reliabilitas (Hasil output dapat dilihat pada lampiran).

3.5. Variabel dan Definisi Operasional

1. Umur adalah usia responden pada saat penelitian ini dilaksanakan dan diukur dalam satuan tahun.

2. Jenis Kelamin adalah jenis kelamin responden yang membedakan antara laki-laki dan perempuan yang dilihat secara fisik.

3. Lama Kerja adalah masa kerja responden yang dimulai sejak pengangkatan menjadi PNS sampai dengan dilakukan penelitian ini.

4. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh perawat dalam rekam medis meliputi: pengertian, tujuan, kegunaan, petugas yang berhak mengisi rekam medis, isi dan manfaat rekam medis serta waktu pengembalian rekam medis. 5. Sikap adalah reaksi atau respons perawat berupa tanggapan dalam rekam medis,

meliputi: pengisian pengkajian awal keperawatan, diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan, implementasi keperawatan, evaluasi keperawatan dan pengembalian rekam medis pada bidang rekam medis.

6. Motivasi adalah dorongan atau semangat untuk bekerja dengan sebaik-baiknya dalam melaksanakan tugas melakukan pengisian rekam medis.

7. Kinerja Perawat dalam kelengkapan rekam medis adalah tindakan atau tingkat pencapaian perawat dalam pelaksanaan rekam medis, meliputi: pengisian pengkajian awal keperawatan, diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan,


(52)

implementasi keperawatan, evaluasi keperawatan dan pengembalian rekam medis pada bidang rekam medis.

3.6. Metode Pengukuran

1. Variabel umur dan lama kerja menggunakan skala ordinal. 2. Variabel jenis kelamin menggunakan skala nominal.

3. Variabel pengetahuan terdiri dari 14 pertanyaan, menggunakan skala ordinal. 4. Variabel sikap terdiri dari 10 pertanyaan, menggunakan skala ordinal.

5. Variabel motivasi terdiri dari 6 pertanyaan, menggunakan skala ordinal. 6. Variabel kinerja perawat dalam kelengkapan rekam medis terdiri dari 10

pertanyaan, menggunakan skala ordinal.

Pengukuran variabel independen dan varibel dependen untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Aspek Pengukuran Variabel Independen dan Variabel Dependen

Variabel Kategori

Jawaban Nilai Interval Kategori Variabel Skala Ukur Variabel Independen

Umur (X1) 1. < Mean

2. ≥ Mean

Ordinal

Jenis Kelamin (X2) 1. Laki-Laki

2. Perempuan

Nominal

Lama Kerja (X3) 1. < Mean

2. ≥ Mean

Ordinal Pengetahuan (X4) 1. Salah

2. Benar 14-18 19-23 24-28 1. Kurang 2. Sedang 3. Baik Ordinal


(53)

Lanjutan Tabel 3.1.

Sikap (X5) 1. Tidak Setuju 2. Setuju 10-13 14-17 18-20 1. Kurang 2. Sedang 3. Baik Ordinal

Motivasi (X6) 1. Tidak 2. Ya 6-7 8-10 11-12 1. Kurang 2. Sedang 3. Baik Ordinal Variabel Dependen Kinerja Perawat dalam Kelengkapan

Rekam Medis (Y)

1. Tidak 2. Ya

10-15 16-20

1. Kurang Baik 2. Baik

Ordinal

3.7. Metode Analisis Data

Metode analisa data dalam penelitian ini menggunakan uji regresi linier berganda dengan pertimbangan teknik analisa ini dapat memberikan jawaban mengenai besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen pada taraf kepercayaan 95%.

Model regresi linier berganda: Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6 X6

Keterangan:

Y = kinerja perawat b1 = koefisien regresi umur

a = konstanta b2 = koefisien regresi jenis kelamin

X1 = umur b3 = koefisien regresi lama kerja

X2 = jenis kelamin b4 = koefisien regresi pengetahuan

X3 = lama kerja b5 = koefisien regresi sikap

X4 = pengetahuan b6 = koefisien regresi motivasi

X5 = sikap

X6 = motivasi

Sebelum dilakukan pengujian terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik sebagai syarat untuk uji regresi linier, yaitu:


(54)

1. Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak digunakan dalam penelitian adalah data yang memiliki distribusi normal. Uji yang digunakan adalah uji Kolmogorov Smirnov. Nilai Kolmogorov Smirnov = 3,567 dengan probabilitas = 0,000 (Asymp.Sig.(2-tailed)). Persyaratan data disebut normal jika probabilitas atau p > 0,05 pada uji Kolmogorov Smirnov. Oleh karena nilai p = 3,567 atau p > 0,05, maka diketahui bahwa data variabel normal.

2. Heterokedastisitas dapat diartikan sebagai ketidaksamaan variasi variabel pada pengamatan, dan kesalahan yang terjadi memperlihatkan hubungan ynag sistematis sesuai dengan besarnya satu atau lebih variabel bebas sehingga kesalahan tersebut tidak random (acak). Interpretasi: suatu regresi dikatakan terdeteksi heterokedastisitasnya apabila diagram pancar residual membentuk pola tertentu. Tampak pada lampiran diagram pancar residual tidak membentuk satu pola tertentu. Kesimpulannya, regresi linier pada penelitian ini bebas dari kasus heterokedastisitas dan memenuhi persyaratan asumsi klasik tentang heterokedastisitasnya.

3. Uji multikolinieritas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya variabel independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independen lain dalam satu model. Interpretasi: hasil uji melalui variance inflation factor (VIF) pada masing-masing variabel independen memiliki VIF tidak lebih dari 5 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1 maka dapat dinyatakan model regresi linier dalam penelitian ini terbebas dari asumsi klasik statistik dan dapat digunakan dalam penelitian.


(55)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Badan Pelayanan Kesehatan RSU Dr. Pirngadi Kota Medan didirikan pada tanggal 11 Agustus 1928 beralamat di jalan Prof. H. M. Yamin, SH No. 47 Medan yang merupakan Rumah Sakit milik Pemerintah Kota Medan sejak 27 Desember 2001 dengan kualifikasi Kelas B Pendidikan dan kemudian berubah status menjadi Rumah Sakit Swadana pada 11 Februari 1998.

Beberapa Indikator Pelayanan atau performance pada Badan Pelayanan Kesehatan RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007 dapat dilihat pada Tabel 4.1:

Tabel 4.1 Performance Rumah Sakit Tahun 2007

No Keterangan Jumlah Angka Ideal/Thn

1 Jumlah Tempat Tidur 677

2 Rata-Rata Pasien Masuk/Hari 87 3 Rata-Rata Pasien Dirawat/Hari 522

4 BOR 78,69 60-85%

5 BTO 46,61 40-50x/thn

6 TOI 1,67 1-3 hari

7 Av LOS 6,16 3-9 hari

8 GDR 81,48 45 0/00

9 NDR 54,77 25 0/00

10 Rata-Rata Kunjungan Instalasi/Hari 1324 11 Rata-Rata Kunjungan Poliklinik/Hari 976 12 Rata-Rata Kunjungan/Hari 1324

Sumber: Profil Badan Pelayanan Kesehatan RSU Dr. Pirngadi Kota Medan, 2007

Susunan Kepegawaian di Badan Pelayanan Kesehatan RSU Dr. Pirngadi Kota Medan dikategorikan berdasarkan Fungsional, Tingkat Pendidikan dan Golongan.


(56)

Jenis ketenagaan berdasarkan fungsional yang terbesar di Badan Pelayanan Kesehatan RSU Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2007 adalah paramedis keperawatan sebanyak 582 orang atau 34,24% (Tabel 4.2).

Tabel 4.2. Distribusi Pegawai Berdasarkan Fungsional di Badan Pelayanan Kesehatan RSU Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2007

No Jenis Fungsional Jumlah Persentase

1 2 3 4 5 Medis Paramedis Keperawatan Paramedis non Keperawatan Administrasi Honor 194 582 164 301 459 11,41 34,24 9,64 17,71 27,00

Total 1700 100

Sumber: Profil Badan Pelayanan Kesehatan RSU Dr. Pirngadi Kota Medan, 2007

Jenis ketenagaan berdasarkan pendidikan yang terbesar di Badan Pelayanan Kesehatan RSU Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2007 adalah SLTA ke bawah sebanyak 643 orang atau 51,81% (Tabel 4.3).

Tabel 4.3. Distribusi Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Badan Pelayanan Kesehatan RSU Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2007

No Jenis Pendidikan Jumlah Persentase

1 2 3 4 5

SLTA ke bawah D3 S1 S2 S3 643 349 140 109 - 51,81 28,13 11,28 8,78 -

Total 1241 100

Sumber: Profil Badan Pelayanan Kesehatan RSU Dr. Pirngadi Kota Medan, 2007

Jenis ketenagaan berdasarkan golongan yang terbesar di Badan Pelayanan Kesehatan RSU Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2007 adalah golongan III sebanyak 764 orang atau 61,56% (Tabel 4.4).


(57)

Tabel 4.4. Distribusi Pegawai Berdasarkan Golongan di Badan Pelayanan Kesehatan RSU Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2007

No Jenis Golongan Jumlah Persentase

1 2 3 4

IV III II

I

136 764 337 4

10,96 61,56 27,16 0,32

Total 1241 100

Sumber: Profil Badan Pelayanan Kesehatan RSU Dr. Pirngadi Kota Medan, 2007

4.5. Deskripsi Variabel Penelitian

Berdasarkan tujuan dan kerangka konsep penelitian, variabel independen dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu: (1) Karakteristik Individu yang meliputi umur, jenis kelamin, lama kerja dan (2) Karakteristik Psikologis yaitu pengetahuan, sikap dan motivasi. Sedangkan variabel dependen yaitu kinerja perawat dalam kelengkapan rekam medis.

4.5.1. Karakteristik Individu

Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan kelompok umur terdapat 56% responden berusia ≥ 39 tahun dan 44% usia < 39 tahun, 80% responden dengan jenis kelamin perempuan dan 20% berjenis kelamin laki-laki, dengan lama kerja 52% responden ≥ 13 tahun dan 48% responden < 13 tahun, seperti pada Tabel 4.5:


(58)

Tabel 4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Individu (Umur, Jenis Kelamin, Lama Kerja) di Badan Pelayanan Kesehatan RSU Dr. Pirngadi Kota Medan

No Karakteristik Individu Frekuensi %

A. Umur (Tahun)

1. < 39 2. ≥ 39

33 42

44 56

Total 75 100

B. Jenis Kelamin

1. Laki-laki 2. Perempuan 15 60 20 80

Total 75 100 C. Lama Kerja

1. < 13 tahun 2. ≥ 13 tahun

36 39

48 52

Total 75 100

4.5.2. Karakteristik Psikologis A. Pengetahuan Responden

Berdasarkan indikator pengetahuan, 98,7% menyatakan rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain (yang diberikan) kepada pasien pada suatu sarana pelayanan kesehatan, 50,7% menyatakan tujuan rekam medis untuk menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan.

Sebanyak 70,7% menyatakan kegunaan rekam medis dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu administrasi, medis, hukum, keuangan, penelitian, pendidikan, dokumentasi, 78,7% menyatakan kegunaan rekam medis dari aspek administrasi adalah sebagai berkas yang menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan


(59)

tanggung jawab sebagai tenaga medis dan paramedis dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan.

Sebanyak 73,3% menyatakan kegunaan rekam medis dari aspek medis adalah sebagai berkas yang dipergunakan sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan/ perawatan yang harus diberikan kepada seorang pasien, 81,3% menyatakan kegunaan rekam medis dari aspek hukum yaitu sebagai berkas yang menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan, dalam rangka usaha menegakkan hukum serta penyediaan bahan bukti untuk menegakkan keadilan.

Sebanyak 81,3% menyatakan kegunaan rekam medis dari aspek keuangan adalah sebagai berkas yang isinya mengandung data/informasi yang dipergunakan sebagai aspek keuangan, 78,7% menyatakan kegunaan rekam medis dari aspek pendidikan adalah sebagai berkas yang isinya menyangkut data/informasi tentang perkembangan kronologis dan kegiatan pelayanan medis yang diberikan kepada pasien.

Sebanyak 76,0% menyatakan kegunaan rekam medis dari aspek penelitian adalah sebagai berkas yang isinya menyangkut data/informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan, 85,3% menyatakan kegunaan rekam medis dari aspek dokumentasi adalah sebagai berkas yang isinya menyangkut sumber ingatan yang harus didokumentasikan dan dipakai sebagai bahan pertanggungjawaban dan laporan rumah sakit.


(60)

Sebanyak 54,7% menyatakan dokter umum, dokter spesialis, dokter gigi dan dokter gigi spesialis, dokter tamu yang merawat pasien di rumah sakit, residens yang sedang melaksanakan praktek, tenaga paramedis perawatan dan paramedis non perawatan adalah tenaga-tenaga yang berhak membuat rekam medis, 89,3% menyatakan rekam medis asuhan keperawatan berisikan catatan semua diagnosa keperawatan yang dijumpai selama pasien dirawat di rumah sakit yang dilaksanakan oleh perawat dalam menangani pasien secara langsung.

Sebanyak 76% menyatakan manfaat dari pelaksanaan rekam medis asuhan keperawatan untuk mengetahui gambaran pelayanan asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien dalam rangka peningkatan pelayanan keperawatan, 54,7% menyatakan standar waktu pengembalian berkas rekam medis pada bidang rekam medis kurang dari 2 x 24 jam setelah selesai perawatan pasien (menurut standar Depkes). Secara terperinci dapat dilihat pada Tabel 4.6:

Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden tentang Kinerja Perawat dalam Kelengkapan Rekam Medis di RSU Dr. Pirngadi Kota Medan

Benar Salah

No Indikator Pengetahuan

n % n %

1 Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain (yang diberikan) kepada pasien pada suatu sarana pelayanan kesehatan.

74 98,7 1 1,3

2 Tujuan rekam medis untuk menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan.


(61)

Lanjutan Tabel 4.6

3 Kegunaan rekam medis dapat dilihat dari beberapa aspek (administrasi, medis, hukum, keuangan, penelitian, pendidikan, dokumentasi).

53 70,7 22 29,3

4 Kegunaan rekam medis dari aspek administrasi adalah sebagai berkas yang menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung jawab sebagai tenaga medis dan paramedis dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan.

59 78,7 16 21,3

5 Kegunaan rekam medis dari aspek medis adalah sebagai berkas yang dipergunakan sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan/perawatan yang harus diberikan kepada seorang pasien.

55 73,3 20 26,7

6 Kegunaan rekam medis dari aspek hukum yaitu sebagai berkas yang menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan, dalam rangka usaha menegakkan hukum serta penyediaan bahan bukti untuk menegakkan keadilan.

61 81,3 14 18,7

7 Kegunaan rekam medis dari aspek keuangan adalah sebagai berkas yang isinya mengandung data/informasi yang dipergunakan sebagai aspek keuangan.

61 81,3 14 18,7

8 Kegunaan rekam medis dari aspek pendidikan adalah sebagai berkas yang isinya menyangkut data/informasi tentang perkembangan kronologis dan kegiatan pelayanan medis yang diberikan kepada pasien.

59 78,7 16 21,3

9 Kegunaan rekam medis dari aspek penelitian adalah sebagai berkas yang isinya menyangkut data/informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan.

57 76,0 18 24,0

10 Kegunaan rekam medis dari aspek dokumentasi adalah sebagai berkas yang isinya menyangkut sumber ingatan yang harus didokumentasikan dan dipakai sebagai bahan pertanggungjawaban dan laporan rumah sakit.

64 85,3 11 14,7

11 Dokter umum, dokter spesialis, dokter gigi dan dokter

gigi spesialis, dokter tamu yang merawat pasien di rumah sakit, residens yang sedang melaksanakan

praktek, tenaga paramedis perawatan dan paramedis non perawatan adalah tenaga-tenaga yang berhak membuat rekam medis.


(1)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat dikemukakan kesimpulan mengenai pengaruh karakteristik individu dan psikologis terhadap kinerja perawat dalam kelengkapan rekam medis di RSU Dr. Pirngadi Kota Medan, sebagai berikut:

1. Kinerja perawat dalam kelengkapan rekam medis di RSU Dr. Pirngadi Medan adalah kurang baik dengan persentase 64%.

2. Hasil tabulasi silang menunjukkan kinerja perawat baik dalam kelengkapan rekam medis berdasarkan kelompok umur pada responden yang berusia ≥ 39 tahun 45,2%, jenis kelamin perempuan 38,3%, lama kerja ≥ 13 tahun 46,2%, pengetahuan baik 46,8%, sikap baik 40%, dan motivasi baik 54,5%.

3. Hasil uji regresi linier berganda pada taraf nyata 95%, menunjukkan bahwa variabel pengetahuan (p=0,042) dan variabel motivasi (p=0,049) berpengaruh signifikan terhadap kinerja perawat dalam kelengkapan rekam medis di RSU Dr. Pirngadi Medan, sedangkan variabel umur (p=0,794), jenis kelamin (p=0,298), lama kerja (p=0,588) dan sikap (p=0,389) tidak berpengaruh.


(2)

6.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disarankan:

1. Pihak manajemen beserta bidang rekam medis perlu memberikan dukungan khususnya kepada perawat agar melaksanakan rekaman asuhan keperawatan sepenuhnya yang dapat dilakukan dengan mengadakan pertemuan rutin minimal seminggu sekali untuk sosialisasi isi rekam medis disertai dengan pelatihan sehingga mereka memiliki pengetahuan yang lebih baik dalam pengisian rekam medis.

2. Kepada perawat pengelola diharapkan rutin melakukan pemeriksaan dan pengawasan kepada perawat pelaksana dalam hal pengisian rekam medis yang tepat dan benar serta mengontrol pengembalian rekam medis agar tepat waktu. 3. Bagi peneliti lain yang ingin melanjutkan penelitian ini sebaiknya juga meneliti variabel lain yang diasumsikan berpengaruh terhadap kinerja perawat dalam kelengkapan rekam medis atau meneliti kinerja tenaga kesehatan lainnya yang diasumsikan berpengaruh terhadap kelengkapan rekam medis.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Arep, Ishak, dan Tanjung, Masri, 2003. Manajemen Motivasi, PT Grasindo, Jakarta. Arikunto, S, 2002. Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta.

Aditama, T, Y, 2003. Manajemen Administrasi Rumah Sakit, UI Press, Jakarta. As’ad, M, 1995. Psikologi Industri. Edisi keempat, Liberty Yogyakarta, Yogyakarta. Azwar, Azrul, 2003. Analisis Kuantitatif dan Kualitatif Rekam Medis dalam

Upaya Meningkatkan Mutu Pelayanan Kesehatan, Kumpulan Makalah

Seminar Nasional dalam Kongres dan Rakernas I-III PORMIKI, Jakarta. Badan Pelayanan Kesehatan RSU Dr. Pirngadi Kota Medan, 2008. Profil Badan

Pelayanan Kesehatan RSU Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2007,

Medan.

Brotowasisto, 2003. Peranan Rekam Medis dalam Mendukung Kebijaksanaan

Pemerintah dalam Kaitan Rumah Sakit Sebagai Unit Swadana,

Kumpulan Makalah Seminar Nasional dalam Kongres dan Rakernas I-III PORMIKI, Jakarta.

Darma, Surya, 2005. Manajemen Kinerja: Falsafah, Teori dan Penerapannya, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Depkes RI, 2005. Indikator Kinerja Rumah Sakit, Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI, Jakarta.

---, 1997. Pedoman Pengelolaan Rekam Medis Rumah Sakit Indonesia, Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI, Jakarta. ---, 1994. Pedoman Uraian Tugas tenaga Perawatan di Rumah Sakit,

Direktorat Rumah Sakit Umum dan Pendidikan Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI, Jakarta.

Foster, Bill dan Seeker, Karen. R, 2001. Pembinaan untuk Meningkatkan Kinerja

Karyawan, PPM, Jakarta.


(4)

Makalah Seminar Nasional dalam Kongres dan Rakernas I-III PORMIKI, Jakarta.

Gibson, Ivancevich dan Donnelly, 1997. Organisasi: Perilaku, Struktur, Proses

Jilid 1, Erlangga, Jakarta.

---, 1997. Organisasi: Perilaku, Struktur, Proses Jilid 2, Erlangga, Jakarta. Guwandi, J., 2005. Rahasia Medis, Balai Penerbit FKUI, Jakarta.

Hasibuan, Ahmad, Daud, 2007. Pengaruh Pengetahuan dan Sikap terhadap

Kinerja Perawat dalam Rekam Medis di Ruang Rawat Inap RSUD Kota Sidempuan Tahun 2007, Skripsi, FKM USU, Medan.

Hutagalung, Hawanuddin, 2005. Kajian Pemanfaatan Rekam Medis Sebagai

Bahan Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kedokteran serta Perencanaan di Rumah Sakit Santa Elizabeth Medan Tahun 2005,

Tesis, Program Studi AKK USU, Medan.

Ilyas, Y, 2001. Kinerja: Teori, Penilaian dan Penelitian, Fakultas Kesehatan Masyarakat UI, Jakarta.

Lumbantobing, Masrita. T, A, 2004. Analisis Pengaruh Karakteristik Individu,

Organisasi dan Psikologis Terhadap Kinerja Bidan di Desa dalam Pencatatan Pelaporan Program KIA di Kabupaten Aceh Timur Tahun 2004, Tesis, Program Studi AKK USU, Medan.

Mangatua, Frans, W, 2007. Analisa Produktivitas Kerja dan Motivasi Pekerja

Akibat Aktifitas Pemberdayaan Karyawan, Derema Jurnal Manajemen,

Vol.2 No.2.

Megawati, 2005. Analisa Pengaruh Karakteristik Individu terhadap Kinerja

Perawat DI RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2004, Tesis, Program Studi

IKM AKK USU, Medan.

Muchlas, 1998. Perilaku Organisasi Jilid 2 Edisi 1, Magister Manajemen Rumah Sakit UGM, Yogyakarta.

Muhammad, 2003. Analisis Motivasi Kerja dan Hubungannya dengan Kinerja

Perawat di RSU Dr. Zainal Abidin Banda Aceh, Tesis, Program Studi IKM


(5)

Notoadmodjo, Soekidjo, 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta.

Nugroho, 1994. Teknologi Manajemen Berkas Microfische dan Pencitraan

Komputer, Makalah Seminar Sehari Menuju Komputerisasi Rekam Medik Rumah Sakit, Program Pendidikan Pascasarjana Gajah Mada,

Program Studi Kesehatan Masyarakat, Yogyakarta.

Notobroto, Hari, B, 2005. Pengaruh Pengetahuan dan Sikap Petugas terhadap

Kualitas Data Kesehatan, Info Kesehatan Masyarakat, Volume IX, Nomor

3.

Nursalam, 2007. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik

Keperawatan Profesional Edisi 2, Salemba Medika, Jakarta.

Pemerintah Kota Medan, 2002. Rencana Strategik Badan Pelayanan Kesehatan

RSU Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2002-2006, Medan.

Prawirosentono, S, 1999. Manajemen Sumber Daya Manusia: Kebijakan Kinerja

Karyawan, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta.

RSU Dr. Pirngadi Kota Medan, 2004. Prosedur Tetap Bidang Perencanaan dan

Rekam Medis, Medan

Sarwono, S., 1997. Sosiologi Kesehatan (Beberapa Konsep Beserta Aplikasinya), Cetakan Kedua, UGM Press, Yogyakarta.

Schuler, R, S dan Jackson, S, E, 1999. Manajemen Sumber Daya Manusia:

Menghadapi Abad Ke 21, Edisi Keenam, Jilid 2, Erlangga, Jakarta.

Singarimbun, M, Effendi, S, 1995. Metode Penelitian Survei, Edisi Revisi, Puataka LP3ES, Jakarta.

Subanegara, Hanna, P, 2005. Diamond Head Drill dan Kepemimpinan dalam

Manajemen Rumah Sakit, Andi Offset, Yogyakarta.

Suryabrata, S., 1998. Psikologi Pendidikan, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Sutrianingsih, Efin, 2009. Hubungan Tingkat Pengetahuan Perawat tentang

Asuhan Keperawatan dengan Pelaksanaan Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap BPK RSU Kabupaten Magelang.


(6)

Waruna, S. M, 2003. Analisis Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan

Kelengkapan Pencatatan Rekam Medis Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan, Tesis, Program Magister Administrasi Rumah

Sakit USU, Medan.

Wexley, K, N dan Yuki, G, A, 1992. Perilaku Organisasi dan Psikologi Personalia, Terjemahan, Cetakan Kedua, Rineka Cipta, Jakarta.

Wijono, 2000. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan Vol. 2, Airlangga University Press, Jakarta.

Wilujeng, Sofia Lestari, 2008. Pengaruh Motivasi Ekstrinsik dan Motivasi

Intrinsik terhadap Kinerja Perawat (Studi Kasus Pada Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Semen Gresik), http://adln.lib.unair.ac.id. Diakses 07

Mei 2009.