Pengaruh Faktor Individual Dan Organisasional Terhadap Motivasi Perawat Dalam Pengisian Rekam Medis Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Haji Medan

(1)

N.G. Hikmet : Pengaruh Faktor Individual Dan Organisasional Terhadap Motivasi Perawat Dalam Pengisian Rekam Medis Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Haji Medan, 2009

PENGARUH FAKTOR INDIVIDUAL DAN ORGANISASIONAL

TERHADAP MOTIVASI PERAWAT DALAM PENGISIAN

REKAM MEDIS DI RUANG RAWAT INAP

RUMAH SAKIT HAJI MEDAN

T E S I S

Oleh :

N.G.HIKMET

057013017/ IKM

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

PENGARUH FAKTOR INDIVIDUAL DAN ORGANISASIONAL

TERHADAP MOTIVASI PERAWAT DALAM PENGISIAN

REKAM MEDIS DI RUANG RAWAT INAP

RUMAH SAKIT HAJI MEDAN

T E S I S

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes) dalam Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Minat Studi Administrasi Rumah Sakit

pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

Oleh :

N.G.HIKMET

057013017/IKM

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(3)

Judul Tesis : PENGARUH FAKTOR INDIVIDUAL DAN ORGANISASIONAL TERHADAP MOTIVASI PERAWAT DALAM PENGISIAN REKAM MEDIS DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT HAJI MEDAN

Nama Mahasiswa : N.G.Hikmet Nomor Induk Mahasiswa : 057013017

Program Studi : S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi : Administrasi Rumah Sakit

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Prof. dr. Aman Nasution, MPH) (dr. Ria Masniari Lubis, MSi) Ketua Anggota

Ketua Program Studi Dekan

(Dr. Drs. Surya Utama, MS) (dr. Ria Masniari Lubis, MSi)


(4)

Telah diuji

Pada Tanggal : 121Oktober 2009

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. dr. Aman Nasution, MPH Anggota : 1. dr. Ria Masniari Lubis, MSi

2. Prof. dr.Sutomo Kasiman, Sp.PD, Sp.JP 3. dr. Maria Christina Abiwiyanti, MARS


(5)

PERNYATAAN

PENGARUH FAKTOR INDIVIDUAL DAN ORGANISASIONAL

TERHADAP MOTIVASI PERAWAT DALAM PENGISIAN

REKAM MEDIS DI RUANG RAWAT INAP

RUMAH SAKIT HAJI MEDAN

TESIS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, 12 Oktober 2009

N.G.HIKMET 057013017/IKM


(6)

ABSTRAK

Rekam Medis merupakan salah satu bagian dari sistem pelayanan rumah sakit, karena setiap layanan dan tindakan yang diberikan kepada pasien didokumentasikan dalam berkas rekam medis. Berdasarkan survei pendahuluan di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2009 dengan mengambil 100 berkas Rekam Medis dari ruang rawat inap, ditemukan berkas rekam medis yang diisi oleh perawat belum memenuhi kriteria lengkap, di mana persentase kelengkapan sebesar 55%. Rendahnya tindakan perawat dalam pengisian rekam medis terkait dengan faktor individual dan organisasional perawat.

Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh faktor individual dan organisasional terhadap motivasi perawat dalam pengisian rekam medis di Rumah Sakit Haji Medan. Jenis penelitian ini adalah survei explanatory. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Haji Medan sebanyak 149 orang dan seluruhnya dijadikan sampel. Data diperoleh dengan wawancara menggunakan kuesioner, dianalisis dengan regresi logistik berganda

g=0.05.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor individual (kebutuhan, tujuan, dan kemampuan) berpengaruh signifikan terhadap motivasi perawat dalam melengkapi pengisian rekam medis (p<0,05), sedangkan variabel sikap tidak berpengaruh (p>0,05). Faktor organisasional (gaji, keamanan kerja, hubungan pekerja, pengawasan dan penghargaan) berpengaruh signifikan terhadap motivasi perawat dalam melengkapi pengisian rekam medis (p<0,05). Motivasi perawat (50,3%) kategori rendah dalam pengisian rekam medis. Faktor organisasional yaitu variabel gaji memberikan pengaruh yang paling dominan terhadap motivasi perawat dalam melengkapi pengisian rekam medis.

Disarankan kepada manajemen rumah sakit Haji Medan untuk meningkatkan motivasi perawat dalam pengisian rekam medis melalui pengembangan karier, promosi dan pemberian umpan balik dengan memberikan reward dan punishment

serta meningktakan kemampuan melalui pelatihan misalnya dengan metode ceramah, diskusi dan coaching tentang tata cara dan kelengkapan pengisian rekam medis. Perlu ketegasan SOP mengacu pada Permenkes Nomor 269/Menkes/PER/III/2008 tentang rekam medis.


(7)

ABSTRACT

Medical record is a part of hospital service system because every service and treatment given to the patient is documented in the file of medical record. The result of preliminary survey conducted in Haji Hospital Medan in 2009 showed that, of 100 files of medical record, taken from the in ward patient, only 55% of the medical records which were completely filled up by the nurses. This low percentage of filling up the medical record is related to the individual and organizational factors of the nurses.

This research is a survey with explanatorymethod to analyze the influence of the individual and organizational factors on the motivation of nurses in completely filling up the medical record in Haji Hospital Medan. The population of this study 149 nurses and all of them were selected to be samples. The data obtained was analyzed through multiple logistic regression test which g = 0.05.

The result of this study showed that the individual factors (need, purpose, and ability) significantly influence on motivation of the nurses in filling up the medical record (p < 0.05), while the variable attitude is not have any influence (p > 0.05). The organizational factors (salary, work vocational safety, worker’s relationship, control, and reward) had significant influence in filling up the medical record completely (p < 0.05). Motivation of nurses (50.3%) belonged to low category in filling up the medical record. Salary was the most dominant factor that influence on the motivation of nurses in filling up the medical record completely.

The management of Haji Hospital Medan is suggested to improve the motivation of nurses in filling up the medical record through career development, promotion, provision of feedback, reward and punishment, and guidance through training with lecturing, discussion, and coaching methods. The procedure, and the application of evaluating of medical record should be based on the latest regulation of health minister No. 269/Menkes/PER/III/2008 about medical record.


(8)

KATA PENGANTAR

Segala Puji Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan

rahmat serta pertolonganNya yang berlimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan

penelitian dan penyusunan tesis ini dengan judul "Pengaruh Faktor Individual dan Organisasional terhadap Motivasi Perawat dalam Pengisian Rekam Medis di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Haji Medan".

Penulisan tesis ini merupakan salah satu persyaratan akademik untuk

menyelesaikan pendidikan pada Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat

Studi Administrasi Rumah Sakit Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Sumatera Utara.

Dalam menyusun tesis ini, penulis mendapat bantuan, dorongan dan

bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan

terima kasih dan penghargaan kepada Rektor Universitas Sumatera Utara, yaitu

Prof. dr. Chairuddin P. Lubis, DTM&H, Sp. A(K).

Selanjutnya kepada dr. Ria Masniari Lubis, MSi, selaku Dekan Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, Dr. Drs. Surya Utama, MS selaku

Ketua Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara, dan juga kepada Prof. Dr. Ida Yustina, MSi selaku

sekretaris Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan


(9)

Terima kasih penulis ucapkan kepada Prof. dr. Aman Nasution, MPH selaku

ketua komisi pembimbing dan dr. Ria Masniari Lubis, MSi, selaku anggota komisi

pembimbing yang dengan penuh perhatian dan kesabaran membimbing, mengarahkan

dan meluangkan waktu untuk membimbing penulis mulai dari proposal hingga

penulisan tesis selesai.

Terima kasih juga penulis ucapkan kepada Prof.dr. Sutomo Kasiman, Sp.PD,

Sp.JP dan dr. Maria Christina Abiwiyanti, MARS selaku penguji tesis yang dengan

penuh perhatian dan kesabaran membimbing, mengarahkan dan meluangkan waktu

untuk membimbing penulis mulai dari proposal hingga penulisan tesis selesai.

Selanjutnya terima kasih juga kepada dr. MP. Siregar selaku Direktur Rumah

Sakit Haji Medan yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan

penelitian di Rumah Sakit Haji Medan.

Terima kasih kepada Bupati Kabupaten Tapanuli Selatan dan jajarannya yang

telah berkenan memberikan kesempatan kepada penulis untuk melanjutkan

pendidikan dan sekaligus memberikan izin belajar pada Program Studi S2 Ilmu

Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Terima kasih juga kepada para dosen dan staf di lingkungan Program Studi

S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi Administrasi Rumah Sakit Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

Ucapan terima kasih yang tulus dan ikhlas kepada Ayahanda Abdullah

Nasution (Alm) dan Ibunda Chalila Hidayat (Alm) atas segala jasanya sehingga


(10)

Teristimewa buat istri tercinta dr. Syarifah Zakia dan ananda tersayang Abdul

Hakim Nasution yang penuh pengertian, kesabaran, pengorbanan dan do’a serta rasa

cinta yang dalam setia menunggu, memotivasi dan memberikan dukungan moril agar

bisa menyelesaikan pendidikan ini tepat waktu.

Akhirnya penulis menyadari atas segala keterbatasan, untuk itu saran dan

kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan tesis ini dengan

harapan, semoga tesis ini bermanfaat bagi pengambil kebijakan di bidang kesehatan,

dan pengembangan ilmu pengetahuan bagi penelitian selanjutnya.

Medan, Oktober 2009 Penulis


(11)

RIWAYAT HIDUP

N.G.Hikmet lahir pada tanggal 16 Oktober 1963 di Medan, anak ke sembilan dari sembilan bersaudara dari pasangan Ayahanda Alm. Abdullah Nasution dan Ibunda Alm. Chalila Hidayat.

Pendidikan formal penulis, dimulai dari pendidikan sekolah dasar di Sekolah Dasar Negeri No.96 Medan selesai Tahun 1977, Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri I Medan selesai Tahun 1980, Sekolah Menengah Atas Negeri III Medan selesai Tahun 1983, S-1 di Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara Medan selesai tahun 1995.

Mulai bekerja sebagai Dokter Pegawai Tidak Tetap (PTT) pada Puskesmas Lawe Sigala-gala Kabupaten Aceh Tenggara, NAD mulai 01 Januari tahun 1996 sampai 31 Desember 1998. Sebagai Dokter di R.S.U.Harapan Mama Medan sejak 1999 sampai 2001. Sebagai Kepala Puskesmas Latong Kecamatan Lubuk Barumun Kabupaten Tapanuli Selatan dari Oktober 2003 sampai Maret 2005. Kepala Puskesmas Pokenjior Kabupaten Tapanuli Selatan April 2005 sampai Oktober 2006. Sebagai Dokter Fungsional di RSU Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan dari November 2006 sampai sekarang.

Pada tanggal 18 Juli tahun 1997, penulis menikah dengan dr.Syarifah Zakia anak pertama dari tiga bersaudara anak dari Alm. Rahmat Hidayat dengan Ibu Hj. Aminatuzzahra Babelher, dan penulis dikaruniai seorang putra bernama Abdul Hakim Nasution.

Tahun 2005 penulis mengikuti pendidikan lanjutan di Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat, minat Studi Administrasi Rumah Sakit, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.


(12)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT... ii

KATA PENGANTAR ... iii

RIWAYAT HIDUP... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN... xii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Permasalahan ... 6

1.3. Tujuan Penelitian ... 7

1.4. Hipotesis ... 7

1.5. Manfaat Penelitian ... 7

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1. Rekam Medis ... 8

2.2. Faktor Individual... 15

2.3. Faktor Organisasional ... 21

2.4. Motivasi ... 23

2.4.1. Pengertian Motivasi ... 23

2.4.2. Proses Timbulnya Motivasi ... 26

2.4.3. Faktor-Faktor Mempengaruhi Motivasi... 27

2.5. Landasan Teori... 30

2.6. Kerangka Konsep Penelitian ... 31

BAB 3 METODE PENELITIAN ... 32

3.1. Jenis Penelitian... 32

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 32

3.3. Populasi dan Sampel ... 32

3.3.1. Populasi ... 32

3.3.2. Sampel... 32

3.4. Metode Pengumpulan Data ... 33

3.4.1. Data Primer ... 33


(13)

3.4.3. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 34

3.5. Variabel dan Definisi Operasional ... 35

3.6. Metode Pengukuran ... 37

3.6.1. Metode Pengukuran Variabel Bebas ... 37

3.6.2. Metode Pengukuran Variabel Terikat ... 38

3.7. Metode Analisis Data... 39

BAB 4 HASIL PENELITIAN... 40

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 41

4.2. Karakteristik Responden ... 41

4.3. Faktor Individual... 42

4.3.1. Kebutuhan ... 42

4.3.2. Tujuan ... 45

4.3.3. Sikap ... 48

4.3.4. Kemampuan ... 52

4.4. Faktor Organisasional ... 55

4.4.1. Gaji... 55

4.4.2. Keamanan kerja... 57

4.4.3. Hubungan Pekerja ... 59

4.4.4. Pengawasan ... 61

4.4.5. Penghargaan ... 63

4.5. Motivasi ... 65

4.6. Analisis Bivariat (Uji Chi Square)... 68

4.6.1. Hubungan Faktor Individual dengan Motivasi Perawat dalam Pengisian Rekam Medis di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Haji Medan ... 68

4.6.2. Hubungan Faktor Organisasional dengan Motivasi Perawat dalam Pengisian Rekam Medis di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Haji Medan ... 70

4.7. Analisis Multivariat ... 71

BAB 5 PEMBAHASAN... 74

5.1. Pengaruh Faktor Individual terhadap Motivasi Perawat dalam Pengisian Rekam Medis di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Haji Medan... 74

5.1.1. Pengaruh Kebutuhan terhadap Motivasi Perawat dalam Pengisian Rekam Medis di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Haji Medan... 74

5.1.2. Pengaruh Tujuan terhadap Motivasi Perawat dalam Pengisian Rekam Medis di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Haji Medan... 75


(14)

5.1.3. Pengaruh Sikap terhadap Motivasi Perawat dalam

Pengisian Rekam Medis di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit

Haji Medan... 77

5.1.4. Pengaruh Kemampuan terhadap Motivasi Perawat dalam Pengisian Rekam Medis di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Haji Medan... 78

5.2. Pengaruh Faktor Organisasional Terhadap Motivasi Perawat dalam Pengisian Rekam Medis di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Haji Medan... 80

5.2.1. Pengaruh Gaji terhadap Motivasi Perawat dalam Pengisian Rekam Medis di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Haji Medan... 80

5.2.2. Pengaruh Keamanan Kerja terhadap Motivasi Perawat dalam Pengisian Rekam Medis di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Haji Medan ... 82

5.2.3. Pengaruh Hubungan Pekerja terhadap Motivasi Perawat dalam Pengisian Rekam Medis di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Haji Medan ... 83

5.2.4. Pengaruh Pengawasan terhadap Motivasi Perawat dalam Pengisian Rekam Medis di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Haji Medan... 84

5.2.5. Pengaruh Penghargaan terhadap Motivasi Perawat dalam Pengisian Rekam Medis di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Haji Medan... 85

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN... 87

6.1. Kesimpulan ... 87

6.2. Saran... 87


(15)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

3.1. Aspek Pengukuran Variabel Bebas... 37 3.2. Aspek Pengukuran Variabel Terikat ... 38 4.1. Jenis dan Jumlah Tenaga Kesehatan di Rumah Sakit Haji Medan ... 40 4.2. Distribusi Karakteristik Responden di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit

Haji Medan... 41 4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Kebutuhan dalam Pengisian Rekam

Medis di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Haji Medan ... 43 4.4. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Kebutuhan dalam Pengisian

Rekam Medis di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Haji Medan... 45 4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Tujuan dalam Pengisian Rekam

Medis di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Haji Medan ... 46 4.6. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Tujuan dalam Pengisian

Rekam Medis di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Haji Medan... 48 4.7. Distribusi Responden Berdasarkan Sikap dalam Pengisian Rekam Medis

di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Haji Medan ... 49 4.8. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Sikap dalam Pengisian

Rekam Medis di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Haji Medan... 51 4.9. Distribusi Responden Berdasarkan Kemampuan dalam Pengisian Rekam

Medis di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Haji Medan ... 52 4.10. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Kemampuan dalam

Pengisian Rekam Medis di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Haji Medan . 54 4.11. Distribusi Responden Berdasarkan Gaji dalam Pengisian Rekam Medis

di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Haji Medan ... 55 4.12. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Gaji dalam Pengisian

Rekam Medis di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Haji Medan... 56 4.13. Distribusi Responden Berdasarkan Keamanan Kerja dalam Pengisian


(16)

4.14. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Keamanan Kerja dalam Pengisian Rekam Medis di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Haji Medan . 58 4.15. Distribusi Responden Berdasarkan Hubungan Pekerjaan dalam Pengisian

Rekam Medis di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Haji Medan... 59 4.16. Distribusi Responden Berdasarkan Hubungan Pekerjaan dalam Pengisian

Rekam Medis di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Haji Medan... 60 4.17. Distribusi Responden Berdasarkan Pengawasan dalam Pengisian Rekam

Medis di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Haji Medan ... 61 4.18. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Pengawasan dalam

Pengisian Rekam Medis di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Haji Medan . 62 4.19. Distribusi Responden Berdasarkan Penghargaan dalam Pengisian Rekam

Medis di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Haji Medan ... 63 4.20. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Penghargaan dalam

Pengisian Rekam Medis di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Haji Medan . 64 4.21. Distribusi Responden Berdasarkan Motivasi dalam Pengisian Rekam

Medis di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Haji Medan ... 65 4.22 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Motivasi dalam Pengisian

Rekam Medis di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Haji Medan... 68 4.23. Hubungan Faktor Individual dengan Motivasi Perawat dalam Pengisian

Rekam Medis di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Haji Medan... 69 4.24. Hubungan Faktor Organisasional dengan Motivasi Perawat dalam

Pengisian Rekam Medis di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Haji Medan . 70 4.25. Hasil Uji Multivariat Regresi Logistik model Stepwise... 72


(17)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman


(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1. Kuesioner Penelitian ... 93

2. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 99

3. Frekuensi Tabel ... 106

4. Tabel Silang ... 127

5 Hasil Uji Regresi ... 136

6. Struktur Organisasi Rumah Sakit Haji Medan... 142

7. Surat Keputusan Rumah Sakit Haji Medan ... 143


(19)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Rekam medis merupakan salah satu bagian dari sistem pelayanan rumah sakit,

karena setiap layanan dan tindakan yang diberikan kepada pasien didokumentasikan

dalam berkas rekam medis. Permenkes 269 tahun 2008 tentang rekam medis dalam

pasal 3 menyebutkan butir-butir minimal yang harus dimuat dalam rekam medis

meliputi identitas pasien, anamnesis, riwayat penyakit, hasil pemeriksaan, diagnosis,

persetujuan tindakan medik, catatan perawatan, catatan observasi klinis, hasil

pengobatan dan resume akhir serta evaluasi pengobatan.

Kelengkapan rekam medis secara umum menjadi permasalahan pada rumah

sakit milik pemerintah maupun rumah sakit swasta. Hal ini dapat dilihat dari

Penelitian Prihadi (2001) tentang analisis keterlambatan pengembalian kartu rekam

medis berdasarkan dokter yang menangani dan karakteristik penderita di RSAD Gatot

Soebroto Jakarta (rumah sakit pemerintah), disebutkan bahwa sebanyak 38,49%

rekam medis untuk pasien yang ditangani dokter umum tidak lengkap. Penelitian

Sevianti (2004) tentang analisis kelengkapan dokumen rekam medis RS Duren Sawit

(rumah sakit swasta), disebutkan bahwa sebanyak 65,25% laporan keperawatan tidak

lengkap. Hal ini menunjukkan kinerja bidang rekam medik rumah sakit milik

pemerintah maupun swasta masih perlu ditingkatkan.

Ketidaklengkapan berkas rekam medis yang disebabkan pelaksanaan


(20)

yang ada. Rekam medis dibuat sebagai aktivitas sekunder mengiringi jalannya

pelayanan pasien, sehingga akibat kesibukan petugas melayani pasien menyebabkan

proses pendokumentasiannya tidak seakurat dan selengkap yang ditetapkan (Hutomo,

2005).

Menurut Hanafiah dan Amir (1999) rekam medis yang tidak lengkap dapat

menimbulkan permasalahan (tuntutan) dari pasien kepada dokter maupun rumah

sakit. Di sinilah akan terungkap aspek hukum rekam medis, bila catatan dan data

terisi dengan lengkap maka rekam medis akan menolong semua pihak yang terlibat.

Sebaliknya bila catatan yang ada tidak lengkap, apalagi kosong pasti akan merugikan

dokter dan rumah sakit. Penjelasan yang bagaimanapun baiknya tanpa bukti tertulis

pasti sulit dipercaya.

Dalam Permenkes 269 tahun 2008 tentang rekam medis pasal 10

menyebutkan bahwa informasi dalam rekam medis dapat dibuka dengan beberapa

hal, yang terkait dengan hukum seperti disebutkan dalam bagian b adalah memenuhi

permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka penegakan hukum atas perintah

pengadilan. Hal ini ditegaskan kembali pada pasal 13 tentang pemanfaatan rekam

medis termasuk sebagai alat bukti dalam proses penegakan hukum.

Saat ini rumah sakit dan tenaga kesehatan rawan akan tuntutan-tuntutan yaitu

tuntutan mutu pelayanan, tuntutan kesejahteraan karyawan, tuntutan hukum dari

pasien dan banyak pesaing dalam bidang perumahsakitan. Atas dasar itu diperlukan

upaya perbaikan mutu dan menjaga mutu pelayanan, termasuk kelengkapan rekam


(21)

Penelitian Boekitwetan (2002), tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kelengkapan dan ketepatan pengembalian rekam medis adalah lingkungan kerja kurang menyenangkan, kompensasi belum memadai, ketidakdisiplin waktu kerja, monitoring tidak berjalan, belum ada penghargaan yang memadai, peran dan fungsi panitia rekam medis tak berjalan, kepentingan terhadap rekam medis masih rendah, sosialisasi buku pedoman pengelolaan rekam medis, pengetahuan dan pemahaman petugas yang kurang dan fungsi monitoring tidak berjalan.

Kinerja perawat dalam pengisian rekam medis yang didukung oleh disiplin kerja yang tinggi serta lingkungan kerja yang baik diharapkan dapat meningkatkan kelengkapan rekam medis di rumah sakit.

Mengacu kepada Keputusan Menteri Kesehatan No 1239 tahun 2001 tentang Registrasi dan Praktek Perawat BAB IV pasal 16, salah satu kewajiban utama perawat adalah melakukan catatan perawatan dengan baik. Hal ini dapat dijadikan acuan bahwa catatan perawatan (termasuk di dalamnya pengisian rekam medis) menjadi salah satu indikator penilaian kinerja perawat, artinya perawat yang mencatat dengan lengkap berkas rekam medis yang menjadi tanggung jawabnya menunjukkan kinerja yang baik.

Penelitian Waruna (2003), tentang analisis beberapa faktor yang berhubungan dengan kelengkapan pencatatan rekam medis pasien rawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan menyimpulkan bahwa persentase kelengkapan pengisian yang dilakukan dokter rata-rata 78,6% dan yang dilakukan perawat sebesar 68,2%.

Demikian juga penelitian Zulhunain (1998), di Rumah Sakit Haji Medan menunjukkan bahwa mutu pencatatan rekam medis di rumah sakit tersebut masih


(22)

rendah, karena ada sebagian data mengenai asuhan keperawatan terhadap pasien yang tidak diisi.

Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan penulis terhadap kartu rekam medis di Rumah Sakit Haji Medan dengan mengambil 100 berkas rekam medis dari ruang rawat inap, terlihat bahwa persentase kelengkapan pengisian data rekam medis oleh perawat sebesar 55%.

Rendahnya tindakan perawat dalam pengisian rekam medis terkait dengan faktor individual perawat yang cukup beragam, seperti tingkat pendidikan, maupun aspek lain seperti kemampuan dan kemauan perawat juga faktor organisasional seperti gaji, keamanan kerja, hubungan pekerja, pengawasan, penghargaan dalam melengkapi pengisian data rekam medis.

Faktor individual perawat yang mempengaruhi kinerja perawat seperti umur, jenis kelamin, status kawin, tingkat pendidikan dan lama kerja dinyatakan dalam penelitian Sofiana dan Purbadi (2006) tentang analisis faktor lingkungan dan individu yang berpengaruh terhadap peningkatan kinerja perawat (studi kasus Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Annisa Cikarang), bahwa berdasarkan umur diketahui bahwa kemampuan daya analitis menjadi kelebihan pada perawat berusia di atas 30 tahun, namun umumnya memiliki tingkat partisipasi yang lebih rendah dibanding kelompok umur lainnya. Berdasarkan tingkat pendidikan diketahui bahwa efisiensi kerja dan penampilan kerja ditentukan oleh perawat dengan pendidikan diploma ke atas. Berdasarkan lama kerjanya, perawat dengan masa kerja lebih dari 3 tahun memiliki pengetahuan akan pekerjaan lebih baik dibandingkan yang kurang dari 3 tahun.

Penelitian Santoso (2001), tentang peran petugas pengisi rekam medis terhadap kelengkapan, keakuratan, dan memenuhi aspek hukum rekam medis rawat


(23)

inap umum di RSU Bhakti Yudha Depok, menyimpulkan bahwa kelengkapan rekam medis di rumah sakit dipengaruhi rendahnya kemampuan petugas rekam medis yang menyebabkan rekam medis kurang lengkap dan kurang akurat sehingga perlu dilakukan pelatihan secara terus menerus.

Beberapa penelitian terdahulu yang menunjukkan permasalahan tentang ketidaklengkapan rekam medis rumah sakit, serta faktor-faktor yang terkait dengan rekam medis rumah sakit dapat dilihat pada uraian berikut ini.

Kualitas rekam medis yang menjadi salah satu permasalahan rumah sakit disebutkan Dirjen Pelayanan Medik Depkes RI (2006) bahwa rekam medis yang lengkap dan akurat dapat digunakan sebagai referensi hukum kesehatan (mediko legal), menunjang informasi untuk peningkatan kualitas pelayanan medis, riset medis dan dijadikan dasar menilai kinerja rumah sakit. Sudah saatnya penyelenggaraan rekam medis mendapat perhatian sungguh-sungguh, karena akan menghasilkan informasi yang cepat, akurat dan tepat waktu untuk mendukung Paradigma Sehat mewujudkan Indonesia Sehat 2010.

Memperhatikan beberapa penelitian terdahulu yang telah disebutkan di atas,

serta permasalahan yang ditemui pada Rumah Sakit Haji Medan saat ini, maka

permasalahan ketidaklengkapan rekam medis di ruang rawat inap perlu ditinjau dari

aspek motivasi perawat dan faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi dalam

pengisian rekam medis.

Kinerja yang baik perlu didukung oleh motivasi yang tinggi dalam bekerja.

Motivasi dapat memberi energi yang menggerakkan segala potensi yang ada,


(24)

Motivasi terbagi dua, yaitu segi pasif dimana motivasi tampak sebagai kebutuhan dan

sekaligus pendorong, dan dari segi aktif dimana motivasi tampak sebagai satu usaha

positif dalam menggerakkan daya dan potensi tenaga kerja agar secara produktif

berhasil mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Menurut Gomes (2003), faktor-faktor motivasi kerja terbagi dalam dua bagian, yaitu (a) faktor individual yang mencakup kebutuhan-kebutuhan (needs), tujuan-tujuan (goals), sikap-sikap (attitudes), dan kemampuan-kemampuan (abilities), serta (b) faktor organisasional meliputi gaji (pay), keamanan pekerjaan (job security), sesama pekerja (co-workes), pengawasan (supervision), pujian (praise), dan pekerjaan itu sendiri (the work it self). Berdasarkan apa yang telah dikemukakan para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor penggerak dari motivasi kerja pada diri seseorang terdiri atas faktor yang berasal dari dalam diri individu tersebut atau disebut intrinsik dan faktor yang berasal dari luar diri individu atau disebut juga faktor ekstrinsik atau faktor organisasional

Berkaitan dengan pentingnya kelengkapan rekam medis rumah sakit maka perlu dikaji pengaruh faktor individual dan organisasional terhadap motivasi perawat dalam pengisian rekam medis di ruang rawat inap Rumah Sakit Haji Medan.

1.2. Permasalahan

Rumah Sakit Haji Medan yang memberikan pelayanan jasa dalam bidang

pelayanan kesehatan membutuhkan rekam medis yang lengkap sebagai upaya

meningkatkan kinerja dan citra rumah sakit. Dalam melaksanakan pelayanan


(25)

rekam medis. Namun ternyata persentase ketidaklengkapan pengisian rekam medis

cukup besar. Maka permasalahan dalam penelitian ini adalah: bagaimanakah

pengaruh faktor individual dan organisasional terhadap motivasi perawat dalam

pengisian rekam medis.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh faktor individual

(kebutuhan, tujuan, sikap, kemampuan) dan organisasional (gaji, keamanan kerja,

hubungan pekerja, pengawasan, penghargaan) terhadap motivasi perawat dalam

pengisian rekam medis di Rumah Sakit Haji Medan.

1.4. Hipotesis

Ada pengaruh faktor individual (kebutuhan, tujuan, sikap, kemampuan) dan

organisasional (gaji, keamanan kerja, hubungan pekerja, pengawasan, penghargaan)

terhadap motivasi perawat dalam pengisian rekam medis di Rumah Sakit Haji Medan.

1.5. Manfaat Penelitian

Sebagai bahan masukan bagi manajemen rumah sakit untuk mengembangkan

program peningkatan kelengkapan pengisian rekam medis rumah sakit dan


(26)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Rekam Medis

Rekam medis merupakan hasil aktivitas pencatatan pada suatu rumah sakit

atau suatu institusi pelayanan kesehatan yang berupa data. Data tersebut meliputi data

sosial maupun data medis pasien rawat jalan dan rawat inap serta diproses oleh

seorang tenaga rekam medik ataupun paramedis sehingga menjadi informasi yang

berguna bagi rumah sakit. Adapun pengertian rekam medis adalah himpunan

fakta-fakta yang berhubungan dengan riwayat hidup dan kesehatan tentang seorang pasien

tersebut yang ditulis oleh professional dibidang kesehatan (Huffman, 1994).

Kelengkapan pengisian berkas rekam medis oleh tenaga kesehatan akan

memudahkan tenaga kesehatan lain dalam memberikan tindakan atau terapi kepada

pasien. Selain itu juga sebagai sumber data pada bagian rekam medik dalam

pengolahan data yang kemudian akan menjadi informasi yang berguna bagi pihak

manajemen dalam menentukan langkah-langkah strategis untuk pengembangan

pelayanan kesehatan (Depkes RI, 1997).

Penyajian informasi harus disesuaikan dengan nilai kegunaan, kedudukan dan

fungsi masing-masing bagian. Dokter misalnya, tidak membutuhkan laporan

keuangan pelayanan kesehatan. Begitu pula dengan manajer yang perlu mengetahui

informasi dalam bentuk laporan dan statistik dari masing-masing bagian untuk


(27)

dan dianalisa secara formal dengan cara yang benar dan efektif, sehingga hasilnya

dapat bermanfaat dalam operasional dan manajemen (Sabarguna, 2005).

Dasar pemikiran tentang pentingnya kelengkapan rekam medis rumah sakit

mengacu kepada Permenkes 269 tahun 2008 tentang rekam medis dalam bab 5 pasal

13 menyebutkan rekam medis dapat dimanfaatkan sebagai: (a) pemeliharaan

kesehatan dan pengobatan pasien, (b) alat bukti dalam proses penegakan hukum,

disiplin kedokteran dan kedokteran gigi dan penegakan etika kedokteran dan etika

kedokteran gigi, (c) keperluan pendidikan dan penelitian, (d) dasar pembayar biaya

pelayanan kesehatan, dan (e) data statistik kesehatan.

Dalam buku pedoman pengelolaan rekam medis rumah sakit di Indonesia

(1997) disebutkan tujuan rekam medik adalah menunjang tercapainya tertib

administrasi dalam rangka upaya peningkatan kesehatan di rumah sakit. Tertib

administrasi di rumah sakit mustahil akan berhasil sebagaimana yang diharapkan

tanpa didukung oleh suatu sistem pengelolaan rekam medik yang baik dan benar.

Kegunaan rekam medis dapat dilihat dari beberapa aspek antara lain:

1. Administrasi, suatu berkas rekam medis mempunyai nilai administrasi karena

isinya menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan tanggungjawab

sebagai tenaga medis dan paramedis dalam mencapi tujuan pelayanan

kesehatan.

2. Medis, suatu berkas rekam medis yang mempunyai nilai medik karena catatan

tersebut dipergunakan sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan dan


(28)

3. Aspek hukum, suatu berkas rekam medis mempunyai nilai hukum karena

isinya menyangkut masalah adanya jaminnan kepastian hukum atas dasar

keadilan, dalam rangka usaha menegakan hukum serta penyediaan bahan

tanda bukti untuk menegakkan keadilan.

4. Aspek keuangan, suatu rekam medis mempunyai nilai uang karena isinya

mengandung data/informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek

keuangan.

5. Penelitian, suatu rekam medis mempunyai nilai pendidikan karena isinya

menyangkut data dan informasi yang dapat digunakan sebagai bahan

penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan.

6. Pendidikan, mempunyai nilai pendidikan karena isinya menyangkut data dan

informasi tentang perkembangan kronologis dari kegiatan pelayanan medk

yang diberikan kepada pasien.

7. Dokumentasi, mempunyai nilai dokumenter karena isinya menyangkut

sumber ingatan yang harus didokumentasi dan dipakai sebagai bahan

pertanggungjawaban dan laporan rumah sakit

Dokumentasi yang diisi oleh perawat yaitu asuhan keperawatan dalam rekam

medis merupakan bagian dari media komunikasi diantara perawat yang melakukan

asuhan keperawatan secara tim atau dengan tim kesehatan yang lain serta pihak lain

yang memerlukan dan yang berhak mengetahuinya.

Diantara semua manfaat rekam medis, yang terpenting adalah aspek legal


(29)

medis merupakan salah satu bukti tertulis yang penting. Berdasarkan informasi dalam

rekam medis, petugas hukum dapat menentukan benar tidaknya telah terjadi tindakan

malpraktek, bagaimana terjadinya malpraktek tersebut serta menentukan siapa

sebenarnya yang bersalah dalam perkara tersebut (Depkes RI, 1997).

Pengelolaan rekam medis yang baik dan benar perlu didukung peningkatan

kualitas sumber daya manusia dan pemberdayaan staf sub bagian rekam medis,

peningkatan fungsi dan peran panitia rekam medik, peningkatan kompensasi,

peningkatan disiplin waktu kerja, peningkatan sosialisasi buku pedoman pengelolaan

rekam medis, peningkatan prasarana fisik dan sarana, dilaksanakan sistim pemberian

penghargaan dan teguran terhadap petugas yang telah melaksanakan pengelolaan

dengan baik dan tidak baik serta untuk masa akan datang digunakan sistim

komputerisasi rekam medik dimana bila salah satu petugas tidak mengisi rekam

medis maka secara otomatis jasa produksi tak keluar (Depkes RI, 1997).

Di institusi pelayanan kesehatan rekam medis merupakan salah satu bukti

tertulis tentang proses pelayanan yang diberikan oleh petugas kesehatan, karena di

dalam rekam medis berisi data klinis pasien selama proses diagnosis dan pengobatan.

Oleh karena itu setiap kegiatan pelayanan medis harus mempunyai rekam medis yang

lengkap dan akurat untuk setiap pasien dan setiap petugas kesehatan wajib mengisi

rekam medis dengan benar, lengkap dan tepat waktu.

Dengan berkembangnya evidence based medicine dimana pelayanan medik

yang berbasis data sangatlah diperlukan maka data dan informasi pelayanan medik


(30)

klinis dari rekam medis. Data klinis yang bersumber dari rekam medis semakin

penting dengan berkembangnya rekam medis elektronik, dimana setiap entri data

secara langsung menjadi masukan (input) dari sistem manajemen informasi

kesehatan.

Manajemen informasi kesehatan adalah pengelolaan yang memfokuskan

kegiatannya pada pelayanan kesehatan dan sumber informasi pelayanan kesehatan

dengan menjabarkan sifat alami data, struktur dan menerjemahkannya ke berbagai

bentuk informasi demi kemajuan kesehatan dan pelayanan kesehatan perorangan dan

masyarakat. Penanggung jawab manajemen informasi kesehatan berkewajiban untuk

mengumpulkan, mengintegrasikan dan menganalisis data pelayanan kesehatan primer

dan sekunder, mendesiminasi informasi, menata sumber informasi bagi kepentingan

penelitian, pendidikan, perencanaan dan evaluasi pelayanan kesehatan secara

komprehensif dan terintegrasi.

Rekam medis sangat terkait dengan manajemen informasi kesehatan karena

data-data di rekam medis dapat dipergunakan sebagai (a) alat komunikasi (informasi)

dan dasar pengobatan bagi dokter dan dokter gigi dalam memberikan pelayanan

medis, (b) masukan untuk menyusun laporan epidemiologi penyakit dan demografi

(data sosial pasien) serta sistem informasi manajemen rumah sakit, (c) masukan untuk

menghitung biaya pelayanan, (d) bahan untuk statistik kesehatan dan (e) sebagai

bahan pendidikan dan penelitian data.

Agar data di rekam medis dapat memenuhi permintaan informasi diperlukan


(31)

dalam penggunaan simbol, tanda, istilah, singkatan dan ICD, dan (c) kerahasiaan dan

keamanan data.

Penelitian Setyawan (2005) tentang pengelolaan rekam medis rawat inap di

Rumah Sakit Haji Jakarta menyimpulkan pengisian berkas rekam medis rawat inap di

Rumah Sakit Haji Jakarta yang dilakukan oleh tenaga pelaksana belum dilaksanakan

dengan baik, karena masih ada beberapa tenaga medik maupun paramedis yang

belum sempurna dalam melakukan pengisian karena kendala-kendala yang ada.

Untuk mengatasi hat tersebut, prosedur pengelolaan rekam medis yang sudah bagus

terutama untuk rawat inap memang perlu setiap kali disosialisasikan khususnya

kepada tenaga pelaksana rekam medis di Rumah Sakit Haji Jakarta.

Penelitian Kodyat (2005), tentang pemanfaatan rekam medis sebagai sumber

informasi untuk pengambilan keputusan manajemen rawat inap di Rumah Sakit Puri

Cinere, menyimpulkan bahwa dengan bergesernya paradigma baru pengelolaan

rekam medis, sudah dituntut agar rekam medis harus diolah secara profesional untuk

memperoleh baik informasi manajemen yang berguna untuk perencanaan dan

pengembangan rumah sakit dan infornasi untuk pemberian pelayanan asuhan

keperawatan yang bermutu.

Penelitian Rasjid (2003) tentang optimalisasi pencatatan rekam medis rawat

inap dalam sistem informasi manajemen Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung,

menyimpulkan pencatatan merupakan prioritas yang perlu dikembangkan dari lima

prosedur penyelenggaraan rekam medis rawat inap. Proses pencatatan melibatkan


(32)

dahulu harus merubah kualitas sumber daya manusia sebagai pelaku dalam proses

pencatatan. Pencatatan yang baik dan benar merupakan aspek penting dalam

menciptakan tertib tatalaksana perekaman medik pasien rawat inap di Rumah Sakit

Mata Cicendo Bandung. Pelatihan merupakan salah satu alternatif dalam

memberdayakan sumber daya manusia ke arah perubahan sikap dan pengembangan

pengetahuan serta keterampilan kerja. Perencanaan jangka panjang dalam pengisian

formasi pegawai pada bagian rekam medik dan tata-usaha perawatan oleh ahli madya

perekam medik dan atau informasi kesehatan merupakan jawaban untuk dapat

menghasilkan informasi medik yang sesuai kebutuhan

Penelitian Novayanti (2000) tentang analisis sistem informasi rekam medis

rawat inap studi kasus RS. Atang Sanjaya, menyimpulkan bahwa sistem informasi

rekam medis rawat inap yang akan dibangun harus mengubah prosedur dasar yang

selama ini digunakan agar sejalan dengan penggunaan komputer dalam prosesnya.

Setelah ditemukan usulan sistem yang cocok, maka untuk diimplementasikan dan

dioperasikan secara keseluruhan harus disertai dengan tahap pembangunan fisik

komputer dibeberapa bagian dalam sistem rawat inap RS Atang Senjaya. Disarankan

agar pengembangan yang akan dilakukan terintegrasi dengan sistem-sistem yang lain

dalam rumah sakit agar penggunaan teknologi komputer dapat dimanfaatkan dengan

baik dan memuaskan, serta dapat membantu rumah sakit untuk menjaga kualitas

pelayanan dan memperoleh loyalitas pasien untuk berobat.

Penelitian Anggriani (2001) tentang analisis pelaksanaan peraturan


(33)

di RSUP Persahabatan sebagai alat bukti dalam tuntutan hukum, menyimpulkan

bahwa sebagian besar tenaga kesehatan sebenarnya mengetahui ada peraturan

perundang-undangan rekam medik namun isinya belum begitu dipahami sehingga

penerapan di lapangan berdasarkan pengalaman saja dan masih ada ketentuan yang

belum dapat terlaksana dengan baik. Peraturan perundang-undangan yang ada

sekarang masih cukup memadai, namun ke depan dalam mengantisipasi

perkembangan teknologi perlu dibuat aturan yang baru baik hasil revisi peraturan

yang sudah ada maupun membentuk peraturan yang baru. Salah satu kegunaan rekam

medik adalah aspek legal. Rekam medis dapat menjadi alat bukti bagi dokter dan

perawat yang terkena tuntutan kelalaian. Dokter dapat melindungi diri sendiri dari

tuntutan ataupun gugatan melalui apa yang dia tulis. Rekam medis dapat menjadi alat

bukti yang kuat bagi dokter dan perawat apabila rekam medis diisi secara tengkap,

akurat, tepat waktu dan memenuhi persyaratan hukum.

2.2. Faktor Individual

Faktor individual yang mempengaruhi motivasi kerja yaitu (a) faktor

individual yang mencakup kebutuhan-kebutuhan (needs), tujuan-tujuan (goals),

sikap-sikap (attitudes), dan kemampuan-kemampuan (abilities) (Gomes, 2003).

Menurut Widjaja (1996) bahwa motivasi adalah psikologis tertentu dalam diri

seseorang yang muncul oleh karena adanya dorongan untuk memenuhi kebutuhan

tertentu. Dari motivasi ini kemudian timbul tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan


(34)

Mangkunegara (2000) menyatakan motivasi merupakan kondisi yang

menggerakkan kondisi pegawai yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi

(tujuan kinerja).

Siagian (2002) menyatakan sikap dalam motivasi merupakan suatu pernyataan

evaluatif seseorang terhadap objek tertentu, orang tertentu atau peristiwa tertentu.

Artinya sikap merupakan pencerminan perasaan seseorang terhadap sesuatu. Sikap

mental merupakan kondisi mental yang mendorong diri seseorang untuk berusaha

mencapai prestasi kerja yang maksimal. Sikap mental seorang pegawai harus sikap

mental yang siap secara psikologik (sikap secara mental, fisik, memahami tujuan

utama dan dan target kerja yang dicapai, mampu memanfaatkan dan menciptakan

situasi kerja.

Selanjutnya kemampuan dapat digolongkan atas dua jenis yaitu kemampuan

fisik dan kemampuan intelektual. Kemampuan fisik meliputi kemampuan seseorang

dalam menyelesaikan tugas-tugas yang bersifat teknis, mekanis dan repetasi,

sedangkan kemampuan intelektual meliputi cara berfikir dalam menyelesaikan

masalah (Siagian, 2002).

Sumber daya yang terpenting dalam suatu organisasi adalah sumber daya

manusia, orang-orang yang memberikan tenaga, bakat, kreativitas dan usaha mereka

kepada organisasi agar suatu organisasi dapat tetap eksis. Setiap manusia mempunyai

karakteristik individu yang berbeda-beda antara yang satu dengan yang lainnya.

Karakteristik individual menurut Stoner (1986) adalah keinginan, sikap dan


(35)

perbedaan karakteristik individu dan motivasi kerja setiap orang adalah sesuatu yang

alami. Tiga faktor utama yang mempengaruhi motivasi, yaitu melipiti : perbedaan

karakteristik individu, perbedaan karakteristik pekerjaan dan perbedaan karakteristik

lingkungan kerja atau organisasi.

Menurut Siagian (2002) faktor yang mempengaruhi motivasi kerja seseorang

dapat diketahui berdasarkan karakteristik dari individu yang bersifat khas yang terdiri

dari delapan faktor yaitu :

1. Karakteristik Biografikal yang meliputi :

a. Usia, hal ini penting karena usia mempunyai kaitan yang erat dengan

berbagai segi kehidupan organisasional. Misalnya kaitan usia dengan tingkat

kedewasaan seseorang, yang dimaksud disini adalah kedewasaan teknis yaitu

keterampilan melaksanakan tugas.

b. Jenis Kelamin, karena jelas bahwa implikasi jenis kelamin para pekerja

merupakan hal yang perlu mendapat perhatian secara wajar dengan demikian

perlakuan terhadap merekapun dapat disesuaikan sedemikian rupa sehingga

mereka menjadi anggota organisasi yang bertanggung jawab terhadap

pekerjaannya.

c. Status perkawinan, dengan status perkawinan ini secara tidak langsung dapat

memberikan petunjuk cara, dan teknik motivasi yang cocok digunakan bagi

para pagawai yang telah menikah dibandingkan dengan pagawai yang belum


(36)

d. Jumlah tanggungan, dalam hal ini jumlah tanggungan dilihat dari kaca mata

sosial budaya. Pada masyarakat yang menganut konsep “extended family

system” yang dianggap menjadi tanggungan seorang pencari nafkah utama

keluarga adalah semua orang yang biaya hidupnya tergantung pada pencari

nafkah utama tersebut, tidak terbatas hanya pada istri atau suami dan

anak-anaknya. Interpretasi ini mempunyai implikasi yang kompleks karena dalam

masyarakat demikian, secara formal yang diperhitungkan sebagai tanggungan

seorang pegawai hanyalah istri atau suami dan anak-anak kedua orang tua

yang bersangkutan, padahal dalam kenyataannya yang menjadi tanggungan

seseorang bisa lebih dari jumlah tanggungan yang secara sah diakui

berdasarkan peraturan perundang-undangan.

e. Masa kerja, dalam organisasi perlu diketahui masa kerja seseorang karena

masa kerja merupakan salah satu indikator kecenderungan para pekerja

dalam berbagai segi organisasional seperti produktivitas kerja dan daftar

kehadiran. Karena semakin lama seseorang bekerja ada kemungkinan untuk

mereka mangkir atau tidak masuk kerja disebabkan karena kejenuhan.

2. Kepribadian

Kepribadian seseorang juga dapat mempengaruhi motivasi kerja seseorang

karena kepribadian sebagai keseluruhan cara yang digunakan oleh seseorang


(37)

3. Persepsi

Interpretasi seseorang tentang kesan sesnsorinya mengenai lingkungan sekitarnya

akan sangat berpengaruh pada perilaku yang pada gilirannya menentukan

faktor-faktor yang dipandangnya sebagai faktor-faktor organisasional yang kuat.

4. Kemampuan belajar

Belajar adalah proses yang berlangsung seumur hidup dan tidak terbatas pada

pendidikan formal yang ditempuh oleh seseorang diberbagai tingkat lembaga

pendidikan. Salah satu bentuk nyata dari telah belajarnya seseorang adalah

perubahan dalam persepsi, perubahan dalam kemauan, dan perubahan dalam

tindakan.

5. Nilai-nilai yang dianut

Sistem nilai pribadi seseorang biasanya dikaitkan dengan sistem nilai sosial yang

berlaku di bebagai jenis masyarakat dimana seseorang menjadi anggota.

6. Sikap

Sikap merupakan suatu pernyataan evaluatif seseorang terhadap objek tertentu,

orang tertentu atau peristiwa tertentu. Artinya sikap merupakan pencerminan

perasaan seseorang terhadap sesuatu.

7. Kepuasan kerja

Kepuasan kerja adalah sikap umum seseorang yang positif terhadap kehidupan

organisasionalnya.


(38)

Kemampuan dapat digolongkan atas dua jenis yaitu kemampuan fisik dan

kemampuan intelektual. Kemampuan fisik meliputi kemampuan seseorang dalam

menyelesaikan tugas-tugas yang bersifat teknis, mekanis dan repetasi, sedangkan

kemampuan intelektual meliputi cara berfikir dalam menyelesaikan masalah.

Robbins (1996), mengemukakan bahwa variabel di tingkat individu meliputi

karakteristik biografis, kemampuan, kepribadian dan pembelajaran. Adapun

karakteristik biografis meliputi : usia, jenis kelamin, status perkawinan, banyaknya

tanggungan dan masa kerja dengan suatu organisasi dari karyawan itu sendiri.

Karakteristik kemampuan meliputi kemampuan intelektual dan fisik. Karakteristik

pribadi meliputi kepribadian tipe A dan tipe B. Pembelajaran meliputi proses yang

terjadi dalam diri untuk meningkatkan kemampuan. Dari uraian di atas, terlihat

bahwa setiap karyawan sebagai individu memiliki karakteristik yang berbeda.

Perbedaan ini menggambarkan bahwa karakteristik individu tidak sama antara

karyawan satu dengan karyawan yang lainnya.

Hasil penelitian Hutagalung (2005) menyimpulkan adanya perbedaan tingkat

pengetahuan dan sikap kelompok medis/paramedis dan kelompok manajemen

terhadap pemanfaatan rekam medis sebagai bahan pengembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi kedokteran dan perencanaan di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan.

Penelitian Santoso (2001) tentang peran tenaga pengisi rekam medis terhadap

kelengkapan, keakuratan, dan memenuhi aspek hukum rekam medis rawat inap

umum di RSU Bhakti Yudha Depok, menyimpulkan bahwa kemampuan tenaga


(39)

dan kurang akurat dibandingkan dengan kemampuan tenaga pengisi yang baik.

Guna meningkatkan mutu rekam medis rumah sakit, maka upaya yang dimungkinkan

adalah menambah tenaga, meningkatkan kualitas dari tenaga yang ada dengan

pelatihan secara terus menerus, panitia rekam medik lebih diaktifkan lagi.

Selanjutnya sangsi terhadap tenaga pengisi terutama dokter lebih dipertegas.

2.3. Faktor Organisasional

Aspek organisasional yang cenderung lebih berpengaruh terhadap

pelaksanaan kegiatan pelayanan di institusi kesehatan adalah lingkungan sosial dan

psikologis dibandingkan lingkungan fisik. Oleh karena itu telaah tentang lingkungan

kerja dalam penelitian ini mengacu kepada pendapat Gomes (2003), meliputi gaji,

keamanan kerja, hubungan pekerja, pengawasan dan penghargaan.

Menurut Rivai (2004), gaji adalah balas jasa dalam bentuk uang yang diterima

karyawan sebagai konsekuensi sebagai statusnya sebagai karyawan yang memberikan

kontribusi dalam pencapaian tujuan perusahaan.

Keamanan kerja merupakan kebutuhan fundamental bagi manusia,

kadang-kadang bahkan lebih penting daripada upah dan kesempatan untuk maju. Keamanan

kerja dalam hal ini merupakan keselamatan pekerja yang berkaitan dengan tidak

terkena pemutusan hubungan kerja (PHK), lengkapnya peralatan keamanan, dan

lingkungan kerja yang aman. Keamanan kerja dapat dilakukan dengan membuat

kondisi kerja yang aman, dengan melengkapi alat-alat pengaman, penerangan sebaik


(40)

Menurut Herzberg (dalam Munandar, 2001) hubungan antar pribadi

merupakan derajat kesesuaian yang dirasakan dalam berinteraksi dengan tenaga kerja

lain.

Siagian (2002) menyatakan pengawasan maksudnya untuk menentukan

bahwa tenaga kerja harus mengerjakan hal-hal yang telah diinstruksikan atau sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

Menurut Sagir (2002) penghargaan merupakan suatu pengakuan yang

diperoleh seseorang atas suatu kinerja yang telah dicapainya dalam suatu organisasi.

Penghargaan ini dapat diberikan dalam berbagai bentuk sesuai dengan kebijakan

organisasi.

Faktor organisasional yang mendukung akan sangat berpengaruh terhadap

semangat kerja karyawan dalam suatu pekerjaan yang dilakukan, sehingga

perusahaan haruslah mengusahakan agar faktor-faktor yang dalam organisasinya

dapat diusahakan sedemikian rupa dan memberi pengaruh positif. Organisasi

yang dipersiapkan baik akan mendukung produktivitas kerja karyawan yang

lebih baik sehingga kemampuan tenaga kerja juga semakin baik. Kemampuan

kerja yang baik akan menghasilkan keluaran organisasi yang lebih baik. Dimana

salah satu keluaran itu tercermin dari semangat kerja karyawan.

Penelitian Wahjuningtyas (2006) tentang analisis hubungan aplikasi keahlian

dan kedisiplinan menulis dokumen medik dokter jaga rawat inap dengan perubahan

klinis studi kasus di ruang penyakit dalam, kardiologi, anak dan saraf RSUP


(41)

pelayanan medik dengan perubahan klinis yang terjadi. Ketepatan pelaksanaan

pelayanan medik terhadap SOP RSUP Fatmawati masih rendah (rata-rata 34,88%),

hal ini menunjukkan perlunya dilakukan intervensi oleh pihak rumah sakit untuk

memperbaiki kinerja dokter jaga rawat inap ini. Upaya-upaya yang dapat dilakukan

antara lain dapat berupa pendidikan berkelanjutan untuk dokter jaga rawat inap,

pembinaan kedisiplinan melalui komite medik, peningkatan peran dokter konsultan

(spesialis) dalam melakukan supervisi, peningkatan sosialisasi SOP dan pembaharuan

tatalaksana kerja dokter jaga rawat inap.

Penelitian Chairunnisa (2001) tentang kajian aspek kelengkapan dan legalitas

mutu rekam medis Rumah Sakit Jantung Harapan Kita, menyimpulkan dalam

pengelolaan rekam medis rawat inap di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita beberapa

formulir tidak diisi dengan lengkap dan legal sehingga tidak memenuhi standar rekam

medis rawat inap sebagaimana ditetapkan. Ditemukan juga beberapa faktor yang

mempengaruhi pengisian formulir rekam medis. Faktor-faktor tersebut berupa sumber

daya tenaga, sarana/prasarana, biaya dan prosedur yang ada.

Untuk meningkatkan kelengkapan dan legalitas isi rekam medis, panitia

rekam medis harus lebih aktif melakukan pertemuan antar unit. Keberadaan unit yang


(42)

2.4. Motivasi

2.4.1. Pengertian Motivasi

Secara teoritis, menurut Gomes (1997), motivasi sangat diyakini mempunyai

pengaruh yang sangat besar terhadap kinerja karyawan. Hal yang terpenting yang

harus diperhatikan adalah bahwa keberhasilan suatu organisasi tergantung pada siapa

yang bekerja mengelola organisasi tersebut dan seberapa kompetensinya.

Untuk meningkatkan kinerja karyawan atau pegawai dalam suatu organisasi

diperlukan suatu motivasi yang terus menerus. Menurut Nawawi (2000) kata motivasi

memiliki kata dasar motif yang berarti dorongan sebab atau dasar seseorang untuk

melakukan sesuatu. Dengan demikian motivasi berartui suatu kondisi yang

mendorong atau menjadi sebab seseorang melakukan suatu perbuatan atau kegiatan

yang berlangsung secara sadar.

Menurut Siagian (2002) yang dimaksud dengan motivasi adalah daya

pendorong yang mengakibatkan seseorang anggota organisasi agar mau dan rela

untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya dan

menunaikan kewajibannya.

Menurut Robbin (1996) yang dimaksud dengan motivasi adalah kesediaan

untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi kearah tujuan-tujuan organisasi, yang

dikondisikan oleh kemampuan upaya itu untuk memenuhi suatu kebutuhan

individual.

Menurut Gitosudarmo (1997) bahwa motivasi adalah faktor-faktor yang ada

dalam diri seseorang yang menggerakkan, mengarahkan perilakunya untuk memenuhi


(43)

batasan suatu motivasi “sebagai suatu keadaan dalam yang bertenaga, berkegiatan

atau menggerakkan dan hal itu mengatur atau menyalurkan perilaku terhadap

tujuan-tujuan”.

Dari uraian ini dapat dibedakan pengertian motivasi internal dan motivasi

eksternal dengan penjelasan sebagai berikut:

a. Motivasi Internal, berbagai kebutuhan keinginan dan harapan yang terdapat

didalam pribadi seseorang menyusun motivasi internal orang tersebut.

Kekuatan ini mempengaruhi pribadi dengan menentukan berbagai pandangan,

yang menurut fikiran untuk memimpin tingkah laku dalam situasi yang khusus.

Teori kepentingan dipandang sebagai suatu bentuk dari motivasi internal karena

keinginan dan kepentingan seseorang individu berada pada diri sendiri.

b. Motivasi Eksternal. Teori motivasi eksternal meliputi kekuatan yang ada didalam

diri individu seperti halnya faktor pengendalian oleh manajer, juga meliputi hal

yang berkaitan dengan pekerjaan seperti halnya gaji/upah, keadaan kerja dan

kebijaksanaan perusahaan serta pekerjaan yang mengandung hal-hal seperti

penghargaan, pengembangan dan tanggungjawab. Para karyawan berkreasi baik

secara positif maupun negatif terhadap sesuatu yang dilakukan oleh managernya,

karena dipandang perlu oleh para manager untuk memanfaatkan motivasi

eksternal yang dapat menemukan respon yang positif dari para karyawan.

Menurut Mangkunegara (2000), bahwa terdapat beberapa prinsip dalam

memotivasi kerja karyawan yaitu (a) prinsip partisipasi, dalam upaya memotivasi

kerja, karyawan perlu diberikan kesempatan ikut berpartisipasi dalam menentukan


(44)

mengkomunikasikan segala sesuatu yang berhubungan dengan usaha pencapaian

tugas, dengan informasi yang jelas karyawan akan lebih mudah dimotivasi kerjanya.

(c) prinsip mengakui andil bawahannya, pemimpin mengakui bahwa bawahan

(karyawan) mempunyai andil didalam usaha pencapaian tujuan. Dengan pengakuan

tersebut karyawan akan lebih dimotivasi kerjanya. (d) prinsip pendelegasian

wewenang, pemimpin yang memberikan otoritas atau wewenang kepada karyawan

bawahan untuk sewaktu-waktu dapat mengambil keputusan terhadap pekerjaan yang

akan dilakukan, akan membuat karyawan yang bersangkutan menjadi termotivasi

untuk mencapai tujuan yang diharapkan oleh pemimpin, (e) prinsip memberi

perhatian, pemimpin memberikan perhatian terhadap apa yang diinginkan

karyawannya. Dengan perhatian yang diberikan tersebut bawahan akan termotivasi

untuk bekerja seperti apa yang diharapkan oleh pimpinan.

2.4.2. Proses Timbulnya Motivasi

Menurut Gitosudarmo (1997), proses timbulnya motivasi seseorang

merupakan gabungan dari konsep kebutuhan, dorongan, tujuan dan imbalan.

Sedangkan proses motivasi itu sendiri terdiri dari beberapa tahapan proses sebagai

berikut:

a. Munculnya suatu kebutuhan yang belum terpenuhi menyebabkan adanya

ketidakseimbangan dalam diri seseorang dan berusaha untuk mengurangi dengan

berperilaku tertentu.


(45)

c. Seseorang mengarahkan perilakunya kearah pencapaian tujuan atau prestasi

dengan cara-cara yang telah dipilihnya dengan didukung oleh kemampuan,

ketrampilan, maupun pengalamannya.

d. Penilaian prestasi dilakukan oleh diri sendiri atau orang lain (atasan) tentang

keberhasilannya dalam mencapai tujuan.

e. Imbalan atau hukuman yang diterima atau dirasakan tergantung kepada evaluasi

atas prestasi yang dilakukannya.

f. Akhirnya seseorang menilai sejauhmana perilaku dan imbalan yang telah

memuaskan kebutuhannya.

Sedangkan menurut Gibson (1996) menyampaikan bahwa proses motivasi

diinterpretasikan oleh kebanyakan ahli teori adalah bersifat terarah pada tujuan.

Orang berupaya untuk mengurangi kebutuhan yang belum terpenuhi, yang memicu

suatu proses pencarian cara guna mengurangi tekanan akibat kekurangan-kekurangan

tersebut.

2.4.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi

Pada umumnya motivasi mempunyai sifat siklus, yaitu motivasi timbul

memicu perilaku tertentu kepada tujuan, dan akhirnya setelah tujuan tercapai motivasi

itu berhenti, tetapi itu akan kembali ke keadaan semula apabila ada sesuatu kebutuhan

lagi (Gunarsa, 2002).

Tingkah laku bermotivasi itu sendiri dapat dirumuskan sebagai tingkah laku


(46)

tujuan, agar suatu kebutuhan terpenuhi dan suatu kehendak terpuaskan. Dalam

perumusan tersebut ada beberapa unsur pada tingkah laku yang membentuk lingkaran

motivasi (Gunarsa, 2002).

Tujuan Individu

Sumber: Gunarsa (2002)

a. Kebutuhan

Motif pada dasarnya bukan hanya merupakan suatu dorongan fisik, tetapi juga

orientasi kognitif elementer yang diarahkan pada perumusan kebutuhan. Ketika

orang-orang berupaya memuaskan kebutuhan, seperti cinta, penerimaan masyarakat.

Gunarsa (2003), mendefinisikan kebutuhan sebagai infrastruktur biologis dan

psikologis yang menjadi landasan bagi semua perilaku manusia. Sejumlah besar

kebutuhan biologis dan psikologis menyebabkan kita beraksi dan bereaksi. Lebih

lanjut dijelaskan kebutuhan dari segi psikologis yaitu kebutuhan sebagai suatu istilah

yang digunakan secara sedarhana untuk menunjukkan suatu perilaku atau konsep

yang menunjuk pada tingkah laku makhluk hidup dalam perubahan dan perbaikan

yang tergantung dan dihadapkannya pada proses pemilihan. Kebutuhan


(47)

b. Tingkah laku

Unsur ke dua dari lingkaran motivasi ialah tingkah laku yang di pergunakan

sebagai cara atau alat agar suatu tujuan bisa tercapai. Tingkah laku pada dasarnya di

tujukan untuk mencapai tujuan. Tujuan tertentu tidak selalu diketahui secara sadar

oleh seorang individu.

c. Tujuan

Unsur ketiga dari lingkaran motivasi ialah tujuan yang berfungsi untuk

memotivasikan tingkah laku. Tujuan juga menentukan seberapa aktif individu akan

bertingkah laku. Tingkah laku juga ditentukan oleh keadaan dari tujuan, jika

tujuannya menarik individu akan lebih aktif bertingkah laku.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa ada

beberapa unsur pada tingkah laku yang membentuk lingkaran motivasi yaitu

kebutuhan, tingkah laku dan tujuan. Ketiga hal tersebut saling berkaitan, di mana

tingkah laku akan termotivasi bila adanya kebutuhan yang akan di arahkan untuk

mencapai suatu tujuan.

Penelitian Anggraini (2007) tentang hubungan motivasi dengan kinerja

petugas rekam medik di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Djasamen Saragih

Pematangsiantar, menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara

motivasi intrinsik (peluang untuk maju dan kepuasan kerja) dan ekstrinsik (keamanan

dan keselamatan kerja, kondisi kerja dan prosedur kerja) dengan kinerja petugas


(48)

Penelitian Juliani (2007) tentang pengaruh motivasi intrinsik terhadap kinerja

perawat pelaksana di Instalasi Rawat Inap RSU Dr. Pirngadi Medan menyimpulkan

perlunya penataan dan pengembangan sumber daya keperawatan serta diperlukan

adanya imbalan (reward) untuk menimbulkan motivasi intrinsik yang disertai dengan

implementasi motivasi ekstrinsik

Penelitian Muhammad (2005) tentang analisis motivasi dan hubungannya

dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Umum Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh,

menyimpulkan bahwa karakteristik lingkungan kerja yang berhubungan secara

signifikan dengan kinerja perawat adalah lingkungan kerja terdekat dengan perawat

pada saat melaksanakan pelayanan keperawatan.

2.5. Landasan Teori

Rekam medis merupakan milik rumah sakit yang harus dipelihara karena

berfaedah bagi pasien, dokter maupun bagi rumah sakit. Rumah sakit bertanggung

jawab untuk melindungi informasi yang ada di dalam rekam medis terhadap

kemungkinan hilangnya keterangan ataupun memalsukan data yang ada di dalam

rekam medis atau dipergunakan oleh orang yang semestinya tidak di beri izin. Rekam

medis harus diberi data yang cukup terperinci, sehingga tenaga medis lain dapat

mengetahui bagaimana pengobatan dan perawatan kepada pasien dan konsulen dapat

memberikan pendapat yang tepat setelah dia memeriksanya ataupun tenaga yang

bersangkutan dapat memperkirakan kembali keadaan pasien yang akan datang dari


(49)

Telaah tentang kelengkapan rekam medis rumah sakit mengacu kepada teori

Gomes (2003) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja yakni faktor

individual dan faktor organisasional.

Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja yang dimaksud Gomes

merupakan faktor-faktor yang secara umum dalam setiap organisasi, namun dalam

konteks pengisian rekam medis di rumah sakit terdapat beberapa faktor yang tidak

atau kurang memberikan pengaruh terhadap perawat dalam mengisi rekam medis

meliputi aspek kebutuhan, tujuan, sikap dan kemampuan. Faktor organisasi meliputi:

gaji, keamanan kerja, hubungan pekerja, pengawasan dan penghargaan.

2.6. Kerangka Konsep Penelitian

Gambar 2.1

Kerangka Konsep Penelitian FAKTOR INDIVIDUAL

- Kebutuhan - Tujuan - Sikap

- Kemampuan

Motivasi Perawat dalam Pengisian Rekam Medis

FAKTOR ORGANISASIONAL

- Gaji

- Keamanan Kerja - Hubungan Pekerja - Pengawasan - Penghargaan


(50)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian survai dengan tipe explanatory atau

penjelasan yang bertujuan untuk menjelaskan pengaruh faktor individual dan faktor

organisasional terhadap motivasi perawat dalam pengisian rekam medis di Rumah

Sakit Haji Medan.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Haji Medan.

3.2.2. Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dimulai dari bulan Maret sampai dengan

September 2009.

3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat yang bertugas di ruang

rawat inap Rumah Sakit Haji Medan sebanyak 149 orang.

3.3.2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh perawat di ruang rawat inap

dengan kriteria inklusi telah bekerja diatas 1 tahun, dengan demikian seluruh populasi


(51)

3.4. Metode Pengumpulan Data 3.4.1. Data Primer

Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara langsung

kepada responden dengan berpedoman pada kuesioner semi tertutup yang telah

dipersiapkan terlebih dahulu, dengan penjelasan kuesioner secara lengkap sebagai

acuan pewawancara dalam melakukan wawancara. Untuk menjamin kerahasiaan dan

keakuratan jawaban, maka sebelum pelaksanaan wawancara, terlebih dahulu

dilakukan perjanjian tempat dan waktu wawancara.

Sebelum dilakukan pengumpulan data primer, terlebih dahulu dilakukan uji

validitas dan uji reliabilitas terhadap kuesioner agar layak digunakan sebagai alat

pengumpulan data primer, yaitu untuk mengetahui atau mengukur sejauh mana

kuesioner dapat dijadikan sebagai alat ukur yang mewakili variabel terikat dan

variabel bebas pada suatu penelitian. Hasil penelitian dapat dikatakan valid dan

reliabel apabila berdasarkan hasil pengujian terhadap setiap butir pertanyaan

kuesioner dinyatakan valid dan reliabel.

3.4.2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari profil Rumah Sakit Haji 2007, data kepegawaian

Rumah Sakit Haji Medan serta arsip rekam medis di ruang rekam medis Rumah Sakit

Haji Medan yang akan digunakan untuk membantu analisis terhadap data primer yang


(52)

3.4.3. Uji Validitas dan Reliabilitas

Kelayakan menggunakan instrumen yang akan dipakai untuk penelitian

diperlukan uji validitas dan reliabilitas. Uji dilakukan kepada 20 responden di RSUD

Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan, dengan alasan memiliki geografi yang sama. Uji

validitas dilakukan dengan mengukur korelasi antara variabel atau item dengan skor

total variabel menggunakan rumus teknik korelasi Pearson Product Moment

Corelation Coeficient (r), dengan ketentuan nilai koefisien korelasi >0,3 (valid) dan

nilai alpha cronbach > 0,6 (reliable)

Setelah dilakukan ujicoba kuesioner diketahui bahwa item-item pertanyaan pada variabel kebutuhan, tujuan, sikap, kemampuan dan gaji, keamanan kerja, hubungan pekerja, pengawasan, penghargaan dan motivasi valid dan reliabel untuk digunakan pada penelitian ini, hasil perhitungan (lampiran 3) dengan hasil berikut : a. Variabel kebutuhan dengan 15 item pertanyaan, diperoleh nilai r hitung > 0,3 dan

nilai alpha cronbach 0.8573>0,6 (memenuhi syarat yang telah ditetapkan).

b. Variabel tujuan dengan 15 item pertanyaan, nilai r hitung > 0,3 dan nilai alpha cronbach 0.8968> 0,6 (memenuhi syarat yang telah ditetapkan)

c. Variabel sikap dengan 15 item pertanyaan, nilai r hitung > 0,3 dan nilai alpha cronbach 0.8936> 0,6 (memenuhi syarat yang telah ditetapkan)

d. Variabel kemampuan dengan 15 item pertanyaan, nilai r hitung > 0,3 dan nilai

alpha cronbach 0.8604> 0,6 (memenuhi syarat yang telah ditetapkan)

e. Variabel gaji dengan 5 item pertanyaan, nilai r hitung > 0,3 dan nilai alpha cronbach 0.8593> 0,6 (memenuhi syarat yang telah ditetapkan)


(53)

f. Variabel keamanan kerja dengan 5 item pertanyaan, nilai r hitung > 0,3 dan nilai

alpha cronbach 0.8007> 0,6 (memenuhi syarat yang telah ditetapkan)

g. Variabel hubungan pekerja dengan 5 item pertanyaan, nilai r hitung > 0,3 dan nilai alpha cronbach 0.8339> 0,6 (memenuhi syarat yang telah ditetapkan)

h. Variabel pengawasan dengan 5 item pertanyaan, nilai r hitung > 0,3 dan nilai

alpha cronbach 0.8884> 0,6 (memenuhi syarat yang telah ditetapkan).

i. Variabel penghargaan dengan 5 item pertanyaan, nilai r hitung > 0,3 dan nilai

alpha cronbach 0.8789> 0,6 (memenuhi syarat yang telah ditetapkan).

j. Variabel motivasi dengan 5 item pertanyaan, nilai r hitung > 0,3 dan nilai alpha cronbach 0.9839> 0,6 (memenuhi syarat yang telah ditetapkan)

3.5. Variabel dan Definisi Operasional

Adapun variabel dan definisi Operasional penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Faktor Individual adalah ciri-ciri yang dimiliki atau terdapat pada setiap diri perawat (responden) yang membedakan dengan individu atau perawat lainnya, dalam penelitian ini dibatasi pada faktor-faktor berikut : kebutuhan, tujuan, sikap dan kemampuan.

- Kebutuhan adalah keinginan untuk mendapatkan kepuasan kerja dan keinginan mengetahui lebih banyak akan seluk beluk mengenai rekam medis.

- Tujuan adalah hal yang ingin dicapai perawat dengan mengisi rekam medis.


(54)

- Kemampuan adalah pengetahuan dalam pengisian rekam medis, yaitu apa yang harus dituliskan dan bagaimana cara menuliskannya.

b. Faktor Organisasional adalah adalah segala sesuatu di organisasi rumah sakit yang ada di sekitar perawat yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas keperawatan yang dilakukannya, dalam penelitian ini dibatasi pada faktor-faktor berikut : gaji, keamanan kerja, hubungan pekerja, pengawasan dan penghargaan

- Gaji adalah persepsi perawat akan kesesuaian gaji yang diterima terhadap beban kerja sebagai perawat di RSU Haji Medan.

- Keamanan kerja adalah kesinambungan kerja perawat di RSU Haji Medan.

- Hubungan pekerja adalah rasa simpati atau tidak simpati perawat sebagai

ukuran hubungan antar perawat di RSU Haji Medan menyangkut derajat

kesesuaian yang dirasakan dalam berinteraksi dengan perawat lain dalam pengisian rekam medis.

- Pengawasan adalah kegiatan pemeriksaan rekam medis oleh manajemen rumah sakit atau atasan langsung (kepala keperawatan).

- Penghargaan adalah hal atau sesuatu yang diterima perawat karena menunjukkan hasil kerja yang baik dalam pengisian rekam medis.

c. Motivasi adalah faktor-faktor yang ada dalam diri perawat yang menggerakkan dan mengarahkan perilakunya untuk melakukan pengisian rekam medis.


(55)

3.6. Metode Pengukuran

3.6.1 Metode Pengukuran Variabel Bebas

Pengukuran variabel bebas menggunakan jenis skala nominal, interval maupun ordinal disesuaikan dengan jenis variabel. Penilaian kategori tersebut dilakukan dengan cara menilai jawaban/tanggapan responden terhadap kuesioner yang telah ditentukan nilai-nilainya berdasarkan jawaban/tanggapan yang diberikan.

Tabel 3.1. Aspek Pengukuran Variabel Bebas

Variabel Jumlah Indikator

Bobot nilai indikator

tertinggi

Skor Kategori Skala ukur

91-120 Tinggi Faktor

Individual 60 120 60-90 Rendah Ordinal 23-30 Tinggi

- Kebutuhan 15 30

15-22 Rendah Ordinal 23-30 Tinggi

- Tujuan 15 30

15-22 Rendah Ordinal 23-30 Mendukung

- Sikap 15 30

15-22 Tidak Mendukung

Ordinal

- Kemampuan 15 30 23-30 Tinggi Ordinal

15-22 Rendah

38-50 Tinggi Faktor

Organisasional 25 50 25-37 Rendah Ordinal 8-10 Tinggi

- Gaji 5 10

5-7 Rendah Ordinal 8-10 Tinggi

- Keamanan

Kerja 5 10 5-7 Rendah Ordinal 8-10 Tinggi

- Hubungan

Pekerja 5 10 5-7 Rendah Ordinal 8-10 Tinggi

- Pengawasan 5 10

5-7 Rendah Ordinal 8-10 Tinggi

- Penghargaan 5 10


(56)

3.6.2 Metode Pengukuran Variabel Terikat

Pengukuran variabel terikat (motivasi dalam pengisian rekam medis)

menggunakan skala likert dengan pilihan jawaban sebagai berikut :

a. Selalu : apabila perawat melakukan pengisian rekam medis mencapai 100%.

b. Sering : apabila perawat melakukan pengisian rekam medis mencapai 75-99%.

c. Kadang-kadang : apabila perawat melakukan pengisian rekam medis mencapai

25-74%.

d. Jarang : apabila perawat melakukan 1- 24% pengisian rekam medis.

e. Tidak Pernah : apabila perawat sama sekali tidak pernah melakukan pengisian

rekam medis.

Pengukuran variabel terikat (motivasi dalam pengisian rekam medis)

menggunakan skala pengukuran ordinal, di mana pengukurannya dilakukan dengan

membagi masing-masing varibabel ke dalam 2 kategori, yaitu termotivasi, dan tidak

termotivasi. Penilaian kategori tersebut dilakukan dengan cara menilai jawaban

perawat terhadap pernyataan/keadaan yang diberikan.

Tabel 3.2. Aspek Pengukuran Variabel Terikat

Variabel Jumlah Indikator

Bobot nilai indikator

tertinggi

Skor Kategori Skala ukur

31-50 Termotivasi Motivasi

Pengisian Rekam Medis

10 50

10-30 Termotivasi Tidak


(57)

3.7. Metode Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan dianalisis untuk mengetahui pengaruh faktor

individual dan faktor organisasional terhadap motivasi perawat dalam pengisian

rekam medis di Rumah Sakit Haji Medan dengan menggunakan uji bivariat (

chi-square). Variabel yang nilai signifikannya (p) <0,25 pada uji bivariat dilanjutkan


(58)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Rumah Sakit Haji Medan merupakan Rumah Sakit Swasta berbentuk

Yayasan, berlokasi di Jl. RS.Haji–Medan Estate di Kota Medan Propinsi Sumatera

Utara yang telah mendapat sertifikat dari Menteri Kesehatan RI

No.YM.00.03.2.2.835 yang menyatakan Rumah Sajit Haji Medan telah mendapat

status akreditasi penuh tingkat dasar yaitu meliputi : (a). Pelayanan Gawat Darurat,

(b).Pelayanan medik, (c).Pelayanan Rekam Medik, (d). Pelayanan Keperawatan dan

(e).Pelayanan Administrasi Manajemen.

Komposisi tenaga kesehatan berdasarkan tingkat pendidikan di Rumah Sakit

Haji Medan yang paling banyak adalah tenaga Non Medis, yaitu sebanyak 188 orang

(38,06%). Secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1. Jenis dan Jumlah Tenaga Kesehatan di Rumah Sakit Haji Medan

No Jenis Tenaga Jumlah Persen

1 Non Medis 188 38,06

2 Paramedis Non Keperawatan 43 8,70 3 Paramedis Keperawatan Non Rawat Inap 76 15,39 4 Paramedis Keperawatan Rawat Inap 149 30,16

5 Dokter 38 7,69

Jumlah 494 100.0

Sumber : Profil Rumah Sakit Haji Medan, 2008

a. Struktur Organisasi Rumah Sakit Haji Medan

Rumah Sakit Haji Medan adalah berbentuk yayasan yang diketuai oleh ketua


(59)

penyantun. Bagian rekam medis berada di bagian perencanaan dan rekam medis yang

bertanggung jawab ke wadir umum dan keuangan. (lampiran 5)

b. Standard Operation Procedure (SOP)

Rumah Sakit Haji Medan telah memiliki SOP tentang buku pedoman

penyelenggaraan rekam medis baik untuk dokter maupun perawat berdasarkan SK

tertanggal 15 September 1999 (Lampiran 6)

4.2. Karakteristik Responden

Responden yang menjadi subjek pada penelitian ini adalah perawat yang bekerja di bagian ruang rawat inap Rumah Sakit Haji Medan. Karakteristik responden terdiri dari umur, pendidikan, masa kerja dan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 4.2. berikut ini.

Tabel 4.2. Distribusi Karakteristik Responden di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Haji Medan

No Karakteristik Jumlah Persen

1. Umur

21- 30 tahun 77 51.7

31- 40 tahun 50 33.6

41- 50 tahun 22 14.7

Jumlah 149 100.0

2 Pendidikan

SPK 53 35.6

Akper 95 63.8

S.1 Keperawatan 1 0.6

Jumlah 149 100.0

3. Masa kerja

2 Tahun 15 10.1

3 Tahun 19 12.8

4 Tahun 36 24.1

5 Tahun 38 25.5

> 5Tahun 41 27.5


(1)

Variables not in the Equation

48.600 1 .000

13.640 1 .000

1.684 1 .194

49.105 1 .000

6.591 1 .010

7.326 1 .007

14.914 1 .000

5.642 1 .018

4.933 1 .026

85.890 9 .000

KEBUT TUJUAN SIKAP MAMPU GAJI AMAN HUB AWAS HARGA Variables

Overall Statistics Step

0

Score df Sig.

Block 1: Method = Forward Stepwise (Conditional)

Omnibus Tests of Model Coefficients

52.459 1 .000

52.459 1 .000

52.459 1 .000

15.014 1 .000

67.473 2 .000

67.473 2 .000

17.499 1 .000

84.972 3 .000

84.972 3 .000

9.215 1 .002

94.187 4 .000

94.187 4 .000

13.190 1 .000

107.377 5 .000

107.377 5 .000

6.444 1 .011

113.821 6 .000

113.821 6 .000

5.300 1 .021

119.121 7 .000

119.121 7 .000

Step Block Model Step Block Model Step Block Model Step Block Model Step Block Model Step Block Model Step Block Model Step 1

Step 2

Step 3

Step 4

Step 5

Step 6

Step 7


(2)

Model Summary

154.092 .297 .396

139.078 .364 .486

121.579 .435 .580

112.364 .469 .625

99.174 .514 .685

92.731 .534 .712

87.430 .550 .734

Step 1 2 3 4 5 6 7

-2 Log likelihood

Cox & Snell R Square

Nagelkerke R Square

Classification Tablea

55 20 73.3

12 62 83.8

78.5

65 10 86.7

23 51 68.9

77.9

60 15 80.0

14 60 81.1

80.5

64 11 85.3

19 55 74.3

79.9

58 17 77.3

1 73 98.6

87.9

62 13 82.7

4 70 94.6

88.6

62 13 82.7

6 68 91.9

87.2 Observed

Rendah Tinggi motivasi

Overall Percentage

Rendah Tinggi motivasi

Overall Percentage

Rendah Tinggi motivasi

Overall Percentage

Rendah Tinggi motivasi

Overall Percentage

Rendah Tinggi motivasi

Overall Percentage

Rendah Tinggi motivasi

Overall Percentage

Rendah Tinggi motivasi

Overall Percentage Step 1

Step 2

Step 3

Step 4

Step 5

Step 6

Step 7

Rendah Tinggi

motivasi Percentage Correct Predicted

The cut value is .500 a.


(3)

Variables in the Equation

2.654 .409 42.009 1 .000 14.207 6.368 31.697

-4.176 .687 36.935 1 .000 .015

1.765 .455 15.046 1 .000 5.844 2.395 14.261

1.826 .462 15.633 1 .000 6.208 2.511 15.349

-5.463 .832 43.133 1 .000 .004

2.246 .543 17.091 1 .000 9.453 3.259 27.421

2.186 .543 16.198 1 .000 8.904 3.070 25.823

2.083 .569 13.396 1 .000 8.029 2.632 24.497

-9.699 1.661 34.102 1 .000 .000

2.295 .564 16.557 1 .000 9.926 3.286 29.987

1.676 .581 8.336 1 .004 5.345 1.713 16.675

2.211 .568 15.170 1 .000 9.129 3.000 27.779

2.217 .591 14.078 1 .000 9.175 2.883 29.206

-12.945 2.214 34.202 1 .000 .000

2.804 .671 17.457 1 .000 16.512 4.431 61.525

2.468 .725 11.578 1 .001 11.802 2.848 48.911

2.601 .658 15.627 1 .000 13.477 3.711 48.939

2.626 .730 12.927 1 .000 13.816 3.302 57.815

2.005 .619 10.505 1 .001 7.428 2.209 24.975

-19.391 3.686 27.682 1 .000 .000

2.885 .731 15.590 1 .000 17.904 4.276 74.977

2.786 .791 12.422 1 .000 16.220 3.445 76.380

2.178 .686 10.070 1 .002 8.826 2.300 33.877

3.135 .843 13.839 1 .000 22.996 4.408 119.970

1.529 .624 6.012 1 .014 4.615 1.359 15.670

2.014 .628 10.285 1 .001 7.492 2.188 25.649

-22.447 4.319 27.014 1 .000 .000

3.195 .824 15.027 1 .000 24.418 4.854 122.838

2.936 .905 10.518 1 .001 18.832 3.195 111.013

2.315 .728 10.120 1 .001 10.126 2.432 42.160

3.554 .953 13.920 1 .000 34.949 5.403 226.067

1.459 .639 5.209 1 .022 4.304 1.229 15.071

1.309 .593 4.865 1 .027 3.702 1.157 11.846

1.838 .624 8.671 1 .003 6.286 1.849 21.371

-25.614 5.101 25.213 1 .000 .000

MAMPU Constant Step

1a

KEBUT MAMPU Constant Step

2b

KEBUT MAMPU GAJI Constant Step

3c

KEBUT TUJUAN MAMPU GAJI Constant Step

4d

KEBUT TUJUAN MAMPU GAJI HARGA Constant Step

5e

KEBUT TUJUAN MAMPU GAJI HUB HARGA Constant Step

6f

KEBUT TUJUAN MAMPU GAJI HUB AWAS HARGA Constant Step

7g

B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper

95.0% C.I.for EXP(B)

Variable(s) entered on step 1: MAMPU. a.

Variable(s) entered on step 2: KEBUT. b.

Variable(s) entered on step 3: GAJI. c.

Variable(s) entered on step 4: TUJUAN. d.

Variable(s) entered on step 5: HARGA. e.

Variable(s) entered on step 6: HUB. f.

Variable(s) entered on step 7: AWAS. g.


(4)

Model if Term Removeda

-103.454 52.816 1 .000

-77.198 15.318 1 .000

-77.616 16.155 1 .000

-71.029 20.479 1 .000

-70.415 19.252 1 .000

-70.233 18.886 1 .000

-66.248 20.133 1 .000

-61.004 9.645 1 .002

-65.189 18.013 1 .000

-66.175 19.986 1 .000

-63.053 26.931 1 .000

-57.674 16.174 1 .000

-60.859 22.543 1 .000

-60.784 22.394 1 .000

-56.785 14.396 1 .000

-59.058 25.385 1 .000

-55.589 18.447 1 .000

-52.584 12.437 1 .000

-60.216 27.701 1 .000

-49.739 6.747 1 .009

-53.273 13.816 1 .000

-57.752 28.073 1 .000

-52.319 17.207 1 .000

-50.125 12.819 1 .000

-59.419 31.408 1 .000

-46.613 5.795 1 .016

-46.472 5.513 1 .019

-49.249 11.068 1 .001

Variable

MAMPU Step 1

KEBUT MAMPU Step 2

KEBUT MAMPU GAJI Step 3

KEBUT TUJUAN MAMPU GAJI Step 4

KEBUT TUJUAN MAMPU GAJI HARGA Step 5

KEBUT TUJUAN MAMPU GAJI HUB HARGA Step 6

KEBUT TUJUAN MAMPU GAJI HUB AWAS HARGA Step 7

Model Log Likelihood

Change in -2 Log

Likelihood df

Sig. of the Change

Based on conditional parameter estimates a.


(5)

Variables not in the Equation

16.966 1 .000

8.371 1 .004

.665 1 .415

12.320 1 .000

3.260 1 .071

3.151 1 .076

3.708 1 .054

6.715 1 .010

55.257 8 .000

8.134 1 .004

1.053 1 .305

15.942 1 .000

2.146 1 .143

2.200 1 .138

4.481 1 .034

7.091 1 .008

41.481 7 .000

9.164 1 .002

.022 1 .882

1.469 1 .225

5.364 1 .021

8.526 1 .004

7.206 1 .007

30.863 6 .000

.815 1 .367

1.628 1 .202

7.082 1 .008

9.081 1 .003

12.131 1 .000

24.203 5 .000

.674 1 .412

1.022 1 .312

6.548 1 .010

6.089 1 .014

13.812 4 .008

2.009 1 .156

1.391 1 .238

5.204 1 .023

7.584 3 .055

1.479 1 .224

2.026 1 .155

2.821 2 .244

KEBUT TUJUAN SIKAP GAJI AMAN HUB AWAS HARGA Variables

Overall Statistics Step

1

TUJUAN SIKAP GAJI AMAN HUB AWAS HARGA Variables

Overall Statistics Step

2

TUJUAN SIKAP AMAN HUB AWAS HARGA Variables

Overall Statistics Step

3

SIKAP AMAN HUB AWAS HARGA Variables

Overall Statistics Step

4

SIKAP AMAN HUB AWAS Variables

Overall Statistics Step

5

SIKAP AMAN AWAS Variables

Overall Statistics Step

6

SIKAP AMAN Variables

Overall Statistics Step

7


(6)

40

STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT HAJI MEDAN

YAYASAN RS HAJI MEDAN

DIREKTUR

SATUAN PENGAWAS INTERN DEWAN PENYANTUN

Wadir Pelayanan Medis & Perawatan

Wadir Penunjang Medis

& Pendidikan Wadir Umum & Keuangan

Kabid Pelayanan

Medis

Kabid Perawatan

Kabid Penunjang

Medis

Kabid Pendidikan &

Penelitian

Kabag Umum

Kabag Penyusunan Anggaran & Perbendaharaan

Kabag Akuntansi

Kabag Perencanaan &

Rekam Medis

Kabag Kerohanian

- Ka. Instalasi Rawat Jalan

- Ka. Instalasi Rawat Inap

- Ka. Instalasi gawat Darurat

- Ka. Instalasi Perawatan

Intensif

- Ka. Instalasi Bedah Sentral

- Ka. Instalasi Hemodialisa

- Ka. Instalasi Radiologi

- Ka. Instalasi Patologi Klonik

- Ka. Instalasi Patologi Anatomi

- Ka. Instalasi Farmasi

- Ka. Instalasi Gizi

- Ka. Instalasi Pemolesaran

Jenajah

- Ka. Instalasi Pemeliharaan

Rumah Sakit

- Ka. Rekam Medik

- Kasubag Tata

Usaha

- Kasubag

Kepegawaian

- Kasubag RT

Perlengkapan

- Kasubag

Penyusunan Anggaran

- Kasubag

Verifikasi

- Kasubg

Perbendeharaan

- Kasubag Akun

Keuangan

- Kasubag Akun

Manajemen

- Kasubag

Mobilisasi Dana

- Kasubag

Penyusunan

- Kasubag Rekam

medis, Hukum & Perpustakan

- Kasubag

Publikasi & Pemasaran

Komite Medis Staf Medis Fungsional

Lampiran 6 : Struktur Organisasi