Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis Terhadap Waktu Tunggu Pasien Pada Pelayanan Rekam Medis Rawat Jalan Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008

(1)

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.

DI RUMAH SAKIT UMUM DR. PIRNGADI MEDAN TAHUN 2008

T E S I S

Oleh

SUARNI ASMUNI

067012057/AKK

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N

2009


(2)

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.

DI RUMAH SAKIT UMUM DR. PIRNGADI MEDAN TAHUN 2008

T E S I S

Untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes) dalam Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan

Konsentrasi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

SUARNI ASMUNI

067012057/AKK

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N

2009


(3)

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.

PIRNGADI MEDAN TAHUN 2008 Nama Mahasiswa : Suarni Asmuni

Nomor Pokok : 067012057

Program Studi : Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Konsentrasi : Administrasi dan Kebijakan Kesehatan

Menyetujui Komisi Pembimbing:

(Prof. dr. Aman Nasution, MPH) (Drs. Abdul Jalil A.A., M.Kes)

Ketua Anggota

Ketua Program Studi, Direktur,

(Dr. Drs. Surya Utama, MS) (Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., MSc)


(4)

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. dr. Aman Nasution, MPH Anggota : 1. Drs. Abdul Jalil A.A., M.Kes

2. Prof. Dr. Ida Yustina, MSi 3. dr. Fauzi, SKM


(5)

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.

MEDIS TERHADAP WAKTU TUNGGU PASIEN PADA PE LAY AN AN R EK AM MED IS R AW AT JALAN

DI RUMAH SAKIT UMUM DR. PIRNGADI MEDAN TAHUN 2008

T E S I S

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, Februari 2009


(6)

78 Salah satu bentuk pelayanan administrasi di rumah sakit adalah pelayanan rekam medis. Penyelenggaraan rekam medis dituntut untuk memberikan pelayanan yang prima untuk menciptakan kepuasan pada pasiennya terutama dengan waktu tunggu yang singkat. Salah satu masalah di rekam medis RSU Pirngadi Medan adalah lambatnya waktu tunggu pelayanan rekam medis rawat jalan, yang diduga disebabkan oleh kinerja perekam medis yang belum sesuai dengan kompetensi perekam medis.

Jenis penelitian ini survei analitik dengan tipe explanatory research yang bertujuan menganalisis pengaruh karakteristik individu dan kompetensi perekam medis terhadap waktu tunggu pasien pada pelayanan rekam medis rawat jalan. Populasi penelitian sebanyak 45 orang, sampel dipilih sebanyak 32 orang di bagian TPP, rak file, dan pengiriman karena berhubungan langsung dengan pasien, sedangkan 13 orang lainnya bagian analisa. Data dianalisis dengan menggunakan uji statistik yaitu analisis univariat, analisis bivariat dengan uji statistik Chi-Square, analisis multivariat dengan uji regresi logistik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruh signifikan terhadap waktu tunggu yaitu masa kerja, keterampilan, dan kerjasama kelompok, sedangkan variabel yang tidak berpengaruh yaitu umur, pendidikan, pengetahuan, dan komunikasi. Variabel paling dominan pengaruhnya terhadap waktu tunggu pasien di Subbidang Rekam Medis Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan adalah kerjasama kelompok (B=2,899). Variabel independen dalam penelitian ini dapat memprediksi waktu tunggu pasien sebesar 84,4%.

Disarankan pada Direktur RSU dr. Pirngadi Medan untuk meningkatkan sistem komputerisasi, pengembangan SDM, menambah tenaga pengawas, dan melengkapi sarana dan prasarana secara bertahap. Diharapkan pada Kepala Bidang Perencanaan dan Rekam Medis agar meningkatkan kerjasama kelompok internal dan eksternal yakni terhadap bidang terkait, menyeleksi perekam medis untuk mengikuti diklat. Disarankan Kepala Subbidang Perekam Medis melakukan pengawasan melekat, dan mengadakan evaluasi secara berkala kepada perekam medis.


(7)

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.

ABSTRACT

One of the administrative services in hospital is medical record. The management of medical record is expected to give the best service to make the patient’s satisfaction, especially with response-time. One of the problems at medical record installation of dr. Pirngadi Medan Hospital is the length of response-time on out-patient, which assumed caused by the performance’s of medical record personnel that have not been accordance with the competence of medical record personnel.

This explanatory survey is aimed to analyze the influence of individual characteristics and the competence of medical record personnel patient’s response-time at medical record service for the out-patient. The populations for this study are 45 officials, with 32 samples were selected from TPP (Tempat Penerimaan Pasien), file rack, and expedition unit as they make direct contact with the patients, while other 13 samples took from analysis unit. The data were analyzed by using statistical test through univariate analysis; bivariate analysis with statistical Chi-square test; multivariate analysis with logistic regression test.

The result of the study shows that the variables which have influences significantly on response-time are work experience, skill and teamwork, while the variables which have no influences are age, education, knowledge, and communication. The variable which has dominant influences on patient response-time is teamwork (B=2.899). Independent variable in this study can predict the patient’s response-time as 84,4%.

It is suggested to the director of dr. Pirngadi Medan Hospital to improve the computerized system, to develop the human resources, to add supervision personnel, and to add the tools and infrastructure gradually. It is expected that the Head of Planning and Medical Record Unit to improve the internal cooperation and also external units which have relation to Medical Record Unit, to select medical record personnel in order to train them. It is also suggested to the Head of Medical Record Personnel Sub-Unit to implement the supervision tightly, and makes evaluation periodically to medical record personnel.


(8)

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat serta hidayahNya sehingga dengan izinNya penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan judul : “Pengaruh Karakteristik dan Kompetensi Perekam Medis Terhadap

Waktu Tunggu Pasien Pada Pelayanan Rekam Medis Rawat Jalan di Rumah

Sakit Umum dr Pirngadi Medan Tahun 2008”.

Tesis ini merupakan salah satu persyaratan akademik untuk menyelesaikan pendidikan Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Konsentrasi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tesis ini banyak kekurangan-kekurangan, namun demikian penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat terlaksana dengan baik tanpa bantuan dan kerja sama dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan banyak terima kasih yang tidak terhingga kepada: Prof. dr. Aman Nasution, MPH, selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Drs. Abdul Jalil A.A., M.Kes, selaku Pembimbing Kedua, yang penuh perhatian, kesabaran dan ketelitian dalam memberikan bimbingan, arahan, petunjuk sepenuhnya, sehingga sampai selesainya penulisan tesis ini.

Tak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang turut membantu penyusunan tesis ini, terutama kepada :


(9)

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.

Bapak Prof. Chairuddin P. Lubis, DTM&H, Sp.A(K), sebagai Rektor Universitas Sumatera Utara.

Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, MSc, Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Medan yang memberikan izin penulisan tesis ini.

Bapak Dr. Drs. Surya Utama, MS, Ketua Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Ibu Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si, Sekretaris Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara sekaligus sebagai Komisi Penguji Tesis ini.

Bapak dr. Fauzi, SKM, sebagai Komisi Penguji atau Pembanding yang telah banyak memberikan arahan dan masukan demi kesempurnaan penulisan tesis ini.

Bapak dr. Sjahrial R. Anas, MHA, yang telah berkenan memberikan kesempatan kepada penulis untuk melanjutkan pendidikan dan sekaligus memberikan izin belajar pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Seluruh staf pengajar Program Studi Administrasi Kebijakan Kesehatan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang sangat berarti selama penulis mengikuti pendidikan.

Ucapan terima kasih yang tulus dan ikhlas kepada suami tercinta (Suardinata) dan anak-anak tersayang (dr. Diana Santy, Nandar Afriza, dan Beby Asyifa), yang


(10)

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.

selalu memberikan dorongan moril serta do’a kepada penulis untuk menyelesaikan pendidikan ini.

Akhirnya penulis menyadari atas segala keterbatasan, untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan tesis ini dengan harapan, semoga tesis ini bermanfaat bagi pengambil kebijakan di bidang kesehatan, dan pengembangan ilmu pengetahuan bagi penelitian selanjutnya.

Medan, Februari 2009 Penulis,


(11)

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.

RIWAYAT HIDUP

Suarni Asmuni, lahir pada tanggal 12 Juni tahun 1958 di Kota Binjai Propinsi Sumatera Utara, anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Alm. Asmuni S. dan Almh. Sunarsih.

Pendidikan formal penulis, dimulai dari Sekolah Dasar Negeri (SDN) Perkebunan Besilam Bukit Lambasa selesai tahun 1972, Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) II Binjai selesai tahun 1975, Sekolah Pengatur Rawat Atas (SPRA) Pematang Siantar selesai tahun 1979, Pendidikan Bidan Swadaya (D-I) Sari Mutiara Medan selesai tahun 1995, Akademi Keperawatan Depkes RI (D-III) Medan selesai tahun 1998, Program Perawat Pendidik Jurusan Maternitas (D-IV Perawat Pendidik) selesai tahun 2001, Memasuki Sekolah Pascasarjana USU Program Studi Administrasi Kebijakan Kesehatan sejak tahun 2006.

Menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil tahun 1981 dan diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil tahun 1982 dengan jabatan sebagai staf perawat pelaksana di bagian Ilmu Kesehatan Anak RSU dr. Pirngadi Medan. Sejak tahun 1990 sampai dengan tahun 1999 bekerja di Bagian Instalasi Gawat Darurat RSU dr. Pirngadi Medan. Pada tahun 2000 sampai dengan tahun 2001 menjabat sebagai Kepala Keperawatan Instalasi III (Anak dan Kebidanan). Pada tahun 2002 sampai saat ini, menjawab sebagai Kepala Subbidang Rekam Medis RSU dr. Pirngadi Medan.


(12)

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.

Menikah pada tanggal 10 Oktober 1980 dengan Suardinata pasangan H.Hasan dan Almh. Hj.Kasiani, hingga saat ini dikaruniai anak sebanyak 3 orang (2 perempuan, 1 laki-laki). Anak yang pertama bernama dr. Diana Santy, kedua Nandar Afriza, dan ketiga Bebby Asyifa.


(13)

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

RIWAYAT HIDUP ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1.Latar Belakang ... 1

1.2.Permasalahan ... 7

1.3.Tujuan Penelitian ... 8

1.4.Hipotesis Penelitian ... 8

1.5.Manfaat Penelitian ... 8

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1. Kinerja ... 9

2.2. Waktu Tunggu Pelayanan Rekam Medis ... 15

2.3. Landasan Teori ... 42

2.4. Kerangka Konsep Penelitian ... 43

BAB 3 METODE PENELITIAN ... 45

3.1. Jenis Penelitian ... 45

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 45

3.3. Populasi dan Sampel ... 45

3.4. Metode Pengumpulan Data ... 46

3.5. Variabel dan Definisi Operasional ... 47

3.6. Metode Pengukuran ... 49

3.7. Metode Analisa Data ... 51

BAB 4 HASIL PENELITIAN ... 54

4.1. Deskripsi Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan ... 54

4.2. Analisa Univariat ... 59

4.3. Analisa Bivariat ... 72


(14)

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.

BAB 5 PEMBAHASAN ... 78

5.1. Waktu Tunggu ... 78

5.2. Pengaruh Karakteristik Terhadap Waktu Tunggu Pasien ... 81

5.3. Pengaruh Kompetensi Perekam Medis Terhadap Waktu Tunggu Pasien ... 83

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 93

6.1. Kesimpulan ... 93

6.2. Saran ... 94


(15)

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

3.1. Metode Pengukuran Terhadap Variabel Independen ... 50 3.2. Metode Pengukuran Terhadap Variabel Independen ... 51 4.1. Distribusi Karakteristik Responden di Subbidang Rekam Medis

Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan Tahun 2008 ... 59 4.2. Distribusi Jawaban Responden Pada Pertanyaan Pengetahuan di

Subbidang Rekam Medis Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi

Medan Tahun 2008 ... 62 4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan di Subbidang

Rekam Medis Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan Tahun

2008 ... 62 4.4. Distribusi Kegiatan Responden Berdasarkan Waktu di Subbidang

Rekam Medis Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan Tahun

2008 ... 64 4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Keterampilan di Subbidang

Rekam Medis Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan Tahun

2008 ... 64

4.6. Distribusi Responden Jawaban Responden Pada Pertanyaan

Komunikasi di Subbidang Rekam Medis Rumah Sakit Umum

dr. Pirngadi Medan Tahun 2008 ... 66 4.7. Distribusi Responden Berdasarkan Komunikasi di Subbidang

Rekam Medis Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan Tahun

2008 ... 67

4.8. Distribusi Jawaban Responden Pada Pertanyaan Kerjasama

Kelompok di Subbidang Rekam Medis Rumah Sakit Umum dr.

Pirngadi Medan Tahun 2008 ... 69

4.9. Distribusi Responden Berdasarkan Kerjasama Kelompok di


(16)

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.

Medan Tahun 2008 ... 69 4.10. Statistik Deskriptif Waktu Tunggu Pasien di Subbidang Rekam

Medis Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan Tahun 2008 ... 71

4.11. Distribusi Responden Berdasarkan Waktu Tunggu di

Subbidang Rekam Medis Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi

Medan Tahun 2008 ... 71

4.12. Pengaruh Karakteristik Perekam Medis Terhadap Waktu

Tunggu Pasien Pada Pelayanan Rekam Medis Rawat Jalan di Subbidang Rekam Medis Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi

Medan Tahun 2008 ... 73

4.13. Pengaruh Kompetensi Perekam Medis Terhadap Waktu

Tunggu Pasien Pada Pelayanan Rekam Medis Rawat Jalan di Subbidang Rekam Medis Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi

Medan Tahun 2008 ... 74

4.14. Hasil Uji Regresi Logistik (Multivariat) Tahap Pertama

Pengaruh Karakteristik Perekam Medis dan Kompetensi

Perekam Medis Terhadap Waktu Tunggu Pasien ... 75

4.15. Hasil Uji Regresi Logistik (Multivariat) Tahap Kedua

Pengaruh Karakteristik Perekam Medis dan Kompetensi Perekam Medis Terhadap Waktu Tunggu Pasien ... 76


(17)

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1. Alur Pasien Rawat Jalan dan Rawat Inap Badan Pelayanan

Kesehatan Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan ... 29 2.2. Kerangka Konsep Penelitian ... 44


(18)

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1 Lembar Kuesioner Penelitian ... 100 2 Hasil Ujicoba Kuesioner ... 108 3. Hasil Uji Validitas Reliabilitas Instrumen ... 109

4. Master Data Penelitian : Karakteristik dan Kompetensi

Perekam Medis ... 114 5. Master Data Penelitian : Waktu Tunggu ... 116 6. Output SPSS : Tabel tunggal, tabel silang, regresi logistik. ... 117

7. Surat Permohonan Izin Uji Kuesioner dari Sekolah

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara ... 136

8. Surat Permohonan Izin Uji Kuesioner dari Rumah Sakit

Umum Pusat H. Adam Malik Medan ... 137 9. Surat Izin Penelitian dari Sekolah Pascasarjana Universitas

Sumatera Utara ... 138 10. Surat Izin Penelitian dari RSU dr. Pirngadi Medan... 139


(19)

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan memiliki peran yang sangat strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat Indonesia. Peran tersebut pada dewasa ini makin menonjol mengingat timbulnya perubahan-perubahan epidemiologi penyakit, perubahan struktur demografis, perkembangan IPTEK, perubahan struktur sosio-ekonomi masyarakat dan pelayanan yang lebih bermutu, ramah dan sanggup memenuhi kebutuhan mereka yang menuntut perubahan pola pelayanan kesehatan di Indonesia (Soejitno, 2002).

Sekarang ini rumah sakit tidak saja berfungsi sebagai tempat untuk pengobatan penyakit dan luka-luka, tetapi telah berkembang ke arah kesatuan upaya pelayanan untuk seluruh masyarakat yang menyangkut aspek promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Rumah Sakit sebagai salah satu sub pelayanan kesehatan memberikan dua jenis pelayanan kepada masyarakat yaitu pelayanan kesehatan dan pelayanan administrasi. Pelayanan kesehatan mencakup pelayanan medis, pelayanan penunjang medik, rehabilitasi medik dan pelayanan perawatan. Pelayanan tersebut dilaksanakan melalui Instalasi Gawat Darurat, unit rawat jalan dan rawat inap (Muninjaya, 2004).


(20)

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.

Pola pelayanan kesehatan yang diharapkan adalah pelayanan yang berkualitas, sehingga mampu mereduksi angka kesakitan dan kematian serta menciptakan masyarakat sehat sejahtera. Kualitas merupakan inti kelangsungan hidup sebuah lembaga. Gerakan revolusi mutu melalui pendekatan manajemen mutu terpadu menjadi tuntutan yang tidak boleh diabaikan jika suatu lembaga ingin hidup dan berkembang, Persaingan yang semakin ketat akhir-akhir ini menuntut sebuah lembaga penyedia jasa/layanan untuk selalu memanjakan konsumen/pelanggan dengan memberikan pelayanan terbaik. Para pelanggan akan mencari produk berupa barang atau jasa dari perusahaan yang dapat memberikan pelayanan yang terbaik kepadanya (Mathis dan Jackson, 2002).

Sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan, kualitas pelayanan merupakan salah satu indikator kinerja rumah sakit. Diharapkan perubahan pelayanan rumah sakit mengarah pada kekuatan pasar dan orientasi rumah sakit akan mulai bergeser dari organisasi sosial ke arah sosioekonomi, maka mempertahankan pelanggan adalah tujuan utama yang harus dicapai. Rumah sakit akan semakin maju dengan pesat jika dapat menciptakan kepuasan pada pasiennya (Soejadi, 1999)

Salah satu bentuk pelayanan yang diberikan adalah pelayanan administrasi berupa pelayanan rekam medis. Rekam medis merupakan bukti tertulis tentang proses pelayanan yang diberikan oleh dokter dan tenaga kesehatan lainnya kepada pasien, hal ini merupakan cerminan kerja sama lebih dari satu orang tenaga kesehatan untuk menyembuhkan pasien. Bukti tertulis pelayanan dilakukan setelah pemeriksaan


(21)

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.

tindakan, pengobatan sehingga dapat dipertanggungjawabkan. Proses pelayanan diawali dengan identifikasi pasien baik jati diri, pemeriksaan, pengobatan dan tindakan medis lainnya. Rekam Medis merupakan catatan (rekaman) yang harus dijaga kerahasiaannya dan terbatas tenaga kesehatan dan pasien serta memberikan kepastian biaya yang harus dikeluarkan (Depkes RI, 1997).

Penyelenggaraan rekam medis adalah merupakan proses kegiatan yang dimulai pada saat diterimanya pasien di rumah sakit, diteruskan kegiatan pencatatan data medis pasien selama pasien itu mendapatkan pelayanan medis di rumah sakit, dan dilanjutkan dengan penanganan berkas rekam medis yang meliputi penyelenggaraan penyimpanan untuk melayani permintaan dari pasien atau untuk keperluan lainnya (Depkes RI, 1997). Untuk itu pelayanan rekam medis yang diberikan harus berkualitas dan sesuai dengan standar pelayanan yang ada.

Indikasi kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit tercermin dari kepuasan pasien yang hanya dapat diketahui dari survai kepuasan. Banyak rumah sakit sudah melakukan survei kepuasan pasien. Kepuasan pasien/pelanggan merupakan perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi/kesannya terhadap kinerja suatu produk dan harapannya (Kotler, 2000).

Kinerja SDM adalah prestasi kerja atau hasil kerja (out put) baik kualitas maupun kuantitas yang dicapai SDM persatuan periode waktu dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Kinerja yang baik dihasilkan oleh sumberdaya yang berkompetensi (Mangkunegara, 2005).


(22)

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.

Kompetensi sumber daya manusia (SDM) adalah ciri-ciri karakteristik seseorang yang bersifat mendasar yang dapat menghasilkan kinerja berdasarkan kriteria atau referensi tertentu yang dianggap efektif dan superior (Tanjung dan Ma’arif, 2003). Menurut Mangkunegara (2005), kompetensi merupakan faktor mendasar yang dimiliki seseorang yang mempunyai kemampuan lebih, yang membuatnya berbeda dengan seseorang yang mempunyai kemampuan rata-rata atau biasa saja. Menurut Gibson, Ivancevich, Donnelly (1996) keterampilan adalah kompetensi yang berhubungan dengan tugas, seperti keterampilan mengoperasikan komputer, atau keterampilan berkomunikasi dengan jelas untuk tujuan dan misi kelompok. Beberapa pekerja, meskipun mempunyai motivasi tinggi, tidak mempunyai kemampuan atau keterampilan untuk bekerja dengan baik.

Kompetensi perekam medis menurut Siswati (2004) yang disampaikan dalam pelatihan pengelolaan rekam medis rumah sakit meliputi pengetahuan, keterampilan, komunikasi, dan kerjasama kelompok. Perilaku ini harus dimiliki oleh seorang profesi perekam medis dan informasi kesehatan dalam melakukan tugas dan tanggung jawab pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan

Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi merupakan rumah sakit pemerintah kelas B Plus, merupakan sarana pelayanan kesehatan bagi masyarakat dari berbagai kalangan, yaitu pasien umum, asuransi kesehatan, dan pasien Jamkesmas. Pada bulan Agustus 2007 telah lulus bersyarat di dalam akreditasi terhadap 16 pelayanan. Berbagai upaya telah dilakukan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang optimal di rumah sakit, antara lain peningkatan sarana gedung, pengadaan fasilitas kesehatan, peningkatan


(23)

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.

sumber daya manusia baik secara kuantitas maupun kualitas. Dalam pelaksanaan pelayanan di rumah sakit salah satu kewajibannya adalah penyelenggaraan rekam medis yang baik (RSU dr. Pirngadi, 2008).

Pelayanan rekam medis yang baik dan bermutu tercermin dari pelayanan yang ramah, cepat, serta nyaman. Pelayanan rekam medis rawat jalan dimulai dari tempat pendaftaran pasien sampai memperoleh dokumen rekam medis yang akan digunakan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Berdasarkan standar penyediaan dokumen rekam medis pelayanan rawat jalan adalah 10 menit, dan pelayanan dokumen rekam medis pelayanan rawat inap selama 15 menit (Depkes RI, 2007).

Waktu tunggu merupakan masalah yang sering menimbulkan keluhan pasien di beberapa rumah sakit. Lama waktu tunggu pasien mencerminkan bagaimana rumah sakit mengelola komponen pelayanan yang disesuaikan dengan situasi dan harapan pasien (Depkes, 2007).

Hasil penelitian Girsang, (2005) bahwa ada 4 (empat) dimensi yang mempengaruhi waktu tanggap pasien gawat darurat di Rumah Sakit Umum Pusat Adam Malik Medan, yaitu dimensi karakteristik individu (pendidikan, pelatihan, upah dan lama bekerja), motivasi, ketersediaan fasilitas pendukung dan standar prosedur pelayanan.

Hasil penelitian Hasanbasri, (2005) di Rumah Sakit Umum Aloe Saboe Gorontalo, bahwa determinan waktu tunggu pasien di Instalasi rawat jalan adalah


(24)

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.

perbedaan status pasien, dan kualitas tenaga kesehatan, keterbatasan waktu pelayanan, informasi kurang jelas, serta keterlambatan dokter memeriksa pasien.

Hasil penelitian Mariah (2007) di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan untuk pengefisienan waktu dalam pelayanan pencatatan data medis pasien adalah penyederhanaan prosedur kerja terhadap kegiatan yang tidak produktif.

Hasil penelitian Anggraini, (2007), di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Djasmen Saragih Pematang Siantar bahwa ada dua aspek yang mempengaruhi kinerja rekam medis, yaitu motivasi intrinsik (prestasi, pengakuan orang lain, tanggung jawab, peluang untuk maju, dan kepuasan kerja serta motivasi ekstrinsik (kompensasi, keamanan, dan keselamatan, kondisi kerja, prosedur kerja, mutu supervisi teknis, serta hubungan interpersonal).

Berdasarkan hasil survai awal diketahui secara umum pasien yang ingin mendapatkan pelayanan rawat jalan rata-rata mengeluhkan lamanya waktu tunggu dalam penyediaan dokumen rekam medis dari mulai pendaftaran sampai pasien tersebut mendapatkan pelayanan berikutnya. Dengan menghitung waktu tunggu pasien rawat jalan sebanyak 100 orang, menunjukkan bahwa dalam penyediaan berkas rekam medis rawat jalan rata-rata 20-30 menit. Jumlah pengunjung pasien rawat jalan di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan rata-rata per hari 700 orang.

Berdasarkan fakta di lapangan menunjukkan bahwa penyelesaian pekerjaan di bagian rekam medis yang cepat yaitu kelompok perekam medis yang bertugas di tempat pendaftaran pasien (TPP), sedangkan pada bagian penyimpanan dan pengiriman berkas melakukan pekerjaan dengan lambat. Pekerjaan yang lambat ini


(25)

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.

disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu dari diri individu perekam medis sendiri, contohnya : pola kebiasaan atau budaya kerja yang rendah, sikap dan tanggungjawab yang rendah serta kerjasama kelompok yang kurang baik. Sedangkan faktor internal yaitu pengawasan yang kurang, sarana yang tidak lengkap seperti rak file untuk menyimpan berkas tidak cukup sehingga berkas sebagian ditumpuk yang menyebabkan lamban dalam pencarian berkas, minimnya kepedulian tenaga rekam medis terhadap manajemen file aktif dan file rekam medis yang non aktif (melebihi 5 tahun), serta lay out rumah sakit yang tidak sesuai dengan waktu tempuh atau jangkauan pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan setelah dari unit rekam medik. Selain itu beban kerja yang tinggi juga menyebabkan perekam medis bekerja lambat, seperti harus melayani permintaan berkas untuk kebutuhan verifikasi terhadap pengklaiman biaya Jamkesmas serta melayani berkas untuk kebutuhan pendidikan dan penelitian. Dengan beban kerja yang tinggi tersebut mengakibatkan perekam medis menjadi kelelahan. Upaya untuk mereduksi masalah tersebut dapat dilakukan jika petugas rekam medis terampil, professional, dan meningkatkan kerjasama kelompok dalam memberikan pelayanan kepada pasien.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan analisis tentang pengaruh karakteristik dan kompetensi perekam medis terhadap waktu tunggu pelayanan rekam medis rawat jalan di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan Tahun 2008.


(26)

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.

Berdasarkan latar belakang maka dapat dirumuskan masalah yang ada di bagian Rekam Medis Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan yaitu waktu tunggu yang lama, kualitas SDM yang rendah. Untuk itu ingin diteliti apakah pengaruh karakteristik yang meliputi pendidikan, umur, masa kerja, dan kompetensi perekam medis meliputi pengetahuan, keterampilan, komunikasi, dan kerjasama kelompok terhadap waktu tunggu pasien pada pelayanan rekam medis rawat jalan di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan Tahun 2008.

1.3. Tujuan Penelitian

Untuk menganalisis pengaruh karakteristik (pendidikan, masa kerja dan pelatihan) dan kompetensi perekam medis (pengetahuan dan keterampilan, komunikasi, dan kerja sama kelompok) terhadap waktu tunggu pasien pada pelayanan rekam medis rawat jalan di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan.

1.3. Hipotesis Penelitian

Ada pengaruh karakteristik yang meliputi pendidikan, umur, masa kerja, dan kompetensi perekam medis yang meliputi pengetahuan, keterampilan, komunikasi, dan kerjasama kelompok terhadap waktu tunggu pasien pada pelayanan rekam medis rawat jalan di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Bagi Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan sebagai bahan masukan dalam memberikan kontribusi dalam perumusan kebijakan tentang waktu tunggu ideal


(27)

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.

dalam pelayanan rekam medis rawat jalan di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan.

2. Bagi perekam medis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi evaluasi bagi peningkatan pelayanan pasien dengan mempersingkat waktu tunggu.

3. Bagi Peneliti, mendapatkan informasi tentang situasi dan kondisi di bagian rekam medis, serta menambah wawasan dalam mengaplikasikan keilmuan manajemen kesehatan.

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kinerja

2.1.1. Pengertian Kinerja

Kinerja adalah prestasi atau kemampuan yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya dan sesuai dengan standar kerja yang ditetapkan untuk mencapai suatu tujuan di dalam organisasi (Mangkunegara, 2005). Atribut individu, yang menentukan kapasitas untuk mengerjakan sesuatu, yang meliputi faktor individu adalah kemampuan, keahlian dan latar belakang serta demografi. faktor psikologis meliputi persepsi, sikap, personality, pembelajaran dan motivasi (Wibisono, 2006).


(28)

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.

Kinerja individu adalah hasil kerja karyawan baik dari segi kua litas maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang telah ditentukan (Mathis and Jackson, 2002).

Atribut individu, yang menentukan kapasitas untuk mengerjakan sesuatu, yang meliputi faktor individu (kemampuan dan keahlian, latar belakang serta demografi), dan faktor psikologis meliputi persepsi, attitude (sikap), personality, pembelajaran dan motivasi (Mangkunegara, 2005).

Upaya kerja (work effort), yang membentuk keinginan untuk mencapai sesuatu. Dukungan organisasi, yang memberikan kesempatan untuk berbuat sesuatu. Dukungan organisasi meliputi sumber daya, kepemimpinan, lingkungan kerja, struktur organisasi, dan job design (Wibisono, 2006).

2.1.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pencapaian Kinerja

Faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja menurut model teori Gibson (1996) yaitu :

a) Variabel individu: kemampuan dan keterampilan, latar belakang serta demografis meliputi umur, etnis, dan jenis kelamin.

b) Variabel organisasi : sumber daya, kepemimpinan, imbalan struktur, dan design pekerjaan.

2.1.4. Beberapa Indikator Peningkatan Kinerja


(29)

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.

Kepemimpinan adalah kemampuan seorang untuk memobilisasi, menyelaraskan, memimpin kelompok, kemampuan menjelaskan gagasan sehingga dapat diterima orang lain. Pemimpin penting dalam mempengaruhi perubahan. Pemimpin bertanggung jawab untuk menggerakkan setiap usaha dan hambatan untuk menjamin kejelasan visi. Pemimpin harus dapat menciptakan iklim organisasi dimana karyawan merasa bebas tapi penuh tanggung jawab (Wibisono, 2006).

Riyono dan Zulaifah (2001) mengatakan bahwa kepemimpinan berkaitan dengan kemampuan untuk memotivasi dan mempengaruhi bawahan. Seorang pemimpin sukses karena mampu bertindak sebagai pengarah dan pendorong yang kuat serta berorientasi pada tujuan yang ditetapkan. Menurut Tjiptono (2001) pemimpin yang baik harus memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut :

1. Tanggung jawab yang seimbang. Keseimbangan di sini adalah antara tanggung jawab terhadap pekerjaan yang dilakukan dan tanggung jawab terhadap orang yang harus melaksanakan pekerjaan tersebut.

2. Model peranan yang positif. Peranan adalah tanggung jawab, perilaku atau prestasi yang diharapkan dari seseorang yang memiliki posisi khusus tertentu. Oleh karena itu pemimpin yang baik harus dapat dijadikan panutan dan contoh bawahannya.

3. Memiliki keterampilan komunikasi yang baik. Pemimpin yang baik harus

dapat menyampaikan ide-idenya secara ringkas dan jelas, serta dengan cara yang tepat.


(30)

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.

4. Memiliki pengaruh positif. Pemimpin yang baik memiliki pengaruh yang baik terhadap karyawannya dan menggunakan pengaruh tersebut untuk hal-hal yang positif. Pengaruh adalah seni menggunakan kekhususan untuk menggerakkan atau mengubah pandangan orang lain ke arah suatu tujuan atau sudut pandang tertentu.

5. Mempunyai kemampuan untuk meyakinkan orang lain Pemimpin yang sukses

adalah pemimpin yang dapat menggunakan keterampilan komunikasi dan pengaruhnya untuk meyakinkan orang lain akan sudut pandangnya serta mengarahkan mereka pada tanggung jawab, tidak terhadap sudut pandang tersebut.

Lucky (2000) mengatakan bahwa kepemimpinan di masa yang akan datang cenderung mengarah pada teaching organization, yang dapat mengantisipasi perubahan dan keanekaragaman knowledge, skill dan ability sumber daya manusia, sehingga meningkatkan kinerja perusahaan. Kesuksesan perusahaan di kompetensi global ditentukan oleh kecepatan perusahaan untuk berubah sesuai dengan lingkungan bisnisnya. Kesimpulan yang dapat diambil dari uraian di atas adalah kepemimpinan mempunyai efek yang penting terhadap upaya organisasi mendapatkan daya saing dan keuntungan di era globalisasi. Pemimpin bertanggungjawab untuk menggerakkan setiap usaha dan hambatan untuk menjamin kejelasan visi. Pemimpin harus dapat menciptakan iklim organisasi dimana karyawan merasa bebas tapi penuh tanggungjawab.


(31)

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.

Pengambilan keputusan secara analitis merupakan salah satu aspek fundamental dalam organisasi. Pengambilan keputusan bukan menjadi wewenang tunggal pimpinan atau manager. Karyawan juga membuat keputusan yang berkaitan dengan pekerjaan mereka dan organisasi tempat mereka bekerja. Jadi semua individu dalam organisasi terlibat dalam pengambilan keputusan, yaitu menentukan pilihan antara dua atau lebih alternatif. Tjiptono (1997) mengatakan bahwa kualitas keputusan yang diambil manajer sangat penting peranannya dalam dua hal yaitu :

1. Kualitas keputusan manajer secara langsung mempengaruhi peluang karir,

penghargaan (reward) dan kepuasan kerja.

2. Keputusan manajerial memiliki kontribusi terhadap keberhasilan atau kegagalan sebuah organisasi. Oleh karena itu, setiap manajer harus selalu siap menghadapi evaluasi dan kritik terhadap keputusan-keputusan yang dibuatnya.

Suatu keputusan yang diambil dapat dilakukan evaluasi untuk mengukur, apakah hasil pengambilan keputusan baik atau jelek. Adapun evaluasinya antara lain (Sunu, 1999):

1. Mengevaluasi hasil keputusan, apakah pengaruh dari hasil keputusan mengarah pada pencapaian tujuan organisasi yang ditentukan.

2. Mengevaluasi proses yang dilakukan dalam pengambilan keputusan dalam jangka panjang, proses yang salah cenderung berpotensi untuk memberikan hasil yang negatif.


(32)

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.

Pengambilan keputusan merupakan suatu proses untuk memilih suatu rangkaian tindakan dari dua atau lebih alternatif yang mencakup penentuan pilihan dan pemecahan masalah. Pengambilan keputusan yang mengoptimalkan proses dan hasil dalam membuat suatu keputusan adalah rasional, yaitu dia membuat pilihan-pilihan yang konsisten dan memaksimalkan nilai dalam batasan tertentu. Pilihan-pilihan tersebut mengikuti model enam langkah (Robbins, 1996) yaitu : mendefinisikan masalah, mengidentifikasi kriteria keputusan, menimbang kriteria, menghasilkan alternatif, menilai semua alternatif pada masing-masing kriteria, menghitung keputusan optimal.

Pengambilan keputusan rasional memerlukan kreativitas yaitu, kemampuan untuk mengkombinasikan ide dengan cara yang unik atau membuat gabungan yang tidak umum dari beberapa ide. Kreativitas memungkinkan pengambil keputusan untuk lebih sepenuhnya menilai dan memahami masalah, termasuk melihat masalah yang tidak dilihat orang lain. Manfaat lain dari kreativitas adalah membantu pengambilan keputusan untuk mengidentifikasi semua alternatif yang baik (Robbins, 2002). Melalui pengalaman yang perlu diperhatikan bahwa tak ada satu model yang dapat menjamin bahwa pimpinan selalu membuat keputusan yang benar. Meskipun demikian, pimpinan yang menggunakan model yang rasional, intelektual dan sistimatik lebih berpeluang untuk berhasil dibandingkan dengan pimpinan yang menggunakan pendekatan model yang bersifat informal. Kombinasi dari keduanya dapat digunakan sebagai alternatif yang dapat dipilih oleh pimpinan. Setiap pimpinan


(33)

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.

dapat memilih berbagai pendekatan yang dianggap paling sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi (Sunu, 1999).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan yang optimal melalui analisa yang menyeluruh terhadap suatu masalah berdasarkan data dan informasi secara akurat sangat penting keberadaannya bagi karyawan dalam mengelola suatu pekerjaan. Keterlambatan dan kecerobohan dalam pengambilan keputusan yang tidak tepat akan menyebabkan terganggunya kinerja organisasi secara keseluruhan.

2.2. Waktu Tunggu Pelayanan Rekam Medis

2.2.1. Pengertian Waktu Tunggu

Waktu tunggu adalah waktu yang dipergunakan oleh pasien untuk mendapatkan pelayanan rawat jalan dan rawat inap dari tempat pendaftaran sampai masuk ke ruang pemeriksaan dokter (Depkes RI, 2007).

Waktu tunggu di rumah sakit berkaitan dengan pelayanan kesehatan meliputi pelayanan rekam medis, gawat darurat, pelayanan poliklinik dan lain sebagainya. Waktu tunggu adalah waktu yang digunakan oleh petugas kesehatan di rumah untuk memberikan pelayanan pada pasien. Waktu tunggu merupakan masalah yang sering menimbulkan keluhan pasien di beberapa rumah sakit. Lama waktu tunggu pasien


(34)

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.

mencerminkan bagaimana rumah sakit mengelola komponen pelayanan yang disesuaikan dengan situasi dan harapan pasien (Depdagri, 2007).

Menurut Depkes RI (2007) standar waktu pelayanan dalam penyediaan berkas rekam medis di rumah sakit minimal yaitu ≤10 menit. Berdasarkan Peraturan Departemen Kesehatan tersebut, manajemen Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan menetapkan waktu pelayanan pada bagian rekam medis rawat jalan dibagi menjadi: 1. Bagian Tempat Penerimaan Pasien (TPP) dengan waktu ≤ 2 (dua) menit, yang

terbagi menjadi :

a. Penerimaan pasien dalam waktu ≤ 0,5 menit.

b. Wawancara dengan pasien untuk menentukan jenis pelayanan apakah pasien baru atau pasien lama dalam waktu ≤ 1,5 menit.

2. Bagian Penyimpanan Berkas / File (F) dengan waktu. ≤ 4 (empat) menit yang terdiri dari :

a. Mencari dan mengeluarkan berkas rekam medis dimaksud dari rak

penyimpanan dalam waktu ≤ 3 menit

b. Mencatat dan menyelipkan bon traiser pada file dalam waktu ≤ 0,5 menit.

c. Menyerahkan berkas rekam medis pada petugas distributor dalam waktu

≤0,5 menit.

3. Distribusi Berkas (D) dengan waktu ≤ 4 (empat) menit yang terdiri dari :

a. Mencatat dan memilah berkas yang akan dikirim ke unit rawat jalan/rawat inap dalam waktu ≤ 0,5 menit.


(35)

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.

b. Mengantar berkas rekam medis ke unit rawat jalan/rawat inap dalam waktu ≤3 menit.

c. Menyerahkan berkas rekam medis kepada petugas unit rawat jalan/rawat inap dalam waktu ≤ 0,5 menit.

2.2.2. Pelayanan Rekam Medis

Di dalam membahas pengertian rekam medis terlebih dahulu akan dikemukakan arti dari rekam medis itu sendiri. Rekam Medis disini diartikan sebagai “keterangan baik yang tertulis maupun terekam tentang identitas, anamnese, penentuan fisik laboratorium, diagnosa segala pelayanan dan tindakan medis yang diberikan kepada pasien, dan pengobatan yang dirawat inap, rawat jalan maupun yang mendapatkan pelayanan gawat darurat”. Kalau diartikan secara dangkal rekam medis seakan-akan hanya merupakan catatan dan dokumen tentang keadaan pasien, namun kalau dikaji lebih dalam rekam medis mempunyai makna yang lebih luas dari pada hanya catatan biasa, karena di dalam catatan tersebut sudah tercermin segala informasi menyangkut seseorang pasien yang akan dijadikan dasar di dalam menentukan tindakan lebih lanjut dalam upaya pelayanan maupun tindakan medis lainnya yang diberikan kepada seseorang pasien yang datang ke rumah sakit (Depkes RI, 2007).

Peraturan Menteri Kesehatan No. 269/Menkes/Per/III/2008 tentang rekam medik dinyatakan bahwa rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan


(36)

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.

dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien (Dirjen Bina Pelayanan Medik, 2008).

Rekam medis mempunyai pengertian yang sangat luas, tidak hanya sekedar kegiatan pencatatan, akan tetapi mempunyai pengertian sebagai suatu sistem penyelenggara rekam medis. Sedangkan kegiatan pencatatannya sendiri hanya merupakan salah satu kegiatan dari pada penyelenggaraan rekam medis, penyelenggaraan rekam medis adalah merupakan proses kegiatan yang dimulai pada saat diterimanya pasien di rumah sakit, diteruskan kegiatan pencatatan data medik pasien selama pasien itu mendapatkan pelayanan medis di rumah sakit, dan dilanjutkan dengan penanganan berkas rekam medis yang meliputi penyelenggaraan penyimpanan untuk melayani permintaan/peminjaman apabila dari pasien atau untuk keperluan lainnya (Depkes RI, 2007).

Kegiatan penyimpanan informasi / data harus disertai dengan upaya perbaikan kinerja (performance improvement) manajemen secara baik dan sehat. Misalnya dengan menyederhanakan pendokumentasian dan kegiatan pengumpulan data demi memudahkan penganalisisan dan penafsiran data (Hatta, 2008).

Menurut Depdagri (2004), pelayanan rekam medis adalah kegiatan pelayanan penunjang secara profesional yang berorientasi pada kebutuhan informasi kesehatan bagi pemberi layanan kesehatan, administrator dan manajemen pada sarana layanan kesehatan dan instansi lain yang berkepentingan berdasarkan pada ilmu pengetahuan


(37)

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.

teknologi rekam medis (sintesa ilmu-ilmu sosial, epidemiologi, terminology medis, biostatistik, prinsip hukum medis dan teknologi informasi).

Proses pelayanan diawali dengan identifikasi pasien baik jati diri, maupun pelayanan penyakit, pemeriksaan, pengobatan dan tindakan medis lainnya. Rekam medis merupakan catatan (rekaman) yang harus dijaga kebersihannya dan terbatas tenaga kesehatan dan pasien-pasien serta memberikan kepastian biaya yang harus dikeluarkan. Jadi falsafah Rekam Medis mencantumkan nilai Administrasi, Legal, Finansial, Riset, Edukasi, Dokumen, Akurat, Informatif dan Reliabel (ALFRED AIR) (Depkes RI, 2007).

2.2.3. Tujuan Dan Kegunaan Rekam Medis

Di dalam uraian tujuan dan kegunaan rekam medis ini terdapat dua pengertian yang erat kaitannya yaitu tujuan dan kegunaan.

Tujuan rekam medis adalah menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Tanpa didukung suatu system pengelolaan rekam medis yang baik dan benar, mustahil tertib administrasi rumah sakit akan berhasil sebagaimana diharapkan. Sedangkan tertib administrasi merupakan salah satu faktor yang menentukan di dalam upaya pelayanan kesehatan di rumah sakit. Tujuan 2.2.3.1. Tujuan rekam medis


(38)

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.

Rekam medis secara rinci akan terlihat dan analog dengan kegunaan rekam medis itu sendiri.

1. Aspek Administrasi 2.2.3.2. Kegunaan Rekam Medis

Kegunaan rekam medis dapat dilihat dari beberapa aspek, antara lain :

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai administrasi, karena isinya menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung jawab sebagai tenaga medis dan para medis dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan. 2. Aspek Medis

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai medik, karena catatan tersebut dipergunakan sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan/perawatan yang harus diberikan kepada seorang pasien.

3. Aspek Hukum

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai hukum, karena isinya menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan, dalam rangka usaha menegakkan hukum serta penyediaan bahan tanda bukti untuk menegakkan keadilan.


(39)

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai uang, karena isinya mengandung informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek keuangan. 5. Aspek Penelitian

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai penelitian, karena isinya menyangkut data/informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan.

6. Aspek Pendidikan

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai pendidikan, karena isinya menyangkut data/ informasi tentang pengembangan kronologis dan kegiatan pelayanan medik yang diberikan kepada pasien, informasi tersebut dapat dipergunakan sebagai bahan/referensi pengajaran di bidang profesi si pemakai.

7. Aspek Dokumentasi

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai dokumentasi, karena isinya menyangkut sumber ingatan yang harus didokumentasikan dan dipakai sebagai bahan pertanggungjawaban dan laporan rumah sakit.

Dengan melihat dari beberapa aspek tersebut di atas, rekam medis mempunyai kegunaan yang sangat luas, karena tidak hanya menyangkut antara pasien dengan pemberi pelayanan saja. Kegunaan rekam medis secara umum adalah :


(40)

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.

1. Sebagai alat komunikasi antara dokter antara tenaga ahli lainnya yang ikut ambil bagian di dalam memberikan pelayanan, pengobatan, perawatan kepada pasien.

2. Sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan/ perawatan yang harus diberikan kepada seorang pasien.

3. Sebagai bukti tertulis atas segala tindakan pelayanan, perkembangan penyakit dan pengobatan selama pasien berkunjung/ dirawat di rumah sakit.

4. Sebagai bahan yang berguna untuk analisa, penelitian, dan evaluasi terhadap kualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien.

5. Melindungi kepentingan hukum bagi pasien, rumah sakit maupun dokter dan tenaga kesehatan lainnya.

6. Menyediakan data-data khusus yang sangat berguna untuk keperluan

penelitian dan pendidikan.

7. Sebagai dasar di dalam perhitungan biaya pembayaran pelayanan medik pasien.

8. Menjadi sumber ingatan yang harus didokumentasikan, serta sebagai bahan pertanggungjawaban dan laporan (Depkes RI, 2007).

2.2.4. Sistem Penyelenggaraan Rekam Medis

Sebelum penetapan sistem penamaan yang dipakai, terlebih dahulu kita harus memahami keperluan yang mendasar dari pada sistem penamaan tersebut, sehingga


(41)

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.

dianggap perlu ditetapkan dengan sistem tersendiri. Sistem penamaan pada dasarnya untuk memberikan identitas kepada seorang pasien serta untuk membedakan antara pasien satu dengan pasien yang lainnya, sehingga mempermudah/memperlancar di dalam memberikan pelayanan rekam medis kepada pasien yang datang berobat ke rumah sakit.

Prinsip utama yang harus ditaati oleh petugas pencatatan adalah : nama pasien harus lengkap, minimal terdiri dua suku kata. Dengan demikian, nama pasien yang akan tercantum dalam rekam medis akan menjadi satu diantara kemungkinan ini : 1. Nama pasien sendiri, apabila nama sudah terdiri dari satu kata atau lebih;

2. Nama pasien sendiri dilengkapi dengan nama suami, apabila pasien seorang pasien bersuami;

3. Nama pasien sendiri dilengkapi dengan nama orang tua (biasanya adalah nama ayah);

4. Bagi pasien yang mempunyai nama keluarga/marga, maka nama keluarga/ marga atau surname didahulukan dan kemudian diikuti nama sendiri;

Dalam sistim penamaan rekam medis, diharapkan :

1. Nama ditulis dengan huruf cetak dan mengikuti ejaan yang disempurnakan;

2. Sebagai pelengkap bagi pasien perempuan di akhir nama lengkap ditambah Ny. Atau Nn. sesuai dengan statusnya;


(42)

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.

4. Perkataan Tuan, Saudara, Bapak, tidak dicantumkan dalam penulisan nama

pasien;

Tata cara penerimaan pasien yang akan berobat ke poliklinik ataupun yang akan dirawat adalah sebagian dari sistem prosedur pelayanan rumah sakit. Dapat dikatakan bahwa disinilah pelayanan pertama kali yang diterima oleh seorang pasien saat tiba di rumah sakit, maka tidaklah berlebihan bila dikatakan bahwa di dalam tata cara penerimaan inilah seorang pasien mendapatkan kesan baik ataupun tidak baik dari pelayanan suatu rumah sakit. Tata cara melayani pasien dapat di nilai baik bila mana dilaksanakan oleh petugas dengan sikap yang ramah, sopan, tertib dan penuh tanggung jawab.

1. Pasien di rumah sakit dapat dikategorikan sebagai pasien poliklinik (pasien berobat jalan) dan pasien rawat inap.

2. Penerimaan Pasien Rawat Inap.

Dilihat dari segi pelayanan rumah sakit pasien datang ke rumah sakit data dibedakan menjadi :

1. Pasien yang dapat menunggu

a. Pasien berobat jalan yang datang dengan perjanjian. b. Pasien yang datang tidak dalam keadaan gawat darurat. 2. Pasien yang segera ditolong (pasien gawat darurat)


(43)

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.

Sedang menurut jenis kedatangannya pasien ke rumah sakit dapat dibedakan menjadi:

1. Pasien baru : adalah pasien yang baru pertama kali datang ke rumah sakit untuk keperluan berobat.

2. Pasien lama : adalah pasien yang pernah datang sebelumnya untuk keperluan berobat.

Kedatangan pasien ke rumah sakit dapat terjadi karena : 1. Dikirim oleh dokter praktek di luar rumah sakit.

2. Dikirim oleh rumah sakit lain, puskesmas, atau jenis pelayanan kesehatan lainnya.

3. Datang atas kemauan sendiri (Depkes RI, 2004).

2.2.5. Sarana dan Prasarana Pada Bagian Rekam Medis

Standar IV pelayanan rekam medis tahun 2004 yang menyangkut sarana dan prasarana rekam medis mensyaratkan bahwa rumah sakit harus menyediakan gedung yang memadai, ruangan yang mudah dijangkau/diakses, dan dilengkapi dengan sarana yang sesuai dengan kebutuhan. Misalnya, kebutuhan rak file harus dapat menyimpan / menampung berkas rekam medis pasien selama 5 (lima) tahun, sehingga dapat menghindari penumpukan berkas rekam medis dan dapat meningkatkan kenyamanan bekerja perekam medis (Depkes, 2004).


(44)

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.

2.2.6. Uraian Tugas dan Prosedur

2.2.6.1. Uraian tugas

a. Melaksanakan proses penyelenggaraan pelayanan pendaftaran pasien rawat jalan / rawat inap dan IGD.

(Depkes RI, 2007). 1. Pendaftaran / Penerimaan Pasien

b. Melakukan wawancara untuk mengisi identitas pribadi data sosial pasien rawat jalan.

c. Menyiapkan rekam medis rawat jalan serta meminta rekam medis

rawat jalan ke petugas rekam medis bagian penyimpanan. d. Mengisi buku register pendaftaran pasien rawat jalan.

e. Membuat dan memutakhirkan kartu index utama pasien (KIUP) rawat jalan.

2. Penyimpanan / Rak File

a. Menyimpan rekam medis rawat jalan / rawat inap dan menjaga agar penyimpanan rekam medis aman, rahasia, tidak dapat diakses oleh orang yang tidak berkepentingan.

b. Menyimpan rekam medis rawat jalan / rawat inap inaktif yang bernilai guna dengan media tertentu.

c. Menyeleksi rekam medis yang akan disusutkan.

d. Membuat daftar pertelaan rekam medis yang akan disusutkan. 3. Pengiriman Berkas / Distribusi Rekam Medis


(45)

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.

b. Mendistribusikan rekam medis ke unit terkait. c. Mengecek berkas rekam medis yang kembali. 4. Urusan Analisa

a. Menerima berkas rekam medis dari ruang rawat inap / rawat jalan. b. Mencatat berkas rekam medis dari ruang rawat inap / rawat jalan ke

buku catatan khusus pasien pulang rawat inap. c. Merakit / merapikan berkas rekam medis.

d. Menyerahkan berkas rekam medis ke urusan pengelolaan data. e. Menjilid / merakit formulir berkas rekam medis rawat inap.

f. Mengevaluasi, menganalisa pelayanan rekam medis rawat jalan / rawat inap dan IGD.

g. Mengevaluasi, menganalisa kelengkapan berkas rekam medis. h. Memberikan kode penyakit berdasarkan kelompok penyakit.

i. Membuat laporan semua kegiatan pelayanan rekam medis rawat jalan/ rawat inap dan IGD.

j. Menjaga ketertiban dan kebersihan ruangan rekam medis.

2.2.6.2. Prosedur tetap (protap)

Adapun Prosedur Tetap (Protap) pada Unit Rekam Medis yang berhubungan langsung dengan pelayanan pasien di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan adalah:


(46)

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.

1. Urusan tempat penerimaan pasien rawat jalan dan rawat inap

a. Pasien baru dan pasien lama melaporkan diri pada bagian informasi dan mendapatkan nomor antrian

b. Pasien baru dan pasien lama menunggu nomor antrian dipanggil untuk mendapatkan pelayanan pendaftaran pada unit rekam medis

c. Petugas mengentri data pasien

2. Bagian Pemanggilan dan Pemilahan Berkas

a. Pasien dipersilahkan menunggu pada poliklinik yang dituju.

b. Petugas merakit formulir rekam medis untuk pelayanan pasien baru dan menyerahkan formulir rekam medis pada petugas poliklinik 3. Bagian Rak File dan Pengiriman Berkas

a. Bagian Rak File

1) Pengambilan berkas rekam medis hanya dilakukan oleh petugas oleh petugas urusan filing (penjajaran)

2) Pengambilan berkas berdasarkan atas permintaan (guna pelayanan, pendidikan, penelitian, kebutuhan asuransi dan hukum serta audit)

3) Petugas urusan penjajaran mencari dan mengeluarkan berkas

rekam medis dimaksud dari rak penyimpanan, kemudian mencatat dan menyelipkan bon traiser pada file.

4) Petugas urusan file menyerahkan berkas rekam pada petugas


(47)

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.

5) Menyimpan berkas rekam medis pada tempat yang tersedia 6) Mengeluarkan bon traiser atau mencatat pada buku ekspedisi 7) Retensi terhadap rekam medis inaktif (retensi berkas RM, sesuai

SOP)

8) Catat berkas rekam medis inaktif, pada Buku Retensi 9) Menyerahkan berkas inaktif pada petugas yang dihunjuk b. Pengiriman Berkas

1) Sebelum petugas pengiriman berkas rekam medis mengirim berkas rekam medis ke Poliklinik, terlebih dahulu mencatat : Nama pasien, nomor rekam medis, poliklinik / Rawat Inap yang dituju pada buku ekspedisi

2) Petugas pengiriman berkas rekam medis menyerahkan berkas

rekam medis kepada petugas unit rawat jalan/rawat inap

3) Setelah selesai pelayanan, berkas rekam medis rawat jalan harus sudah diambil 1 jam sebelum selesai pelayanan.

4) Berkas rekam medis yang kembali harus dicek sesuai dengan

ekspedisi.

5) Petugas pengiriman berkas menyerahkan berkas rekam medis


(48)

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.

Untuk lebih jelasnya tentang pelayanan yang dilakukan di subbidang rekam medis Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan dapat dilihat pada bagan berikut ini.


(49)

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.

IGD

Pulang

TEMPAT PENERIMAAN PASIEN RAWAT JALAN

(TPP – RJ)

AMBIL NOMOR ANTRIAN

RUANG TUNGGU

LOKET PENDAFTARAN

A B C

POLIKLINIK

TPP RAWAT INAP

PENUNJANG MEDIS

PK / LAB

RADIOLOGI

Farmasi RAWAT

INAP

Pulang Hidup

Pulang Mati Dirujuk

Pulang Dirujuk

Gambar 2.1. Alur Pasien Rawat Jalan Dan Rawat Inap Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan


(50)

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.

2.2.6. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Waktu Tunggu

Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk siap berperan serta dalam pembangunan kesehatan. Makin tinggi tingkat 2.2.6.1. Karakteristik perekam medis

1) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju ke arah suatu cita-cita tertentu. Jadi dapat dikatakan bahwa pendidikan itu menuntun manusia berbuat dan mengisi kehidupannya mencapai keselamatan/kebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi atau hal-hal yang menunjang kesehatan, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup (Nursalam, 2001).

Pendidikan tenaga kesehatan pada setiap jenjang yang dilaksanakan institusi pendidikan pemerintah maupun swasta bertujuan untuk menghasilkan tenaga kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan kesehatan serta kualifikasi yang dipersyaratkan dalam penanganan pasien dengan jenis penyakit serta tingkat keparahan tertentu. Manajemen pendidikan tenaga kesehatan secara umum tidak berbeda dengan manajemen pendidikan lainnya, hanya saja materi yang diajarkan disesuaikan dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan (Depkes RI, 2000).


(51)

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.

pendidikan seseorang, makin mudah menerima informasi sehingga makin meningkat pula kinerjanya. Sebaliknya, pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan.

Faktor pendidikan seseorang sangat menentukan kesiapan dalam memberikan pelayanan, orang yang berpendidikan tinggi akan lebih mampu mengatasi masalah dan berperan lebih baik dan efektif serta konstruktif daripada yang berpendidikan rendah (Nursalam, 2001).

2) Umur

Menurut Hurlock (2002) umur adalah usia seseorang yang dihitung sejak lahir sampai dengan batas terakhir masa hidupnya. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat, seseorang yang lebih dewasa akan lebih dipercaya dari orang yang belum cukup kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwanya.

Demikian juga dengan umur pegawai dalam melaksanakan kegiatan pelayanan. Makin tua umur seseorang makin konstruktif dalam mengatasi masalah dalam pekerjaan, dan makin terampil dalam memberikan pelayanan kepada klien.


(52)

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.

Pengalaman adalah guru yang baik, oleh sebab itu pengalaman identik dengan lama bekerja (masa kerja). Pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dalam upaya meningkatkan pelayanan kepada pasien (klien). Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu. Sehingga dapat dikatakan, semakin lama seseorang bekerja semakin baik pula dalam memberikan pelayanan (Notoatmodjo, 2003).

Kompetensi adalah karakteristik dasar dari seseorang yang memungkinkan mereka mengeluarkan kinerja superior dalam pekerjaannya (Boulter et.al, 1996). Analisis kompetensi disusun sebagian besar untuk pengembangan karier, tetapi penentuan tingkat kompetensi dibutuhkan untuk mengetahui efektivitas tingkat kinerja yang diharapkan. Menurut Boulter et.al (1996) level kompetensi adalah sebagai berikut : Skill, Knowledge, Self-role,

Self Image, Trait dan Motive. Skill adalah kemampuan untuk melaksanakan

suatu tugas dengan baik misalnya seorang programer computer. Knowledge adalah informasi yang dimiliki seseorang untuk bidang khusus (tertentu), misalnya bahasa komputer. Social role adalah sikap dan nilai-nilai yang dimiliki seseorang dan ditonjolkan dalam masyarakat (ekspresi nilai-nilai diri), misalnya : pemimpin. Self image adalah pandangan orang terhadap diri 2.2.6.2. Kompetensi sumber daya manusia


(53)

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.

sendiri, merekflesikan identitas, contoh : melihat diri sendiri sebagai seorang ahli. Trait adalah karakteristik abadi dari seorang karakteristik yang membuat orang untuk berperilaku, misalnya : percaya diri sendiri. Motive adalah sesuatu dorongan seseorang secara konsisten berperilaku, sebab perilaku seperti hal tersebut sebagai sumber kenyamanan, contoh : prestasi mengemudi.

Kompetensi Skill dan Knowledge cenderung lebih nyata (visible) dan relatif berada di permukaan (ujung) sebagai karakteristik yang dimiliki manusia. Social role dan self image cenderung sedikit visibel dan dapat dikontrol perilaku dari luar. Sedangkan trait dan motive letaknya lebih dalam pada titik sentral kepribadian.

Kompetensi pengetahuan dan keahlian relatif mudah untuk dikembangkan, misalnya dengan program pelatihan untuk meningkatkan tingkat kemampuan sumber daya manusia. Sedangkan motif kompetensi dan

trait berada pada kepribadian seseorang, sehingga cukup sulit dinilai dan

dikembangkan. Salah satu cara yang paling efektif adalah memilih karakteristik tersebut dalam proses seleksi. Adapun konsep diri dan social role terletak diantara keduanya dan dapat diubah melalui pelatihan, psikoterapi sekalipun memerlukan waktu yang lebih lama dan sulit.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kompetensi adalah kemampuan dan kemauan untuk melakukan sebuah tugas dengan


(54)

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.

kinerja yang efektif. Kompetensi adalah knowledge, skill dan kualitas individu untuk mencapai kesuksesan pekerjaannya.

1) Pengetahuan

Pengetahuan merupakan penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan lain sebagainya). Dengan sendirinya, pada waktu pengindraan sampai dengan menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indra pendengaran, dan penglihatan (Taufik, 2007).

Menurut Siagian (2006) tuntutan dalam pengembangan sumber daya manusia yaitu pengetahuan karyawan yang perlu pemutakhiran. Kedaluwarsaan pengetahuan dan keterampilan pegawai terjadi apabila pengetahuan dan keterampilan tersebut tidak lagi sesuai dengan “tuntutan zaman.” Di kalangan luas diakui bahwa salah satu ciri dunia dewasa ini adalah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berlangsung dengan sangat pesat. Ketidaktanggapan terhadap perkembangan yang sangat pesat tersebut berakibat pada ketertinggalan seseorang dalam pengetahuan dan keterampilannya. Meskipun ketertinggalan tersebut sering lebih terasa pada pelaksanaan kegiatan teknikal dan operasional,


(55)

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.

sesungguhnya ketertinggalan pada tingkat manajerial pun sering pula terjadi.

Menurut Notoatmodjo, (2003) pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan diperlukan sebagai dorongan psikis dalam menumbuhkan rasa percaya diri, maupun dorongan sikap dan perilaku setiap hari sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan merupakan stimulus terhadap tindakan seseorang.

Jadi, dapat dikatakan bahwa semakin baik pengetahuan seseorang maka akan semakin baik pula dalam memberikan pelayanan kepada klien (pasien). Pengetahuan dapat membentuk keyakinan tertentu sehingga seseorang berperilaku sesuai keyakinan tersebut.

2) Keterampilan

Secara psikologis, keterampilan/kemampuan pegawai terdiri dari kemampuan potensi dan kemampuan reality. Artinya, pegawai yang memiliki kemampuan di atas rata-rata dengan pendidikan atau pengetahuan memadai untuk menjalankan pekerjaan sehari-hari, maka ia akan lebih mudah mencapai kinerja (prestasi) yang diharapkan. Oleh karena itu, pegawai perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya (the right man in the right place, the right man on the right


(56)

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.

job) (Riduwan, 2008). Jadi dimensi dari variabel kemampuan pegawai

adalah pengetahuan dan keterampilan.

Menurut Gibson, Ivancevich dan Donelly (1996), variabel-variabel yang mempengaruhi perilaku individual atau apa yang seseorang pekerja lakukan (misalkan: dalam menghasilkan keluaran, menjual mobil, merawat mesin). Variabel individual diklasifikasikan sebagai kemampuan dan keterampilan, latar belakang, dan demografis.

3) Komunikasi

Komunikasi merupakan bagian yang penting dalam kehidupan kerja suatu organisasi. Hal ini dapat dipahami sebab komunikasi yang tidak baik mempunyai dampak yang luas terhadap kehidupan organisasi, misalnya konflik antar pegawai, dan sebaliknya komunikasi yang baik dapat meningkatkan saling pengertian, kerja sama dan kepuasan kerja. Oleh karena itu hubungan komunikasi yang terbuka harus diciptakan dalam organisasi.

Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, fakta, pikiran dan perasaan, dari satu orang ke orang lain. Dalam kehidupan organisasi, komunikasi menjadi sesuatu yang sangat penting karena komunikasi dapat meningkatkan saling pengertian antara karyawan dan atasan, dan meningkatkan koordinasi dari berbagai macam kegiatan/tugas yang berbeda (Hariandja, 2002).


(57)

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.

Robbins (2002), mengemukakan konflik antar perseorangan yang mungkin paling sering dikemukakan adalah buruknya komunikasi, sebab kita menggunakan hampir 70% dari waktu aktif kita untuk berkomunikasi, menulis, membaca, berbicara, mendengar sehingga beralasan untuk menyimpulkan bahwa satu dari kekuatan yang paling menghalangi suksesnya pekerjaan kelompok adalah kelangsungan komunikasi efektif. Komunikasi diperlukan agar karyawan mengetahui kewajiban dan tanggung jawabnya, hal ini berarti karyawan mengetahui posisinya dalam organisasi. Jadi mekanisme komunikasi dapat membuat keterpaduan perilaku setiap karyawan dalam kelompoknya, agar mencapai satu tujuan.

Menurut Siagian (2006), dalam praktek terdapat empat arus komunikasi dalam suatu organisasi, yaitu komunikasi vertikal ke bawah, komunikasi vertikal ke atas, komunikasi horizontal, dan komunikasi diagonal. Komunikasi vertikal ke bawah merupakan wahana manajemen untuk menyampaikan berbagai hal ke bawah seperti perintah, instruksi, kebijakan baru, pedoman kerja, nasehat dan teguran. Komunikasi vertikal ke atas yaitu para anggota organisasi selalu ingin didengar oleh para atasannya yang dimanfaatkan untuk menyampaikan berbagai hal seperti laporan hasil pekerjaan, masalah yang dihadapi, baik bersifat dinas maupun pribadi, saran-saran dalam pelaksanaan tugas masing-masing.


(58)

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.

Komunikasi horizontal berlangsung antara orang-orang yang berada pada tingkat yang sama dalam hirarki organisasi, akan tetapi melakukan kegiatan yang berbeda-beda. Mengingat bahwa prinsip dasar yang digunakan dalam menggerakkan roda suatu organisasi adalah kerjasama dan bukan kompetisi, organisasi harus dipandang dan diperlakukan sebagai suatu sistem. Komunikasi diagonal, yaitu komunikasi berlangsung antara dua satuan kerja yang berada pada jenjang hirarki organisasi yang berbeda, tetapi menyelenggarakan kegiatan yang sejenis.

Proses komunikasi sering kali dijumpai beberapa macam hambatan, menurut Tjiptono (2001) hambatan-hambatan tersebut diantaranya berupa: a. Filtering, dimana pengirim memodifikasi informasi yang akan

disampaikan, ia hanya akan menyampaikan informasi yang sesuai dengan minat dan kehendak penerima.

b. Selective perception, yaitu penerima hanya mau mendengar informasi

yang ingin ia dengar. Penentuan informasi yang diinginkan tergantung pada kebutuhan, sikap, minat dan pengharapannya

c. Perbedaan bahasa, dan keadaan emosi pengirim dan penerima.

Secara teoritis ada berbagai macam sistem komunikasi, menurut Hariandja (2002), sistem komunikasi dapat dikategorikan menjadi tiga yaitu, komunikasi ke bawah (downward communication), komunikasi ke atas (upward communication) dan komunikasi ke samping (lateral


(1)

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, S.S. 2007. Hubungan Motivasi Dengan Kinerja Petugas Rekam Medis di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Djasamen Saragih Pematang Siantar Tahun 2007, Medan : Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara.

Arikunto, S, 2002, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, Cetakan Keduabelas, Edisi Revisi V, Rineka Cipta, Jakarta.

Armstrong, M, 1998, Performance Management, Clays, Ltd, St.Ives, England.

Boulter. N, Dalziel. M. dan Hill. J, 1996, People and Competencies, Bidlles, Ltd. London.

Danim, S., 2000, Pengantar Studi Penelitian Kebijakan, Edisi Kedua, Bumi Aksara, Jakarta.

Depdagri, 2004, Diklat Penilaian Angka Kredit, Perekam Medis, Radiografer dan Teknisis Elektromedis, Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Perekam Medis, Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: 699/Menkes/SK/V/2003 tanggal 20 Mei 2003, Badan Pendidikan dan Pelatihan Departemen Dalam Negeri, Jakarta.

_______, 2007. Peraturan Menteri Dalam Negeri No 61 tahun 2007 tentang Estándar Pelayanan Minimal Rumah Sakit, Jakarta

Depkes RI 1997. Pedoman Pengelolaan Rekam Medis Rumah Sakit di Indonesia, Direktorat Yanmedik, Jakarta

_______, 2000, Kebijakan Pengembangan Tenaga Kesehatan Tahun 2000-2010, Direktorat Jenderal Pelayanan Medik, Direktorat Keperawatan dan Keteknisian Medik, Jakarta.

_______, 2004, Standar Pelayanan Rekam Medis, Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik, Jakarta.

_______, 2007, Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit, Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik, Jakarta.

_______, 2008, Profil Kesehatan Indonesia, Jakarta.

Dirjen Bina Pelayanan Medik, 2008, Peraturan Menteri Kesehatan No. 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medik dan Peraturan Menteri


(2)

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.

Kesehatan No. 290/MNenkes/Per/III/2008 tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran, Bagian Hukum, Organisasi dan Humas Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik, Jakarta.

Gibson, Ivancevich, Donnelly, 1996, Organisasi, Edisi 8, Jilid I, Binarupa Aksara, Jakarta.

Girsang, R, 2005. Evaluasi Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Waktu Tanggap Petugas Kesehatan di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik Medan. Tesis Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara, Medan

Hariandja, M.T.E, 2002, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Kedua, Grasindo, Jakarta.

Hasanbasri, M dan Buhang, S.A.S, 2005. Waktu Tunggu dan Cara Pembayaran di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Aloei Saboe Gorontalo, Working Paper Series No.1, Program Magister Kebijakan dan Manajemen Pelayanan Kesehatan UGM, Yogyakarta

Hatta, G.R., 2008, Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di Sarana Pelayanan Kesehatan, Universitas Indonesia, Jakarta.

Hurlock, E., 2002, Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, Edisi Kelima, Erlangga, Jakarta.

Ilyas, Y., 2003, Kiat Sukses Manajemen Tim Kerja, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Kotler, P., 2000, Manajemen Pemasaran, Edisi Kesebelas, Jilid 1, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Lucky. E., 2000, Peran Kepemimpinan dan Kompensasi terhadap Sales Force, Usahawan No. 12 Th. XXIX. Desember 2000.

Ma’arif. S, Tanjung, H, 2003. Manajemen Operasi. PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta

Mangkunegara, A.A.A.P, 2005, Evaluasi Kinerja SDM, Refika Aditama, Jakarta. Mariah, T, 2007, Pengaruh Motivasi Terhadap Efisiensi Waktu Tunggu Pelayanan

Pencatatan Data Medis Pasien di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan, Medan : Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara.


(3)

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.

Mathis dan Jackson, 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Salemba Empat.

Muninjaya, A,A, 2004. Manajemen Kesehatan, EGC, Jakarta.

Murti, B., 1997, Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi, Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Sebelas Maret, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Nursalam dan Pariani S., 2001, Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan, Cetakan Pertama, Sagung Seto, Jakarta.

Riduwan, 2008, Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian, Cetakan Kedua, Bandung: Alfabeta.

Riyono, B., dan Zulaifah. E., 2001. Psikologi Kepemimpinan, Unit Publikasi Fakultas Psikologi, UGM, Yogyakarta.

Robins, P.S., 1996, Perilaku Organisasi, Konsep, Kontroversi, Aplikasi, Jilid I, Edisi Bahasa Indonesia, Alih Bahasa Hadyana Pujaatmaka, Prenhalindo, Jakarta. ________, 2002, Prinsip-prinsip Perlaku Organisasi. Edisi Kelima, Penerbit

Erlangga, Jakarta.

Rosidah, 2003, Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Karyawan PT. Cheil Jedang Indonesia di Jombang Jawa Timur. Tesis Program Pasca Sarjana Universitas Air Langga, Surabaya

RSU dr. Pirngadi, 2004, Prosedure Rekam Medik Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan.

________, 2008, Profil Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan, Medan

Sambas, D., 2008, Pengaruh Kompetensi Profesional, Iklim Kerja Terhadap Kinerja Staf di Unit Penunjang Medik Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, Tesis, Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Siswati, K, 2004, Pengelolaan Rekam Medis Rumah Sakit, Disampaikan Pada Pelatihan Pengelolaan Rekam Medis di Jakarta.

Soejadi, 1999, Sistem Manajemen Rumah Sakit, Cetakan Kedua, Andi, Yogyakarta. Sugiyono, 2004. Metode Penelitian Administrasi, Alphabet, Bandung


(4)

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.

Suharjo, B., 2006, Analisis Regresi Terapan dengan SPSS, Edisi Ketiga, Graha Ilmu, Jakarta.

Soejitno, T., 2002, Regulasi Kesehatan Indonesia, Edisi I, Andi, Yogyakarta.

Sukoco, B.M, 2007, Manajemen Administrasi Perkantoran Modern, Erlangga, Surabaya.

Sunu. P., 1999, Peran SDM dalam Penerapan ISO 9000, Grasindo , Jakarta.

Taufik, M., 2007. Prinsip-Prinsip Promosi Kesehatan Dalam Bidang Keperawatan Untuk Perawat dan Mahasiswa Keperawatan, Infomedika, Jakarta.

Tjiptono. F., 1997, Prinsip-prinsip Total Quality Service, Cetakan Pertama, Penerbit Andi, Yogyakarta.

________, 2001, Prinsip-prinsip Total Quality Service, Edisi Revisi, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Widodo, E., 2008, Pengaruh Karakteristik, Pembinaan Kader dan Perilaku Kader Terhadap Peran Kader Posyandu di Kabupaten Aceh Singkil Tahun 2008, Tesis, Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.


(5)

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.

5.3.1. Pengetahuan

Pengetahuan adalah pengetahuan merupakan proses belajar dengan menggunakan panca indra yang dilakukan seseorang terhadap objek tertentu untuk dapat menghasilkan pengetahuan dan keterampilan (Hidayat, 2005).

Sementara menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan diperlukan sebagai dorongan psikis dalam menumbuhkan rasa percaya diri, maupun dorongan sikap dan perilaku setiap hari sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan merupakan stimulus terhadap tindakan seseorang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang berpengetahuan kurang baik (88,9%), dengan waktu tunggu lambat, sedangkan responden yang berpengetahuan baik (28,6%) lebih banyak dengan waktu tunggu cepat. Secara statistik variabel pengetahuan berpengaruh terhadap waktu tunggu pasien (p=0,001<0,05).

Dilihat dari pengetahuan perekam medis menunjukkan bahwa 56,3% dalam kategori kurang baik. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh karena latar belakang pendidikan pegawai sebagian besar bukan tenaga profesional perekam medis. Bahkan dari tingkat pendidikan, sebagian besar (53,1%) perekam medis berpendidikan SMA.


(6)

Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.