Metode ceramah Dakwah bil lisan
53
contoh yang mungkin tidak mudah dicerna manusia dengan logika tentunya bisa membuka fikiran manusia melalui penjelasan dan
diberikan contoh yang simple dan mudah dipahami. Contoh penjelasan beliau: dalam Al-Qur
’an bahwa yang halal itu jelas dan yang haram itu jelas seperti daging ayam itu halal, dan aging babi itu haram maka
untuk memakannya haram dan di antara keduanya ada yang disebut subhat samar-samar dan dilarang kepada manusia untuk mendekati
sesuatu yang subhat karena sesuatu yang subhat mendekati keharaman. Oleh karena itu bagi masyrakat yang belum mengerti apa itu subhat
maka selaku da’i harus memberikan penjelasan dan pengarahan agar meraka mengetaui betul apa yang dimaksudkan dalam al quran. Oleh
karena itu bagi masyarakat yang awam ataupun yang kurang memahami maka harus memberikan satu contoh yang fleksibel dan
mudah di pamahi tentunya denga menggunakan logika yang logis. Di sisi lain, beliau mempunyai gaya bahasa yang khas gaya
bahasa ini muncul ketika beliau sedang berpidato dan ketika sedang menjelaskan suatu masalah. Gaya bahasa beliau tegas dan kadang
beliau juga sering mengutarakan hal-hal guyonan dan humor, inilah kunci sukses beliau ketika berdakwah.
Dalam menerapkan metode ceramah beliau sudah menerapkan metode ini. Metode ceramah Ini sangat sesuai dengan model
penyampaian informasi atau pesan agama yang bersifat pengetahuan yang sifatnya memberikan ilmu secara mendalam.
Dalam penyampaian metode ceramah ini beliau biasanya memberikan materi dalam bentuk uraian dan penjelasan secara lisan
54 oleh beliau yang sedang dibahas, sedangkan jama’ah duduk melihat,
mendengarkan dan menyimak apa yang disampaikan oleh da’i. Dengan cara ini beliau memberikan ceramah dan para jama’ah
mendengarkan, dan a pabila jama’ah mencatat ada perlu yang dtulis
agar mudah di ingat dan mudah juga untuk dipraktekan. Biasanya Ustadz Ahmad Jazuli mempunyai pembahasan
khusus dalam pemberian materi-materi ceramah beliau yakni berkenaan dengan tafsir al-quran, tauhid dan ketakwaan, fiqih dan
materi lainnya. Beliau memiliki ciri khas ketika berdakwah selain beliau menggunakan logika dalam pembahasan ceramah beliau juga
memliki gaya bahasa yang tegas tetapi serius tapi santai dan disisipkan dengan gaya bahasa humoris khas beliau sehingga para madu juga
mendengarkan beliau tidak merasa bosan atau jenuh ketika berceramah, karena ini adalah bagian dari resep para dai dalam
berpidato atau berceramah agar yang mendengarkan tidak jenuh dan monoton.
Pada saat berceramah, beliaupun mengutamakan prinsip metode dakwah baik bersedekah non materi maupun materi kepada
masyarakat. Contohnya melalui ceramah, ia maksudkan sebagai bersedakah non materi kepada masyarakat atau agar mad’u mendapat
ilmu mengenai Islam dari ceramah yang beliau sampaikan. Selain sedekah non materi, terkadang beliau juga memliki cara lain dalam
metode dakwah ceramahnya, yakni sedekah materi.
55 Di setiap pengajian Majlis Ta’lim yang beliau pimpin, ia sering
memberikan hadiah kecil-keilan terhadap mad’unya berupa ember,
gayung dan lain-lain dengan cara mengocok secara acak siapa mad’u
yang mendapatkan hadiah tersebut. Dan setiap dua bulan sekalinya Ustadz Ahmad Jazuli juga memberikan hadiah umroh kepada jama’ah
nya yang rajin datang ke pengajian nya dengan cara mengocok secara acak.
Melalui metode dakwah tersebut, secara tidak langsung para santri di Yayasan Pondok Pesantren Yatim Al-Hanif maupun para
jamaah disekitarnya akan merasa betah dan bersemangat untuk mengikuti aktivitas-aktivitas dakwahnya beliau.
1 Kelebihan metode ceramah yang digunakan oleh Ustadz
Ahmad Jazuli:
a Dalam waktu relatif singkat dapat menyampaiakan materi
dakwah sebanyak-banyaknya. b
Da’i lebih mudah menguasai seluruh audien. c
Bila penyampaian materi disampaikan dengan baik, audien akan dapat mempelajari kandungan materi yang telah
diceramahkan.
2 Kekurangan metode ceramah yang digunakan Ustadz Ahmad
Jazuli :
a Metode ceramah bersifat satu arah.
b Da’i sukar menjajaki pola pikir audien dan pusat perhatian.
c Da’i cenderung bersifat otoriter.
56
d Da’i sukar untuk mengetahui pemahaman audien terhadap
materi yang disampaikan.