Metode Dakwah Bil-Hikmah Metode Dakwah Ustadz Ahmad Jazuli

51 nasehatnya pun harus hati-hati agar para santri tidak tersinggung oleh ucapan Ustadz Ahmad Jazuli ini.

3. Metode Al-Mujadalah Billati Hiya Ahsan

Selanjutnya metode dakwah yang dipakai oleh Ust.Ahmad Jazuli ini yaitu dengan berdiskusi atau berdebat. Metode ini digunanakan apabila ada santri atau jema’ah yang berseteru tentang pemahaman yang saling berbeda-beda, atau metode ini dipakai ketika Ahmad Jazuli ini mendapati ada para mad’u yang salah memahami materi yang disampaikan oleh Ustadz Ahmad Jazuli. Untuk merealisasikan metode dakwah Ustadz Ahmad Jazuli ini, beliau menggunakan bentuk-bentuk dakwah diantarnya :

1. Dakwah bil lisan

Dakwah bil lisan dapat berupa ceramah, Tanya jawab, dan lain- lain. Metode dakwah ustadz Ahmad Jazuli yang berkaitan dengan dakwah bil lisan antara lain sebagai berikut:

a. Metode ceramah

Sesuai yang dijelaskan dalam Al-Quran dalam surat An-Nahl ayat 125. Yang pertama, bahwa ketika berdakwah serulah mereka dengan hikmah : ialah perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dan yang bathil. Setiap orang yang berdakwah dalam penyampaian materi dakwah nya tentunya harus dibawakan dengan tegas dan benar agar mad’u yang diseru dapat memahami betul apa yang disampaikain. Dan harus berani melakukan kebenaran walaupun itu terasa pahit pada diri seorang pendakwah. 52 Yang kedua dalam Al-Quran yaitu penyampain harus dengan mauizhah Hasanah yakni memberikan contoh yang baik. Dalam diri seorang pendakwah harus mempunyai dan wajib mempunyai karakter ini agar seorang pendakwah tidak dikatakan orang yang munafik, artinya ketika berdakwh mengajak dan memerintahkan seperti ini, tetapi untuk realisasinya dalam kehidupannya tidak terapkan ini yang ditakutkan oleh setiap pendakwah. Yang ketiga muzadalah bil lati hiya ahsan. Dalam penerapan metode ini dengan cara yang lemah lembut dan juga baik. Bukan dengan cara saling menjatuhkan antara satu dengan yang lain. Penyampaian materi harus mempunyai sikap bijaksana, tegas, sehingga dapat menarik simpati dari jamaah dan yang terpenting materi yang diberikan berupa nasehat-nasehat serta dibarengi dengan mencontohkannya di dalam kehidupannya sehari-hari. Metode beliau juga lebih mengarah kepada ilmiah, objektif dan selalu menjelaskan dengan logika. Dikatakan lebih ilmiah yakni diukur dari beberapa segi ilmu baik ilmu umum maupun agama yang dihasilkandari penelitian, ataupun tentunya sesuai penjelasan dan tafsir yang ada di al- qur’an dan al-hadist agar referensi yang diberikan jelas. Obejktif dalam penyampaian serta tidak mengada-ngada dan memang terdapat sumbernya, artinya sesuai dengan apa yang ada dalam Al- Quran dan Al-Hadist. Beliau selalu menjelaskan menggunakan dengan logika tentunya sesuai penalaran manusia. Karena dalam Al-Qur ’an banyak