61
d. Metode Membaca Bersama Halaqoh
Metode Halaqoh yaitu biasanya beliau membacakan kitab tertentu, sementara jamaah mendengarkan, lalu membaca bersama dan
menirukan. Jadi, dalam metode ini da’i membaca kitab terlebih dahulu
kemudian disusul para mad’u mengikuti yang dibacakan oleh da’i. Dengan diaplikasikannya metode ini diharapkan jamaah yang
kurang dalam membaca dapat meniru kan apa yang dibacakan oleh da’i
terutama dalam membaca huruf hijaiyah, makhroj huruf, dan panjang pendek bacaan. Metode ini juga diselingi dengan metode ceramah, jadi
set elah da’i membaca dan jama’ah menirukan apa yang akan
dibacakan da’i kemudian dilanjutkan dengan penjelasan dan uraian yang sedan
g dibahas disampaikan da’i dengan ceramah biasanya disajikan dalam metode halaqoh ini adalah tafsir dan hadist, metode
dakwah inilah yang beliau anggap sebagai sedekah juga karena telah mengajarkan kepada mad’u agar mad’u memahami ceramah beliau
serta dapat menerapkan bacaan dan menirukan apa yang beliau bacakan.
Dalam metode
halaqoh ini,
Ustadz Ahmad
Jazuli menyempatkan waktu khusus seminggu sekali yaitu pada hari Jumat
jam 18.00-20.00 WIB di Yayasan Pondok Pesantren Al-Hanif, Ciputat, Tangerang Selatan.
2. Dakwah bil-hal
Dakwah bil-hal berupa perilaku yang sopan sesuai dengan ajaran al-Islam. Serta perilaku yang bermanfaat dalam berbagai bidang
62
kehidupan. Dalam metode dakwah bil hal ini, Ustadz Ahmad Jazuli menerapkannya dalam berbagai hal, diantaranya sebagai berikut :
a. Dalam bidang Keagamaan dan Pendidikan
1 Mendirikan pengajian rutin ibu-ibu dan bapak-bapak di Ciputat,
Tangerang Selatan 2
Mendirikan Majelis Ta’lim “Bainal Majleis” Remaja se- Jabodetabek
3 Mendirikan Yayasan Pondok Pesantren Al-Hanif, Ciputat,
Tangerang Selatan 4
Sebagai pembimbing Haji untuk Tour dan Travel 5
Mendirikan BMT Baitul Mal wal Tamwil di Ciputat, Tangerang Selatan
b. Dalam bidang layanan sosial kemasyarakatan
Selain mendirikan Yayasan Pondok Pesantren Al-Hanif di Ciputat,
Tangerang Selatan,
Ustadz Ahmad
Jazuli juga
mengembangkan BMT Baitul Maal Wal Tamwil dan sebagai instansi yang dapat mengelola zakat serta sodaqoh di bidang layanan sosial
kemasyarakatan yang berasal dari para dermawandonator dan pendapatan pokok Pesantren. Biasanya Ustadz Ahmad Jazuli
menerapkan prinsip bersedekah dalam hal ini. Sebagai contoh, dalam hal pendirian BMT, Ustadz Ahmad Jazuli mendirikan BMT dengan
tujuan membantu masyarakat yang kurang mampu, atau yang ingin meminjam uang tanpa bunga atau margin. Bahkan menurut beliau,
untuk pengembalian uang yang telah masyarakat pinjam melalui BMT
63
nya, dapat dikembalikan secara seikhlasnya. Bahkan dalam penerapannya, beliau membantu salah seorang masyarakat sekitar,
dengan meminjamkan uang sebesar satu juta rupiah, namun dikembalikannya adalah sebesar sembilan ratus ribu rupiah.
c. Dalam bidang pemberdayaan Ekonomi Umat
Dakwah di Yayasan Pondok Pesantren Al-Hanif, Ciputat, Tangerang Selatan, bukan hanya di bidang keagamaan saja, namun
juga di bidang lain seperti contoh di bawah ini : 1
Bidang Perdagangan Dalam bidang ini, Yayasan Pondok Pesantren Yatim Al-hanif
mendirikan sebuah warung makanan nasi uduk, konsep nya sangat menarik karena nasi uduk ini menggunakan konsep
“Makan sepuasnya, bayar seikh
lasnya”. Mereka yang bayar pun beragam ada yang kecil ada yang besar tetapi Ustadz Ahmad Jazuli tidak
pernah mempermasalahkan besar kecilnya uang yang diberi, bahkan banyak menurut beliau yang makan diwarung tetapi tidak
bayar itu bukan menjadi masalah. Usaha ini dikelola oleh para Ustadz dan para santri untuk melatih mereka berwira usaha. Hasil
dari berjalan ini tentu untuk keperluan para santri baik untuk uang jajan maupun untuk seragam sekolah mereka. Ustadz Ahmad Jazuli
ingin melatih para santri Yayasan Pondok Pesantren Yatim Al- Hanif untuk berwira usaha sendiri dengan bersedekah kepada
masyarakat sekitar dengan cara memasak sendiri kemudian menjualkan dagangan tersebut.