Hubungan status perkawinan dengan kepatuhan Hubungan pekerjaan dengan kepatuhan

43 yaitu 17 orang 65,4, pada tingkat SMA pasien juga memiliki kepatuhan sedang yaitu 36 orang 62,3, dan pada PT pasien memiliki tingkat kepatuhan yang sedang yaitu 5 orang 50. Tabel 4.6 Hasil analisis hubungan pendidikan pasien skizofrenia paranoid rawat jalan dengan tingkat kepatuhannya Kategori Jumlah persentase p value Patuh tinggi Patuh sedang Patuh rendah a. SD b. SMP c. SMA d. PT 0 0 5 19,2 9 14,8 1 10 3 100 17 65,4 36 62,3 5 50 0 0 4 15,4 14 23,0 4 40 0,630 Dari hasil uji statistik chi square di dapatkan p value adalah 0,630 yang berarti p value lebih besar dari nilai α 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan tingkat kepatuhan pasien skizofrenia paranoid rawat jalan. Ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Iswanti 2012, yang menyatakan bahwa tinggi rendahnya tingkat pendidikan tidak mempengaruhi kepatuhan minum obat pada penatalaksanaan regimen terapi. Ini disebabkan pasien gangguan jiwa dengan latar belakang pendidikan apapun telah mengalami gangguan kognitif dalam menerima proses informasi saat belajar perilaku kepatuhan Iswanti, 2012. Ini bertolak belakang seperti yang dilakukan Mostafa, dkk., 2013, bahwa tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kepatuhan minum obat pada penatalaksanaan regimen terapi.

d. Hubungan status perkawinan dengan kepatuhan

Tabel 4.7 di bawah ini memperlihatkan bahwa pada pasien yang berstatus kawin sebagian besar memiliki kepatuhan yang sedang yaitu 43 orang 68,3, Universitas Sumatera Utara 44 dan yang status tidak kawin sebagian besar juga memiliki tingkat kepatuhan yang sedang yaitu 20 orang 31,7. Tabel 4.7 Hasil analisis hubungan status perkawinan pasien skizofrenia paranoid rawat jalan dengan tingkat kepatuhannya Kategori Jumlah persentase p value Patuh tinggi Patuh sedang Patuh rendah a. Kawin b. Tidak Kawin 9 14,3 6 16,2 43 68,3 20 54,1 11 17,5 11 29,7 0,330 Dari hasil uji statistik chi square di dapatkan p value adalah 0,330 yang berarti p value lebih besar dari nilai α 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara status perkawinan dengan tingkat kepatuhan pasien skizofrenia paranoid rawat jalan. Ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Iswanti 2012 dan Mostafa, dkk., 2013, bahwa status perkawinan bukan merupakan faktor yang mempengaruhi kepatuhan minum obat pada penatalaksanaan regimen terapi. Kepatuhan minum obat antara pasien yang berstatus kawin maupun yang tidak kawin menunjukkan tingkat kepatuhan yang sama. Ini artinya walaupun pasien yang berstatus tidak kawin tidak memiliki dukungan sosial, namun tinggal bersama keluarga dan tetap mendapatkan dukungan sosial dari keluarga terhadap perawatannya dan keputusan mematuhi program pengobatan. Seperti yang dikemukakan Samalin bahwa tingkat dukungan sosial merupakan faktor yang paling baik dari kepatuhan Iswanti, 2012.

e. Hubungan pekerjaan dengan kepatuhan

Tabel 4.8 di bawah ini menunjukkan bahwa pada pasien yang bekerja sebagian besar memiliki kepatuhan yang sedang yaitu 31 orang 67,4, dan yang Universitas Sumatera Utara 45 tidak bekerja sebagian besar juga memiliki tingkat kepatuhan yang sedang yaitu 32 orang 59,3. Tabel 4.8 Hasil analisis hubungan pekerjaan pasien skizofrenia paranoid rawat jalan dengan tingkat kepatuhannya Kategori Jumlah persentase p value Patuh tinggi Patuh sedang Patuh rendah a. Bekerja b. Tidak Bekerja 6 13 9 16,7 31 67,4 32 59,3 9 19,6 13 24,1 0,770 Dari hasil uji statistik chi square di dapatkan p value adalah 0,770 yang berarti p value lebih besar dari nilai α 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pekerjaan dengan tingkat kepatuhan pasien skizofrenia paranoid rawat jalan. Ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mostafa, dkk., 2013, bahwa pekerjaan bukan merupakan faktor yang mempengaruhi kepatuhan minum obat pada penatalaksanaan regimen terapi. Hal ini bertolak belakang dengan Fleischhacker, dkk., 2007, bahwa salah satu variabel demografi yang mempengaruhi kepatuhan adalah pekerjaan status sosial. Pasien yang bekerja merasa lebih baik dan lebih mungkin untuk menghentikan pengobatan karena hilangnya gejala. Penghentian pengobatan ini dapat menyebabkan kekambuhan karena pasien secara tidak teratur minum obat.

f. Hubungan lama sakit dengan kepatuhan

Dokumen yang terkait

Gambaran Karakteristik Pasien Skizofrenia Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Medan

28 144 68

POTENSI INTERAKSI OBAT ANTIPSIKOTIK PADA PASIEN SKIZOFRENIA DEWASA DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT JIWA DAERAH “X” Potensi Interaksi Obat Antipsikotik Pada Pasien Skizofrenia Dewasa Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Rm. Soedjarwadi

0 3 14

EVALUASI KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIPSIKOTIK ORAL PASIEN SKIZOFRENIA DI INSTALASI RAWAT JALAN Evaluasi Kepatuhan Minum Obat Antipsikotik Oral Pasien Skizofrenia Di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Jiwa Daerah X.

7 19 15

EVALUASI KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIPSIKOTIK ORAL PASIEN SKIZOFRENIA DI INSTALASI RAWAT Evaluasi Kepatuhan Minum Obat Antipsikotik Oral Pasien Skizofrenia Di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Jiwa Daerah X.

0 2 13

PENDAHULUAN Evaluasi Kepatuhan Minum Obat Antipsikotik Oral Pasien Skizofrenia Di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Jiwa Daerah X.

1 11 10

KESESUAIANPENGGUNAAN OBAT ANTIPSIKOTIK PADA PASIEN SKIZOFRENIA DEWASA DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA PERIODE JANUARI-MARET 2015.

0 0 17

KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN RAWAT JALAN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. DR. SOEROJO MAGELANG

0 0 6

Kepatuhan Pasien Skizofrenia Paranoid Rawat Jalan Dalam Penggunaan Obat Antipsikotik Di Rumah Sakit Jiwa (Rsj)Daerah Provinsi Sumatera Utara

0 0 15

Kepatuhan Pasien Skizofrenia Paranoid Rawat Jalan Dalam Penggunaan Obat Antipsikotik Di Rumah Sakit Jiwa (Rsj)Daerah Provinsi Sumatera Utara

0 0 22

iv KATA PENGANTAR - Kepatuhan Pasien Skizofrenia Paranoid Rawat Jalan Dalam Penggunaan Obat Antipsikotik Di Rumah Sakit Jiwa (Rsj)Daerah Provinsi Sumatera Utara

0 0 14