12
2.1.4 Gejala klinis
Meskipun belum dikenal secara formal sebagai bagian dari kriteria diagnostik skizofrenia, beberapa penelitian membuat sub kategori dari gejala
penyakit ini kedalam 5 bagian Stahl, 2008, yaitu :
a Gejala positif
Delusi waham keyakinan yang dipegang kuat seseorang namun tidak berdasarkan realitas, halusinasi khayalan persepsi terhadap suatu
peristiwa atau objek yang sebenarnya tidak ada, penyimpangan dan pernyataan yang berlebih-lebihan dalam berbahasa dan berkomunikasi,
pembicaraan perilaku yang tidak beraturan, perilaku katatonik dan agitasi gelisah yang berlebih.
b Gejala negatif
Afek tumpul tidak ada ekspresi, penarikan emosi, rapport yang buruk, ketidakpedulian, menarik diri dari kehidupan sosial, gangguan berfikir
abstrak, alogia tidak mau bicara, avolisi tidak punya motivasi, anhedonia tidak ada kemauan untuk melakukan sesuatu, gangguan pemusatan
perhatian. c
Gejala kognitif Gangguan berpikir, inkoherensia, asosiasi yang longgar, neologisme istilah
baru yang sengaja dibuat, gangguan pengolahan informasi. d
Gejala agresif dan permusuhan Permusuhan, penghinaan verbal, penyiksaan fisik, menyerang, melukai diri
sendiri, merusak barang-barang, impulsif, tindakkan seksual.
Universitas Sumatera Utara
13 e
Gejala depresi dan atau cemas Mood depresi, mood cemas, perasaan bersalah, ketegangan, dan iritabilitas
cemas.
2.1.5 Diagnosa
Berdasarkan pedoman diagnostik menurut Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III PPDGJ III, persyaratan yang normal
untuk skizofrenia harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas dan biasanya dua gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang
jelas : a.
“Thought echo”, yaitu isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema dalam kepalanya tidak keras dan isi pikiran ulangan, walaupun
isinya sama namun kualitasnya berbeda. “Thought insertion or withdrawl”, yaitu isi pikiran yang asing dari luar masuk ke dalam pikirannya insertion
atau isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari luar dirinya. “Thought broadcasting”, yaitu isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain atau
umum mengetahuinya. b.
“Delusion of control”, yaitu waham tentang dirinya dikendalikan oleh sesuatu kekuatan tertentu dari luar. “ Delusion of influence, yaitu waham
tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu kekutan tertentu dari luar. “ Delusion of passivity”, yaitu waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah
terhadap suatu kekuatan dari luar tentang “dirinya” secara jelas merujuk ke pergerakan tubuhanggota gerak atau pikiran, tindakan atau pengindraan
khusus. “Delusional perception”, yaitu pengalaman indrawi yang tak wajar,
Universitas Sumatera Utara
14 yang bermakna sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau
mukjizat. c.
Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap perilaku pasien, mendiskusikan perihal pasien diantara mereka sendiri diantara
berbagai suara yang berbicara, atau jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh.
d. Waham-waham menetap jenis lainnya menurut budaya setempat dianggap
tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal keyakinan agama atau politik tertentu atau kekuatan dan kemampuan diatas manusia biasa
misalnya mampu mengendalikan cuaca, atau berkomunikasi dengan makhluk asing dari dunia lain.
e. Halusinasi yang menetap dari panca-indera apa saja, apabila disertai baik
oleh waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas ataupun disertai oleh ide yang berlebihan
over-value ideas yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu atau berbulan-bulan terus menerus.
f. Arus pikiran yang terputus break atau yang mengalami sisipan
interpolation, yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak relevan, atau neologisme.
g. Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh gelisah excitement, posisi tubuh
tertentu posturing atau fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan stupor.
h. Gejala-gejala negatif seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang, dan
respon emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang
Universitas Sumatera Utara
15 mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan mennurunnya
kinerja sosial, tetapi harus jelas bahwa hal tersebut tidak disebabkan depresi atau neuroleptika.
i. Suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan
overall quality dari beberapa aspek perilaku pribadi personal behaviour, bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan tidak berbuat
sesuatu, sikap larut dan dalam diri sendiri self-absorbed attitude, dan penarikan diri secara sosial.
Pedoman diagnostik: Untuk menegakkan diagnosis skizofrenia harus ada sedikitnya satu simtom
tersebut di atas yang amat jelas dan biasanya dua simtom atau lebih, apabila simtom tersebut kurang tajam atau kurang jelas dari simtom yang termasuk salah
satu dari kelompok a sampai dengan d tersebut di atas, atau paling sedikit dua simtom dari kelompok e sampai dengan h yang harus selalu ada secara jelas
selama kurun waktu satu bulan atau lebih Depkes, 1993.
2.1.6 Perjalanan Skizofrenia