kerangka yang dapat digunakan untuk merencanakan pengajaran yang bermakna. Menurut Suprijono 2011: 46 model pembelajaran didefinisikan
sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat penulis simpulkan bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana dalam kegiatan pembelajaran yang
disajikan oleh guru untuk mengorganisasikan pengalaman belajar dan merancang pengajaran yang bermakna sehingga dapat mencapai tujuan
belajar.
C. Pengertian Cooperative Learning
Cooperative learning berasal dari kata cooperative yang artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu
sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim. Model pembelajaran cooperative learning adalah suatu konsep yang lebih luas meliputi semua
jenis kerja kelompok, termasuk jenis-jenis kerja kelompok yang dipimpin atau diarahkan oleh guru Komalasari, 2011: 62.
Slavin Isjoni, 2007: 15 mengemukakan, “In cooperative learning methods, students work together in four member teams to master material
initially presented by the teacher”. Dari uraian tersebut dapat dikemukakan bahwa cooperative learning adalah suatu model pembelajaran dimana sistem
belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa lebih bergairah
dalam belajar.
Sedangkan menurut Johnson Isjoni, 2007: 15 coopertive learning mengandung arti bekerja bersama dalam mencapai tujuan bersama. Dalam
kegiatan kooperatif, siswa mencari hasil yang menguntungkan bagi seluruh anggota kelompok. Belajar kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil
untuk memaksimalkan belajar mereka dan belajar anggota lainnya dalam kelompok itu. Prosedur cooperative learning didesain untuk mengaktifkan
siswa melalui inkuiri dan diskusi dalam kelompok kecil yang terdiri atas 4-6 0rang.
Ada banyak alasan mengapa cooperative learning tersebut mampu memasuki mainstream kelaziman praktek pendidikan. Selain bukti-bukti
nyata tentang keberhasilan pendekatan ini, pada masa sekarang masyarakat pendidikan semakin menyadari pentingnya para siswa berlatih berpikir,
memecahkan masalah, serta menggabungkan kemampuan dan keahlian. Walaupun memang pendekatan ini akan berjalan baik di kelas yang
kemampuannya merata, namun sebenarnya kelas dengan kemampuan siswa yang bervariasi lebih membutuhkan pendekatan ini. Karena dengan
mencampurkan para siswa dengan kemampuan yang beragam tersebut, maka siswa yang kurang akan sangat terbantu dan termotivasi siswa
yang lebih. Demikian siswa yang lebih akan semakin terasah pemahamannya Isjoni, 2007: 17.
Berdasarkan pendapat para ahli, dapat penulis simpulkan bahwa model cooperative learning adalah model pembelajaran yang menekankan pada
kerjasama siswa dalam kelompok untuk membangun pengetahuan, sikap, dan keterampilan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
D. Jenis-jenis Cooperative Learning
Pembelajaran kooperatif memiliki berbagai jenis, yang dibedakan berdasarkan cara kerja pembelajaran secara berkelompok. Salah satu dari
beberapa jenis model cooperative learning adalah model cooperative learning tipe pair check. Selain model cooperative learning tipe pair check
ada beberapa jenis model cooperative learning yaitu seperti yang dijelaskan oleh Isjoni, menurut Isjoni 2009: 73 beberapa variasi model dalam
pembelajaran kooperatif yaitu: Student Team Achiement Division STAD, Teams Games Tournament TGT, Jigsaw, Team Assisted Individualization
TAI, dan Group Investigation GI. Penulis memilih model pembelajaran kooperatif tipe pair check. Karena
model pembelajaran ini dipandang sangat tepat untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada di kelas, agar guru dan siswa
merasakan kemudahan dalam proses pembelajaran sehingga aktivitas dan hasil belajar siswa dapat meningkat.
E. Model Cooperative Learning Tipe Pair Check
1. Pengertian Model
Cooperative Learning Tipe Pair Check
Model cooperative learning tipe pair check merupakan model pembelajaran berkelompok yang saling berpasangan yang dipopulerkan
oleh Spencer Kagan pada tahun 1990. Model ini menerapkan pembelajaran kooperatif yang menuntut kemandirian dan kemampuan
siswa dalam menyelesaikan persoalan. Model ini juga melatih tanggung