Pengelolaan Hutan oleh Pengusaha

66 maka dikhawatirkan akan merembet kearah pemukiman warga. Dataran yang lebih tinggi ini memang jarang ditempati oleh masyarakat. Hal ini menjadi salah satu kearifan lokal tersendiri yang ada di daerah lereng bukit Samosir dimana masyarakat mengetahui cara-cara yang baik dan aman menurut mereka ketika sedang membakar lahan hutan. Setelah api dinyalakan, maka mereka akan pergi dengan cepat. Setelah dibakar, selang beberapa minggu kemudian mereka akan mendapatkan lahan yang baru, bertunas muda dengan warna hijau muda dan disukai oleh ternak mereka. Hal ini akan menjadi sebuah keuntungan bagi mereka, karena disaat rumput muda tumbuh, mereka akan mudah untuk memberikan makan para hewan ternak mereka. Rumput tua yang ada di areal hutan, akan mempersulit mereka untuk mencari tempat sumber makanan ternak. Masyarakat umumnya mencari tempat yang lebih mudaah dijangkau dari tempat tinggal mereka yang lama kelamaan akan memakan jarak semakin jauh dari pemukiman mereka.Tempat mereka memperoleh rumput muda dan segar akan semakin jauh. Untuk itu masyarakat melakukan pembakaran lagi didaerah awal mereka memberikan makan ternak.

4.2 Pengelolaan Hutan oleh Pengusaha

Hutan dalam kabupaten Samosir saat ini juga dikelola dua perusahaan besar PT TPL dan PT GDS. PT TPL merupakan sebuah perusahaan pengelolaan hutan yang diserahkan pemerintah untuk dikelola melalui Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.44Menhut-II2005 Tentang PenunjukanKawasan Hutan Di Wilayah Provins Sumatera Utara Seluas ± 3.742.120 Tiga Juta Tujuh Universitas Sumatera Utara 67 RatusEmpat Puluh Dua Ribu Seratus Dua Puluh Ha. Dalam hal ini kemudain direvisi melalui SK.58Menhut-II2011melalui website tobapulp. Toba Pulp lestari merupaka perusahaan yang bergerak dibidang bubur kertas dengan bahan baku kayu. Sedangkan PT GDS sebagai salah satu pengusaha hutan dengan izin. PT Gorga Duma Sari, adalah perusahaan lokal yang mendapat ijin penamanan tanaman perkebunan hortikultura pada kawasan Hutan Tele di Desa Partungkot Naginjang, Kabupaten samosir, seluas 800 Ha. Ijin diperoleh sesuai dengan surat keputusan Bupati Samosir nomor 89 tertanggal 1 Mei 2012 tentang pemberian ijin lokasi usaha perkebunan hortikultura dan peternakan, dan Ijin Prinsip nomor 0011217IPPMDN2012 tertanggal 23 februari 2012. Banyak pihak menentang pemberian ijin ini karena akan berdampak terhadap lingkungan, ekosistim, danmembahayakan kehidupan masyarakat, khususnya yang berada di sepanjang pinggiran Danau Toba di bawah Hutan Tele. Namun ada juga keputusan baru dalam SK Bupati Samosir tentang Kelayakan LH dan Izin LH PT GDS Pada rencana Kegiatan Pembangunan Perkebunan Jeruk dan Peternakan Sapi Potong Oleh PT. Gorga Duma Sari Di Daerah Hariaara Pintu, Kecamatan Harian Kabupaten Samosir. Sampai saat ini kedua perusahaan tersebut masih berjalan aktif. Namun PT. GDS masih berada dalam proses hokum mengenai izin yang ditentang oleh masyarakat dan pemerhati Lingkungan.kedua perusahaan ini merupakan perusahaan yang menurut pemerintah mendapat izin operasi, mengenai pembalakan liar oleh perusahaan lain belum pernah ditemukan oleh pemerintah. Universitas Sumatera Utara 68

4.3. Peran Pemerintah dalam Pengelolaan Hutan di Samosir