Peran Pemerintah dalam Pengelolaan Hutan di Samosir

68

4.3. Peran Pemerintah dalam Pengelolaan Hutan di Samosir

Peran pemerintah dalam pengelolaan hutan yang berbasis masyarakat tidak begitu terlihat dan dirasakan oleh masyarakat. Hal ini disebabkan oleh adanya dua pemahaman yang berbeda dalam usaha penentuan lahan hutan antara pemerintah dan masyarakat. Pemerintah hanya melakukan monitoring terhadap hutan yang termasuk dalam hutan Pemerintah Kabupaten dan Negara. “hutan tidak kami jaga karena hutan telah dijaga dan dilestarikan oleh Pemerintah Kabupaten” sebut Bapak Agus Sagala yang merupakan tokoh masyarakat adat Desa Ginolat. “Pernah dulu saya berniat untuk melestarikan kawasan Samosir dengan menyerahkan tanah bekas lahan tembakau leluhur kami di desa Ginolat. Tanah ini saya serahkan agar pemerintah Kabupaten Samosir menanami hutan ini dengan pohon, dan akhirnya proses ini dilakukan. Saya mendapat penghargaan dari Negara atas niat saya tersebut. Selang beberapa tahun, lahan tersebut ditumbuhi dengan pohon.Proses kelanjutan pemerintah atas lahan tersebut tidak terlihat, tanah sudah saya berikan pohon sudah tumbuh namun setelah proses itu tidak ada lagi bentuk perhatian Pemerintah terhadap lahan tersebut. Karena tidak ada perhatian lagi saya pun berubah pikiran.Pohon tumbuh dan lumayan besar tersebut saya tebang dan saya ambil hasilnya kemudian saat ini lahan itu saya jadikan tempat menanam kopi mungkin lebih berguna bagi saya” Sebut Bapak Kepala Nagari anak keturunan Raja Adat desa Sianjur Mulamula bermarga Sagala, menurut pengakuan beberapa masyarakat Samosir perhatian pemerintah hanya tertuju pada lahan hutan pemerintah. Pemerintah menyediakan polisi hutan, menerapkan peraturan dan membuat program pengelolaan hutan namun sosialisasi atau penyuluhan masih dianggap sangat minim. Masyarakat sangat mengharapkan dampingan pemerintah dalam hal ini, masyarakat sangat ingin memiliki pemahaman yang sama dalam pengelolaan Universitas Sumatera Utara 69 hutan, namun masyarakat masih merasakan kurangnya perhatian pemerintah terkait pengelolaan hutan dalam kehidupan mereka. Pihak Pemerintah dalam hal ini mengatakan bahwa mereka telah melakukan beberapa sosialisasi terhadap pengelolaan oleh masyarakat sebagai bentuk kepedulian mereka terhadap hutan di Kabupaten Samosir, namun belum mendapatkan dampak yang baik. Sosialisasi dilakukan dengan cara menyampaikan Ting-ting Pengumuman yang disampaikan pengurus Gereja disaat kebaktian. Menurut Bapak Rudi Limbong sebagai salah satu pejabat di Dinas Kehutanan Samosir, pemerintah dalam upayanya dalam pengelolaan hutan dapat ditinjau melalui pembagian 3 bidang yang memiliki fungsi sebagai berikut: 1. Bidang Pengelolaan hutan Bidang pengelolaan Hutan merupakan salah satu bidang yang mengurusi segala jenis perizinan, pengawasan dan peredaran hasil hutan.Hasil hutan yang dimaksud merupakam segala jenis hasil yang diperoleh melalui pengelolaan hutan.Segala jenis tindakan yang dilakukan terhadap perizinan, mengacu kepada aturantekhnis dari Kementerian kehutanan dan kebijakan pemerntah kabupaten. Pengurusan izin melalui beberapa tahap diawali dengan pengurusan berkas yang menjadi syarat dari Dinas Kehutanan Kabupaten Samosir, setelah dipelajari dan dipahami oleh pihak Pemerintah Kabupaten maka surat permohonan tersebut akan di kirim ke Dinas Kehutanan Provinsi yang kemudian mengeluarkan izin prinsip. Setelah melalui proses tersebut, maka surat tersebut diserahkan lagi ke Kementerian Kehutanan. Menurutnya, Dinas Kehutanan merupakan instansi pemerintah Universitas Sumatera Utara 70 yang belum menjalankan proses otonomi. Hal tersebut karenaa banyak hal yang harus dilakukan sesuai dengan aturan dari Kementerian. 2. Bidang Rehabilitasi Hutan dan Lahan Bidang Rehabilitasi Hutan dan Lahan merupakan satu bidang yang menjadi tulang punggung dari kehutanan daerah. Kewenangan diberikan secara penuh kepada daerah, meskipun dana yang diperoleh melalui pusat. Pengajuan kegiatan yang dilakukan harus disesuaikan dengan Rencana Strategi dan Rencana Kerja Dinas Kehutanan Kabupaten.Segala kegiatan yang dilakukan dipertanggung jawabkan kepada Bupati. 3. Bidang Perlindungan Bidang ini bergerak dalam pengendalian kebakaran, pengawasan hutan lindung dan hutan produksi, kemudian pengawasan terhadap keanekaragaman hayati di kawasan hutan lindung di wilayah administrasi daerah.Bidang perlindungan hutan merupakan bidang yang segala jenis kegiatannya diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten. Segala jenis Kegiatan yang dilakukan oleh Bidang Rehabilitasi Hutan dan Perlindungan Hutan harus dipertanggung jawabkan kepada Bupati.Kegiatan yang dilakukan juga melalui SK Surat Keputusan yang dikeluarkan Bupati. Beberapa program yang dilakukan oleh Dinas Kehutanan Kabupaten Samosir ialah: 1. Reboisasi Penanaman kembali didalam kawasan hutan 2. Penghijauan di lahan masyarakat dengan menanam kayu produktif yang merupakan kayu yang menghasilkan buah. Universitas Sumatera Utara 71 3. Embung air Kantong-kantong air yang berfungsi untuk konservasi tanah dan air 4. Penanaman pakan lebah madu 5. Pembuatan sekat-sekat bakar 6. Sosialisasi tentang pengelolaan kayu rakyat 7. Pembangunan sprinkle Kincir air yang memadakan api atau mencegah kebakaran 8. Pelatihan-pelatihan kelompok tani 9. Memberikan pengumuman secara luas kepada masyarakat mengenai pembakaran hutan Papan pengumuman, tinting dan media elektronik Pemerintah dalam hal ini mencoba menunjukkan peran mereka sebagai pelayan masyarakat yang melakukan hal terbaik demi hutan Kabupaten Samosir.Meskipun banyak program yang dilakukan pemerintah sebagai wujud kerja nyata mereka untuk hutan, namun LSM pemerhati lingkungan merasa bahwa masih sangat banyak kekurangan yang harus ditutupi oleh pemerintah.LSM tersebut ialah SLTF Save Lake Toba Foundation.SLTF memandang pemerintah sampai saat ini belum mendapatkan data resmi perbandingan antara Hutan Rakyat, hutan lindung dan hutan produksi. Menurut pernyaataan Ketua Dewan Pendiri SLTF, Wilmar Simandjorang menyatakan bahwa “ Pemerintah dalam program pengelolaan hutan seharusnya menetapkan bagian mana hutan golat Hutan Rakyat, Hutan marga, hutan lindung dan hutan produksi. Sehingga, melalui kejelasan batas hutan tersebut, kita dapat mendorong masyarakat untuk menjaga hutan golat mereka. Saat mereka paham arti hutan golat tersebut maka secara otomatis hutan lindung yang berdampingan dengan hutan mereka akan ikut juga mereka jaga. Dorong mereka membudidayakan Agroforesty Penanaman Universitas Sumatera Utara 72 tanaman holtikultura ditengah tahan yang ditumbuhi pohon . Saat mereka tau hutan dapat juga dimanfaatkan untuk bercocok tanam, maka kecil kemungkinan mereka merusak hutan lindung”

4.4. Peranan