Interlokutor Saudara, Ayah, dan Ibu

yang diacu adalah rentang nilai rata-rata 1,00—2,50 diinterpretasikan diglosia bocor sedangkan apabila nilai rata-rata direntangan 2,60—4,00 diinterpretasikan diglosia tidak bocor. Begitu juga pada peristiwa bahasa di acara ada Toba dengan komunitas etnis Toba, diglosia juga diinterpretasikan telah bocor sebab nilai rata-rata sebesar 2,07, yaitu berada direntang nilai rata-rata 1,00—2,50 yang mempunyai interpretasi diglosia bocor. Dengan demikian, jika dilihat secara keseluruhan, penggunaan bahasa responden dalam ranah adat menunjukkan bahwa situasi diglosia pada ranah adat dengan interlokutor komunitas etnis Simalungun dan interlokutor komunitas etnis Toba telah mengalami kebocoran. Nilai rata-rata penggunaan bahasa responden, yakni: 1,22 + 2,07 = 1,65 2 Akan tetapi, dalam hal pemertahanan bahasa, pemertahanan bahasa Simalungun pada ranah adat masih bertahan, ini ditunjukkan pada persentase penggunaan bahasa Simalungun yang masih tinggi pada peristiwa bahasa pada acara adat Simalungun dengan komunitas suku Simalungun, yaitu sebesar 65. 4.4.2 Ranah Keluarga Ranah keluarga dalam hal ini merupakan konstelasi lokasi, topik, dan partisipan, yakni peristiwa tutur yang berlangsung di rumah dengan anggota keluarga dengan topik kehidupan sehari-hari. Adapun konstelasihubungan sekumpulan orang itu akan dijabarkan sebagai berikut.

1. Interlokutor Saudara, Ayah, dan Ibu

Universitas Sumatera Utara Pada ranah keluarga berdasarkan data yang diperoleh didapat frekuensi, persentase dan nilai rata-rata penggunaan bahasa berdasarkan hubungan peran responden, baik sebagai kelompok remaja, dewasa, maupun orang tua dengan interlokutor saudara, ayah, maupun ibu. Adapun standar pengukuran yang menjadi acuan adalah interpretasi diglosia telah bocor bila nilai rata-ratanya berada direntang nilai rata-rata 1,00—3,00 dan nilai berada direntangan nilai rata-rata 3,01—5,00 diinterpretasikan diglosia tidak bocor. Adapun pertanyaan yang menjadi indikator yang dijadikan untuk menjaring data berdasarkan interlokutor Saudara dengan pertanyaan berikut. 15. Bahasa apa yang Anda gunakan di rumah dengan Saudara Anda? Jawaban responden atas pertanyaan 15 menujukkan bahwa penggunaan bahasa Simalungun BS oleh 31 responden atau 52, bahasa Toba BT oleh 2 responden atau 3, bahasa Indonesia BI oleh 23 responden atau 38, pengguna bahasa SimalungunIndonesia BSBI oleh 4 responden atau 7. Sementara itu, nilai rata-rata penggunaan bahasa responden untuk pertanyaan 15 ini sebesar 2,07. Sedangkan pertanyaan yang menjadi indikator yang dijadikan untuk menjaring data berdasarkan interlokutor ayah adalah pertanyaan berikut. 16. Bahasa apa yang Anda gunakan di rumah dengan Ayah Anda? Atas pertanyaan itu diperoleh data bahwa 35 responden atau 58 menggunakan bahasa Simalungun BS, 1 responden atau 2 mengunakan bahasa Toba BT, pengguna bahasa Indonesia BI sebanyak 23 responden atau 38, dan 1 responden Universitas Sumatera Utara atau 2 mengunakan bahasa SimalungunIndonesia BSBI. Sementara itu, nilai rata-rata penggunaan bahasa responden untuk pertanyaan 16 ini sebesar 1,85. Selanjutnya, jika interlokutor ibu, indikator yang dijadikan untuk menjaring data dengan pertanyaan berikut. 17. Bahasa apa yang Anda gunakan di rumah dengan Ibu Anda? Atas pertanyaan itu diperoleh data penggunaan bahasa responden sebagai berikut. Jika berbicara dengan interlokutor ibu saat berada di rumah, pengguna bahasa Simalungun BS sebanyak 33 responden atau 55, penggunaan bahasa Toba BT oleh 1 responden atau 2, bahasa Indonesia BI digunakan 24 responden atau 40, penguna bahasa SimalungunIndonesia BSBI oleh 1 responden atau 1,67, dan pengguna bahasa SimalungunToba BSBT oleh 1 responden atau 1,67. Sementara itu, nilai rata-rata penggunaan bahasa responden untuk pertanyaan 17 ini sebesar 1,93. Dengan demikian, data tentang pengunaan bahasa pada ranah keluarga dengan interlokutor saudara atau ayah maupun ibu dapat dilihat pada tabel berkut. Tabel 12. Ranah Keluarga dengan Interlokutor Saudara, Ayah, dan Ibu N = 60 No. Penggunaan Bahasa Peristiwa BSBI BSB T BI BT BS Jumlah Nilai F F F F F F Rata-Rata Universitas Sumatera Utara Bahasa 1 . 2 . 3 . Di rumah jika berbicara dengan Saudara Di rumah jika berbicara dengan Ayah Di rumah jika berbicara dengan Ibu 4 7 1 2 1 1,67 1 1,67 23 38 23 38 24 40,00 2 3 1 2 1 1,67 31 52 35 58 33 55,00 60 100 60 100 60 100 2,07 1,85 1.93 Keterangan: Nilai rata-rata 1,00—3,00 rentang nilai interpretasi diglosia bocor Nilai rata-rata 3,10—5,00 rentang nilai interpretasi diglosia tidak bocor Selanjutnya, dari tabel ranah keluarga di atas dapat diinterpretasikan situasi diglosia dari berbagai peristiwa bahasa. Apabila dilihat dari nilai rata-rata penggunaan bahasa responden dengan interlokutor Saudara, pertanyaan 15 menunjukkan bahwa diglosia telah bocor. Hal itu ditandai dengan nilai rata-rata penggunaan bahasa responden 2,07. Kemudian, bila dilihat dari nilai rata-rata penggunaan bahasa responden dengan interlokutor Ayah, pertanyaan 16 menunjukkan bahwa diglosia juga telah bocor. Hal itu ditandai dengan nilai rata-rata penggunaan bahasa responden 1,85. Selanjutnya, apabila dilihat dari nilai rata-rata penggunaan bahasa responden dengan interlokutor Ibu, pertanyaan 17 menunjukkan bahwa diglosia juga telah bocor. Hal itu ditandai dengan nilai rata-rata penggunaan bahasa responden 1,93. Universitas Sumatera Utara Dengan demikian, jika dilihat secara keseluruhan, pada ranah keluarga penggunaan bahasa berdasarkan hubungan peran responden, baik sebagai kelompok remaja, dewasa, maupun orang tua dengan interlokutor Saudara, Ayah, maupun Ibu nilai rata-rata penggunaan bahasa responden, yakni: 2,07 + 1,85 + 1,93 = 1,31 3 Berdasarkan fakta dari nilai rata-rata penggunaan bahasa para responden, yakni 1,31 diglosia pada penutur bahasa Simalungun pada ranah keluarga telah mengalami kebocoran. Akan tetapi, bila dilihat pemertahanan bahasa Simalungun pada ranah keluarga, secara keseluruhan, berdasarkan hubungan peran responden, baik sebagai kelompok remaja, dewasa, maupun orang tua dengan interlokutor saudara 52, ayah 58, maupun ibu 55, bahasa Simalungun masih bertahan. Adapun skala pengukuran terhadap persentase yang interpretasi pemertahanan bahasa tidak terlaksana bila persentase berada pada rentang 0--50 dan jika berada pada rentang 51--100 mempunyai interpretasi pemertahanan bahasa masih terlaksana atau bahasa masih bertahan.

2. Interlokutor Suami dan Istri